Andreas Rahardjo & Paul Pitoy - Excellent Life
- mdcsbysystem
- 20 Okt
- 7 menit membaca
Ditulis ulang dari sharing Bp. Pdt. Andreas Rahardjo bersama Bp. Pdt. Paul Pitoy di Ibadah Minggu di MDC Graha Pemulihan, pada Tgl. 5 Oktober 2025.
Excellent Life berbicara tentang kehidupan unggul yang lebih dari biasanya, memiliki kualitas tinggi, istimewa, dan lebih dari average / rata-rata.
Tuhan ingin agar setiap dari kita menjalani kehidupan yang excellent. Bahkan di dalam firman Tuhan, Dia juga mengatakan,
“Aku tahu segala pekerjaanmu: engkau tidak dingin dan tidak panas. Alangkah baiknya jika engkau dingin atau panas! Jadi karena engkau suam-suam kuku, dan tidak dingin atau panas, Aku akan memuntahkan engkau dari mulut-Ku.” (Wahyu 3:15-16).
Tuhan tidak suka dengan kehidupan yang biasa-biasa saja, tetapi Dia rindu melihat kita menjalani kehidupan yang excellent dan bersungguh hati terhadap-Nya, dan agar orang-orang di sekitar dapat melihat Tuhan berkarya melalui diri kita.
Pertama. Kehidupan Excellent Diawali dari Hati.
“Dan inilah doaku, semoga kasihmu makin melimpah dalam pengetahuan yang benar dan dalam segala macam pengertian, sehingga kamu dapat memilih apa yang baik, supaya kamu suci dan tak bercacat menjelang hari Kristus, penuh dengan buah kebenaran yang dikerjakan oleh Yesus Kristus untuk memuliakan dan memuji Allah.” (Filipi 1:9-11).
Segala sesuatu harus dimulai dari hati yang tulus, dipenuhi dengan kasih Tuhan, dan diakhiri dengan menjalani kehidupan yang tak bercacat cela, baik di hadapan Tuhan maupun sesama. Bukan dari talenta maupun kehebatan yang kita miliki, ataupun prestasi dan juga karisma..
Tetapi Tuhan melihat bagaimana isi hati kita.
Kita bisa saja memoles dengan begitu luar biasa akan apa yang di-posting di media sosial kita, tetapi jangan pernah lupakan untuk terus membangun dan memoles excellent life yang berada di dalam diri kita. Karena itulah bila kita ingin memilikinya, maka tidak ada jalan lain, kita harus membangun hubungan yang karib dengan Tuhan melalui doa dan pembacaan firman-Nya di dalam Alkitab. Dari kebiasaan yang terus dibangun di setiap hari inilah, yang akan memunculkan apa yang namanya excellent life di dalam hidup kita.
Kedua. Kehidupan yang Excellent terlihat dalam Aktivitas Sehari-hari.
“Apa pun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia.” (Kolose 3:23).
Apa yang disimpan di dalam hati selama ini tidak dapat didiamkan terus-menerus, tetapi harus dimunculkan dalam kehidupan keseharian, untuk menyenangkan hati Tuhan. Orang-orang di sekitar harus dapat melihat dan merasakan kasih yang kita miliki pada Tuhan Yesus itu dapat diwujudkan melalui perkataan dan tindakan yang praktis.
Kesaksian Bp. Pdt. Paul Pitoy.
Bp. Pdt. Paul Pitoy membagikan pengalaman hidupnya tentang excellent, bagaimana Tuhan itu tidak melihat hanya pada karunia, tetapi juga pada karakter. Sebab yang namanya karakter itu terbentuk dari dalam diri kita terlebih dahulu baru ke luar, bukan dari luar ke dalam.
Di toko pakaian di Amerika, Bp. Pdt. Paul membeli 6 baju untuk teman-temannya, tetapi sesampainya di rumah, ternyata hanya 5 baju saja yang dimasukkan di dalam nota pembelian. Roh Kudus berbisik dengan lembut di dalam hatinya dan untuk mengembalikan kelebihan 1 baju tersebut.
Tetapi di toko tersebut, Roh Kudus kembali menyuruh untuk segera mengembalikan kaosnya, tanpa harus memberitahu pengerja di toko. Padahal sebelumnya Bp. Pdt. Paul ingin memberitahukan pengerja tokonya dengan alasan agar dirinya mendapat kesempatan untuk dapat berbagi Injil Kristus. Melaluinya, Tuhan menguji apa motivasi hati yang dimiliki oleh Bp. Pdt. Paul..
Sekalipun tak ada seorangpun yang melihat perbuatan baiknya dan memberi pujian, tetapi Tuhan itu tahu dan melihatnya.
Ketika kita mau taat menyenangkan hati Tuhan dan bukan hati manusia, maka Dia akan memberi sukacita di dalam hati kita masing-masing.
