top of page

Agus Lianto - Janji yang Ditepati

  • mdcsbysystem
  • 1 jam yang lalu
  • 14 menit membaca

Catatan Khotbah: ā€œJanji yang Ditepati.ā€ Ditulis ulang dari sharing Bp. Pdt. Agus Lianto di Ibadah Minggu di MDC Graha Pemulihan, pada Tgl. 14 Desember 2025.


ree

Kedatangan Yesus yang Pertama dan Kedua.


Momen Natal yang diperingati di bulan Desember adalah sebuah peristiwa yang telah berlalu, di mana Tuhan Yesus sudah lahir di dalam dunia ini, Dia disalib untuk menebus dosa kita, dan bangkit dari kematian pada hari yang ketiga untuk mematahkan kuasa maut di dalam hidup manusia.


Natal pertama ini terjadi dalam keadaan yang sepi, tidak ada seorangpun yang mengetahui, bahkan Yusuf dan Maria datang ke Betlehem untuk melahirkan Yesus sendirian. Para gembala yang tinggal di padang untuk menjaga kawanan mereka pada waktu malam juga diberitahu kelahiran Yesus oleh seorang malaikat (Lukas 2:8-11). Yesus lahir dalam suasana yang sangat sederhana, jauh dari kemewahan, di kandang domba yang sunyi sepi, menunjukkan kerendahan hati-Nya.


Tetapi nanti pada kedatangan-Nya yang kedua, semua mata akan memandang Dia dan tidak ada seorangpun yang tidak melihat-Nya. Dengan kemajuan teknologi yang sekarang kita miliki, semuanya dapat menjadi masuk di akal. Banyak orang akan dengan cepat mengetahui-Nya.


Dan yang menjadi penekanannya adalah,


Kalau Dia sudah menepati janji mengenai kedatangan-Nya yang pertama.. maka janji mengenai kedatangan-Nya yang kedua, Dia pasti juga akan menepatinya.


Selain itu bila di kedatangan-Nya yang pertama kita membaca dari Alkitab, yang berperan hanyalah Yusuf dan Maria saja. Tetapi kelak di kedatangan-Nya yang kedua, kita semua memiliki peran dan tanggung jawab yang besar untuk menyambut kedatangan-Nya. Bila di kedatangan-Nya yang pertama, Dia mengambil rupa seorang bayi. Tetapi pada kedatangan-Nya yang kedua, Dia datang sebagai seorang Raja yang berkuasa. Kita umat-Nya harus mempersiapkan diri. Jangan sampai kita tidak siap untuk menyambut kedatangan-Nya.


ā€œKarena Yusuf suaminya, seorang yang tulus hati dan tidak mau mencemarkan nama isterinya di muka umum, ia bermaksud menceraikannya dengan diam-diam. Tetapi ketika ia mempertimbangkan maksud itu, malaikat Tuhan nampak kepadanya dalam mimpi dan berkata: ā€œYusuf, anak Daud, janganlah engkau takut mengambil Maria sebagai isterimu, sebab anak yang di dalam kandungannya adalah dari Roh Kudus. Ia akan melahirkan anak laki-laki dan engkau akan menamakan Dia Yesus, karena Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka.ā€ Hal itu terjadi supaya genaplah yang difirmankan Tuhan oleh nabi: ā€œSesungguhnya, anak dara itu akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki, dan mereka akan menamakan Dia Imanuelā€ yang berarti: Allah menyertai kita.ā€ (Matius 1:19-23).


Ada empat poin yang dapat dipelajari bersama, dari topik ā€œJanji-Nya yang Ditepatiā€ ini.


Bagian Pertama. Rencana Abadi.


ā€œHal itu terjadi supaya genaplah yang difirmankan Tuhan oleh nabi: ā€œSesungguhnya, anak dara itu akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki, dan mereka akan menamakan Dia Imanuelā€ yang berarti: Allah menyertai kita.ā€ (Matius 1:22-23).


