Menuju Tahta - Sang Gembala dari Gua Adulam (Yose Ferlianto)
- mdcsbysystem
- 24 Nov 2022
- 5 menit membaca
Catatan Khotbah: Sang Gembala dari Gua Adulam. Ditulis dari sharing Bp. Pdt. Yose Ferlianto, di Ibadah Minggu Tgl. 20 November 2022.
Semua proses yang diizinkan untuk dialami adalah proses dari Tuhan agar kita dapat masuk ke dalam kehidupan yang dikehendaki Tuhan. Tuhan selalu menyertai Daud, di manapun dirinya diizinkan melewati berbagai musim dan juga fase dalam hidupnya. Demikian juga hal yang sama kita harus percaya, berbagai prediksi yang sering kita dengar mengenai tahun depan, ada Pribadi Tuhan yang pasti menyertai hidup kita.
āLalu Daud pergi dari sana dan melarikan diri ke gua Adulam. Ketika saudara-saudaranya dan seluruh keluarganya mendengar hal itu, pergilah mereka ke sana mendapatkan dia. Berhimpunlah juga kepadanya setiap orang yang dalam kesukaran, setiap orang yang dikejar-kejar tukang piutang, setiap orang yang sakit hati, maka ia menjadi pemimpin mereka. Bersama-sama dengan dia ada kira-kira empat ratus orang.ā (1 Samuel 22:1-2).
Setelah menjadi pahlawan yang mengalahkan Goliat, Daud memasuki fase baru di dalam hidupnya yakni menjadi buronan dari bangsanya. Ayat di atas dikatakan bahwa ada empat ratus orang yang bergabung bersamanya, belum termasuk keluarga mereka, dan tentunya memiliki banyak masalah dan membutuhkan solusi dengan segera karena dikatakan Daud telah menjadi pemimpin atas mereka. Masalah yang dihadapi Daud masih belum selesai, sekarang ditambah lagi dengan masalah dari orang lain dan juga harus menanggung keselamatan dari hidup empat ratus orang tersebut.
Sering kali kita juga diperhadapkan masalah yang sama. Alih-alih ingin menenangkan diri sejenak dan lepas dari berbagai masalah yang ada.. tetapi kita malah diketemukan dengan orang-orang yang punya masalah serupa, dan malah lebih berat. Kita dibawa pada situasi dan kondisi yang tidak ideal, dan yang bertentangan dengan harapan yang kita ingin dan harapkan.
Gua Adulam adalah tempat (situasi) yang tak diingini, yang penuh ancaman gelap. Dalam gua tersebut, bisa saja mimpi akan masa depan sirna, bahkan keyakinan akan Allah menjadi pupus. Namun Adulam justru menjadi tempat (situasi) terbaik yang dapat Allah pakai untuk melatih dan membentuk orang-orang pilihan-Nya.
Di antara empat ratus orang yang bersama dengan Daud di dalam Gua Adulam nantinya akan lahir menjadi pahlawan-pahlawannya (2 Samuel 23:8-39). Orang-orang yang bermasalah jika mengalami Kasih Karunia, dapat diubah Tuhan menjadi penolong dalam hidup kita. Ketika Daud menyadari bahwa panggilan Allah di dalam hidupnya tidak pernah berubah, sekalipun dirinya masih berada di dalam gua Adulam, maka empat ratus orang yang bersama dirinya hidupnya juga diubahkan Tuhan.
Raja dan Gembala.
Ada seseorang yang mengatakan hal ini,
"Kalau kita sedang susah, maka carilah orang lain yang hidupnya juga sedang susah."
Kita dapat menanyakan bagaimana kabar sesama kita dengan memanfaatkan aplikasi whatsapp dan bisa juga aplikasi percakapan lainnya, dan kita juga dapat menghibur dan mendoakan mereka. Percayalah ketika kita menghibur mereka, maka hidup kita juga akan dihibur dan dikuatkan Tuhan. Dengan mengirim keluarga dan juga orang-orang yang perlu untuk Daud pimpin dan layani, Allah sedang membangkitkan kembali hati gembala dalam dirinya. Status Daud yang sesungguhnya bukanlah buronan, tetapi raja atas Israel.
