top of page

Yamin Wirantono - Mendidik Sang Penguasa

  • mdcsbysystem
  • 17 Nov
  • 15 menit membaca

Diperbarui: 18 Nov

Catatan Khotbah ā€œMendidik Sang Penguasa.ā€ Ditulis ulang dari sharing Bp. Yamin Wirantono di kelas Hati Ibu, pada Tgl. 22 Oktober 2024.


Anak-anak kita adalah masterpiece-Nya Tuhan, dan hal ini memiliki arti bahwa mereka tidak ada duanya di dalam dunia ini. Hanya ada satu-satunya. Tetapi, kita akan belajar mengenai siapakah sesungguhnya anak-anak kita itu?


Rahim dan Rahmat.


Semua bermula dari kata ā€œrahimā€, yang di mana organ tubuh ini hanya dimiliki oleh perempuan. Rahim merupakan tempat janin untuk berkembang selama kehamilan, mulai dari sel telur yang telah dibuahi, menempel pada dinding rahim, sampai terjadinya proses kelahiran. Rahim juga berperan dalam siklus menstruasi perempuan.


Kata rahim berasal dari bahasa Ibrani yakni rekh’-em, yang memiliki akar kata rakhem, artinya sama dengan belas kasihan, rahmat, dan kasih karunia. Lalu apa hubungan rahim dengan rahmat?


Seorang perempuan yang sedang mengandung, maka hal ini memiliki arti bahwa dirinya sedang menerima kasih karunia, rahmat, dan belas kasihan dari Allah. Memang kita semua mengetahui bahwa tidak semua dari pasangan yang sudah menikah itu diberi peluang untuk dapat memiliki keturunan. Sehingga kalau orang tua dipercayakan anak-anak di dalam hidup pernikahan, maka hal ini memiliki arti bahwa mereka berdua sedang dipercayakan berkat dan rahmat dari Tuhan.


Pastinya semua bukan hanya hasil usaha dari suami dan istri saja, tetapi ada rahmat Tuhan yang menyertai keduanya.


Apa yang dikatakan Alkitab, mengenai siapa jati diri anak-anak kita tersebut?


ā€œSesungguhnya, anak-anak lelaki adalah milik pusaka dari pada TUHAN, dan buah kandungan adalah suatu upah.ā€ (Mazmur 127:3).


ā€œBehold, children are a heritage and gift from the Lord, The fruit of the womb a reward.ā€ (Amplified Bible / AMP).


ā€œAnak-anak adalah pemberian Allah, sesungguhnya, mereka itu anugerah.ā€ (Bahasa Indonesia Masa Kini / BIMK).


Pada tahun pertama pernikahannya, Bp. Yamin dan istrinya sering membayangkan bahwa anak-anak mereka, adalah milik mereka. Karena anak-anak adalah milik Bp. Yamin dan istrinya, maka mereka berdua bebas melakukan apa saja, termasuk memperlengkapi dengan apa yang dianggap baik.


Sampai Bp. Yamin menemukan ayat di atas..


Di versi bahasa Indonesia ditulis sebagai anak-anak lelaki / son, tetapi kita menemukan di versi AMP memakai kata children / anak-anak lelaki dan perempuan. Dan anak-anak adalah heritage / warisan yang asalnya dari Tuhan.


Kalau misal kita menerima warisan dari kedua orang tua kita yang sudah meninggal dunia, maka terserah kita mau diapakan hasil dari warisan tersebut, karena kedua orang tua kita sudah tidak bersama kita lagi. Tetapi anak-anak adalah warisan yang kita terima dari Tuhan yang hidup. Dia bukan tuhan yang mati. Hal ini memiliki arti,


ā€œSeharusnya kita bertanggung jawab penuh kepada Tuhan, yang telah memberi warisan tersebut.ā€

Lebih lanjut dikatakan,


ā€œ..The fruit of the womb a reward.ā€ (Amplified Bible / AMP).

Kata reward di dalam bahasa Indonesia diartikan sebagai upah / uang (atau bentuk lainnya) yang dibayarkan sebagai pembalas jasa atau sebagai pembayar tenaga yang sudah dikeluarkan untuk mengerjakan sesuatu. Tetapi anak-anak adalah reward / hadiah dari Tuhan. Kita masih belum mengerjakan sesuatu, tetapi kita sudah mendapat hadiah pemberian dari Tuhan.