Kelahiran Yesus telah direncanakan dan dijanjikan sejak awal sejarah. Ribuan tahun berlalu, tetapi Allah tidak pernah mengubah rencana-Nya.


ā€œAku akan mengadakan permusuhan antara engkau dan perempuan ini, antara keturunanmu dan keturunannya; keturunannya akan meremukkan kepalamu, dan engkau akan meremukkan tumitnya.ā€ (Kejadian 3:15).


Kata benih selalu dimulai dari pihak pria, tetapi dari ayat di atas dikatakan bahwa Keturunan / benih dari perempuan / Hawa akan meremukkan kepala ular. Keturunan dari Hawa ini menunjuk pada kelahiran Yesus. Ribuan tahun janji ini diberikan dan manusia bisa saja melupakannya, tetap Dia tidak pernah melupakan janji-Nya.


ā€œTongkat kerajaan tidak akan beranjak dari Yehuda ataupun lambang pemerintahan dari antara kakinya, sampai dia datang yang berhak atasnya, maka kepadanya akan takluk bangsa-bangsa.ā€(Kejadian 49:10).


1500 SM Yakub sudah menubuatkan bahwa, dari keturunan Yehuda akan melahirkan Yesus.


ā€œSebab seorang anak telah lahir untuk kita, seorang putera telah diberikan untuk kita; lambang pemerintahan ada di atas bahunya, dan namanya disebutkan orang: Penasihat Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai. Besar kekuasaannya, dan damai sejahtera tidak akan berkesudahan di atas takhta Daud dan di dalam kerajaannya, karena ia mendasarkan dan mengokohkannya dengan keadilan dan kebenaran dari sekarang sampai selama-lamanya. Kecemburuan TUHAN semesta alam akan melakukan hal ini.ā€ (Yesaya 9:5-6).


Kembali janji mengenai Yesus diucapkan Yesaya 700 SM sebelum Yesus lahir. Sejarah mencatat tidak ada seorangpun yang dapat memenuhi empat kriteria di atas, dan bagi bangsa Yahudi, tidak mungkin ada manusia yang dapat memenuhi kriteria itu.


Di bagian pertama ini kita dapat belajar,


Apa yang Dia rencanakan pasti Dia masih sanggup untuk menggenapinya. Tetapi yang menjadi permasalahannya adalah, kita tidak tahu kapan waktu-Nya untuk menggenapi. Ingatan dan penglihatan kita memiliki jangka pendek, kita begitu mudah melupakan rencana Tuhan yang terkadang membutuhkan waktu yang tidak sesuai dengan apa yang kita harapkan selama ini.


Bagian Kedua. Waktu yang Tepat.


ā€œTetapi setelah genap waktunya, maka Allah mengutus Anak-Nya, yang lahir dari seorang perempuan dan takluk kepada hukum Taurat.ā€ (Galatia 4:4).


Untuk menggenapi janji-Nya, Allah memiliki jadwal dan waktu-Nya tersendiri yang tidak terpahami oleh kita. Segala janji dan rencana Allah pasti ditepati pada waktu-Nya. Penantian yang tekun akan menyempurnakan karakter kita.


ā€œEngkau tidak perlu mengetahui masa dan waktu, yang ditetapkan Bapa sendiri menurut kuasa-Nya.ā€ (Kisah Rasul 1:7).

Tuhan tidak mengizinkan kita untuk mengetahui kapan waktu-Nya, tetapi yang seharusnya kita renungkan adalah, apa yang dapat kita lakukan di dalam masa penantian, sebelum Dia menepati semua janji-Nya di dalam hidup kita?


Beberapa waktu yang lalu kita dikejutkan dengan sebuah berita ada seorang hamba Tuhan yang memberikan sebuah tanggal dan berkata bahwa, Tuhan Yesus akan datang kedua kalinya di atas muka bumi ini. Kenyataannya, Dia tidak datang dan hamba Tuhan tersebut dengan mudahnya berdalih bahwa Dia pasti me-reschedule jadwal-Nya.


