Yose Ferlianto - Bebas dari Rasa Bersalah
- mdcsbysystem
- 19 Okt
- 9 menit membaca
Catatan Khotbah āBebas dari Rasa Bersalah.ā Ditulis ulang dari sharing Bp. Pdt. Yose Ferlianto di Doa & Puasa Bersama Awal Bulan, melalui Zoom Meeting pada Tgl. 1 Oktober 2025.
Anak Gajah dan Anak Rajawali.
Ada kisah dari seekor anak gajah yang dipelihara dan dibesarkan di sebuah sirkus. Setiap selesai latihan dan pertunjukan, kaki dari anak gajah ini selalu diikat dengan tali yang kuat, dan lalu diikat di sebuah batang kayu yang ditancapkan ke dalam tanah. Saat kakinya terikat, anak gajah ini sering meronta-ronta berusaha dengan sangat keras untuk melepaskan diri, tetapi rantai tersebut jauh lebih kuat mengikat kakinya yang masih kecil. Sampai akhirnya, anak gajah ini berhenti dan tidak lagi memiliki keinginan untuk melarikan diri, serta menerima kondisinya yang seperti itu.
Dengan berjalannya waktu, anak gajah ini bertumbuh besar dan menjadi sangat kuat. Dirinya bahkan memiliki kekuatan untuk dapat mencabut dan merobohkan sebuah pohon besar.
Tetapi setelah pertunjukan sirkus selesai, kakinya kembali diikat. Kalau masih kecil dulu kakinya diikat menggunakan tali yang kuat, tetapi sesudah besar, kakinya diikat tetap menggunakan tali yang sama. Batang kayu yang ditancapkan ke dalam tanah, bentuknya juga masih sama. Gajah ini tidak akan pernah lupa akan bentuk tali dan kayu, yang telah mengikat kakinya sedari kecil.
Secara logika, gajah ini bisa saja lepas dan kabur. Tetapi semenjak kecil, gajah tersebut dibuat percaya bahwa dia tidak akan pernah bisa lari dari ikatan yang telah mengikat kuat kaki kecilnya..
Ada juga kisah dari seorang pemburu yang menangkap seekor rajawali muda, dibawanya pulang dan lalu dirawat. Supaya rajawali muda ini tidak terbang jauh, kakinya diikat dengan tali yang sangat panjang, dan lalu dikaitkan di sebuah pohon besar. Rajawali muda ini berusaha sekuat tenaga untuk dapat terbang jauh, tetapi tidak bisa karena ada tali yang mengikat kuat kakinya.
Bertahun-tahun berlalu, pemburu ini merasa iba dan akhirnya melepas ikatan rajawali yang kini sudah bertumbuh dewasa dan kuat. Harapan dari sang pemburu agar rajawali ini bisa terbang bebas, dan bertemu dengan komunitas sejenisnya.
Tetapi anehnya, rajawali yang kini bertumbuh dewasa hanya terbang tidak jauh dari tempat di mana dirinya pernah diikat di pohon.
Tatapannya memang jauh sampai ke batas langit dan fisiknya tidak lagi terikat dengan seutas tali, tetapi sayangnya jiwanya sudah terikat di batang pohon tersebut. Dunianya kini hanya dibatasi oleh pikirannya, bahwa dirinya masih terikat dan tidak akan pernah dapat terbang jauh.
Gajah dan rajawali sebenarnya adalah hewan yang memiliki kekuatan dan keunikannya tersendiri, tetapi sayangnya dari kisah yang kita baca di atas, potensi mereka berdua dibatasi oleh trauma di masa lalu, yang membuat mereka tidak bebas dan melakukan aktivitasnya secara mandiri.
Rasa Bersalah.
Sebenarnya bila kita menempatkan rasa ini dengan tepat, rasa ini baik adanya karena dapat memimpin kita pada metanoia (μεĻάνοια) / istilah bahasa Yunani yang berarti adanya perubahan pikiran, hati, dan cara hidup yang mendalam dan transformatif, yang sering kali diterjemahkan sebagai ābertobatā. Perubahan ini bukan hanya penyesalan atau perubahan sementara, tetapi sebuah penyesuaian total terhadap kehendak Allah, yang mengarah pada pembaruan pikiran, penolakan dosa, dan mengasihi Allah dengan sungguh.