Bagaimana caranya kita menyikapi warisan, sekaligus hadiah pemberian dari Tuhan ini? Karena tidak semua orang mendapatkannya..


Di dalam Alkitab versi Bahasa Indonesia Masa Kini / BIMK, jati diri anak-anak diperkuat lagi. Mereka tidak hanya sekadar hadiah, tetapi anugerah dari Tuhan. Kita semua tahu apa makna anugerah,


ā€œSesuatu yang kita terima dari Tuhan, di mana seharusnya kita tidak layak menerimanya.ā€

Hal ini memiliki arti bahwa anak-anak adalah anugerah dan pemberian dari Tuhan, yang sesungguhnya kita tidak layak menerimanya.


Anak-anak adalah anugerah dari Tuhan, yang di mana sesuai dengan pengertian anugerah, kita tidak layak menerimanya. Tetapi Dia tetap memberikannya di dalam hidup kita. Hal ini memiliki arti bahwa Tuhan itu percaya kalau kita mampu (dan juga akan terus dimampukan-Nya) untuk dapat mendidik anak-anak kita dengan baik dan benar, sesuai dengan firman-Nya.


Sekalipun bisa jadi kita tidak mempercayai diri sendiri apakah kita ini mampu dalam mendidik anak-anak kita, terlebih bila kita membayangkan apa yang akan dihadapi pada saat mereka dewasa kelak, saat anak-anak mulai berkarya dan berkembang. Tetapi Tuhan tetap mempercayakan anak-anak di dalam hidup kita. Mengapa?


ā€œKarena Dia mempercayai kita, dan kepercayaan-Nya pada kita itu jauh lebih tinggi daripada rasa percaya pada diri kita sendiri.ā€


Setiap Anak itu Unik.


Setiap anak itu unik, antara yang satu dengan lainnya tidak sama. Mereka memiliki ciri khas dan karakternya sendiri. Itulah sebabnya setiap anak adalah karya masterpiece-Nya Tuhan, karena tidak ada yang sama seperti mereka di dunia ini.


Ada banyak hal yang membuat setiap anak itu tidak sama yakni memiliki perbedaan, IQ (Intelligence Quotient), EQ (Emotional Quotient), SQ (Spiritual Quotient), AQ (Adversity Quotient), CQ (Creativity Quotient), keterampilan, kepribadian dan karakternya, dan masih banyak lainnya.


Sampai di poin di atas, kita dapat memahami siapa jati diri anak-anak kita yang sesungguhnya..


Pertama. Anak-anak adalah hadiah, anugerah, dan juga warisan yang asalnya dari Tuhan.


Tidak semua orang tua bisa langsung mendapatkannya.


Kedua. Anak-anak kita itu unik dan spesifik, mereka adalah masterpiece / tidak ada duanya.


Hal ini berarti kalau Tuhan mempercayakan kita untuk mendidik dan memperlakukan anak-anak kita, berarti Tuhan mempercayai kita sebagai orang tua yang cocok untuk menangani mereka. Di hadapan-Nya, tidak ada orang tua lainnya yang cocok dan dapat Tuhan percaya selain dari kita dan pasangan kita.


Karena itu Bp. Yamin sebagai Kepala Yayasan Cahaya Harapan Bangsa selalu berpesan,


ā€œJangan menganggap sekolah sebagai tempat untuk mendidik anak-anak, karena yang harus mendidik adalah tugas utama Ayah dan Ibu yang ada di rumah. Sekolah adalah partner, karena itu seringlah berdiskusi dengan rekan guru yang ada di sekolah.ā€


Ketika bekerja sama dengan rekan guru, maka kita dapat mengetahui dan belajar mengenai siapa jati diri anak kita, serta bagaimana caranya mendidik mereka dengan benar, terutama pada saat mereka sedang berada di luar rumah.


Allah Berkehendak.


Apa yang Tuhan kehendaki, pada saat Dia menitipkan anak-anak di dalam hidup kita?


ā€œSebab di dalam Dia Allah telah memilih (anak) kita sebelum dunia dijadikan, supaya (anak) kita kudus dan tak bercacat di hadapan-Nya.ā€ (Efesus 1:4).

Dia telah memilih anak-anak kita, bukan kita yang telah memilih mereka. Dia memilih anak-anak sebelum dunia ini dijadikan, dan hal ini memiliki arti sebelum kita bertemu dengan suami / istri dan ada pernikahan yang kudus, bahkan bisa dikatakan sebelum kita lahir di dalam dunia ini.. Tuhan sudah memiliki tujuan di dalam hidup anak-anak.


