Andreas Rahardjo - Mengobarkan Api Doa
- mdcsbysystem
- 8 Jun
- 6 menit membaca
Catatan Sharing: āMengobarkan Api Doa.ā Ditulis ulang dari sharing Bp. Pdt. Andreas Rahardjo di Doa Puasa Bulan Baru melalui Zoom Meeting, pada Tgl. 2 Juni 2025.
āKamu mengingini sesuatu, tetapi kamu tidak memperolehnya, lalu kamu membunuh; kamu iri hati, tetapi kamu tidak mencapai tujuanmu, lalu kamu bertengkar dan kamu berkelahi. Kamu tidak memperoleh apa-apa, karena kamu tidak berdoa. Atau kamu berdoa juga, tetapi kamu tidak menerima apa-apa, karena kamu salah berdoa, sebab yang kamu minta itu hendak kamu habiskan untuk memuaskan hawa nafsumu.ā (Yakobus 4:2-3).
Biarlah kedua ayat di atas ini mengawali Doa Puasa kita untuk hari-hari ke depan. Dan melalui kedua ayat tersebut kita dapat belajar ada dua hal,
Pertama. Tidak berdoa. Kedua. Salah berdoa.
Sangat sederhana, dan dari keduanya kita tidak akan mendapatkan hasil apa-apa.
Pertama. Tidak Berdoa.
Mengapa seseorang itu tidak mau berdoa?
Mungkin saja alasannya karena orang itu merasa di dalam hidupnya sudah tidak ada masalah lagi. Semua dirasa sudah oke, baik di dalam keluarga, bisnis / pekerjaan, keuangan, kesehatan.. kita merasa bahwa sawah kita sedang menguning, udara begitu segar, langit tampak cerah, semua tampak baik-baik saja. Jadi mengapa kita harus berdoa, kalau keadaan kita baik-baik saja? Bisa jadi ini adalah kemungkinan yang pertama.
Padahal Tuhan ingin kita terus berdoa dan berjaga-jaga karena kita tidak tahu masalah ini datangnya kapan. Hari ini mungkin masih oke, tetapi kita tidak akan pernah tahu apa yang terjadi di hari esok, bisa jadi ada berbagai masalah yang harus dihadapi. Masalah terkadang bisa kita hindari, tetapi terkadang datangnya bisa sewaktu-waktu karena tidak pernah diundang. Tuhan ingin agar kita terus berjaga-jaga. Ketika keadaan baik-baik saja / OK kita tidak berdoa dan berjaga-jaga, maka pada saat diizinkan datang masalah, bisa jadi kita KO.
Sekalipun apa yang terjadi di dalam kehidupan kita semuanya tampak baik-baik saja, tetapi doa adalah komitmen dan napas iman kita. Iman kita tidak akan bisa hidup tanpa kita berdoa.
Kemungkinan kedua adalah kita malas berdoa.
Dari mata penggembalaan, banyak dari antara jemaat yang hari-hari ini sedang menghadapi banyak masalah. Banyak dari antara mereka yang sedang berada di dalam berbagai situasi krisis, ada yang tidak mendapat omzet sama sekali sejak bulan Januari, datangnya masalah bertubi-tubi.. karena itu kita harus berdoa buat saudara seiman kita yang sedang menghadapi masalah tersebut.
Dan kita pasti berpikir kalau seseorang itu mengalami banyak masalah, pasti dirinya akan datang di berbagai acara doa yang diadakan di dalam gereja. Tetapi kenyataannya, mereka tidak pernah muncul. Mereka lebih memilih untuk tidak suka, atau bisa jadi malas berdoa.
āMengenai aku, jauhlah dari padaku untuk berdosa kepada TUHAN dengan berhenti mendoakan kamu;ā (1 Samuel 12:23).
āJadi jika seorang tahu bagaimana ia harus berbuat baik, tetapi ia tidak melakukannya, ia berdosa.ā (Yakobus 4:17).
Nabi Samuel mengajar kita untuk terus berdoa mencari wajah Tuhan dan menaikkan doa bagi saudara / saudari seiman kita. Di ayat di Yakobus juga meneguhkan. Sesederhana itu.