Tetapi ada tekanan yang dapat membuat seseorang itu dikuasai perasaan bersalah yang begitu mendalam, hanya yang menjadi perbedaannya adalah, tidak ada pertobatan setelahnya.
āTUHAN, janganlah menghukum aku dalam geram-Mu, dan janganlah menghajar aku dalam kepanasan murka-Mu; sebab anak panah-Mu menembus aku, tangan-Mu telah turun menimpa aku. Tidak ada yang sehat pada dagingku oleh karena amarah-Mu, tidak ada yang selamat pada tulang-tulangku oleh karena dosaku; sebab kesalahanku telah menimpa kepalaku; semuanya seperti beban berat yang menjadi terlalu berat bagiku. Luka-lukaku berbau busuk, bernanah oleh karena kebodohanku; aku terbungkuk-bungkuk, sangat tertunduk; sepanjang hari aku berjalan dengan dukacita. Sebab pinggangku penuh radang, tidak ada yang sehat pada dagingku; aku kehabisan tenaga dan remuk redam, aku merintih karena degap-degup jantungku.ā (Mazmur 34:2-9).
Pemazmur mencurahkan isi hatinya ketika rasa bersalah itu begitu mendalam menguasai hatinya. Tak hanya itu, dirinya juga merasa bahwa Tuhan telah menghukumnya dan menaruh beban berat di dalam hidupnya, di mana hal ini memiliki dampak pada kondisi fisiknya. Di ayat di atas juga dituliskan bahwa pemazmur mengalami duka mendalam, ratapan, bahkan sampai kehilangan tenaga.
Hari-hari ini banyak orang, berapapun level usianya, menderita mental ilness / penyakit yang dapat mempengaruhi emosi, pola pikir, dan perilaku penderitanya. Bahkan tekanan yang mereka alami, ada yang sampai diteruskan di dalam kehidupan anak-anaknya. Tak sedikit orang tua yang terus menanamkan rasa bersalah, hanya agar anak-anak mereka mau mengikuti apa yang menjadi kehendak dari kedua orang tuanya.
Kebiasaan toxic ini bila tidak dengan segera dihentikan, dapat berakibat fatal ketika anak-anak bertumbuh dewasa. Mereka akan melanjutkan kebiasaan toxic tersebut, bisa jadi malah bertambah parah, pada orang-orang yang ada di sekitar mereka. Bahkan tidak menutup kemungkinan, bisa saja mereka membalas perlakuan kedua orang tuanya, juga dengan perbuatan toxic.
Pada saat menjadi seorang pemimpin, dirinya bisa kembali menanamkan perasaan bersalah pada orang-orang yang dipimpinnya. Saat menjadi suami dan istri, dalam dialog juga sering disisipkan hal-hal atau kejadian yang pernah terjadi di masa lalu, yang di mana sebenarnya sudah diselesaikan.. tetapi diungkit kembali hanya agar pasangan mereka memiliki perasaan bersalah.
Rasa bersalah yang berlebihan dapat menjadi āsenjata yang mematikanā bagi mereka yang mau mengendalikan orang lain. Bagi korbannya, rasa bersalah membuat dirinya merasa tidak bisa bebas dan tidak dapat berbuat apa-apa.
Sama seperti gajah dan rajawali yang tidak bisa ke mana-mana karena memori masa lalu, yang mengikat kuat jiwa dan kehendak bebas mereka.
Doa Orang yang Benar.
āDoa orang yang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya.ā (Yakobus 5:16b).
Kata orang benar memiliki arti seseorang itu hidup di dalam kebenaran dan menjalani hidup yang benar. Di ayat di atas dikatakan ketika orang benar itu menaikkan doa-doanya, kuasa Tuhan dapat dinyatakan begitu besar.