Hal ini adalah rencana jangka panjang-Nya Tuhan, dan anak-anak inilah yang Tuhan percayakan di dalam hidup kita. Supaya apa?


ā€œSupaya anak-anak kita memiliki kehidupan yang kudus, dan tak bercacat cela di hadapan-Nya.ā€

Kita telah diajar di sekolah bagaimana pada mulanya terjadinya seorang manusia, yakni dimulai dari pembuahan sel sperma dan sel telur. Kita juga telah diajar banyaknya sel sperma yang berjumlah jutaan, yang berusaha untuk membuahi satu sel telur dari seorang perempuan. Tetapi dari banyak jutaan sel, hanya satu yang bisa membuahi satu sel telur. Dan satu sel sperma yang membuahi satu sel telur ini, telah menjadi anak-anak kita.


Satu sel sperma tersebut harus berjuang melawan jutaan sel lainnya, hanya untuk memenangkan satu sel telur perempuan. Apa artinya?


ā€œAnak-anak kita sebenarnya adalah seorang warrior / pejuang dan juga seorang pemenang, semenjak mereka berada di dalam perut ibunya.ā€


Apa yang kita lihat hari ini, secara ukuran mungkin mereka masih berusia anak-anak. Tetapi di dalam diri mereka, ada benih seorang warrior. Tuhan memiliki tujuan dan menginginkan anak-anak kita lahir, lebih dari jutaan sel sperma lainnya.


Tuhan memilih anak-anak kita dan Dia mempercayakan di dalam hidup kita sebagai orang tua mereka.. untuk kita didik supaya mereka menjadi anak-anak yang kudus dan hidupnya tidak bercacat cela di hadapan-Nya. Dan kata ā€œtidak bercacatā€ tidak berbicara tentang fisik tubuhnya.


Kudus dan Tak Bercacat.


Apa artinya Kudus?


Kata ā€œKudusā€ memiliki arti terpisah dari sistem dunia. Tetapi masalahnya adalah, kita lahir dan berada di dalam dunia, dan dunia ini sudah memiliki sistemnya tersendiri. Bagaimanapun juga, kita tidak akan bisa lari dari sistem dunia ini.


Contoh. Dunia memiliki sistem reward / hadiah dan punishment / hukuman. Kita memang tidak bisa lari dari sistem ini, tetapi yang menjadi permasalahannya adalah, sistem dunia ini memiliki unsur utama yakni tentang, keakuan.


Contohnya,


ā€œAku harus untung.ā€


ā€œAku harus menikmati.ā€


ā€œAku harus senang dan bahagia..ā€


ā€œAku harus cuan / mendapat keuntungan. Kalau sampai membuat orang lain rugi, tidak apa-apa.ā€


ā€œAku.. Aku.. Akuā€¦ā€


Ini adalah sistem dunia. Tetapi Tuhan ingin agar kita dan juga anak-anak kita, terpisah dari sistem dunia yang ada. Mengapa?


ā€œKarena kita hidup di dunia hanyalah sementara, pada saat dipercayakan waktu dan kesempatan di dalam dunia ini. Kita cuma ā€œtransitā€ saja.ā€


Misalnya, kita ingin pergi ke Eropa. Maka penerbangan pesawat yang ada tidak langsung terbang menuju Eropa, tetapi harus transit terlebih dahulu di Singapura. Sekalipun kita transit, tetapi kita harus mengingat bahwa tujuan kita yang semula bukanlah Singapura, tetapi Eropa.


Kita mengadaptasi dan mempersiapkan diri tidak di tempat transit, tetapi untuk dapat beraktivitas di tempat tujuan akhir.


Lalu apa hubungannya dengan kata ā€œkudus,ā€ yang memiliki arti terpisah dari sistem dunia? Apa yang harus kita lakukan di dalam hidup ini?


Tuhan memberikan kita manual book / buku pedoman untuk menjalani kehidupan ini, yakni firman-Nya yang ada di dalam Alkitab.


Sama seperti pada saat membeli handphone, selalu ada manual book yang menyertainya, sekalipun kita sering mengabaikan manual book tersebut. Kita menganggap bahwa kita sudah mengerti bagaimana caranya untuk mengoperasikan HP. Sampai pada suatu hari, HP kita rusak dan kita bawa ke tempat servis dari merek HP tersebut. Lalu customer servis-nya melihat dan memeriksa HP kita, dan menegur karena pemakaian kita yang tidak sesuai dengan manual book yang sudah disediakan.


