Lydia CSES - Heavenly Language (Bahasa Surgawi)
- mdcsbysystem
- 3 Jul
- 16 menit membaca
Catatan Khotbah: āHeavenly Language.ā Ditulis ulang dari sharing Ibu Pdt. Lydia CSES di Ibadah Minggu di MDC Graha Pemulihan, pada Tgl. 22 Juni 2025.
Bagi beberapa orang, Heavenly Language / Bahasa Surgawi dinilai sulit dipahami karena adanya benteng pemikiran yang selama ini dibangun dan berusaha membatasi serta menentang pengenalan akan Allah, atau bisa jadi ada yang memiliki pengalaman traumatis di masa lalu, berbagai berita di media sosial yang membuat khawatir dan menjauh dari Allah, dan topik ini sendiri juga diperdebatkan oleh banyak orang.
Ibu Pdt. Lydia sendiri sebelum bertobat dan menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat pribadi di dalam hidupnya, juga berusaha memperdebatkan dan mematahkan kebenaran bahwa Yesus adalah Tuhan. Tetapi setelah memutuskan menerima Yesus dan seiring berjalannya waktu, dirinya diberi hikmat dan tuntunan Tuhan untuk dapat memantapkan kebenaran ini di dalam hidupnya.
Sesungguhnya pada saat kita sudah mengalami Pribadi Tuhan di dalam hidup, kita akan dengan mudahnya mengakui Yesus sebagai Tuhan. Mengapa? Karena kita sudah mengalami Pribadi-Nya sendiri, dan apa yang kita alami bukan hanya sekadar pengetahuan biasa tetapi pengalaman yang dijalani bersama-Nya di dalam hidup ini, dan pengalaman tersebut mengubah hidup kita.
Ada kisah seorang yang bersekolah Alkitab, di mana di dalam sekolah tersebut tidak mempercayai serta tidak menekankan pengajaran Roh Kudus dan berbagai karya-Nya. Tetapi pada suatu hari setelah murid ini menyelesaikan kelasnya, dirinya mengalami lawatan dan jamahan Roh Kudus di kamarnya, dan menerima baptisan Roh Kudus serta berbahasa Roh. Dosennya tetap seperti biasa mengajar di kelas, tetapi murid ini tidak banyak berdebat karena dirinya sudah mengalami sendiri Pribadi Roh Kudus di dalam hidupnya.
Apa itu Pentakosta?
Banyak orang menyimpulkan bahwa Pentakosta adalah salah satu aliran dalam Agama Kristen yang isi ibadahnya hanyalah penuh dengan tangisan, teriakan, ataupun bahasa yang tidak karuan / tidak jelas maknanya. Tetapi kata āPentakostaā sendiri memiliki pengertian hari yang ke-50.
Di dalam Perjanjian Lama (PL) dan Perjanjian Baru (PB), keduanya mempresentasikan bagaimana kisah Pentakosta (hari ke-50) yang dirayakan setelah momen Paskah / Passover. Di momen ini kita dapat belajar bahwa Tuhan sedang menunjukkan pada kita dua pekerjaan besar yang sudah dikerjakan-Nya, pada hari-hari tersebut.
Pentakosta dalam PL:
Pentakosta (hari ke-50) pertama di dalam PL dihitung dari jarak waktu hari keluarnya bangsa Israel dari Mesir sampai dengan hari turunnya 10 Perintah Allah di Gunung Sinai. Dari sumber tradisi bangsa Yahudi, mereka memperingati peristiwa ini dalam hari raya Shavuot, yang dirayakan 50 hari setelah Paskah pertamaāsebagai hari di mana Bapa di Surga memberikan kita firman-Nya, yakni 10 Perintah-Nya di Gunung Sinai.
Sebelum terjadinya Pentakosta (hari ke-50) yakni diberikan-Nya 10 Perintah Allah, bangsa Israel mengadakan Paskah / Passover yang pertama kali diadakan pada saat mereka masih berada di dalam bangsa Mesir, tepat satu malam sebelum hari esoknya mereka keluar dari Mesir.
Keluaran 12 menceritakan pada kita bahwa mereka harus mengambil sedikit dari darah anak domba dan membubuhkan pada kedua tiang pintu dan pada ambang atas, pada rumah-rumah (12:7) serta memakan daging yang harus dipanggang dan dimakan pada malam itu juga bersama roti yang tidak beragi beserta sayur pahit (12:8). Mengapa harus membubuhkan darah anak domba?