Kalau sampai ada manusia yang tahu dengan jelas kapan Dia datang di atas muka bumi ini, maka pasti sama Tuhan Yesus tanggal kedatangan-Nya akan di-reschedule. Mengapa? Karena Dia meminta kita untuk berjaga-jaga. Pertumbuhan karakter dan kerohanian kita dapat ditentukan di dalam masa penantian, akan kedatangan-Nya.


Banyak orang hari-hari ini hidup hanya dengan seenaknya sendiri dan tidak mau lagi bersungguh hati dalam menjaga hidup kerohaniannya. Banyak orang merasa cukup hanya dengan percaya Yesus saja, maka pada saat dirinya mati, dia pasti masuk ke dalam Surga. Karena itulah orang ini hidup hanya sebisa dan semaunya sendiri saja.


Tidak banyak orang mau berpikir bahwa di masa yang akan datang itu ada yang namanya penghakiman. Mereka cukup percaya, beribadah, memberi persembahan dan perpuluhan, menyelesaikan pelajaran Dasar Kekristenan / DK dan Hidup Berjemaat / HB, maka niscaya.. mereka nantinya mati masuk Surga.


Sehingga banyak orang menganggap dengan melakukan semuanya itu, pasti ā€œsudah lulus naik kelasā€ dan buat apa belajar lebih giat lagi.


Dalam Matius 25:14-30, Tuhan Yesus memberi perumpamaan tentang talenta, hamba yang baik, dan juga hamba yang jahat. Diceritakan bahwa hamba yang baik dan setia itu mengelola serta mengembangkan milik tuannya, tetapi hamba yang jahat hanya menyimpan talenta dan tidak mau mengembangkannya. Mengapa hamba yang jahat melakukan hal ini? Karena dia merasa tuannya tidak tahu kapan akan kembali, hamba yang jahat itu bersikap semau dan seenaknya sendiri.


Tuhan Yesus pasti akan datang kedua kalinya.

Kalau hari-hari ini kita mulai kehilangan harapan dan tidak lagi mau menantikan Dia, maka kita dapat kehilangan arah di hidup ini. Hal inilah yang membuat kita tidak lagi mau berjaga-jaga, kita mulai lupa akan janji kedatangan-Nya yang kedua. Bila di janji yang pertama, Tuhan Yesus sudah datang dan menyelesaikan tugas-Nya. Maka untuk janji yang kedua, Dia pasti akan menggenapi janji-Nya. Masalahnya, kita tidak pernah tahu kapan waktu kedatangan-Nya yang kedua kali ini.


Kalau seandainya kita punya vila di luar kota dan kita menitipkan vila itu pada sebuah keluarga untuk dapat dijaga dan dibersihkan. Maka kita memiliki dua cara pada saat mendatangi vila tersebut,


Pertama. Kita dapat memberitahu keluarga tersebut bahwa satu minggu kemudian kita akan datang, dan diharapkan vila tersebut sudah dalam keadaan yang bersih pada saat kita tiba di sana.


Kedua. Kita dapat memberitahu keluarga tersebut bahwa kita dapat datang sewaktu-waktu. Jadi pada saat kita datang, entah kapan waktunya, diharapkan vila tersebut sudah berada di dalam keadaan yang bersih. Pertanyaannya adalah,


ā€œKita mau memakai cara yang mana?ā€

Pastinya kita mau cara yang kedua. Kita tidak mau keluarga yang kita titipkan vila tersebut hanya berdiam diri saja dan tidak berbuat apa-apa. Kalau kita memberitahu kedatangan kita satu minggu lagi, kita tidak akan pernah tahu bisa-bisa dia berbuat sesuatu yang sama sekali tidak ada hubungannya dengan pekerjaan dan tanggung jawabnya, yakni menjaga dan membersihkan vila kita.