Firman Tuhan mengatakan,
āDemikianlah sekarang tidak ada penghukuman bagi mereka yang ada di dalam Kristus Yesus. Roh, yang memberi hidup telah memerdekakan kamu dalam Kristus dari hukum dosa dan hukum maut.ā (Roma 8:1-2).
Tuhan Yesus sudah memberi pengampunan melalui karya salib-Nya dan tidak lagi menghukum kita, tetapi sering kali yang membuat anak-anak Tuhan menjadi lumpuh secara rohani karena adanya rasa bersalah yang mendalam, bisa jadi akibat trauma di masa lalu, yang terus mengganggu di sepanjang perjalanan kehidupan mereka.
Inilah yang perlu untuk terus kita doakan dan kita perangi di alam rohani. Firman-Nya berkata,
āKarena itu tunduklah kepada Allah, dan lawanlah Iblis, maka ia akan lari dari padamu!ā (Yakobus 4:7).
Dia sudah menebus dan menyelamatkan kita. Karena itu di momen Doa Puasa Awal Bulan ini, marilah merendahkan hati di hadapan-Nya. Dengan berdoa, hal ini menyatakan bahwa kita sungguh-sungguh bergantung hanya kepada-Nya.
Sungguh-sungguhlah menggunakan kesempatan ini, tundukkan diri kita di bawah tangan Tuhan yang kuat dan berdaulat penuh atas hidup kita.
Mengalahkan Pendakwa.
āDan aku mendengar suara yang nyaring di sorga berkata: āSekarang telah tiba keselamatan dan kuasa dan pemerintahan Allah kita, dan kekuasaan Dia yang diurapi-Nya, karena telah dilemparkan ke bawah pendakwa saudara-saudara kita, yang mendakwa mereka siang dan malam di hadapan Allah kita. Dan mereka mengalahkan dia oleh darah Anak Domba, dan oleh perkataan kesaksian mereka. Karena mereka tidak mengasihi nyawa mereka sampai ke dalam maut.ā (Wahyu 12:10-11).
Setiap dakwaan, tuduhan, serta tekanan yang menuntun pada rasa bersalah mendalam tetapi tidak pada pertobatan sejati ke arah Kristus, bukanlah pekerjaan dari Roh Kudus. Sebab Dia menegur dan membawa kita pada pertobatan yang sejati. Hidup kita juga terus diperbarui oleh-Nya dan juga kuasa firman-Nya, agar kita dapat menjadi sama serupa seperti Kristus. Karena itu setelah mengalami keselamatan dan dibebaskan dari segala kuasa dosa, hidup kita sudah dibenarkan.
Bila masih ada tuduhan yang membuat kita semakin menjauh dari Tuhan, maka hal itu adalah pekerjaan dari roh jahat yang harus kita perangi.
Iblis tidak pernah berhenti bekerja untuk terus memberi dakwaan dalam hidup kita, bahkan melalui mimpi pun, kita bisa mengalaminya.
Tetapi kita bukanlah orang Kristen KTP. Kita secara pribadi sudah mengalami kasih dan kebaikan Kristus. Karena itu kalahkan Iblis dan setiap pekerjaannya dengan darah Anak Domba / darah Tuhan Yesus, dengan perkataan kesaksian yang bersumber dari kebenaran firman Tuhan di dalam Alkitab, dan tidak mengasihi nyawa kita yang berbicara tentang kesediaan kita mau untuk diurapi dan dipakai Tuhan sebagai Saksi Kristus yang menceritakan Injil Kristus, serta kasih dan kebaikan yang sudah Dia kerjakan di dalam hidup kita.
Identitas Jati Diri kita.
Identitas jati diri kita yang sebenarnya selalu diserang dan dibuat kabur dengan berbagai tuduhan dari si jahat, sehingga akibatnya kita tidak lagi yakin akan siapa identitas kita. Doa-doa yang kita naikkan pada akhirnya menjadi tidak efektif, karena digerogoti oleh pendakwa yang selama ini berusaha dengan sangat keras agar kita kembali pada identitas diri kita yang lama.