āSebab pada malam ini Aku (TUHAN) akan menjalani tanah Mesir, dan semua anak sulung, dari anak manusia sampai anak binatang, akan Kubunuh, dan kepada semua allah di Mesir akan Kujatuhkan hukuman, Akulah, TUHAN. Dan darah itu menjadi tanda bagimu pada rumah-rumah di mana kamu tinggal: Apabila Aku melihat darah itu, maka Aku akan lewat dari pada kamu. Jadi tidak akan ada tulah kemusnahan di tengah-tengah kamu, apabila Aku menghukum tanah Mesir.ā (12:12-13).
Pentakosta dalam PB:
Dalam PB, Pentakosta terjadi 50 hari setelah kebangkitan Yesus dari kematian. Dalam masa sebelum kenaikan-Nya ke Surga, Dia menyampaikan janji Bapa pada para murid..
āKepada mereka Ia menunjukkan diri-Nya setelah penderitaan-Nya selesai, dan dengan banyak tanda Ia membuktikan, bahwa Ia hidup. Sebab selama empat puluh hari Ia berulang-ulang menampakkan diri dan berbicara kepada mereka tentang Kerajaan Allah. Pada suatu hari ketika Ia makan bersama-sama dengan mereka, Ia melarang mereka meninggalkan Yerusalem, dan menyuruh mereka tinggal di situ menantikan janji Bapa, yang demikian kata-Nya ātelah kamu dengar dari pada-Ku. Sebab Yohanes membaptis dengan air, tetapi tidak lama lagi kamu akan dibaptis dengan Roh Kudus.āā (Kisah Rasul 1:3-5).
Bila di momen Pentakosta pertama di PL Bapa memberikan firman-Nya yakni 10 Perintah Allah, di momen Pentakosta di PB Bapa memberikan janji-Nya yakni membaptis dan memenuhi para murid, dan setiap kita juga, dengan Roh Kudus-Nya.
Dan sama seperti yang terjadi di PL, di mana sebelum terjadi Pentakosta pertama diadakan Paskah pertama.. di dalam PB juga diadakan Paskah. Tetapi yang menjadi perbedaannya kali ini adalah adanya Tuhan Yesus sebagai Anak Domba Paskah yang dikorbankan,
āKamu tahu, bahwa dua hari lagi akan dirayakan Paskah, maka Anak Manusia akan diserahkan untuk disalibkan.ā (Matius 26:2).
āSebab anak domba Paskah kita juga telah disembelih, yaitu Kristus.ā (1 Korintus 5:7b).
Semuanya tidak ada yang kebetulan, tetapi dengan detail sudah dirancang oleh Allah.
Bila di Paskah / Passover yang pertama bangsa Israel harus membubuhkan darah anak domba di setiap tiang pintu dan pada ambang atas, pada rumah-rumah (12:7) agar rumah mereka dilewati pada saat Tuhan menghukum Mesir dengan tulah kemusnahan.. demikian pula dengan darah Anak Domba Allah yakni Yesus Kristus yang telah mati di atas kayu salib, yang sudah menguduskan, menebus, dan mengampuni segala dosa kita.
Seharusnya kita dihukum karena dosa dan pelanggaran, tetapi karena pengorbanan yang sudah Yesus lakukan di atas kayu salib, setiap kita sudah diampuni dan diperdamaikan hubungan kita dengan Bapa di Surga.
Apakah yang menjadi perbedaan Roh Allah / Roh Kudus, di dalam PL dan PB?
Pertama. Kehadiran-Nya di dalam PL diperlambangkan sebagai api (Keluaran 3:2, Yesaya 4:4), angin (Kejadian 1:2, Yehezkiel 37:9-10), minyak urapan (1 Samuel 16:13), air / hujan (Yesaya 44:3), burung merpati (lebih muncul eksplisit di PB tetapi berakar simboliknya dari PL di Kejadian 8:8-12).
Di dalam PB, kehadiran-Nya juga diperlambangkan sebagai angin (Kisah Rasul 2:2), api (Kisah Rasul 2:3), burung merpati (Matius 3:16), air (Yohanes 7:38-39), minyak / urapan (1 Yohanes 2:20).
Kedua. Hukum di dalam PL ditulis di atas loh batu (Keluaran 31:18), di dalam PB melalui pekerjaan Roh Kudus menulis hukum tersebut di dalam akal budi dan hati manusia (baca ayatnya di dalam Ibrani 8:10), 2 Korintus 3:3).
Ketiga. Alasan diberikan Taurat di dalam PL untuk mengingatkan dan mendakwa manusia.