Banyak orang Kristen hari-hari ini hidup hanya semau dan seenaknya sendiri, karena tidak mengetahui kapan kedatangan-Nya yang kedua. Padahal kedatangan-Nya ini sangat dan mutlak membutuhkan peran dari setiap kita. Kita diminta untuk selalu bersiap diri, agar pada saat Dia datang, Dia menjumpai kita dalam keadaan dan berbuat yang terbaik bagi kemuliaan-Nya.


Segala janji dan rencana Allah pasti ditepati pada waktu-Nya. Penantian yang tekun akan menyempurnakan karakter kita.


ā€œTetapi segala hal yang telah Kurencanakan ini tidak akan terjadi dengan segera. Meskipun demikian, pasti saat penggenapan penglihatan itu akan tiba. Jika tampaknya lambat, janganlah putus asa, karena semua itu pasti akan terjadi. Bersabarlah! Semua itu tidak akan terlambat barang sehari pun!ā€ (Habakuk 2:3, FAYH).


Segala rencana Tuhan itu tidak terjadi dengan segera. Lambat tetapi Dia tidak terlambat.


ā€œKasih itu sabar..ā€ (1 Korintus 13:4).

Kata ā€œsabarā€ di dalam bahasa asli Yunani memakai kata makrothumia ( μ α Šŗ ρ Īæ Ļ„ ù μ ι α ) yang memiliki arti ketabahan. Di dalam terjemahan Alkitab lainnya muncul kata passion dan long suffering. Diperlukan waktu yang panjang untuk membangkitkan emosi atau kemarahan, dan juga menanggung sesuatu yang tidak kita sukai dalam waktu yang tidak sebentar / lama.


ā€œTuhan tidak lalai menepati janji-Nya, sekalipun ada orang yang menganggapnya sebagai kelalaian, tetapi Ia sabar terhadap kamu, karena Ia menghendaki supaya jangan ada yang binasa, melainkan supaya semua orang berbalik dan bertobat.ā€ (2 Petrus 3:9).


Tuhan mau sabar menanti setiap kita agar kita memiliki kesempatan untuk mau bertobat. Sekali lagi, masalahnya terletak pada kita tidak tahu kapan waktu kedatangan-Nya yang kedua. Tetapi bukan berarti kedatangan-Nya itu tidak akan terjadi.


Menunggu tanpa kepastian memang tidaklah enak, tetapi dari hal inilah justru kita dapat belajar mengenai seni menanti-nantikan Tuhan.


Bagian Ketiga. Janji Juruselamat.


ā€œIa akan melahirkan anak laki-laki dan engkau akan menamakan Dia Yesus, karena Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka.ā€ (Matius 1:21).

Yesus sudah datang ke dunia. Keselamatan dari dosa adalah realitas yang harus kita alami saat ini. Diselamatkan memiliki arti dilepaskan dari ikatan dosa, bebas untuk menjadi dan melakukan terbaik.


Apa itu Keselamatan?


Yesus telah datang ke dalam dunia untuk menyelamatkan manusia dari dosa, menebus, dan menyucikan hidup kita. Jadi kita harus hidup di dalam realitas bagaimana kita ini bersungguh-sungguh sudah diselamatkan. Keselamatan berarti kita bebas dari dosa, kita menjadi dan melakukan yang terbaik, bagi kemuliaan nama-Nya.


Keselamatan bukan hanya berbicara tentang apa yang akan terjadi setelah kita menutup mata untuk selama-lamanya di dalam dunia yang fana ini dan membuka mata kita untuk yang pertama kalinya di dalam kekekalan Surga saja.. tetapi selama kita hidup di dalam dunia yang fana ini, kita bebas dari dosa dan tidak lagi diperbudak oleh kuasa dosa.


Tetapi sering kali kita berkata bahwa kita ini sudah percaya pada Yesus, tetapi hidup kita masih jatuh bangun di dalam dosa dan menjalani kehidupan seperti orang-orang yang tidak mengenal Tuhan!


Ada dua hal mengapa seorang Kristen tidak bisa bebas dari dosa yang mengikat dirinya, walau Tuhan Yesus sudah mengampuni dan menyucikan dirinya dari segala bentuk dosa.


