top of page

Jeffrey Rachmat - Dua Tuan

  • mdcsbysystem
  • 2 hari yang lalu
  • 12 menit membaca

Catatan Khotbah: ā€œDua Tuan.ā€ Ditulis ulang dari sharing Bp. Pdt. Jeffrey Rachmat, di Ibadah Minggu di MDC Graha Pemulihan, pada Tgl. 27 April 2025.



ā€œTak seorangpun dapat mengabdi kepada dua tuan. Karena jika demikian, ia akan membenci yang seorang dan mengasihi yang lain, atau ia akan setia kepada yang seorang dan tidak mengindahkan yang lain. Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon.ā€ (Matius 6:24).


Tuhan dan Mamon.


Kata Mamon berasal dari bahasa Aram yakni mamona, yang memiliki arti kekayaan atau harta benda, atau istilahnya sekarang adalah uang. Di ayat di atas, Tuhan Yesus mengatakan dengan jelas pada setiap kita bahwa kita harus memilih satu tuan yang harus kita abdi, Tuhan atau Mamon.


Yang menarik di sini, Tuhan menempatkan Mamon sebagai saingan terberat-Nya untuk berhadapan dengan manusia. Padahal selama ini kita sering berpikir bahwa saingan terberat-Nya Tuhan adalah Iblis. Tetapi kalau ditanya apakah kita ini melayani Iblis, pasti tidak ada seorang pun dari antara kita yang mau melayaninya. Bahkan bila ditanya tentang Mamon, jawabnya pun sama, kita tidak akan pernah mau melayaninya.


Tetapi bila mau jujur, berapa banyak dari antara kita yang sudah menjadikan Mamon sebagai faktor penentu di dalam setiap keputusan, yang harus kita ambil? Berapa banyak dari antara kita yang berpikir hanya sebatas dari sisi,


ā€œApa keuntungannya buat saya? Apakah nantinya akan memberi keuntungan secara finansial?ā€


Kita tidak lagi berpikir bahwa segala sesuatu yang diizinkan terjadi itu masih ada purpose / tujuan dari Tuhan. Masih ada nilai-nilai kebenaran yang dapat diajarkan di dalam hidup kita. Selain itu kita dapat men-cek bagaimana hidup kita selama ini, bila yang tertulis di bawah ini semuanya terjadi, berarti kita sedang melayani Mamon..


ā€œApakah identitas diri kita selama ini hanya terikat pada harta benda? Apakah hidup kita baru merasa berharga hanya kalau sudah mencapai standar angka kekayaan tertentu? Apakah selama ini kita tidak mau memberi, karena kita takut nantinya akan mengalami kekurangan?ā€


Kalau semua jawaban dari pertanyaan di atas adalah ā€œIyaā€ berarti hidup kita selama ini condong melayani Mamon, yang bagi sebagian besar orang dianggap dapat menjanjikan kenyamanan, meningkatkan identitas diri, membuat kita merasa lebih berarti, dan memberi kekuasaan tertentu. Kita merasa bahwa Mamon adalah pribadi yang dapat dipercayai dan disembah.


Memang tidak bisa dipungkiri, Mamon ini memiliki daya tarik tersendiri. Seseorang yang tingkat finansialnya jauh lebih tinggi kebanyakan diberi posisi, dan dianggap orang yang sukses.


Itulah mengapa tidak heran banyak anak muda hari-hari ini ingin sukses di usia muda. Kalau ditanya sehabis kuliah mau melakukan apa, mereka selalu menjawab ā€œI want to make money.ā€ Sangat jarang ada yang mengatakan ā€œI want to serve God.ā€ Anak-anak muda ini terobsesi untuk meraih kesuksesan secara finansial, di usia muda mereka. Mengukur tingkat kesuksesan hanya sebatas dari banyaknya harta benda yang mereka pakai dan miliki, seberapa sering mereka berlibur, dsb.


Padahal uang sebenarnya adalah hamba yang baik, tetapi uang merupakan tuan yang buruk. Kita bisa mencintai uang, tetapi dia tidak bisa mencintai kita kembali. Lain halnya dengan kita bisa mencintai Tuhan, dan Dia bisa mencintai hidup kita.


Belajar dan Praktik.


Tuhan Yesus tidak hanya sekadar memberitahu untuk tidak mengabdi pada Mamon, tetapi juga mengajar para murid untuk bergantung sepenuhnya pada Tuhan dan bukan Mamon.


Murid-murid Tuhan Yesus adalah orang biasa dan tidak memiliki pendidikan tinggi, tetapi mereka hidup bersama Tuhan Yesus di setiap harinya. Bahasa sekarang, para murid ini adalah wong ndeso, yang bisanya cuma menangkap ikan di laut. Tetapi saat mengikut Yesus, kehidupan mereka terekspos dan Dia membawa mereka ke mana-mana untuk bertemu dengan banyak kelompok orang, dengan tradisi berbeda. Selain itu, mereka juga belum pernah selama ini melihat ada banyak orang sakit yang disembuhkan Tuhan Yesus. Hidup mereka juga terekspos kuasa Tuhan, dan ada transformasi yang luar biasa pada saat mengikuti-Nya.