Fungsi Taurat diberikan adalah sama seperti pada saat kita ditilang polisi, dan lalu kita melanggar hukum lalu lintas di jalan. Contoh aplikasi praktisnya, pada saat kita melanggar lampu merah maka kita terkena tilang. Mengapa? Karena sudah ada standar hukumnya. Seseorang jadi tahu akan dosa, karena sudah ada standar Taurat yang mengatakannya, dan standar itu sudah kita langgar dengan sengaja di dalam hidup kita.
Tetapi di dalam PB, Roh Kudus diberikan untuk mengajak seorang yang berdosa dapat datang pada pertobatan sejati, dan meninggalkan dosa-dosanya. Roh Kudus diberikan bukan untuk menghukum, tetapi untuk mengingatkan setiap kita.
Contoh aplikasi praktisnya, ketika disalahpahami oleh seseorang maka Roh Kudus mengingatkan dan mengajak dengan lembut hati kita untuk mengampuni seseorang yang sudah menyakiti hati dan perasaan kita tersebut. Roh Kudus pekerjaannya mengingatkan dan meyakinkan / conviction diri kita untuk mau melakukan kebenaran firman Tuhan, yang sudah tertulis di dalam Alkitab.
Tetapi pekerjaan Iblis adalah,
āIa (Iblis) adalah pembunuh manusia sejak semula dan tidak hidup dalam kebenaran, sebab di dalam dia tidak ada kebenaran. Apabila ia berkata dusta, ia berkata atas kehendaknya sendiri, sebab ia adalah pendusta dan bapa segala dusta.ā (Yohanes 8:44).
āPencuri (Iblis) datang hanya untuk mencuri dan membunuh dan membinasakan; Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan.ā (Yohanes 10:10).
Pekerjaan Iblis hanyalah menipu, menuduh, dan bila kita tidak segera berbalik pada Allah dan meninggalkan segala dusta Iblis.. maka pada akhirnya Iblis akan membunuh dan membinasakan hidup kita, serta membuat kita semakin menjauh dari kasih dan rencana Allah.
Contoh aplikasi praktisnya, bila pekerjaan Roh Kudus adalah mengingatkan dan mengajak dengan lembut hati kita untuk mengampuni seseorang yang sudah menyakiti hati kita.. maka pekerjaan Iblis hanyalah menipu dan menuduh perasaan kita dengan perkataan,
āMemang kamu layak disalahpahami. Buat apa kamu mengampuni orang itu? Lebih baik kamu membalas dia dengan perbuatan yang lebih jahat. Kamu bisa melakukan pembalasan tersebut.ā
Keempat. Apa yang dikerjakan Roh Kudus di dalam PL hanyalah hinggap, datang untuk sementara waktu, tidak tinggal secara permanen, meliputi seseorang untuk tugas tertentu, dan bisa juga meninggalkan seorang tersebut.
Di dalam PB, Roh Kudus tinggal dan diam secara permanen dalam hidup setiap orang percaya.
Itulah sebabnya Daud berseru pada Allah di dalam pengakuan dosanya,
āJadikanlah hatiku tahir, ya Allah, dan perbaharuilah batinku dengan roh yang teguh! Janganlah membuang aku dari hadapan-Mu, dan janganlah mengambil roh-Mu yang kudus dari padaku! Bangkitkanlah kembali padaku kegirangan karena selamat yang dari pada-Mu, dan lengkapilah aku dengan roh yang rela!ā (Mazmur 51:12-14).
Di dalam PB, Paulus mengingatkan kita,
āTidak tahukah kamu, bahwa kamu adalah bait Allah dan bahwa Roh Allah diam di dalam kamu?ā (1 Korintus 3:16).
āAtau tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah bait Roh Kudus yang diam di dalam kamu, Roh Kudus yang kamu peroleh dari Allah, dan bahwa kamu bukan milik kamu sendiri?ā (1 Korintus 6:19).
Penggenapan Janji Bapa.
Banyak orang mengira perkataan Tuhan Yesus yang terakhir kalinya sebelum Dia naik ke Surga adalah Amanat Agungnya yang ada di dalam Matius 28:18-20 dan juga di dalam Markus 16:15-18. Tetapi di dalam Lukas 24:49 mencatat,
āDan Aku akan mengirim kepadamu apa yang dijanjikan Bapa-Ku. Tetapi kamu harus tinggal di dalam kota ini sampai kamu diperlengkapi dengan kekuasaan dari tempat tinggi.ā
āAnd, behold, I send the promise of my Father upon you: but tarry ye in the city of Jerusalem, until ye be endued with power from on high.ā (King James Version).