Hal Pertama. Gagasan.


Hal inilah yang paling merepotkan yakni adanya pendapat bahwa, dosa itu diperlukan.


Suatu hari ada seseorang yang berkata,


ā€œKorupsi itu diperlukan sebagai oli pembangunan. Sehingga kalau tidak ada korupsi, maka pembangunan tidak akan dapat berjalan dengan baik di dalam negeri ini.ā€


Kalau sudah memiliki gagasan ini, maka sangatlah sulit bangsa kita dapat terbebas dari korupsi.


Contoh lainnya gagasan bahwa dosa itu diperlukan,


ā€œSuami perlu berbohong dalam hal keuangan, agar istrinya tidak meminta uang terus. Berbohong putih itu diperbolehkan. Memaki orang itu tidak apa-apa, karena kalau tidak dimaki, orang tersebut malas bekerja. Dan banyak gagasan lainnya..ā€


Kalau kita memandang dosa itu diperlukan, maka sampai kapan pun, kita tidak akan pernah bisa bebas dari apa yang namanya dosa.


Tetapi kalau kita mau terbebas dari dosa, maka sebelum kita dapat sungguh-sungguh bebas dari dosa, yang pertama bayangkan terlebih dahulu kalau kita berhenti berbuat dosa seperti marah-marah, memaki orang, berzinah, berkata kotor, menonton film porno, dan banyak hal yang mendukakan hati Tuhan dan bayangkan,


ā€œKalau kita menjalani hidup kudus, apakah yang akan terjadi selanjutnya pada diri kita?ā€


Firman Tuhan mengatakan,


ā€œtetapi hendaklah kamu menjadi kudus di dalam seluruh hidupmu sama seperti Dia yang kudus, yang telah memanggil kamu, sebab ada tertulis: Kuduslah kamu, sebab Aku kudus.ā€ (1 Petrus 1:15-16).


Anggaplah kita sudah berada di sana, apakah yang akan muncul kemudian di dalam pikiran kita? Mungkin kita selanjutnya akan berpikir,


ā€œKalau kita mau hidup kudus, pasti kita tidak boleh berbuat hal ini dan itu. Semua serba tidak boleh.ā€


Padahal kita dapat mencari tahu terlebih dahulu, kalau kita hidup kudus sesungguhnya kita dapat terbebas dari apa yang namanya rasa bersalah, kekuatiran, dan juga kebencian. Hidup kita juga mengalami penyertaan, pemeliharaan, dan mendapatkan mukjizat terbaik dari Dia.


Hidup kudus itu sesungguhnya mudah, karena tidak ada lagi beban dan rasa kuatir, bahkan kita tidak menyimpan kebencian terhadap seseorang.


Kalau kita mau hidup kudus, bisa jadi apa yang kita dapatkan tidaklah sebanyak sekarang. Tetapi kita dapat hidup dengan damai sejahtera, tenang dan sukacita karena kita tidak lagi sikut-sikutan di dalam dunia pekerjaan, dengan orang lain.


Setelah dibayangkan, barulah kita bertanya pada diri kita sendiri. Apakah kita menginginkannya?


Contoh praktisnya. Kalau kita suka olahraga golf, pasti tanpa diminta dompet kita akan berisi banyak kartu member golf, kita akan mengoleksi banyak tongkat golf dan ada yang akan dijadikan pajangan di dinding, bahkan kita diajak untuk berangkat bermain golf jam berapapun pasti akan berangkat, saat bermain dapat dengan bebas memukul bola golf. Semuanya ini dilakukan dengan enjoy dan tanpa perlu berpikir dengan keras.


Dari luar mungkin orang yang tidak bermain golf berpikir, apa enaknya bermain golf? Tetapi bagi yang mengerti dan menjalaninya, pasti dirinya akan memiliki jawaban yang berbeda.