Karena itulah ketaatan yang kita lakukan selama ini mungkin tampak remeh dan rutinitas, manusia tidak tahu tetapi Tuhan itu tahu dan hati-Nya disenangkan melalui ketaatan kita yang pada akhirnya akan menghasilkan excellent life.
Terkadang kita ingin agar kita dapat dikenal manusia, tetapi ada hal yang jauh lebih penting yakni, apakah Tuhan mengenal siapa kita? Sering kali kita ingin membuktikan betapa luar biasanya kebaikan diri kita, tetapi yang jauh lebih penting adalah, Tuhan mengenal kedalaman hati kita.
Ketiga. Kehidupan yang Excellent diwujudkan oleh Pekerjaan Roh Kudus, dari dalam diri kita.
“Maka Daniel ini melebihi para pejabat tinggi dan para wakil raja itu, karena ia mempunyai roh yang luar biasa; dan raja bermaksud untuk menempatkannya atas seluruh kerajaannya.” (Daniel 6:4).
Excellent Life tidak dapat diwujudkan dengan kekuatan kita manusia yang terbatas, tetapi merupakan pekerjaan Roh Kudus yang berdiam di dalam diri kita dan memunculkan karakter yang berbeda, unggul, istimewa, memiliki kualitas luar biasa, yakni karakter Kristus dan dapat menghasilkan buah Roh yakni,
“Tetapi buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri. Tidak ada hukum yang menentang hal-hal itu.” (Galatia 5:22-23).
Secara daging mungkin kita ingin memberontak dan tidak menyukai, tetapi kalau kita mengizinkan Roh Kudus terus bekerja di dalam dan mengubah hidup kita, maka kita akan dimampukan untuk dapat mengasihi seseorang walaupun dia tidak menyukai diri kita. Sekalipun situasinya juga tidak mendukung untuk bersukacita, tetapi Roh Kudus yang akan memampukan kita untuk tetap bersukacita dan menjadi berkat bagi sesama.
Kita tidak akan bisa menjalani kehidupan ini dengan kekuatan kita yang terbatas, tetapi Roh Kudus yang akan terus memampukan setiap kita untuk dapat menjalani kehidupan yang excellent. Biarkan Dia terus bekerja di dalam hidup kita.
Kesaksian Bp. Pdt. Paul Pitoy.
Kata testimony berasal dari kata Latin testimonium yang memiliki arti bukti atau saksi, dan berasal dari kata testis yang berarti saksi atau orang yang bersaksi. Kata ini berkembang dari arti saksi, menjadi pernyataan atau kesaksian tertulis, dan kemudian menjadi pengakuan iman.
Dan kesaksian / testimony, itu butuh di-test.
Ketika berusia muda, Bp. Pdt. Paul bekerja di bagian engineer / juru mesin, di sebuah kapal asing. Pada tahun 1971 dirinya saat itu berusia 20 tahun, sudah menerima gaji sekitar 1000 Dollar / bulan. Dirinya lalu berlayar selama 3 tahun, dan tidak pernah pulang ke kampung halamannya.
Bp. Pdt. Paul selalu mengirim uang yang didapat pada anggota keluarganya, melalui TABANAS / Tabungan Pembangunan Nasional. Tetapi setelah cukup lama berlayar, dirinya kembali ke kampung halamannya dan ditanya oleh anggota keluarganya, mengapa selama ini tidak pernah mengirim uang pada mereka?
Setelah diselidiki, ternyata uang hasil kerjanya selama 3 tahun dihabiskan oleh anggota keluarganya yang lain. Bp. Pdt. Paul begitu marah mendengarnya, tetapi Roh Kudus sekali lagi berbisik untuk mau mengampuni anggota keluarga yang telah menghabiskan uang hasil kerjanya tersebut.
Tidak mudah memang, tetapi ada anugerah dan kemampuan dari Tuhan yang terus memampukan Bp. Pdt. Paul untuk mengampuni dan melupakan permasalahan keuangan ini.
Karena itulah Bp. Pdt. Paul mempercayakan hidupnya, termasuk perihal kekuatiran tentang keuangan, pada Tuhan yang merupakan satu-satunya harapan di dalam hidupnya. Roh Kudus yang terus memberikan kasih karunia untuk memampukan dirinya dan juga keluarganya, untuk tetap hidup di dalam jalan-jalanNya.
Keempat. Kehidupan yang Excellent membawa Kemuliaan bagi nama Tuhan.
“Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga.” (Matius 5:16).
Excellent Life tidak bisa dimunculkan hanya dengan kekuatan manusia kita yang terbatas, sebab bila mengandalkan kekuatan manusia saja, hidup kita dapat berakhir menjadi sombong rohani.
Tetapi kalau Roh Kudus yang memampukan dan Dia yang memunculkannya, maka kita akan selalu diingatkan bahwa semua hal yang terjadi di dalam hidup kita hanyalah berasal dari kasih karunia-Nya semata, dan semua kemuliaan kembali ditujukan pada Tuhan, bukan pada kita.