Kata endued di dalam bahasa aslinya memiliki arti diperlengkapi, diberi jubah, dimampukan dan diberi kuasa oleh Roh Kudus sendiri.
āKetika tiba hari Pentakosta, semua orang percaya berkumpul di satu tempat.ā (Kisah Rasul 2:1).
Kata āPentakostaā di ayat ini, masih berlaku Pentakosta yang lama. Tetapi timetable / waktu Tuhan itu selalu tepat. Dia tidak pernah berbuat asal / random. Pas tiba hari Pentakosta / 50 hari setelah kebangkitan Tuhan Yesus dari kematian, semua orang percaya berkumpul di satu tempat.
āTiba-tiba turunlah dari langit suatu bunyi seperti tiupan angin keras yang memenuhi seluruh rumah, di mana mereka duduk; dan tampaklah kepada mereka lidah-lidah seperti nyala api yang bertebaran dan hinggap pada mereka masing-masing.ā (ayat 2-3).
Kata ātampaklahā bukan sesuatu yang dibuat-buat, tetapi memang ditulis apa adanya seperti itu. Selain itu, kitab Kisah Rasul ini juga ditulis oleh Lukas, seorang tabib / dokter (memiliki profesi medis), misionaris dan pendamping Paulus di dalam penginjilan, serta penulis sejarah gereja mula-mula yang menulis dalam bahasa Yunani yang sangat baik, detail dan teliti, sistematis, dan historis.
āMaka penuhlah mereka dengan Roh Kudus, lalu mereka mulai berkata-kata dalam bahasa-bahasa lain, seperti yang diberikan oleh Roh itu kepada mereka untuk mengatakannya.ā (ayat 4).
Pada saat peristiwa di Kisah Rasul 2 ditulis, diperkirakan ada perwakilan dari setidaknya 15 bangsa atau daerah (ayat 8-11) yang mendengar para rasul berbicara dalam bahasa mereka masing-masing, karena pekerjaan Roh Kudus.
Melaluinya kita dapat belajar bahwa, Kisah Rasul 2:1-4 merupakan penggenapan janji Bapa yang pernah disampaikan Tuhan Yesus (1:4-5). Ketika para murid mulai berkata-kata di dalam bahasa lain, semuanya adalah pekerjaan Roh Allah / Roh Kudus yang memampukan hidup mereka untuk mengatakan bahasa yang tidak mereka mengerti / belum pernah dipelajari sebelumnya.
Mungkin ada yang mengatakan bahwa baptisan Roh Kudus, yang salah satu tandanya adalah berbahasa Roh itu hanyalah kosakata milik gereja Kristen yang beraliran Karismatik saja. Sama sekali tidak Alkitabiah, karena hanya dimiliki oleh aliran gereja tertentu. Tidak untuk semuanya. Tetapi firman Tuhan mengatakan pada kita,
āAku membaptis kamu dengan air sebagai tanda pertobatan, tetapi Ia yang datang kemudian dari padaku lebih berkuasa dari padaku dan aku tidak layak melepaskan kasut-Nya. Ia akan membaptiskan kamu dengan Roh Kudus dan dengan api.ā (Matius 3:11).
āAku membaptis kamu dengan air, tetapi Ia akan membaptis kamu dengan Roh Kudus.ā (Markus 1:8).
Yohanes menjawab dan berkata kepada semua orang itu: āAku membaptis kamu dengan air, tetapi Ia yang lebih berkuasa dari padaku akan datang dan membuka tali kasut-Nyapun aku tidak layak. Ia akan membaptis kamu dengan Roh Kudus dan dengan api.ā (Lukas 3:16).
āDan akupun tidak mengenal-Nya, tetapi Dia, yang mengutus aku untuk membaptis dengan air, telah berfirman kepadaku: Jikalau engkau melihat Roh itu turun ke atas seseorang dan tinggal di atas-Nya, Dialah itu yang akan membaptis dengan Roh Kudus.ā (Yohanes 1:33).
Bahkan di dalam Kisah Rasul 10 mencatat Petrus yang diutus pada Kornelius, seorang perwira pasukan Italia dan menjelaskan padanya tentang Injil Kristus.. di ayat 44-46a dikatakan,
āKetika Petrus sedang berkata demikian, turunlah Roh Kudus ke atas semua orang yang mendengarkan pemberitaan itu. Dan semua orang percaya dari golongan bersunat yang menyertai Petrus, tercengang-cengang, karena melihat, bahwa karunia Roh Kudus dicurahkan ke atas bangsa-bangsa lain juga, sebab mereka mendengar orang-orang itu berkata-kata dalam bahasa roh dan memuliakan Allah.ā
Kita memang dibaptis air oleh sesama, tetapi yang bisa menganugerahkan dan membaptis seseorang dengan Roh Kudus hanyalah Allah sendiri. Hal ini adalah Alkitabiah sifatnya, dan seharusnya dapat dialami oleh semua orang percaya.. kita sendiri juga sudah membaca di ayat di atas, Alkitab sudah mencatat kisah-Nya bagi kita.