Tes Pertama. Kuasa dan Bergantung Sepenuhnya pada Pemeliharaan Tuhan.


Pada suatu hari, Yesus ingin mereka praktik.


ā€œMaka Yesus memanggil kedua belas murid-Nya, lalu memberikan tenaga dan kuasa kepada mereka untuk menguasai setan-setan dan untuk menyembuhkan penyakit-penyakit. Dan Ia mengutus mereka untuk memberitakan Kerajaan Allah dan untuk menyembuhkan orang, kata-Nya kepada mereka:


ā€œJangan membawa apa-apa dalam perjalanan, jangan membawa tongkat atau bekal, roti atau uang, atau dua helai baju. Dan apabila kamu sudah diterima dalam suatu rumah, tinggallah di situ sampai kamu berangkat dari situ. Dan kalau ada orang yang tidak mau menerima kamu, keluarlah dari kota mereka dan kebaskanlah debunya dari kakimu sebagai peringatan terhadap mereka.ā€ Lalu pergilah mereka dan mereka mengelilingi segala desa sambil memberitakan Injil dan menyembuhkan orang sakit di segala tempat.ā€ (Lukas 9:1-6).


Selama ini para murid melihat bagaimana Tuhan Yesus banyak melakukan mukjizat, sekarang giliran mereka diberi kesempatan untuk praktik yakni mengusir setan, menyembuhkan sakit penyakit, dan memberitakan Injil Keselamatan. Tetapi yang menarik di ayat di atas dikatakan,


kata-Nya kepada mereka: ā€œJangan membawa apa-apa dalam perjalanan, jangan membawa tongkat atau bekal, roti atau uang, atau dua helai baju. Dan apabila kamu sudah diterima dalam suatu rumah, tinggallah di situ sampai kamu berangkat dari situ. Dan kalau ada orang yang tidak mau menerima kamu, keluarlah dari kota mereka dan kebaskanlah debunya dari kakimu sebagai peringatan terhadap mereka.ā€ (ayat 3-6).


Apa maksudnya?


Tuhan Yesus ingin mengajar murid-muridNya untuk belajar bergantung sepenuhnya pada penyediaan dan tuntunan dari Tuhan, serta mempercayai bahwa Dia dapat memenuhi kebutuhan mereka tepat pada waktu-Nya, melalui keberadaan orang-orang yang ada di sekitar mereka. Ketika mereka belajar untuk ramah, mereka diterima orang-orang di sekitarnya yang selanjutnya dapat dipakai untuk menjadi perpanjangan tangan Tuhan, dan memelihara kehidupan murid-muridNya.


Tes pertama sudah berhasil dilewati, para murid tidak ada yang kesulitan dengan kuasa yang telah diberikan di dalam hidup mereka dan tantangan tidak membawa apa-apa. Sekarang para murid dibawa Tuhan untuk masuk ke dalam,


Tes Kedua. Memberi Makan Ribuan Orang.


ā€œSetelah Yesus mendengar berita itu menyingkirlah Ia dari situ, dan hendak mengasingkan diri dengan perahu ke tempat yang sunyi. Tetapi orang banyak mendengarnya dan mengikuti Dia dengan mengambil jalan darat dari kota-kota mereka. Ketika Yesus mendarat, Ia melihat orang banyak yang besar jumlahnya, maka tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan kepada mereka dan Ia menyembuhkan mereka yang sakit. Menjelang malam, murid-murid-Nya datang kepada-Nya dan berkata: ā€œTempat ini sunyi dan hari sudah mulai malam. Suruhlah orang banyak itu pergi supaya mereka dapat membeli makanan di desa-desa.ā€ Tetapi Yesus berkata kepada mereka: ā€œTidak perlu mereka pergi, kamu harus memberi mereka makan.ā€ (Matius 14:13-16).


Di ayat 15 dikatakan,


ā€œMenjelang malam, murid-murid-Nya datang kepada-Nya..ā€

Hal ini memberitahukan pada kita bahwa para murid saat itu tidak sedang bersama dengan Tuhan Yesus. Bisa jadi setelah mereka diberi kuasa untuk pergi dan mempraktikkan apa yang sudah mereka pelajari selama ini, menjelang malam mereka kembali pada Tuhan Yesus untuk melaporkan berbagai keberhasilan pelayanan mereka.


Banyak orang disembuhkan, semua setan diusir, dan banyak yang percaya pada pemberitaan Injil Keselamatan. Tetapi Yesus peduli dan menyuruh mereka untuk beristirahat. Dia melayani orang banyak yang mengikuti-Nya, yang bisa jadi saat itu adalah hasil dari pelayanan para murid.


Menjelang malam, murid-murid-Nya datang kepada-Nya dan berkata: ā€œTempat ini sunyi dan hari sudah mulai malam. Suruhlah orang banyak itu pergi supaya mereka dapat membeli makanan di desa-desa.ā€ (ayat 15).