Menjalani hidup kudus itu seperti ini. Kita dapat menjalani kehidupan dengan merdeka dan tidak terikat dosa, serta memiliki hidup yang simpel.


Hal Kedua : mengapa seorang Kristen tidak bisa bebas dari dosa yang mengikat dirinya, walau Tuhan Yesus sudah mengampuni dan menyucikan dirinya dari segala bentuk dosa adalah,


Kebiasaan tubuh.


Setiap dari kita memiliki habit / kebiasaanya sendiri. Itulah sebabnya Paulus menulis,


ā€œSebab di dalam batinku aku suka akan hukum Allah, tetapi di dalam anggota-anggota tubuhku aku melihat hukum lain yang berjuang melawan hukum akal budiku dan membuat aku menjadi tawanan hukum dosa yang ada di dalam anggota-anggota tubuhku. Aku, manusia celaka! Siapakah yang akan melepaskan aku dari tubuh maut ini? Syukur kepada Allah! oleh Yesus Kristus, Tuhan kita.ā€ (Roma 7:22-25).


Perkembangan ilmu pengetahuan terakhir mengatakan, walau berada di dalam satu tubuh yang sama, antara pikiran dan perasaan di dalam tubuh itu bisa berbeda. Niat di dalam pikiran kita mau diet, tetapi setelah berjalan 1-2 bulan, perasaan kita mulai mendominasi dan kita pada akhirnya kembali gagal untuk melakukan diet.


90 persen dari tingkah laku, apa yang kita lakukan selama ini bukanlah dari pikiran tetapi hasil dari kebiasaan yang tubuh kita lakukan. Hal ini sudah menjadi refleks. Kita belum berpikir, tetapi anggota tubuh kita sudah bertindak terlebih dahulu.


Karena itulah gagasan kita yang terlebih dahulu harus dibenarkan. Hidup kudus itu baik dan enak, tetapi anggota tubuh kita harus dilatih dan didisiplinkan. Firman Tuhan berkata,


ā€œKarena itu matikanlah dalam dirimu segala sesuatu yang duniawi, yaitu percabulan, kenajisan, hawa nafsu, nafsu jahat dan juga keserakahan, yang sama dengan penyembahan berhala, semuanya itu mendatangkan murka Allah (atas orang-orang durhaka).ā€ (Kolose 3:5-6).


Setelah kita mau ā€œmematikan segala sesuatu yang duniawiā€, barulah kita dapat melatih tubuh kita dengan apa yang namanya puasa, rajin dalam membangun hubungan yang karib dengan Tuhan di dalam doa dan pembacaan firman-Nya di dalam Alkitab, belajar berdiam diri.. sebab kalau kita tidak mau melatih dan mendisiplinkan, maka anggota tubuh kita ini memiliki keinginannya sendiri.


Firman Tuhan berkata,


ā€œ Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati.ā€ (Roma 12:1).


Ketika kita mau mempersembahkan tubuh kita pada Allah, kita mau mengarahkan dan melatih agar dapat menyukakan hati-Nya.. baru setelah itu kita dapat melakukan perubahan,


ā€œJanganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.ā€ (Roma 12:2).


Kalau hal di atas sudah kita lakukan, maka hidup di dalam kekudusan tidaklah menjadi susah.


Karena itu fungsi anugerah Allah tidak hanya menyucikan kita dari segala dosa, tetapi juga memampukan setiap kita untuk tidak lagi hidup di dalam dosa. Anugerah-Nya bekerja dengan luar biasa ketika di dalam kelemahan, kita berseru dan berserah untuk meminta pertolongan-Nya, agar kita tidak lagi berbuat dosa dan tidak lagi melakukan perbuatan yang mendukakan hati-Nya.


Bagian Keempat. Memerintah Kerajaan Kekal.