Bila pemakaian HP buatan manusia harus sesuai dengan manual book-nya, demikian pula dengan hidup kita buatan Allah yang harus dijalankan sesuai dengan manual book yang Dia sudah berikan, yakni Alkitab.


Sering kali kita menjalani kehidupan ini dengan hikmat dan kekuatan kita yang terbatas. Kita merasa ā€œmahatahuā€ dengan apa yang terjadi di dalam hidup ini. Kita lupa untuk melihat dan belajar dari manual book-Nya, yakni Alkitab.


Kita bisa belajar banyak hal dari apa yang tertulis di dalam kebenaran firman-Nya di dalam Alkitab, yang banyak mengajar kita tentang bagaimana caranya mendidik anak, memperlakukan suami dan istri kita, menyelamatkan dan menjaga keutuhan keluarga, berbisnis dan mengelola keuangan dengan bijaksana, bagaimana caranya untuk memanajemen usaha kita, dan banyak hal lainnya.


Inilah luar biasanya Akitab kita, tetapi yang menjadi pertanyaan selanjutnya adalah,


ā€œApakah kita mau belajar darinya?ā€


Semuanya bertujuan agar kita dapat menjalani kehidupan ini dengan tenang dan bijaksana sesuai dengan apa yang sudah tertulis di dalam kebenaran firman Tuhan. Ada kasih dan hikmat Tuhan yang selalu menuntun, agar kita tidak hidup dengan banyak masalah yang sebenarnya terjadi karena keputusan kita yang kurang bijaksana.. sebagai akibat dari kita yang tidak mau mendasarkan jalannya kehidupan, sesuai dengan apa yang tertulis di dalam kebenaran firman-Nya.


Jadi kalau kita mau belajar tentang kekudusan, maka tidak ada jalan lain, kita harus belajar dari kebenaran firman-Nya di dalam Alkitab.


Apa artinya Tak Bercacat?


Kata ā€œTak Bercacatā€ berbicara tentang memiliki karakter, serta memiliki nilai-nilai kehidupan yang benar dan mulia, yang membawa kita untuk menjadi seorang pribadi yang terhormat.


Untuk menjadi seorang yang terhormat dan mulia, tidak dilihat dari berapa banyak jumlah kekayaan kita. Bukan juga dilihat dari posisi, karena sesungguhnya posisi kita saat berada di dalam dunia ini memiliki batas waktunya tersendiri. Bukan pula karena kekayaan, karena pada suatu saat nanti kekayaan kita juga dapat habis. Tetapi yang membuat kita dihormati dan disegani adalah, karena karakter yang ada di dalam diri kita.


Kalau kita bekerja di bagian Human Resource Department (HRD) / departemen atau divisi yang bertanggung jawab atas pengelolaan sumber daya manusia di sebuah perusahaan.. memang yang dicari adalah yang memiliki Indeks Prestasi (IP) tiga ke atas. Tetapi yang menjadi bahan pertimbangan utamanya adalah melihat bagaimana karakternya. Ijazah adalah urutan yang kesekian..


Apakah dia bertanggung jawab?


Apakah dia jujur?


Apakah dia tidak hitung-hitungan?


Dan banyak karakter baik lainnya yang menjadi pertimbangan, baru setelah itu ijazahnya.


Bp. Yamin selalu mengajar anak-anaknya untuk hidup sederhana dan tidak memakai barang mewah, hanya sekadar untuk dapat diterima oleh lingkungan di sekitarnya. Sebab banyak orang menampilkan penampilan ā€œWow!ā€ hanya sekadar untuk dapat diterima orang lain. Padahal sesungguhnya yang paling dibutuhkan untuk dapat diterima adalah karakter yang baik.


Perhatikanlah apa yang berada di dalamnya, yakni karakter, bukan hanya apa yang kelihatan tampak luarnya saja. Sebab sering kali penampilan di luar bisa dipoles terlihat ā€œWow!ā€, tetapi di dalam masih butuh banyak hal yang dipelajari.


Karakter adalah kunci dari segalanya, sebab hanya karakterlah yang memberikan pada kita Masa Depan Cerah (MDC). Sehingga kalau sekolah ini kita beri nama MDC, maka kunci dan dasar dari sekolah ini haruslah memiliki karakter Ilahi, yang sesuai dengan kebenaran firman Tuhan di dalam Alkitab.