Heavenly Language.
āSekalipun aku dapat berkata-kata dengan semua bahasa manusia dan bahasa malaikat, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, aku sama dengan gong yang berkumandang dan canang yang gemerincing.ā (1 Korintus 13:1).
Ayat di atas tidak menentang adanya karunia berbahasa Roh maupun karunia berbahasa lainnya, tetapi kembali lagi bagaimana motivasi yang terkandung di dalam hati kita? Apakah kita ini tetap memiliki kasih pada sesama, pada saat melakukan karunia yang sudah Tuhan berikan di dalam hidup? Atau kita hanya sekadar untuk ajang pamer?
Jangan pernah lupakan bahwa karunia Roh Kudus sudah dianugerahkan di dalam hidup kita supaya kita dapat menjadi saksi Kristus yang dapat memuliakan nama-Nya, bukan hanya sekadar untuk menjadi sakti di hadapan sesama.
Kota Korintus pada saat itu juga terkenal dengan berbagai kemewahan sekaligus moralitas hidup yang begitu rendah. Sekalipun banyak karunia Roh Kudus yang bekerja di Korintus, banyak terjadi perpecahan di dalam gereja karena mereka suka pamer karunia, dan penyalahgunaan karunia Roh Kudus. Paulus mengingatkan betapa pentingnya menjaga kasih yang kudus untuk membangun Tubuh Kristus, tidak hanya untuk Korintus saja, tetapi juga untuk kita di masa kini.
Mengapa harus Berbahasa Roh?
āSiapa yang berkata-kata dengan bahasa roh, tidak berkata-kata kepada manusia, tetapi kepada Allah. Sebab tidak ada seorangpun yang mengerti bahasanya; oleh Roh ia mengucapkan hal-hal yang rahasia.ā (1 Korintus 14:2).
Ayat di atas berbicara tentang karunia Roh Kudus yang ditandai dengan berbahasa Roh, dan hal ini adalah bagaimana cara kita menggunakannya. Ketika kita sedang berbahasa Roh, kita sedang berkata-kata pada Allah. Tidak ada seorangpun yang dapat mengerti apa arti ucapannya.
Dari ayat di atas kita dapat mengetahui bahwa tidak ada seorangpun yang mengerti bahasa-Nya, lalu ada pertanyaan mengapa kita harus berbahasa Roh kalau kita tidak mengerti apa artinya? Bukankah hal ini berbicara tentang roh kita yang berurusan dengan Pribadi Tuhan sendiri? Sesungguhnya ada banyak keuntungan yang bisa kita dapatkan, pada saat kita berbahasa Roh.
Pertama. Untuk membangun diri sendiri / Tongoues is for Edification.
āSiapa yang berkata-kata dengan bahasa roh, ia membangun dirinya sendiri, tetapi siapa yang bernubuat, ia membangun Jemaat.ā (1 Korintus 14:4).
āAkan tetapi kamu, saudara-saudaraku yang kekasih, bangunlah dirimu sendiri di atas dasar imanmu yang paling suci dan berdoalah dalam Roh Kudus.ā (Yudas 1:20).
Kalau kita tidak tahu bagaimana caranya seni di dalam membangun dan mengisi diri kita sendiri, maka lama-kelamaan kita akan mengalami kekeringan rohani bahkan sampai mengarah kepada burnout / kondisi kelelahan fisik, emosional, dan mental yang disebabkan stres berlebihan dan berkepanjangan, terutama yang berkaitan dengan pekerjaan atau tanggung jawab yang berat.
Hari-hari ini kita ditarik untuk memikirkan banyak hal dan ruang, dibuat bingung dengan kondisi perekonomian dan dunia yang sedang dilanda kebingungan luar biasa, dan banyak hal lainnya. Sehingga sering kali keputusan kita dibuat berdasarkan kekosongan di dalam hatiātidak ada lagi peran Roh Kudus dan juga firman-Nya yang berada di dalam hati kita. Karena itulah kita harus belajar terus-menerus tentang seni di dalam membangun diri, dan mengkalibrasi hati kita di setiap hari dengan kebenaran firman-Nya.