Yang menjadi pertanyaan selanjutnya adalah,
āBagaimana kita bisa mengalami kehidupan Kekristenan yang luar biasa bersama Tuhan, kalau kita tidak pernah berdoa?ā
Kita semua harus memiliki semangat untuk mengobarkan api doa dan menjadi gereja yang kesukaannya berdoa, dengan api Roh Kudus yang terus dinyalakan di dalam hati kita. Menjadikan Gereja MDC sebagai Rumah Doa bagi segala bangsa.
Kalau visi ini tidak ditanamkan di dalam gereja terus-menerus, maka gereja ini tidak lagi menjadi Gereja Masa Depan Cerah, tetapi Masa Depan Suram. Kita harus selalu mengingatkan diri. Masa depan dari gereja ini bergantung dari doa-doa yang kita naikkan. Marilah memobilisasi diri dan juga jemaat untuk menjadi seorang pendoa.
Tidak ada hal yang dapat menyatukan gereja Tuhan selain dari bersatu di dalam doa, sebab Tuhan bisa menyatakan kehendak dan kuasa-Nya lebih lagi di dalam hidup anak-anakNya. Kita harus menghidupkan api doa supaya api tersebut terus berkobar baik di dalam kehidupan pribadi, keluarga, Contact, dan juga jemaat. Setelah itu baru kita bisa menularkannya pada gereja lain.
Kerinduan Bp. Pdt. Andreas adalah agar gereja MDC ini dapat dipakai Tuhan di dalam doa-doanya. Gereja ini dapat berkembang bukan hanya karena program-programnya saja, tetapi juga diurapi dan dipakai Tuhan di dalam doa-doanya. Banyak orang dapat mengalami Pribadi Tuhan dan juga berbagai mukjizat-Nya melalui doa-doanya.
Mari teruslah berdoa dan meminta agar api doa itu terus dinyalakan Tuhan di dalam hati kita, sehingga kita dapat berdoa dengan berkobar-kobar dan berdoa senantiasa (1 Tesalonika 5:17).
āKamu mengingini sesuatu..ā (Yakobus 4:2).
Setiap dari kita pasti memiliki keinginan di dalam banyak hal. Kita ingin agar kita dan anak-anak kita dapat dipakai Tuhan, pekerjaan kita dan anak-anak diberkati.. tetapi di ayat 2 ini Yakobus berkata,
āKamu tidak memperoleh apa-apa, karena kamu tidak berdoa.ā
Kecenderungan seseorang adalah lebih mencari cara dan jalan untuk mendapat apa yang diinginkan, kalau bisa tanpa melalui doa.
āKamu mengingini sesuatu, tetapi kamu tidak memperolehnya, lalu kamu membunuh; kamu iri hati, tetapi kamu tidak mencapai tujuanmu, lalu kamu bertengkar dan kamu berkelahi.ā
Melalui ayat di atas dikatakan seolah-olah kalau kita ingin sesuatu, kita lebih suka memakai cara dan hikmat kita yang terbatas, kita menghalalkan segala macam cara, dan bahkan kalau kita tidak mendapatkannya kita akan membunuh reputasi dan nama baik orang lain. Kita tidak lagi berdoa, untuk mendapat apa yang kita inginkan.
Karena itulah sangat penting bagi kita untuk terus terbuka di hadapan Tuhan dan mengizinkan Dia bekerja di dalam semua aspek di hidup kita.
Hal yang tidak bisa dilakukan manusia adalah hanya Tuhan yang bisa memberikan pada kita favor / perkenanan-Nya. Secara hitung-hitungan manusia 2+5= 7. Ini adalah additional / penambahan biasa. Tetapi di tangan Tuhan, 2+5 = 5.000 orang. Kisah mukjizat-Nya 5 roti dan 5 ikan lebih dari cukup untuk memberi makan 5.000 orang.
Ada multiplication / pelipatgandaan. Penambahan adalah hukum manusia. Kita rajin bekerja, kita mendapat berkat. Tetapi ketika rencana Allah digenapi dan kita mendapat perkenanan-Nya, maka ada pelipatgandaan. Inilah yang harus dikejar di dalam hidup kita masing-masing.
Apakah hidup kita additional atau multiplication? Kalau hanya sekadar additional biasa, marilah terus melibatkan Tuhan sehingga kita dapat melihat adanya multiplication. Kalau Tuhan menjadi partner / rekan kerja kita, maka pasti ada perkara besar yang Tuhan kerjakan di dalam diri kita.