Karena itu kita tidak bisa mengajar anak-anak,


ā€œJangan berbohong,ā€


Tetapi kita sendiri berbohong.


Karakter itu adalah sebuah Peneladanan Hidup, dan anak-anak kita belajar serta menggunakan seluruh panca indranya yakni, indra penglihatan (mata), pendengaran (telinga), penciuman (hidung), perasa (lidah), dan juga peraba (kulit).


Anak-anak melihat apa yang menjadi nilai di dalam hidup kita, kebenaran apa saja yang kita yakini dan perbuat, itulah yang anak-anak nantinya copy paste / tiru di dalam hidup mereka. Karena itu berhati-hatilah ketika mengajar karakter di dalam hidupnya, karena ketika dewasa, hal itu yang akan terlihat melalui perkataan dan perbuatan di dalam hidupnya. Sepanjang hidupnya, anak-anak akan copy paste apa yang dilihat dari orang tuanya.


Jadi, bagaimana caranya kita bisa mengajar karakter yang benar di dalam hidup anak-anak?


ā€œKita dulu yang hidupnya harus benar.ā€


Berapa banyak nilai-nilai kebenaran di dalam Alkitab yang selama ini sudah kita pelajari, pahami, dan terapkan di dalam kehidupan ini? Karena itulah yang akan di-copy paste oleh anak-anak kita.


Anak-anak adalah karya masterpiece dari Tuhan, pastikan unsur-unsur yang membangun dan membentuk hidupnya adalah yang terbaik. Dan apa yang terbaik bagi hidup anak-anak tidak selalu berwujud uang, tetapi bisa berbentuk waktu dan perhatian kita yang tulus.


Contohnya. Saat kita sedang menghadapi sebuah permasalahan, apakah kita pernah mengajak anak-anak berdoa untuk permasalahan kita tersebut? Atau anak-anak bisa jadi mengalami permasalahan di sekolah bersama dengan teman-temannya, apakah kita juga pernah mengajaknya berdoa untuk meminta Tuhan menuntun dengan kasih dan hikmat-Nya, dan memberikan jalan keluar yang terbaik dalam hidup anak-anak kita?


Masa tersebut adalah masa yang luar biasa, jangan dibiarkan berlalu dengan begitu saja.


Mengapa? Karena pada suatu hari kelak, anak-anak kita akan bertumbuh dewasa, keluar dari rumah kita, menjalani kehidupannya sendiri, dan bisa jadi tidak akan kembali ke rumah kita lagi.


Entah anak-anak berangkat sekolah, melanjutkan pendidikan lebih jauh di luar kota ataupun di luar negeri yang di mana kembalinya hanya pada saat ada liburan di sekolahnya, lalu anak-anak kita bekerja di luar kota atau luar negeri, kemudian menikah.. hari-hari itu akan datang.


Tetapi yang menjadi pertanyaannya,


ā€œSebelum semua hari itu datang, apa yang kita ajarkan di dalam hidup anak-anak kita?ā€


Anak Bp. Yamin yang paling besar sudah bekerja, dan waktu untuk pulang rumah hanya tersedia selama 2-3 hari saja, lalu anaknya harus kembali lagi untuk bekerja. Karena itu precious moment / waktu yang sangat berharga yang dapat dijalani bersama dengan anak-anak hanya sampai lulus SMA saja, karena begitu lulus, bisa jadi anak-anak sudah memiliki kehidupannya tersendiri.


Sama seperti apa yang induk rajawali lakukan dalam hidup anak-anaknya. Ada masanya kelak, induk tersebut akan menghancurkan sarangnya yang nyaman agar anak-anaknya dapat terbang dan mencari makanan mereka sendiri. Ada masanya kelak, anak-anak kita juga harus ā€œmengepakkan sayapnya dan belajar untuk terbangā€, mereka harus menggenapi rencana Tuhan atas kehidupan mereka sendiri, di atas muka bumi ini.


Untuk inilah kita perlu mempersiapkan anak-anak, ā€œbelajar terbangā€ itu ada cara dan waktunya.

Kalau kita terlalu sibuk dengan kegiatan kita, maka kita akan kehilangan banyak precious moment. Tiba-tiba saja kita merasa anak-anak sudah besar, sudah lulus SMA, dan kuliah. Time waits for no man.