ā€œSesungguhnya engkau akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki dan hendaklah engkau menamai Dia Yesus. Ia akan menjadi besar dan akan disebut Anak Allah Yang Mahatinggi. Dan Tuhan Allah akan mengaruniakan kepada-Nya takhta Daud, bapa leluhur-Nya, dan Ia akan menjadi raja atas kaum keturunan Yakub sampai selama-lamanya dan Kerajaan-Nya tidak akan berkesudahan.ā€ (Lukas 1:31-33).


Diselamatkan berbicara tentang hidup kita sudah dipindahkan dari kerajaan gelap menuju pada Kerajaan Allah yang tidak berkesudahan. Yesus nantinya akan memerintah secara kekal, bersama dengan semua pengikut-Nya.


Pemerintahan atas dunia tidak hanya dipegang oleh Yesus saja, tetapi nantinya, juga oleh kita. Daniel 500 SM sudah menuliskan pada setiap kita,


ā€œLalu diberikan kepadanya kekuasaan dan kemuliaan dan kekuasaan sebagai raja, maka orang-orang dari segala bangsa, suku bangsa dan bahasa mengabdi kepadanya. Kekuasaannya ialah kekuasaan yang kekal, yang tidak akan lenyap, dan kerajaannya ialah kerajaan yang tidak akan musnah.ā€ (Daniel 7:14).


ā€œMaka pemerintahan, kekuasaan dan kebesaran dari kerajaan-kerajaan di bawah semesta langit akan diberikan kepada orang-orang kudus, umat Yang Mahatinggi: pemerintahan mereka adalah pemerintahan yang kekal, dan segala kekuasaan akan mengabdi dan patuh kepada mereka.ā€ (Daniel 7:27).


Karena itulah mengejar kekudusan dan kesempurnaan agar dapat menjadi serupa seperti Kristus bukan hanya supaya setelah kita mati, kita akan masuk ke dalam Surga saja. Tetapi semuanya itu bertujuan untuk mempersiapkan diri kita, pada saat kita nantinya akan memerintah bersama dengan Dia. Hidup di dalam dunia yang fana ini pada suatu hari akan berakhir, tetapi sama seperti yang pernah dituliskan oleh Paulus,


ā€œTidak tahukah kamu, bahwa kita akan menghakimi malaikat-malaikat? Jadi apalagi perkara-perkara biasa dalam hidup kita sehari-hari.ā€ (1 Korintus 6:3).

Ketika kita memiliki keinginan untuk hidup dengan damai, tenang, makmur, semuanya sehat, hubungan lancar antara anak-anak dan menantu, semuanya berjalan dengan baik.. tidaklah salah bila kita memiliki keinginan yang baik ini. Tetapi semuanya ini belumlah seberapa, karena Dia telah menetapkan kita untuk memerintah bersama dengan-Nya pada suatu hari kelak.


ā€œKarena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.ā€ (Yohanes 3:16).

Dia sudah menebus kita dengan memberikan Putra-Nya yang tunggal, yakni Yesus. Dia bukanlah Allah lebay, yang menebus sesuatu yang tidak berharga hanya untuk membuktikan ayat di atas.


Kalau Dia sudah memberikan Putra-Nya, berarti Dia melihat ada potensi yang besar di dalam hidup kita, yakni kita nantinya akan memerintah bersama dengan-Nya. Karena itu selalu sadarilah siapa identitas jati diri kita di hadapan-Nya. Peran kita tidak dapat digantikan oleh siapa pun.


Ketika Bp. Pdt. Agus Lianto melihat di cermin, dirinya berkata bahwa jati dirinya yang baru sekarang adalah anak Allah yang Mahatinggi, bukan seorang pendosa di masa lalu. Dirinya kini mengejar apa yang namanya menjaga hidup kudus dan kesempurnaan hidup serupa dengan Kristus.. sebab hal inilah yang akan digunakan pada saat kita nantinya memerintah bersama Kristus.


Karena itulah janji-Nya pasti akan ditepati, dan pada suatu hari kelak semua mata akan melihat kedatangan-Nya yang kedua. Penghakiman akan dimulai, adanya kebangkitan orang mati, dan tubuh fana kita akan diubah dalam sekejap mata..