Teman baik kita belum tentu bisa membangun diri kita sendiri, kita bercerita bisa jadi dimaknai salah. Tetapi pada saat kita berbahasa Roh, dikatakan di ayat di atas bahwa kita sedang membangun diri kita sendiri. Bahkan di Yudas 1:20 mengajak kita untuk berdoa selalu di dalam Roh Kudus.
Inilah yang menjadi perbedaan antara seorang yang hidupnya dipenuhi Roh Kudus dengan seorang yang kerasukan / dipenuhi Iblis. Kalau seseorang yang hidupnya dipenuhi Roh Kudus dan berbahasa Roh, maka kita bisa mengendalikannya. Ada damai sejahtera, kekuatan, dan kemampuan Ilahi yang Roh Kudus berikan untuk kita dapat menyelesaikan berbagai rencana-Nya di atas muka bumi ini. Semuanya diberikan dengan cuma-cuma, tidak meminta imbalan, dan hal ini membawa kita untuk mendekat dan mengasihi Dia lebih dalam lagi.
Lain halnya kalau kita kerasukan / dipenuhi Iblis. Kita tidak akan bisa mengendalikan anggota tubuh kita. Selain itu, ada sesuatu yang diminta dari hidup kita. Tidak ada yang gratis, dan pastinya, membawa kita semakin menjauh dari rencana Allah, dan pada akhirnya akan menghancurkan hidup kita.
Kedua. Untuk memuji Allah / Tongoues is for Praise.
Mereka semua tercengang-cengang dan heran, lalu berkata: āBukankah mereka semua yang berkata-kata itu orang Galilea? Bagaimana mungkin kita masing-masing mendengar mereka berkata-kata dalam bahasa kita sendiri, yaitu bahasa yang kita pakai di negeri asal kita: kita orang Partia, Media, Elam, penduduk Mesopotamia, Yudea dan Kapadokia, Pontus dan Asia, Frigia dan Pamfilia, Mesir dan daerah-daerah Libia yang berdekatan dengan Kirene, pendatang-pendatang dari Roma, baik orang Yahudi maupun penganut agama Yahudi, orang Kreta dan orang Arab, kita mendengar mereka berkata-kata dalam bahasa kita sendiri tentang perbuatan-perbuatan besar yang dilakukan Allah.ā (Kisah Rasul 2:7-11).
āDan janganlah kamu mabuk oleh anggur, karena anggur menimbulkan hawa nafsu, tetapi hendaklah kamu penuh dengan Roh, dan berkata-katalah seorang kepada yang lain dalam mazmur, kidung puji-pujian dan nyanyian rohani. Bernyanyi dan bersoraklah bagi Tuhan dengan segenap hati.ā (Efesus 5:18-19).
Hal di atas adalah pekerjaan Allah, manusia biasa tidak akan pernah bisa untuk membuatnya. Sebab bagaimana mungkin dengan banyaknya bahasa, di dalam waktu yang hampir bersamaan, mereka semua berkata-kata tentang perbuatan besar yang dilakukan Allah (Kisah Rasul 2:11).
Selain itu, seseorang yang mabuk, hidupnya dikuasai oleh anggur yang memabukkan. Tetapi seseorang yang under influence / di bawah pengaruh dan pimpinan dari Roh Kudus, hidupnya pasti dituntun oleh Roh Kudus.
Tetapi kemudian ada pertanyaan,
āMengapa ada seseorang yang hidupnya begitu fasih di dalam bahasa Roh, tetapi hidupnya malah tidak karuan dan hancur berantakan?
Yang namanya Karunia Roh Kudus pastinya berbeda dengan buah Roh. Kalau di setiap harinya kita mau menundukkan diri untuk hidup selalu dipenuhi dengan Roh Kudus dan dengan firman-Nya, maka seharusnya hidup kita dimampukan untuk menghasilkan buah Roh.
āTetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi.ā (Kisah Rasul 1:8).
Kata ākuasaā dalam Kisah Para Rasul 1:8 berasal dari bahasa Yunani asli Perjanjian Baru, yaitu Ī“ĻĪ½Ī±Ī¼Ī¹Ļ (dýnamis) yang memiliki arti,
Kekuatan, kemampuan, kuasa. Daya untuk melakukan mukjizat atau pekerjaan besar. Kekuatan ilahi yang aktif bekerja.