āMaka hamba-Ku Daud akan menjadi rajanya, dan mereka semuanya akan mempunyai satu gembala. Mereka akan hidup menurut peraturan-peraturan-Ku dan melakukan ketetapan-ketetapan-Ku dengan setia.ā (Yehezkiel 37:24).
āIa (Daud) menggembalakan mereka dengan ketulusan hatinya, dan menuntun mereka dengan kecakapan tangannya.ā (Mazmur 78:72).
Persiapan untuk menjadi seorang pemimpin besar, untuk menduduki sebuah jabatan tidak hanya sekadar posisi, tetapi juga harus memiliki hati gembala. Kalaupun hari-hari ini kita ada masalah, jangan berhenti dan jangan pernah keluar dari apa yang sudah Tuhan percayakan dalam hidup kita. Setiap masalah yang diizinkan terjadi akan membentuk hidup kita untuk dapat memiliki kapasitas hidup yang jauh lebih besar. Tetaplah melakukan terbaik, sekalipun tidak ada tepuk tangan atau penghargaan dari sekitar.
Jabatan Daud adalah seorang raja, namun perannya adalah menjadi seorang gembala. Jabatan dan peran Daud itu juga menjadi panduan hidup kita. Jabatan apapun yang kita miliki hari ini, kita harus berperan menjadi āseorang gembalaā bagi orang-orang yang Tuhan sudah tempatkan di sekitar kita. Menjadi āgembalaā adalah salah satu tanda bahwa kita mengasihi Tuhan Yesus, sama seperti yang diperintahkan-Nya pada Petrus (Yohanes 21:15-19).
Cara kita āmenggembalakanā dapat dengan memberi kata-kata dan nasihat yang baik, hikmat yang Tuhan berikan dalam hidup kita dapat juga menuntun, memberikan arah, dan serta juga menggembalakan hidup mereka.
āDari sana Daud pergi ke Mizpa di Moab dan berkata kepada raja negeri Moab: "Izinkanlah ayahku dan ibuku tinggal padamu, sampai aku tahu, apa yang dilakukan Allah kepadaku." Lalu diantarkannyalah mereka kepada raja negeri Moab, dan mereka tinggal bersama dia selama Daud ada di kubu gunung. Tetapi Gad, nabi itu, berkata kepada Daud: "Janganlah tinggal di kubu gunung itu, pergilah dan pulanglah ke tanah Yehuda." Lalu pergilah Daud dan masuk ke hutan Keret.ā (1 Samuel 22:3-5).
Di Gua Adulam, Tuhan melatih Daud supaya:
Pertama. Memiliki Hati Seorang Gembala.
Domba tidak dapat berbuat apa-apa selain dari memakan rumput yang hijau dan minum air yang tenang, dan hal ini sangat dibutuhkan peran dari gembala karena sudut pandang yang dimiliki domba sangat terbatas. Dan selain itu, peran gembala juga harus memiliki kepekaan, karena ada kalanya air yang tenang dapat berubah menjadi aliran air deras. Daud sedang dilatih dan dipersiapkan untuk menjadi seorang raja, dan juga memiliki hati seorang gembala yang pada akhirnya nanti akan menuntun empat ratus orang, dan juga menggembalakan bangsa Israel.
Kedua. Memiliki Kepekaan pada Pimpinan Sang Gembala Agung.
Diceritakan bahwa Moab sedang bermusuhan dengan Israel, dan pastinya di Moab, Daud dan orang-orangnya sangat disambut karena di Israel sendiri Daud statusnya adalah seorang buronan. Raja Moab menempatkan Daud dan orang-orangnya di kubu gunung, di tempat yang terbaik, tetapi nabi Gad menyuruh Daud untuk pulang dan kembali ke Yehuda.