Mengapa Tuhan ingin berelasi dengan anak-anak kita?


Karena itulah, sedini mungkin kenalkan anak-anak kita pada Tuhan Yesus. Dia sangat rindu untuk menjalin relasi / hubungan bersama dengan anak-anak kita, yang merupakan karya masterpiece-Nya. Dia tidak ingin membiarkan anak-anak kita berjuang sendirian di dalam dunia yang sudah jatuh di dalam dosa ini. Tuhan ingin hadir, terlibat, menginspirasi, menolong, dan memuliakan mereka. Menjadikan anak-anak kita sebagai pribadi yang terhormat, saat berada di dalam dunia ini.


Waktu dan kemampuan kita terbatas. Anak-anak perlu memahami bahwa kedua orang tua tidak selamanya dapat hadir menemani mereka. Namun Tuhan senantiasa hadir di dalam hidupnya.


Bp. Yamin dan istrinya tidak dapat hadir bersamaan di Surabaya dan Singapura. Saat anaknya yang terbesar menceritakan permasalahannya melalui telepon, yang mereka lakukan hanyalah berdoa, terkadang sampai harus berpuasa.


Sekalipun demikian, anaknya memiliki Tuhan yang masih bisa diandalkan. Pertolongan-Nya tidak pernah terlambat di dalam hidup anaknya.


Rencana Allah Dirusak oleh Dosa.


Tetapi karya masterpiece Tuhan ini sering kali berusaha diganggu dan dirusak oleh dosa. Saat kita kembali membaca kebenaran firman Tuhan di dalam Alkitab, Dia mengingatkan,


ā€œKarena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang (anak-anak kita) yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.ā€ (Yohanes 3:16).


Kata ā€œbinasaā€ itu karena dosa. Kita memang masih hidup dan menjalani aktivitas seperti biasa, tetapi yang ada di dalam itu ā€œsudah matiā€ akibat dosa.


Mengapa tempat hiburan malam selalu ramai? Karena di dalam hatinya manusia sudah mati, banyak yang mengalami stres, berbeban berat, dan membutuhkan hiburan. Untuk sementara memang bisa hilang, tetapi setelah selesai sampai di rumah, beban berat tersebut dapat muncul kembali.


Tetapi Tuhan berjanji, kalau yang kosong tersebut kita isi dengan kehadiran Tuhan maka kita tidak akan mengalami kekosongan yang sebegitu rupa, yang membuat kita sampai berbeban berat.


Bagaimana caranya?


ā€œSebab jika kamu mengaku dengan mulutmu, bahwa Yesus adalah Tuhan, dan percaya dalam hatimu, bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati, maka kamu akan diselamatkan. Karena dengan hati orang percaya dan dibenarkan, dan dengan mulut orang mengaku dan diselamatkan.ā€ (Roma 10:9-10).


Ini adalah langkah yang paling sederhana, yang dapat kita lakukan. Bimbinglah anak-anak kita untuk melakukan hal di atas. Kalau kita mengalami kesulitan, setiap tahun di Gereja dan Sekolah MDC selalu diadakan retreat. Berilah kesempatan pada anak-anak untuk mengikuti acara tersebut.


Setiap anak harus mengalami momen keselamatan dari dosa. Firman Tuhan mengatakan,


Karena Kitab Suci berkata: ā€œBarangsiapa yang percaya kepada Dia, tidak akan dipermalukan.ā€ (Roma 10:11).


Kata ā€œmaluā€ inilah yang sering kita khawatirkan, kita takut kalau kita atau anak-anak kita nantinya akan dipermalukan. Tetapi Alkitab mengatakan ketika kita menaruh percaya kita hanya pada Tuhan, maka kita tidak akan dipermalukan.


Bangunlah rasa percaya ini di dalam hidup anak-anak, bahwa Tuhan yang mereka sembah sejak usia muda mereka, tidak akan pernah membiarkan mereka dipermalukan oleh beban pergumulan yang sedang mereka hadapi. Firman Tuhan berkata,


ā€œDahulu aku muda, sekarang telah menjadi tua, tetapi tidak pernah kulihat orang benar ditinggalkan, atau anak cucunya meminta-minta roti; tiap hari ia menaruh belas kasihan dan memberi pinjaman, dan anak cucunya menjadi berkat.ā€ (Mazmur 37:25-26).


