Yose Ferlianto - Renungan Doa Puasa Masa Prapaskah, Hari Ketiga
- mdcsbysystem
- 2 hari yang lalu
- 5 menit membaca
Renungan Doa Puasa Masa Prapaskah, Hari Ketiga.
Ditulis ulang dari sharing Bp. Pdt. Yose Ferlianto, pada Tgl. 16 April 2025, melalui Ibadah Zoom Online.
Mengandalkan Yesus Sepenuhnya.
“Sementara itu sebelum hari raya Paskah mulai, Yesus telah tahu, bahwa saat-Nya sudah tiba untuk beralih dari dunia ini kepada Bapa. Sama seperti Ia senantiasa mengasihi murid-murid-Nya demikianlah sekarang Ia mengasihi mereka sampai kepada kesudahannya.” (Yohanes 13:1).
“Aku mengatakannya kepadamu sekarang juga sebelum hal itu terjadi, supaya jika hal itu terjadi, kamu percaya, bahwa Akulah Dia.” (ayat 19).
Kalau kita membaca keseluruhan ayat yang ditulis di dalam Yohanes pasal 13, maka kita akan mendapatkan pasal ini bercerita tentang malam-malam terakhir sebelum Tuhan Yesus masuk ke dalam momen Jumat Agung. Di dalam pasal ini Dia membasuh kaki murid-muridNya, mengadakan perjamuan terakhir, dan di ayat di atas juga dikatakan pada kita bahwa Dia,
“..telah tahu, bahwa saat-Nya sudah tiba untuk beralih dari dunia ini kepada Bapa.” (13:1).
Dalam masa Prapaskah ini kita kembali diajak untuk merenungkan apa dasar dari iman kita,
“Yesus Kristus yang Setia, Dia layak dipercaya dan masih dapat untuk kita andalkan.”
Poin Pertama. Yesus Mengetahui dan Dia Mengatur Segalanya.
“..Yesus telah tahu, bahwa saat-Nya sudah tiba..” (13:1).
Di dalam hidup ini kita memerlukan satu andalan yang pasti, dan di masa Prapaskah kita kembali diajar bahwa Tuhan Yesus tidak pernah terkejut dan tidak pernah dikendalikan oleh situasi dan keadaan yang terjadi di sekitar-Nya. Dia juga berjalan menuju Salib bukan karena terpaksa, tetapi lebih karena Dia memahami akan apa yang menjadi kehendak dari Bapa-Nya.
Di dalam hidup kita yang sering penuh dengan pertanyaan, berbagai rencana yang sudah disusun rapi tetapi bisa jadi diizinkan gagal, dan masa depan yang tampak begitu suram, kita kembali diingatkan kebenaran di bawah ini,
“Tidak ada yang mengejutkan bagi Yesus. Dia sudah tahu segala hal. Karena Dia tahu, maka kita bisa tenang dan mempercayai-Nya karena Dia tahu detail setiap aspek di dalam hidup kita.”
Yesus mengetahui dan mengatur segalanya, karena itu tetaplah menguatkan iman dan percaya kita. Bahkan saat Dia berjalan menuju momen penyaliban-Nya, Yesus sudah tahu bahwa Dia sedang mengerjakan rancangan agung untuk keselamatan umat manusia. Dan karena hal inilah, Dia menyerahkan diri-Nya sepenuhnya, pada kehendak dari Bapa-Nya.
Hari-hari ini keadaan di sekitar semuanya serba tidak pasti dan banyak hal yang dapat mengejutkan kita. Bila tidak berhati-hati, maka kita bisa dikendalikan olehnya. Tetapi marilah kita belajar bersama agar situasi dan keadaan yang terjadi, tidak mengendalikan keputusan dan sikap kita, tetapi kita mau belajar untuk mamahami dan taat akan apa yang menjadi kehendak dan rencana Bapa, sesuai dengan apa yang tertulis di dalam kebenaran firman-Nya di dalam Alkitab.
Tindakan Praktis.
Doakan: Mintalah agar Tuhan terus membentuk hati kita untuk tetap mempercayai-Nya, meskipun apa yang sedang kita hadapi hari-hari ini masih belum dapat kita pahami seutuhnya.
Lakukan: Tuliskan satu area di dalam hidup, yang di mana kita merasa hal itu di luar dari kendali kita (misalnya: keluarga, kesehatan, masa depan, dll.) lalu serahkanlah secara khusus di dalam doa. Berkomitmenlah untuk tidak mengeluh ataupun merasa takut di dalam minggu ini dan belajarlah untuk menaikkan ucapan syukur, setiap kali kekuatiran tersebut muncul kembali.
Poin Kedua. Yesus Menepati Janji-Nya dan Dia Masih Layak untuk Dipercaya.
“Aku mengatakannya kepadamu sekarang juga sebelum hal itu terjadi..” (Yohanes 13:19).
Yesus menyatakan bahwa apa yang akan terjadi sudah Dia nyatakan terlebih dahulu. Dia ingin agar murid-muridNya mengetahui bahwa segala sesuatu berjalan sesuai dengan rencana Allah.
Dengan kata lain, Dia sudah tahu semuanya dan Dia rindu untuk mengatakan pada kita supaya saat apa yang dikatakan-Nya itu benar-benar terjadi.. kita dapat percaya dengan segenap hati bahwa Dia adalah Mesias bagi hidup kita. Dia memiliki satu tindakan praktis yakni, menepati janji-Nya.