Kata dýnamis dalam Kisah 1:8 menunjukkan bahwa kuasa yang dimaksud bukan hanya kekuatan fisik atau pengaruh, melainkan kuasa rohani yang aktif dan mengubahkan, berasal dari Roh Kudus:
Kuasa untuk menjadi saksi Kristus. Kuasa untuk melakukan pekerjaan pelayanan, tanda-tanda ajaib, dan kesaksian yang berani. Kuasa untuk menghadapi penganiayaan dan tantangan.. yang memampukan orang percaya untuk bersaksi dan menjalankan misi Kristus ke seluruh dunia.
āSebab jika aku berdoa dengan bahasa roh, maka rohkulah yang berdoa, tetapi akal budiku tidak turut berdoa. Jadi, apakah yang harus kubuat? Aku akan berdoa dengan rohku, tetapi aku akan berdoa juga dengan akal budiku; aku akan menyanyi dan memuji dengan rohku, tetapi aku akan menyanyi dan memuji juga dengan akal budiku.ā (1 Korintus 14:14-15).
Biarlah setiap kita tidak hanya berdoa dan memuji Tuhan dengan roh / berbahasa roh saja tetapi juga dengan akal budi, setiap kita dapat memuliakan nama Tuhan di dalam perkataan dan perbuatan di hidup keseharian kita.
Ketiga. Untuk berdoa syafaat / Tongues is for Intercession.
āDemikian juga Roh membantu kita dalam kelemahan kita; sebab kita tidak tahu, bagaimana sebenarnya harus berdoa; tetapi Roh sendiri berdoa untuk kita kepada Allah dengan keluhan-keluhan yang tidak terucapkan.ā (Roma 8:26).
ā..but the Spirit Himself makes intercession for us with groanings which cannot be uttered.ā (New King James Version).
Hari-hari ini kita tidak tahu apa yang kita mau doakan, dan tak sedikit dari antara kita yang mengalami kebingungan. Apakah kita harus berdoa agar bisnis tetap berjalan? Atau justru membuat bisnis yang baru? Keadaan yang ada hari-hari ini semuanya tidak ada kepastian. Sama seperti anak dari Ibu Pdt. Lydia yang beberapa waktu yang lalu sedang sakit. Apakah yang harus didoakan? Meminta mukjizat kesembuhan dari Tuhan? Atau meminta dana untuk membayar tagihan rumah sakit agar dicukupkan? Atau berdoa berserah pada apa yang menjadi kehendak Tuhan?
Bisa jadi kita menghadapi banyak tembok buntu / dead end, tetapi masih ada keputusan penting yang harus kita ambil. Dan sering kali kita lupa kalau kita ini masih memiliki Roh Kudus yang tinggal di dalam hidup kita. Kita masih memiliki Roh Kudus sebagai pendoa syafaat kita yang terus berdoa pada Allah, dengan keluhan yang tidak terucapkan.
Selain itu kita juga memiliki pergumulan lain, katanya kita harus berdoa sesuai dengan kehendak Allah, tetapi kenyataannya tidak semua dari kita tahu dengan pasti akan apa yang terjadi di dalam hidup ini. Kita bukan Allah dan tidak selalu tahu. Hanya Dia yang Mahatahu atas segalanya.
Ada kisah dari kerabat Ibu Pdt. Lydia yang suaminya pergi tanpa kabar dan tidak tahu ke mana suaminya pergi, tetapi ada Roh Kudus yang Mahatahu atas segalanya. Lalu Ibu Pdt. Lydia mengajak kerabatnya untuk berdoa puasa selama satu minggu, memohon anugerah dan mukjizat dari Tuhan bagi suaminya.
Singkat cerita entah bagaimana ceritanya, suaminya ini pulang ke rumah. Dia bercerita pada suatu malam mengalami pergumulan batin yang teramat berat, dan ingin mengakhiri hidupnya. Lalu dia ingat istri dan anaknya, pada malam itu juga dia memaksa datang ke rumah seorang hamba Tuhan untuk minta didoakan. Hamba Tuhan ini juga menyarankan untuk dia pulang segera ke rumahnya, dan berdamai dengan istrinya.
Kita tidak selalu tahu bagaimana dan apa yang harus kita doakan. Tetapi kita masih memiliki Roh Kudus sebagai pendoa syafaat kita. Bersama dengan Dia, kita pasti akan berdoa sesuai dengan kehendak Allah. Kita sudah diberikan privilege / hak istimewa yang luar biasa. Mengapa kita tidak mensyukurinya selama ini, dan mulai hari ini juga kita berdoa syafaat bersama dengan Roh Kudus?
Keempat. Untuk peperangan rohani / Tongoues is for Spiritual Warfare.
