Andreas Rahardjo - Renungan Doa Puasa Masa Prapaskah, Hari Keempat
- mdcsbysystem
- 2 hari yang lalu
- 5 menit membaca
Renungan Doa Masa Prapaskah, Hari Keempat (Selesai). Ditulis ulang dari sharing Bp. Pdt. Andreas Rahardjo, pada Tgl. 17 April 2025, melalui Ibadah Zoom Online.
Hari ini adalah rangkaian hari terakhir kita dalam berdoa dan berpuasa, tetapi jangan sampai kita berhenti berdoa karena hal ini harus terus diperjuangkan dari waktu ke waktu. Sebab pada saat gereja Tuhan berhenti berdoa, dan akhirnya berujung pada kehilangan kehidupan doanya, maka gereja Tuhan juga akan kehilangan kehidupan kerohaniannya. Karena napas dari gereja Tuhan sesungguhnya adalah kehidupan doanya.
Tetaplah memiliki kerinduan untuk selalu bergantung pada Tuhan dan menyenangkan hati-Nya. Kalau kita mau terus berdoa dan memgembangkan kehidupan doa, maka hal ini adalah salah satu tanda bahwa gereja Tuhan semakin sehat kehidupan kerohaniannya, dan juga semakin banyak pula kesempatan Tuhan untuk dapat bekerja dalam kehidupan jemaat.
Internalisasi di dalam Doa.
Apa yang kita lakukan bukan hanya sekadar mendengar firman Tuhan dibagikan dan lalu dengan segera kita melupakannya.. tetapi kita dapat berhenti sejenak untuk meng-internalisasinya di dalam doa, agar kita dapat mengalami Tuhan di dalam kehidupan pribadi kita. Sehingga Tuhan terus memakai Gereja MDC untuk dapat menjadi Rumah Doa, kita memiliki semangat yang tidak pernah habis untuk terus berdoa, sampai kita mengalami Tuhan di dalam hidup kita.
(Keterangan kata internalisasi adalah: Proses penghayatan dan pemahaman yang mendalam terhadap suatu ajaran, nilai, atau doktrin, sehingga menjadi bagian dari keyakinan dan kesadaran seseorang, dan diwujudkan dalam sikap serta perilaku. Secara sederhana, internalisasi bisa diartikan sebagai penyerapan atau pengintegrasian nilai-nilai ke dalam diri seseorang).
Kalau hal ini sudah terjadi, maka nantinya pasti akan terdapat banyak kesaksian. Ada seseorang yang pernah mengatakan,
“Tuhan hanya sibuk menjawab doa-doa kita.”
Ingatkan diri kita bahwa betapa pentingnya membangun kehidupan doa karena,
“Seorang Kristen yang tidak serius dengan kehidupan doanya, maka dirinya pasti juga tidak akan serius dengan kehidupan Kekristenannya.”
Kita tidak akan bisa membangun kehidupan rohani tanpa membangun kehidupan doa. Kita bisa saja memiliki banyak cara untuk dapat mengembangkan gereja, tetapi kalau tidak ada doa, maka ending-nya pasti tidak akan baik di dalam hidup kita. Marilah membulatkan hati kita untuk terus berdoa, mengajak orang lain berdoa, dan menjadikan Gereja MDC sebagai Rumah Doa bagi segala bangsa.
Doa itu sesungguhnya bukan untuk mengubah Tuhan, tetapi untuk mengubah diri kita sendiri. Kalau selama ini kita berdoa dan tidak ada yang berubah dari diri kita yang terus berbuat tidak benar, berarti ada sesuatu yang salah.
Tidak ada seseorangpun yang jabatannya terlalu besar atau terlalu kecil, yang tidak membutuhkan doa. Bila kita masih belum meraih kesuksesan, kita banyak berdoa. Tetapi setelah menjadi seorang yang sukses, kita harus lebih banyak berdoa lagi agar tetap menjadi pribadi yang rendah hati.
Deposito Doa.
George Müeller adalah seseorang yang terkenal sebagai rasul doa. Dirinya banyak berdoa, dan banyak mengalami kuasa Tuhan di dalam dan melalui doanya. Selain itu, dari berbagai sumber mencatat bahwa dirinya melayani 10.024 anak panti asuhan di sepanjang hidupnya, dan Tuhan telah membuat mukjizat serta mencukupkan makanan yang dibutuhkan, melalui doa-doanya.
Pada suatu waktu, George Müeller ini berdoa untuk kelima orang temannya yang belum mengenal Kristus. Tetapi sampai dirinya berpulang ke rumah Bapa di Surga, satu orang temannya yang selama ini bersikeras menolak Kristus, baru mau menerima-Nya sebagai Tuhan dan Juruselamat pribadi.
Melalui kisahnya kita dapat belajar.
Pada suatu hari kelak kita akan meninggalkan dunia yang fana ini, tetapi doa-doa kita akan tetap tinggal di bumi menanti kapan saatnya dijawab oleh-Nya. Kalau kita dapat memahami kebenaran ini, bukankah kita harus lebih banyak lagi menyimpan deposito doa di Surga?
Tetapi yang menjadi permasalahannya, kita banyak berdoa bila deposito kita di bank dunia masih belum ada. Kalau sudah banyak? Biasanya kita lupa, bahkan sudah tidak lagi mau berdoa.
Kita juga dapat berdoa buat anak-anak kita, agar pada saat kita berpulang nantinya ke rumah Bapa di Surga, mereka tetap menjadi anak-anak yang cinta Tuhan, mengutamakan Kerajaan Allah, dan tetap setia melayani Tuhan sesuai dengan panggilan dan talentanya masing-masing.