Apa yang menjadi tugas orang tua sebagai seseorang yang dipercaya Tuhan?


Tuhan menitipkan anak-anak pada kita, karena Dia percaya kita mampu melaksanakan amanat-Nya. Tuhan tahu dan percaya bahwa kita sebagai orang tua, bisa dipercayakan karya masterpiece-Nya.


Kalau kita tahu dan sadar bahwa kita bisa dipercaya sama Tuhan, maka kita harus terus membangun kualitas di dalam diri untuk dapat menjadi sepadan dengan kepercayaan yang sudah Dia berikan.


Di kantor Bp. Yamin terdapat banyak staf dan juga karyawan, tetapi manajer jumlahnya hanya beberapa. Direksi, jumlahnya malah lebih sedikit lagi. Apa artinya? Karena kita harus berbijaksana dalam memberikan kepercayaan, kita tidak bisa asal dan sembarangan dengan begitu saja memberi kepercayaan pada semua orang.


Yang bisa dipercaya itu adalah pilihan, karena mereka terus membangun kapasitas di dalam hidup agar dapat menjadi setara dengan kepercayaan yang sudah diberikan di dalam hidup mereka. Kita pun juga harus melakukannya, dalam menjalani peran kita sebagai orang tua.


Tugas yang Pertama adalah, mendidik anak-anak dengan prinsip kebenaran firman Tuhan di dalam Alkitab.


ā€œDidiklah anakmu, maka ia akan memberikan ketenteraman kepadamu, dan mendatangkan sukacita kepadamu.ā€ (Amsal 29:17).


Banyak dari antara kita yang suka membaca ayat di atas setelah kata ā€œmakaā€, ada ketenteraman dan sukacita di dalam kehidupan. Tetapi kita sering mengabaikan kata-kata sebelum ā€œmakaā€..


Didiklah anakmu.


Kalau kita ingin di masa tua kita tenteram dan mengalami sukacita, maka kita harus belajar untuk mendidik anak-anak kita, sekarang.


Kalau kita didik dengan prinsip kebenaran firman Tuhan yang benar, yang sudah kita pelajari dan hidupi.. maka di masa tua kita akan tenteram dan hidup kita juga dipenuhi sukacita.


Ada masa di mana Bp. Yamin dan istrinya banyak bekerja untuk mempersiapkan anak-anak. Tetapi ada masa di mana mereka berdua juga mengalami ā€œsarang yang kosong.ā€ Saat anak-anak bekerja dari pagi sampai sore, istrinya menyiapkan makanan untuk anak-anaknya nanti pulang dari tempat kerja. Tetapi ada masa di mana dirinya sudah tidak melakukan pekerjaan apa-apa lagi. Karena anak-anaknya sekarang sudah memiliki kehidupannya sendiri, dan bisa makan di luar rumah.


Selain itu ada masa di mana mereka dapat membelikan pakaian pada anak-anak, tetapi ada masa di mana anak-anak sudah memiliki seleranya sendiri sehingga tidak mau lagi memakai pakaian yang sudah dibelikan kedua orang tuanya.


Jadi, masa mendidik itu sesungguhnya waktunya sangat terbatas. Manfaatkan hal tersebut dengan sangat baik dan semaksimal mungkin. Selama masih dipercayakan waktu dan kesempatan.


Tugas yang Kedua adalah, memperkenalkan Pribadi Tuhan yang menulis kebenaran firman-Nya, di dalam hidup anak-anak.


ā€œCeritakanlah tentang itu kepada anak-anakmu, dan biarlah anak-anakmu menceritakannya kepada anak-anak mereka, dan anak-anak mereka kepada angkatan yang kemudian.ā€ (Yoel 1:3).


Hal apakah yang diceritakan?


Apa yang tertulis di dalam manual book / kebenaran firman Tuhan di dalam Alkitab. Perkenalkan hal tersebut, ajarlah selalu dalam hidup mereka, setiap ada momen dan juga kesempatan. Supaya kebenaran firman Tuhan menjadi panduan dan pegangan di dalam hidup anak-anak. Dan panduan tersebut nantinya dapat diajarkan kembali di dalam kehidupan anak cucu mereka.


Bagaimana caranya mendidik anak-anak kita, pasti cara dan gayanya tidak jauh berbeda dengan bagaimana orang tua mendidik kita di zaman dahulu. Dan kita harus menyelaraskan setiap konsep didikan yang kita miliki, dengan apa yang tertulis di dalam kebenaran firman-Nya.