Sebelumnya Daud berada di dalam gua, lalu tinggal di istana dan kubu gunung yang nyaman, dan nabi Gad sekarang menyuruh Daud untuk kembali ke Yehuda dan bersama dengan orang-orangnya bersembunyi dan tinggal dalam hutan. Melaluinya Tuhan ingin mengajar dan juga menghendaki agar Daud dan juga kita, berlindung dan berharap hanya pada hikmat dan kekuatan dari Tuhan, bukan manusia. Daud kembali menjadi buronan dan dikejar-kejar lagi. Kisah hidupnya kembali naik dan turun.
Ngantos Kulo Ngertos. Daud memilih untuk taat pada apa maunya Tuhan, sampai dia tahu apa maksud Tuhan yang sesungguhnya bagi hidupnya. Sampai Daud tahu apa yang dilakukan Tuhan dalam hidupnya. Kita perlu untuk bersungguh hati mencari dan mendengar suara serta tuntunan dari Tuhan karena,
Life only can be understood backwards; but it must be live forwards. Hidup hanya bisa dipahami mundur, tetapi harus dijalani ke depan.
Hidup harus terus maju. Tuhan mempersiapkan yang terbaik selalu di depan, bukan di belakang. Di masa depan hanya ada satu kepastian, yakni ketidakpastian. Tetapi orang-orang yang mau peka dalam mendengar suara dan tuntunan dari Tuhan akan melakukan apa yang tak mungkin dibayangkan orang lain, tetapi selalu tepat.
Dari kisah nabi Gad yang memberi arahan dalam hidup Daud, mengajar bahwa Tuhan juga dapat berbicara melalui nasihat pemimpin dan otoritas rohani. Dan kita melihat bahwa respon yang diberikan Daud begitu cepat, dirinya langsung mau menaati suara Tuhan. Daud tahu pada saat dirinya sedang berada di dalam gua, Tuhan itu selalu menyertai. Daud memilih untuk mengikuti pimpinan Allah hari demi hari. Daud memposisikan dirinya seperti domba di tangan Sang Gembala Agung.
Selama ini kita telah membaca kisahnya, setiap kali Saul mengejar Daud, tidak sekalipun Tuhan menyerahkan Daud pada Saul. Kita bisa saja mengalami kesulitan demi kesulitan, tetapi ketika kita belajar untuk mendengar suara dan tuntunan Tuhan, tidak sekalipun kita akan dibiarkan tergeletak. Hidup kita pasti diberikan hikmat dan ditolong oleh-Nya.
āAkulah gembala yang baik. Gembala yang baik memberikan nyawanya bagi domba-dombanya; Akulah gembala yang baik dan Aku mengenal domba-domba-Ku dan domba-domba-Ku mengenal Aku sama seperti Bapa mengenal Aku dan Aku mengenal Bapa, dan Aku memberikan nyawa-Ku bagi domba-domba-Ku.ā (Yohanes 10:11,14-15).
āDomba-domba-Ku mendengarkan suara-Ku dan Aku mengenal mereka dan mereka mengikut Aku, dan Aku memberikan hidup yang kekal kepada mereka dan mereka pasti tidak akan binasa sampai selama-lamanya dan seorangpun tidak akan merebut mereka dari tangan-Ku.ā (ayat 27-28).
Tuhan Yesus adalah Gembala kita yang baik, yang sudah menyelamatkan dan menjadikan kita sebagai anak-anak Bapa yang di Sorga (Roma 8:15). Dengarkanlah suara Gembala kita, ikutilah jalan-Nya (firman-Nya) yang menuju kekekalan. Tidak ada yang dapat memisahkan kita dari tangan-Nya (ayat 37-39).
Amin. Tuhan YesusĀ memberkati..
Comments