Kalau gereja terus melibatkan Tuhan, maka kita akan melihat pelipatgandaan jiwa-jiwa. Amin.
Kedua. Salah Berdoa.
āAtau kamu berdoa juga, tetapi kamu tidak menerima apa-apa, karena kamu salah berdoa, sebab yang kamu minta itu hendak kamu habiskan untuk memuaskan hawa nafsumu.ā (Yakobus 4:3).
Tuhan bukanlah alat untuk kita mendapatkan apa yang kita butuhkan, dan kita mendatangi-Nya tidak hanya sekadar untuk semua kebutuhan kita dicukupi. Kalau kita hanya menganggap Tuhan sebagai Gunung Kawi, maka kita tidak akan mendapat hasil apa-apa karena hasil akhir / ending-nya hanyalah untuk diri sendiri saja.
Oleh sebab itu berhati-hatilah dan terus mengevaluasi, apakah yang kita doakan ini hanya untuk ego pribadi kita saja? Atau untuk mendatangkan kemuliaan bagi nama Tuhan?
Bagaimana Doa yang Benar?
Pertama. Dimulai kejujuran dan keterbukaan.
Doa bukan hanya sekadar formalitas, karena itu betapa pentingnya kejujuran ini. Ketika kita memulai sebuah doa dengan kejujuran dan keterbukaan, maka hal ini memiliki arti kita mau membuka hati untuk memiliki relasi yang lebih dekat lagi sama Tuhan. Kita akan jujur kepada Tuhan kalau kita sedang sakit hati, kecewa, dan marah. Kita terbuka kepada Tuhan.
Datanglah pada-Nya sama seperti seorang anak yang datang pada Bapa di Surga. Banyak orang memulai doa dengan peperangan rohani dan banyak hal lainnya, justru yang paling penting adalah kita mau datang dengan sikap jujur dan terbuka. Melaluinya kita akan semakin dekat dan mengenal hati Tuhan lebih dalam lagi. Bagaimana kita bisa dekat kalau selama ini kita tidak pernah jujur dan terbuka di hadapan Tuhan?
Ada seseorang yang bertanya pada Bp. Pdt. Andreas bagaimana caranya berdoa kepada Tuhan. Dan Beliau mengatakan untuk datang dan terbuka saja sama Tuhan. Lalu Ibu ini mulai berdoa dan berkata-kata sama Tuhan mengapa dirinya kalau mau berdoa tidak bisa konsentrasi. Kepikiran anaknya pulang sekolah, lalu harus memasak, tetapi dirinya ingin berdoa dan terus dekat sama Tuhan. Tanpa terasa sudah setengah jam berlalu, Ibu ini bercerita banyak hal kepada Tuhan di dalam doanya.
Kalau hati kita terbuka, maka Tuhan akan dengan mudah memberi guide / tuntunan-Nya.
Kedua. Kesungguhan Hati.
Saat kita berdoa dan meminta, dan kita belum mendapat jawabannya maka kita akan dengan lebih bersungguh hati lagi dalam berdoa. Kita akan menambah jam doanya dari waktu ke waktu.
Terkadang Doa Puasa itu dirasa sulit, padahal hal ini dapat kita selesaikan bila ada kesungguhan hati. Kalau sikap ini ditambah terus, maka kita akan terbiasa untuk melakukan Doa Puasa ini. Dan hal ini bukan hanya soal tidak makan dan minum saja, tetapi bisa jadi puasa tidak melihat gadget. Sebelum KKR dilaksanakan, Pdt. Jeremia Rim juga berpuasa tidak berbicara. Hanya singkat-singkat saja.
Yang terpenting saat melakukan Doa Puasa adalah kita berfokus mencari wajah Tuhan supaya kita lebih dekat lagi pada-Nya, dan mendengar Dia menyampaikan apa kehendak-Nya bagi kita.
Ketiga. Kemuliaan nama Tuhan.
Ending / hasil akhirnya haruslah untuk kemuliaan nama Tuhan. Maka kita akan melihat doa kita semakin diurapi dan dipakai Tuhan luar biasa.
Marilah terus mengobarkan api doa, sehingga terjadi gerakan doa yang luar biasa di dalam Gereja MDC ini. Setiap dari kita juga dapat menerima dan mengalami jawaban doa yang terbaik dari-Nya.
Amin. Tuhan Yesus memberkati..
Comments