Karena itu, bagaimana dengan deposito doa kita? Apakah isinya banyak? Kalau kita menyadari betapa banyak doa yang harus kita panjatkan, maka betapa luar biasanya kita dapat melihat Tuhan itu bekerja di dalam kehidupan kita.
Itulah sebabnya meningkatkan doa pribadi ini adalah hal yang terpenting, karena dapat menjadi fondasi dari semua macam doa yang ada. Karena itu jangan berani untuk melakukan doa peperangan rohani, bila di dalam doa pribadi saja kita masih belum mengenal-Nya mendalam.
Alamilah Tuhan terlebih dahulu, di dalam doa pribadi kita. Milikilah kerohanian yang konsisten, di mana setiap harinya kita semakin mengasihi-Nya.
Oswald Chambers mengatakan,
“Rumah Tuhan akan disebut sebagai Rumah Doa, sebagai tempat untuk membangun hubungan di mana kita bisa mengenal Tuhan lebih dalam lagi, terlebih melalui jam doa pribadi kita.”
Siapa yang Kita Kenal, di Masa Krisis.
Mengapa kita harus membangun relasi yang semakin dekat dengan Tuhan lebih dalam lagi? Karena dalam waktu krisis, yang kita tidak pernah bisa menduga kapan datangnya, Siapa yang kita kenal itu sangatlah menentukan.
Kalau kita kenal Tuhan di masa krisis, maka kita akan mendapat kesempatan untuk dapat mengenal Pribadi-Nya lebih dalam, dan tidak perlu merasa takut dan kuatir. Semakin banyak kita membangun kehidupan doa, maka semakin banyak pula kita bisa belajar banyak hal yang baru dari Tuhan.
Kedalaman kita dalam mengenal Tuhan akan membangun kehidupan pribadi yang kokoh.
Saat kita memiliki masalah di dalam relasi, lalu kita mulai berdoa dan Tuhan memberi hikmat dan memenuhi hati kita dengan kasih-Nya.. maka saat relasi kita dipulihkan, kita akan mengenal Dia sebagai Tuhan yang sanggup untuk memulihkan relasi. Demikian pula bila kita menghadapi masalah keuangan dan Tuhan memberikan hikmat, dan lalu Dia membuat terobosan. Maka kita akan mengenal Dia sebagai Tuhan yang tidak bisa dibatasi oleh masalah, yang diizinkan terjadi di dalam hidup.
Apa pun yang sedang kita hadapi, tetaplah berdoa, baik sedang ada masalah ataupun tidak. Karena hal ini akan memperdalam dan memperkokoh dimensi pengenalan kita akan Dia.
Dr. Larry Langston. Usianya baru 70 tahun, tetapi sangat bersemangat melayani dan memberitakan Injil di Pakistan. Saat bersamanya selalu berkata,
“Thank you, Lord. Help me, Lord..”
Bagi yang tidak mengerti dan terbiasa, rasanya perbuatannya seperti terlalu over / berlebihan. Tetapi melalui kisahnya kita dapat belajar bahwa apa pun yang sedang kita hadapi, kita selalu membawanya ke hadapan Tuhan. Kita juga tetap belajar mengucap syukur, apa pun keadaan yang sedang kita alami.
Membangun kehidupan doa pribadi sangatlah penting, biarlah setiap kita mengenal Tuhan lebih dalam lagi. Ketika ada seseorang yang melakukan konseling dengan Pdt. Andreas dan menceritakan berbagai pergumulan hidupnya, sering kali ditemukan bahwa seseorang tersebut sudah meninggalkan kehidupan doa pribadinya. Dia sudah tidak lagi rajin berdoa. Pertanyaannya,
“Apakah kita masih rajin berdoa?”
Kalau hidup kita sedang baik-baik saja, tetaplah berdoa. Ketika ada krisis yang diizinkan datang, kita tidak akan menjadi pribadi yang mudah goyah dan panik, karena selama ini kita sudah terbiasa berdoa dan mencari wajah Tuhan terlebih dahulu.
Bila kita tidak memiliki kehidupan doa pribadi yang kuat, maka kita akan menjadi terkejut, panik, dan bisa menjadi kecewa.. serta meninggalkan Tuhan. Mengapa? Karena kita sendiri sudah menjauhkan diri dari kebiasaan untuk membangun persekutuan yang karib dengan-Nya di dalam doa dan membaca kebenaran firman-Nya, di dalam Alkitab.
Biarlah kita terus membangun kehidupan doa pribadi kita semakin mendalam, dan nantinya terus dimampukan kuasa-Nya untuk membuahkan hal-hal yang luar biasa di dalam hidup kita.
Pendeta Jeremia Rim pernah berkata,
“Kalau iman kita sendiri tidak dapat menolong kita, bagaimana caranya iman kita dapat menolong orang lain yang membutuhkan pertolongan-Nya?”
Kita sendiri harus membangun kehidupan doa pribadi yang kuat terlebih dahulu, membangun iman dan mengalami jamahan Tuhan terlebih dahulu.. sebelum kita menolong orang lain.
Jadikan Gereja MDC sebagai Rumah Doa bagi segala bangsa, dan hal ini tidak bisa dilakukan sendirian. Tetaplah menomorsatukan Tuhan, maka kita akan melihat Tuhan itu bekerja dengan cara-Nya yang luar biasa, menurut waktu dan kehendak-Nya yang terbaik bagi setiap kita. Semua yang terjadi bermula dari kehidupan doa pribadi, yang terus-menerus dibangun dengan setia, di setiap harinya.
Amin. Tuhan Yesus memberkati..
Comments