Tetapi firman Tuhan mengatakan,
āyaitu bahwa kamu, berhubung dengan kehidupan kamu yang dahulu, harus menanggalkan manusia lama, yang menemui kebinasaannya oleh nafsunya yang menyesatkan, supaya kamu dibaharui di dalam roh dan pikiranmu, dan mengenakan manusia baru, yang telah diciptakan menurut kehendak Allah di dalam kebenaran dan kekudusan yang sesungguhnya.ā (Efesus 4:22).
Melalui perenungan doa puasa pada hari ini, kita juga diingatkan untuk kembali pada kasih mula-mula yang selama ini sudah kita tinggalkan, pada prinsip dan pengajaran yang bersumber dari kebenaran firman Tuhan yang ada di dalam Alkitab, yang bisa jadi sudah lama tidak pernah kita lakukan di dalam hidup kita.
Mintalah pengampunan dan pemulihan dari Tuhan. Biarlah kita kembali dipulihkan dan diingatkan siapa identitas jati diri kita yang sesungguhnya, setelah menerima anugerah penebusan dari karya salib-Nya. Kembalilah pada kasih kita yang mula-mula, dan bangunlah kembali hubungan karib kita bersama-Nya di dalam doa dan pembacaan firman Tuhan di dalam Alkitab.
Firman Tuhan berkata,
āJadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang.ā (2 Korintus 5:17).
Biarlah kita selalu sadar dan hidup di dalam identitas jati diri kita yang sesungguhnya, yakni kita adalah ciptaan baru, yang diciptakan untuk memuliakan nama-Nya.
Anak-anak Bapa di Surga.
āKarena itu berdoalah demikian: Bapa kami yang di sorga, Dikuduskanlah nama-Mu,ā (Matius 6:9).
Selain kita menjadi ciptaan baru, identitas kita yang baru adalah menjadi anak-anakNya. Kita dapat memanggil Dia dengan panggilan āBapaā.
āSebab kamu tidak menerima roh perbudakan yang membuat kamu menjadi takut lagi, tetapi kamu telah menerima Roh yang menjadikan kamu anak Allah. Oleh Roh itu kita berseru: āya Abba, ya Bapa!ā Roh itu bersaksi bersama-sama dengan roh kita, bahwa kita adalah anak-anak Allah.ā (Roma 8:15-16).
Karena itu ketika kita berdoa, milikilah keyakinan bahwa Allah mendengar setiap permohonan doa kita, karena kita adalah anak-anakNya. Bapa di Surga pasti memberikan yang terbaik dalam hidup anak-anakNya, sesuai dengan waktu-Nya yang terbaik bagi setiap kita.
āDan jika kita adalah anak, maka kita juga adalah ahli waris, maksudnya orang-orang yang berhak menerima janji-janji Allah, yang akan menerimanya bersama-sama dengan Kristus, yaitu jika kita menderita bersama-sama dengan Dia, supaya kita juga dipermuliakan bersama-sama dengan Dia.ā (Roma 8:17).
Hidup kita sudah diampuni dan dilepaskan dari segala kuasa dosa. Melalui ayat di atas kita juga diingatkan bahwa kita adalah āorang-orang yang berhak menerima janji-janji Allah.ā
Janji firman Tuhan inilah yang menjadi sumber sukacita dan kekuatan di dalam hidup kita.
āBerbahagialah orang yang diampuni pelanggarannya, yang dosanya ditutupi! Berbahagialah manusia, yang kesalahannya tidak diperhitungkan TUHAN..ā (Mazmur 32:1-2).
Setiap dari kita sudah diampuni dosa-dosanya, dan dilepaskan dari segala rasa bersalah yang berkepanjangan. Tuduhan bisa saja datang setiap saat, tetapi bila ada hal-hal di mana kita diingatkan dan membuat kita merasa bersalah, segera bereskan berbagai dosa kita di hadapan-Nya.
Bila kita tidak dengan segera membereskan dosa di hadapan-Nya, lalu ada berbagai tuduhan mulai menguasai hati kita.. maka kita bisa merasa orang-orang di sekitar juga menuduh dan berkata serta berniat kurang baik terhadap hidup kita. Lalu selanjutnya kita juga diingatkan dan dibatasi oleh apa yang sudah kita lakukan di masa lalu.