Kalau kita memiliki seorang teman yang selalu berusaha untuk menepati janjinya, maka kita akan senang bila berteman dengannya. Mengapa? Karena saat dia mengucapkan janjinya, dia akan berusaha untuk menepatinya. Teman kita itu adalah seseorang yang bisa diandalkan, dan kita akan tenang serta tidak memiliki keraguan sedikitpun untuk mempercayai kata-katanya.
Tuhan Yesus yang kita sembah jauh melebihi semuanya itu. Dia bukan hanya tahu, tetapi Dia juga mau dan mampu untuk menepati setiap janji-Nya. Tentunya, sesuai dengan waktu dan kehendak-Nya yang terbaik bagi setiap kita. Dia adalah Tuhan yang masih layak untuk kita percayai.
Karena itu kita bisa mengalami banyak hal di dalam hidup ini, dan sering kali “banyak hal” tersebut tidak selalu mendukung keadaan yang kita alami. Tetapi selama kita tahu bahwa segala sesuatu berjalan sesuai dengan rencana Allah, maka tidak ada yang perlu kita takutkan dan kuatirkan.
“Kemalangan orang benar banyak, tetapi TUHAN melepaskan dia dari semuanya itu;” (Mazmur 34:20).
Sebagai seorang percaya, hidup kita tidak selalu jauh dari apa yang namanya keadaan sulit. Tetapi kita percaya bahwa segala sesuatu masih ada di dalam rencana Allah yang terbaik. Itulah sebabnya mengapa kita harus belajar untuk menyelaraskan hidup kita dengan Dia dan kebenaran firman-Nya di dalam Alkitab, di setiap harinya.
Tindakan Praktis.
Doakan: Marilah kita memohon Roh Kudus untuk membantu kita dalam mengingat setiap janji Tuhan, dan mempercayai-Nya dengan iman yang sederhana, sama seperti seorang anak kecil.
“Lalu orang membawa anak-anak kecil kepada Yesus, supaya Ia menjamah mereka; akan tetapi murid-murid-Nya memarahi orang-orang itu. Ketika Yesus melihat hal itu, Ia marah dan berkata kepada mereka: “Biarkan anak-anak itu datang kepada-Ku, jangan menghalang-halangi mereka, sebab orang-orang yang seperti itulah yang empunya Kerajaan Allah. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa tidak menyambut Kerajaan Allah seperti seorang anak kecil, ia tidak akan masuk ke dalamnya.” Lalu Ia memeluk anak-anak itu dan sambil meletakkan tangan-Nya atas mereka Ia memberkati mereka.” (Markus 10:13-16).
Arti dari kalimat yang dicetak tebal adalah agar kita ini memiliki iman yang tulus dan percaya kepada Tuhan, sama seperti seorang anak yang mempercayai selama masih ada orang tuanya, dirinya akan merasa aman dan terlindungi. Meskipun keadaan hari-hari ini serba tidak pasti, marilah kita menaruh harap dan percaya kita hanya kepada Tuhan, bukan pada yang lain.
Lakukan: Pilihlah satu janji Tuhan di dalam kebenaran firman-Nya di Alkitab, lalu tulis dan tempelkan di tempat yang sering kita lihat / lalui. Renungkan dan ucapkanlah di setiap pagi selama masa doa puasa ini, atau bisa juga kita perkatakan dan imani, di sepanjang bulan ini.
Ketika sedang berpuasa hari-hari ini, yang kita lakukan tidak hanya sekadar tidak makan dan tidak minum, ataupun tidak melakukan hal-hal tertentu saja.. tetapi di sepanjang doa puasa, kita merenung dan memperkatakan janji-janji Tuhan sesuai dengan yang tertulis di dalam firman-Nya.
Mintalah selalu hikmat dan tuntunan dari Roh Kudus agar memberi wahyu dan membuka kebenaran firman Tuhan di dalam hati dan hidup kita. Ambillah keputusan untuk hidup kita selalu mau untuk diselaraskan sesuai kehendak-Nya, dan bukan kehendak kita. Sebab bila hidup hanya untuk kepentingan diri kita sendiri saja, maka lambat laun kita akan menjadi kuatir dan goyah.
Kalau hidup kita diselaraskan sesuai kebenaran firman-Nya, kekuatiran mungkin bisa jadi masih datang, tetapi kita akan segera dikuatkan kembali oleh janji-janjiNya di dalam firman-Nya.
Dia masih sanggup untuk menggenapi semua janji-Nya. Firman-Nya berkata,
“Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya.” (Matius 5:17).
Yesus tahu bagaimana masa depan hidup kita, dan Dia sudah hadir di sana terlebih dahulu. Dia sendiri adalah penggenapan dari janji Allah.
Jadi, di dalam masa Prapaskah ini, berhentilah bersandar pada pengertian kita sendiri. Belajarlah untuk mengandalkan Yesus, sepenuhnya.
Pertanyaan Refleksi.
Pertama. Dalam hal apakah saya masih ragu untuk mempercayakan hidup kepada Tuhan? Entah itu anak-anak kita? Keluarga? Masa depan? Atau hal lainnya yang selama ini menghantui diri kita?
Kedua. Apa yang bisa saya lepaskan hari ini, dan saya mau belajar untuk menyerahkan pada-Nya?
Ketiga. Apa janji firman Tuhan yang menguatkan saya pada hari ini?
Amin. Tuhan Yesus memberkati..
Comments