ā€œSesungguhnya aku menyatakan kepadamu suatu rahasia: kita tidak akan mati semuanya, tetapi kita semuanya akan diubah, dalam sekejap mata, pada waktu bunyi nafiri yang terakhir. Sebab nafiri akan berbunyi dan orang-orang mati akan dibangkitkan dalam keadaan yang tidak dapat binasa dan kita semua akan diubah.ā€ (1 Korintus 15:51-52).


Karena itu tetaplah setia dan berjaga-jaga, lakukan tugas kita dengan baik dan well done. Rindukan agar Dia nantinya dapat berkata pada setiap kita,


ā€œBaik sekali perbuatanmu itu, hai hamba-Ku yang baik dan setia; engkau telah setia dalam perkara kecil, Aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan Tuanmu.ā€ (Matius 25:21).


Karena itu, kapan pastinya Tuhan Yesus akan datang kedua kalinya tidak lagi menjadi masalah. Sebab pada saat Dia datang, hari itu akan menjadi hari yang penuh dengan sukacita, tidak ada ketakutan lagi, dan pastikan bahwa Dia mendapati setiap kita sudah bersiap diri dengan baik untuk menyambut kedatangan-Nya yang kedua.


Janji Tuhan yang berupa pemeliharaan, pertolongan, dan kesembuhan.. hal ini benar adanya. Tetapi lebih dari itu, kita akan memerintah bersama dengan-Nya di dalam kemuliaan-Nya.


Dia sudah menepati janji-Nya dengan memberi Putra-Nya. Masalahnya, apakah kita dijumpai oleh-Nya sudah siap, pada saat Dia menggenapi semua janji-Nya di dalam hidup kita?


Jadikan setiap tantangan dan kesulitan menjadi batu loncatan agar kita dapat bertumbuh semakin serupa dengan Kristus. Bertumbuhlah sempurna, semakin sabar, teguh, dan tetap kudus. Bayangkan kalau kita memiliki kehidupan serupa seperti Kristus.. hidup ini indah, tidak dikuasai kekuatiran, tanpa takut lagi dilihat dan dinilai orang lain.


Tuhan itu besar, tetapi apakah kebesaran-Nya itu hanya dibatasi dengan sekadar membuat kita kaya dan menyembuhkan berbagai penyakit kita?

Berfirmanlah Allah: ā€œBaiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi.ā€ (Kejadian 1:26).


Kebesaran-Nya dinyatakan pada saat kita dibuat segambar dan serupa dengan Dia. Adam dan Hawa pada mulanya diberi kuasa untuk menaklukkan dan mengelola ciptaan-Nya dengan baik di dunia ini, tetapi ketika mereka berdua jatuh ke dalam dosa, mereka kehilangan kuasa dari Allah.


Bila Putra-Nya sudah diberikan untuk penebusan dosa-dosa kita, Dia sudah dibangkitkan dari kematian pada hari yang ketiga, dan hubungan kita dengan Bapa di Surga sudah dipulihkan.. maka pada suatu hari kelak, janji-Nya ini akan ditepati, bahwa kita akan memerintah bersama dengan Putra-Nya, yakni Tuhan Yesus. Peganglah hal ini baik-baik.


ā€œDi dalam Dia kamu juga karena kamu telah mendengar firman kebenaran, yaitu Injil keselamatanmu di dalam Dia kamu juga, ketika kamu percaya, dimeteraikan dengan Roh Kudus, yang dijanjikan-Nya itu. Dan Roh Kudus itu adalah jaminan bagian kita sampai kita memperoleh seluruhnya, yaitu penebusan yang menjadikan kita milik Allah, untuk memuji kemuliaan-Nya.ā€ (Efesus 1:13-14).


Roh Kudus adalah jaminan bagi setiap kita, sampai kita nantinya akan mendapat semua janji-Nya, yang pasti akan ditepati di dalam hidup kita.


Amin. Tuhan Yesus memberkati..

Komentar


bottom of page