Mengapa kita harus menyelaraskannya?


Karena standar kebenaran firman Tuhan ini tak lekang oleh panas dan tak lapuk oleh hujan. Terus bertahan selamanya dan tidak tergerus oleh perubahan zaman yang ada. Cara orang tua mendidik kita di zaman dahulu, di zaman sekarang sudah tidak cocok lagi. Tetapi kebenaran firman Tuhan, zaman kapan pun masih tetap akan cocok. Jadi, pakailah prinsip kebenaran firman Tuhan di dalam Alkitab yang sudah teruji dengan baik.


Tugas yang Ketiga adalah, menanamkan nilai kebenaran firman Tuhan di dalam hidup anak-anak.


ā€œdan kamu akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu.ā€ (Yohanes 8:32).

Kebenaran seperti apa yang memerdekakan hidup kita? Kebenaran firman Tuhan di dalam Alkitab. Memerdekakan kita dari apa? Dari stres, beban hidup, dan pergumulan yang sedang kita hadapi. Firman Tuhan itu masih sanggup dan memiliki kuasa untuk memerdekakan hidup kita.


ā€œOrang muda dapat menjaga hidupnya tak bercela kalau ia hidup menurut perintah-Mu.ā€ (‭‭Mazmur‬ ‭119‬:‭9‬, Bahasa Indonesia Masa Kini / BIMK). ‬‬

Anak-anak lelaki kita dapat menjadi seorang gentleman, anak-anak perempuan menjadi seorang lady.. kalau dia hidup berdasarkan standar kebenaran firman Tuhan yang ada di Alkitab.


Teruslah berjuang dan setia dalam mendidik anak-anak, sampai Tuhan pada waktu-Nya kelak akan memanggil setiap kita pulang dan kembali pada-Nya.


Anak Bp. Yamin yang di Singapura masih sering telepon untuk meminta nasihat, dan hal ini adalah kesempatan yang dipercayakan anaknya untuk meminta nasihat dari ayahnya. Sampai kapan pun, seorang anak tetaplah seorang anak.


Bagi Ibundanya Bp. Yamin, dirinya tetap juga adalah seorang anak. Dirinya terlambat pulang kantor, masih tetap ditegur mengapa pulang kantornya kemalaman. Masih ditanya juga mengapa makanannya tidak mengandung vitamin. Mengapa tidurnya larut malam? Sudah seusia Bp. Yamin, Ibundanya tetap memberi banyak nasihat.


Itulah yang akan kita lakukan nanti. Sekalipun anak-anak kita sudah dewasa, mereka tetaplah menjadi anak-anak kita.


Sekarang marilah membayangkan diri kita berada di rumah duka, tetapi diri kita yang berada di dalam peti. Hal apakah yang akan kita bayangkan, pada saat tubuh fana kita sudah terbujur dan tak bisa bergerak lagi, di dalam peti mati tersebut?


Hal apakah yang akan kita bayang dan harapkan untuk didengar, kalau anak-anak kita nantinya diberi kesempatan untuk bercerita, tentang siapa yang ada di dalam peti mati tersebut?


Apakah anak-anak kita akan memuji kita? Apakah dia akan bercerita bahwa dirinya selama ini mengucap syukur pada Tuhan karena telah hadir di dalam keluarga yang di mana kedua orang tuanya begitu memperlengkapi hidupnya, sehingga dirinya ada sampai pada hari ini?


Kalau kita bisa membayangkan hal ini, maka kita bisa memulai hari ini, pendidikan yang jauh lebih baik. Tetapi sering kalinya kita tidak pernah membayangkan masa tersebut, sehingga kita asal saja dan kacau dalam menjalani kehidupan ini.


Sebuah Doa.


ā€œTuhan, terima kasih kalau Engkau sudah mempercayakan (sebutkan nama anak-anak kita) kepadaku. Terima kasih untuk kepercayaan ini. Ajar dan bimbing aku, untuk mendidik (sebutkan nama anak-anak kita) dengan benar, sesuai dengan kebenaran firman-Mu di dalam Alkitab.


Ubahlah hidupku selalu untuk menjadi seperti yang Engkau mau, sehingga ada masa depan bagi anak-anakku. Terima kasih yaa Tuhan. Dalam nama Tuhan Yesus, aku sudah berdoa. Amin.ā€


Tuhan Yesus memberkati..

Komentar


bottom of page