āAkhirnya, hendaklah kamu kuat di dalam Tuhan, di dalam kekuatan kuasa-Nya. Kenakanlah seluruh perlengkapan senjata Allah, supaya kamu dapat bertahan melawan tipu muslihat Iblis; karena perjuangan kita bukanlah melawan darah dan daging, tetapi melawan pemerintah-pemerintah, melawan penguasa-penguasa, melawan penghulu-penghulu dunia yang gelap ini, melawan roh-roh jahat di udara. Sebab itu ambillah seluruh perlengkapan senjata Allah, supaya kamu dapat mengadakan perlawanan pada hari yang jahat itu dan tetap berdiri, sesudah kamu menyelesaikan segala sesuatu.
Jadi berdirilah tegap, berikatpinggangkan kebenaran dan berbajuzirahkan keadilan, kakimu berkasutkan kerelaan untuk memberitakan Injil damai sejahtera; dalam segala keadaan pergunakanlah perisai iman, sebab dengan perisai itu kamu akan dapat memadamkan semua panah api dari si jahat, dan terimalah ketopong keselamatan dan pedang Roh, yaitu firman Allah, dalam segala doa dan permohonan. Berdoalah setiap waktu di dalam Roh dan berjaga-jagalah di dalam doamu itu dengan permohonan yang tak putus-putusnya untuk segala orang Kudus,ā (Efesus 6:10-18).
Peperangan kita bukanlah melawan darah dan daging. Sering kali kita tidak tahu apa yang sedang kita hadapi, tetapi kita masih memiliki Allah yang Mahatahu. Roh Kudus dapat memberikan hikmat dan konfirmasi di dalam hidup kita.
Kalau kita menghadapi peperangan rohani di dalam kehidupan pribadi, rumah tangga, kesehatan, bisnis, anak-anak kita, dan setiap aspek di dalam hidup kita.. tetaplah berdiri teguh dan melawan Iblis dengan kuasa Allah. Tetaplah berdoa di dalam Roh dan berjaga-jaga di dalam doa kita.
Ada kalanya kita mengalami keadaan dibangunkan Tuhan di waktu dini / pagi hari, tanpa ada alasan yang jelas. Di waktu itu dapat kita gunakan untuk berlutut dan berdoa. Tuhan membangunkan diri kita untuk dapat berdoa bagi orang lain yang kita kenal, yang bisa jadi pada saat itu membutuhkan doa-doa kita. Sama seperti kisah Samuel kecil yang dibangunkan Tuhan di dalam 1 Samuel 3.
Banyak orang menganggap bahwa karunia Roh Kudus, salah satu tandanya adalah berbahasa Roh, sudah berhenti sejak zaman para rasul dan orang-orang yang mengenal mereka, yang sudah berpulang ke rumah Bapa di Surga. Tetapi sampai hari ini, Roh Kudus terus bekerja dengan cara yang luar biasa. Jangan sampai diri kita tertinggal, rindukan selalu Roh Kudus agar dapat membaptis dan memenuhi hidup kita di setiap harinya.
ātetapi Penghibur, yaitu Roh Kudus, yang akan diutus oleh Bapa dalam nama-Ku, Dialah yang akan mengajarkan segala sesuatu kepadamu dan akan mengingatkan kamu akan semua yang telah Kukatakan kepadamu.ā (Yohanes 14:26).
Bagaimana caranya dibaptis dan dipenuhi Roh Kudus?
Pertama. Bertobat dari segala dosa dan menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat pribadi (dapat dibaca di Kisah Rasul 2:38). Kedua. Meminta dengan kerinduan yang mendalam untuk dipenuhi Roh Kudus (baca di Lukas 11:13). Ketiga. Menerimanya dengan iman. Keempat. Bertindak.
Karena itu ajaklah selalu Roh Kudus berbicara di setiap harinya, dan biarlah setiap keputusan kita selalu dituntun Roh Allah / Roh Kudus. Rindukan agar hidup kita di setiap harinya selalu dipenuhi Roh Kudus. Biarlah setiap keputusan kita lahir dari hubungan karib yang selalu dibangun dengan Roh Kudus, di dalam doa dan pembacaan firman-Nya.
Hiduplah selalu dipenuhi Roh Kudus, under influence / di bawah pengaruh dan tuntunan Roh Kudus agar setiap kita selalu dimampukan untuk dapat menghasilkan buah pertobatan dan buah Roh.. banyak orang imannya boleh dikuatkan melalui hidup kita serta,
āDemikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga.ā (Matius 5:16).
Amin. Tuhan Yesus memberkati..
Komentar