Sama seperti kisah gajah dan rajawali, pada akhirnya hidup kita tidak akan bisa maksimal untuk melayani Tuhan dengan seutuhnya.
Tanggalkan apa yang selama ini menjadi beban pergumulan, kekecewaan, dan sakit hati kita.
Firman Tuhan mengatakan,
āKarena kita mempunyai banyak saksi, bagaikan awan yang mengelilingi kita, marilah kita menanggalkan semua beban dan dosa yang begitu merintangi kita, dan berlomba dengan tekun dalam perlombaan yang diwajibkan bagi kita. Marilah kita melakukannya dengan mata yang tertuju kepada Yesus, yang memimpin kita dalam iman, dan yang membawa iman kita itu kepada kesempurnaan, yang dengan mengabaikan kehinaan tekun memikul salib ganti sukacita yang disediakan bagi Dia, yang sekarang duduk di sebelah kanan takhta Allah.ā (Ibrani 12:1-2).
Burung rajawali tidak akan bisa menikmati luasnya langit yang luar biasa mengagumkan, seekor gajah juga tidak bisa menikmati bebasnya menjelajah banyak daerah. Biarlah kisah kedua ciptaan Tuhan ini selalu mengingatkan diri kita bahwa Dia sangat mengasihi setiap kita. Firman-Nya berkata,
āSebab jikalau kita, ketika masih seteru, diperdamaikan dengan Allah oleh kematian Anak-Nya, lebih-lebih kita, yang sekarang telah diperdamaikan, pasti akan diselamatkan oleh hidup-Nya! Dan bukan hanya itu saja! Kita malah bermegah dalam Allah oleh Yesus Kristus, Tuhan kita, sebab oleh Dia kita telah menerima pendamaian itu.ā (Roma 5:10-11).
Tuhan itu sangat mengasihi setiap kita. Karena itu segera bereskan hal-hal yang menghalangi hubungan kita dengan Tuhan selama ini, di mana hal tersebut membuat hati nurani kita tertuduh, dan kita hidup di dalam perasaan bersalah. Tak ada seorangpun manusia yang tahu apa yang sudah kita perbuat, tetapi hati nurani kita tahu, dan dia terus mengejar kita dengan perasaan bersalah.
Biarlah setiap kita terus dimampukan Tuhan untuk dapat bertumbuh memiliki kehidupan yang excellent, dan berbuah / fruitful memuliakan nama-Nya melalui kehidupan kita.
Tambahan dari Bp. Pdt. Andreas Rahardjo.
Watchman Nee pernah mengatakan,
āKita memiliki Allah yang luar biasa dan Dia begitu Mahakuasa, tetapi doa kita sering kali terlalu kecil di hadapan-Nya.ā
Contohnya kalau anak kita meminta dibelikan permen, padahal kedua orang tuanya bisa mendirikan pabrik permen buat anaknya ini.
Mengapa dikatakan doa kita terlalu kecil?
Karena ditekan perasaan bersalah, apalagi yang tidak mau disadari dan terus diabaikan. Kita tidak mau untuk dengan segera membereskannya. Hal inilah yang pada akhirnya membuat diri kita gagal untuk dapat menyelesaikan rencana Tuhan dengan maksimal di dalam hidup ini.
Marilah kita hidup di dalam kemerdekaan sejati, yakni menyadari dan menjalani identitas diri kita sebagai anak-anak Allah. Jadikan setiap pengalaman negatif sebagai pelajaran berharga yang membuat hidup kita semakin maju dan dapat menguatkan iman sesama yang membutuhkan, tetapi jangan biarkan hal tersebut membuat diri kita hidup dalam perasaan bersalah yang berkepanjangan.
Hidup memang memiliki tantangannya tersendiri, tetapi tetaplah bersemangat dan selalu berdoa meminta kasih dan hikmat Tuhan yang menuntun, kita masih memiliki Bapa yang mau dan mampu menjawab doa-doa kita sesuai dengan waktu dan kehendak-Nya yang terbaik, bagi setiap kita.
Amin. Tuhan Yesus memberkati..




Komentar