Semua hormat dan kemuliaan seharusnya kembali ditujukan hanya pada Tuhan, sayangnya banyak dari antara kita yang mengambilnya hanya untuk kepentingan diri kita sendiri saja..
Kesaksian Bp. Pdt. Paul Pitoy.
Pada suatu hari Bp. Pdt. Paul digerakkan Tuhan untuk melayani di sebuah desa, di mana keadaan desa ini begitu penuh dengan kejahatan. Banyak pria yang suka mabuk, dan berakhir dengan tidur di jalanan. Padahal sebelumnya, dirinya telah ditawari untuk melayani di sebuah gereja dengan tawaran gaji yang besar, tetapi dirinya menolak dengan alasan karena Tuhan menggerakkan hatinya ke desa yang masih belum mengenal Tuhan ini.
Setelah melayani cukup lama di desa ini, Bp. Pdt. Paul ingin mendirikan sebuah bangunan gereja yang resmi, tetapi peraturan di desa tersebut mewajibkan bahwa harus ada minimal satu nama penduduk lokal yang dapat menjadi penjamin dari gereja tersebut. Lalu Bp. Pdt. Paul teringat satu nama yang dulunya ditakuti di desa tersebut, cuma sekarang sudah bertobat. Setelah mendapat izin dari orang ini, Bp. Pdt. Paul menyertakan namanya, dan menambahi di depan namanya dengan gelar evangelist / pengabar Injil Kristus.
Ketika orang ini mengetahui bahwa di depan namanya telah ditambahi gelar tersebut, seisi desa menertawakannya. Bahkan istrinya sendiri juga tidak mempercayai bahwa namanya layak untuk bersanding dengan gelar tersebut.
Tetapi Bp. Pdt. Paul meyakinkan orang ini bahwa seharusnya dirinya merasa bangga dan terhormat, karena sekarang hidupnya sudah mendapat tujuan yang baru yakni sebagai pembawa kabar baik / pengabar Injil Kristus. Dirinya sudah bukan lagi seorang yang terkenal atas kejahatannya.
Sekalipun dirinya pada mulanya agak menahan malu karena satu desa memanggilnya dengan sebutan “Pastor“, tetapi dengan perlahan tapi pasti, desa tersebut mendapat penghargaan sebagai desa teraman selama 2 tahun berturut-turut. Bahkan gereja yang didirikan Bp. Pdt. Paul sekarang ikut berkembang, dari 1 gereja menjadi 4 gereja, agar dapat memenangkan semakin banyak jiwa untuk dapat dibawa kepada Kristus.
Semua yang terjadi bukan berasal dari hikmat dan kekuatan manusia yang terbatas, tetapi ketika kita mau taat untuk melakukan perintah Tuhan, maka Dia yang memampukan setiap kita untuk mendatangkan kemuliaan hanya bagi nama-Nya.
Karena kembali lagi, hidup bukan hanya berbicara tentang karunia Tuhan yang dipercayakan di dalam diri kita saja, tetapi apakah hidup kita ini memiliki karakter yang baik dan memuliakan nama Tuhan? Apakah hidup kita ini sudah menghasilkan buah Roh yang asli, bukan palsu, dan rasa manisnya dapat dinikmati orang-orang di sekitar kita?
Hal Penting dan Terutama.
Karena itu yang paling penting dan terutama adalah apakah Tuhan mengenal kita? Hidup kita mau dibentuk Tuhan hari demi hari, kita mau melakukan dan mengalami sendiri, serta memiliki sikap yang excellent di dalam hidup ini.
Ketika teman dari Bp. Pdt. Paul yang terkenal atas kejahatannya, dan sekarang mau bertobat serta melayani Tuhan.. hati anaknya dijamah Tuhan dan kini memutuskan untuk menjadi seorang misionaris yang diutus ke tempat yang belum pernah mendengar tentang Injil Kristus. Bila seseorang sudah berani dan memutuskan hidupnya untuk menjadi seorang misionaris, maka dirinya bukanlah seorang yang egois karena dirinya sekarang mau melayani dan memikirkan orang lain.
Karena itulah kesuksesan sebuah gereja bukan terdiri dari banyak kapasitas tempat duduknya saja, tetapi juga bagaimana kapasitas dari jemaatnya? Apakah jemaatnya memiliki kerinduan untuk mau diutus kepada orang-orang yang belum pernah mendengar dan membutuhkan Injil Kristus?
Marilah kita hidup dengan excellent, di tengah zaman yang serba tidak menentu ini,
“Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga.” (Matius 5:16).
Rindukan agar hanya nama Kristus saja yang semakin dipermuliakan melalui hidup kita.
Amin. Tuhan Yesus memberkati..




Komentar