Nasihat para murid yang diberikan pada Yesus terlihat sangat baik dan bijaksana, karena para murid merasa Dia mengajar terlalu bersemangat dan tanpa terasa hari sudah mulai malam. Yesus perlu untuk beristirahat dan para murid menyuruh-Nya agar orang banyak itu pergi dan membeli makanan di desa sekitarnya. Para murid juga kuatir banyak kantin sudah mau tutup, karena hari dikatakan sudah mulai malam.


Tetapi Yesus berkata kepada mereka: ā€œTidak perlu mereka pergi, kamu harus memberi mereka makan.ā€ (ayat 16).

Ini adalah kejadian di luar perkiraan mereka. Bila hanya mendoakan orang sakit, mengusir setan, dan memberitakan Injil Keselamatan tidak membutuhkan uang. Tetapi kalau memberi makan orang banyak, hal ini jelas membutuhkan uang. Para murid berpikir keras bagaimana caranya agar mereka dapat melayani kebutuhan makan ribuan orang banyak tersebut.


Karena itu para murid berpikir alangkah lebih berbijaksana bila orang banyak lebih baik disuruh pulang dan mencari makan sendiri. Sebab orang lapar biasanya makannya banyak, dan biayanya pasti jauh lebih boros.


Tetapi mengapa kejadian ini ditulis di semua kitab Injil? Karena Tuhan Yesus ingin memperbesar iman mereka dengan memperbesar cara mereka berpikir. Sebab kualitas pikiran kita akan menentukan bagaimana kualitas hidup kita. Kita sendiri tidak akan bisa hidup melebihi cara kita berpikir.


Tuhan Yesus memiliki target atas hidup murid-muridNya, Dia mau mengubah dari penjala ikan menjadi seorang penjala manusia (Matius 4:19, Markus 1:17). Dari orang biasa yang biasa menangkap ikan, dimampukan-Nya menjadi garam dan terang dunia (Matius 5:13-14).


Karena itu cara berpikir mereka tidak boleh sempit, kecil, dan miskin. Mereka harus berbeda, tidak boleh mengabdi pada Mamon tetapi pada Tuhan. Dia ingin membawa murid-muridNya untuk memiliki cara berpikir yang jauh lebih tinggi.


Kalau kita melayani Tuhan, maka ada berbagai kemungkinan baru yang tidak pernah terjadi, akan terjadi di dalam hidup kita. Tuhan Yesus tidak hanya memperhatikan kebutuhan rohani saja tetapi juga jasmani, di cerita di atas Dia mau memberi makan pada orang-orang tersebut.


Bahkan Dia sudah memilih waktu dan tempat yang tepat. Di Matius 14:15 dengan jelas dikatakan,


ā€œTempat ini sunyi dan hari sudah mulai malam.ā€


Pastinya orang-orang mulai merasa kelaparan, dan mereka tidak memiliki banyak pilihan untuk mencari tempat untuk membeli makanan. Tuhan Yesus tidak berkata bahwa Dia yang akan memberi mereka makan tetapi,


ā€œ..kamu harus memberi mereka makan.ā€ (ayat 16).


Para murid saat itu kebingungan, sebab tidak ada kantin dan restoran yang cukup untuk melayani dan memberi makan orang-orang segitu banyaknya. Tetapi melalui kisah ini, Tuhan Yesus menantang para murid-Nya untuk berpikir jauh lebih besar, melihat dan menyadari bahwa mereka itu melayani Tuhan, bukan Mamon. Tuhan Yesus hendak mengenalkan mereka masih ada cara dan jalan Tuhan yang jauh lebih tinggi, daripada jalan yang mereka miliki sendiri selama ini.


Tetap Berfokus pada Rencana Tuhan.


ā€œKetika Yesus memandang sekeliling-Nya dan melihat, bahwa orang banyak berbondong-bondong datang kepada-Nya, berkatalah Ia kepada Filipus: ā€œDi manakah kita akan membeli roti, supaya mereka ini dapat makan?ā€ Hal itu dikatakan-Nya untuk mencobai dia, sebab Ia sendiri tahu, apa yang hendak dilakukan-Nya. Jawab Filipus kepada-Nya: ā€œRoti seharga dua ratus dinar tidak akan cukup untuk mereka ini, sekalipun masing-masing mendapat sepotong kecil saja.ā€ Seorang dari murid-murid-Nya, yaitu Andreas, saudara Simon Petrus, berkata kepada-Nya: ā€œDi sini ada seorang anak, yang mempunyai lima roti jelai dan dua ikan; tetapi apakah artinya itu untuk orang sebanyak ini?ā€ Kata Yesus: ā€œSuruhlah orang-orang itu duduk.ā€


Adapun di tempat itu banyak rumput. Maka duduklah orang-orang itu, kira-kira lima ribu laki-laki banyaknya. Lalu Yesus mengambil roti itu, mengucap syukur dan membagi-bagikannya kepada mereka yang duduk di situ, demikian juga dibuat-Nya dengan ikan-ikan itu, sebanyak yang mereka kehendaki. Dan setelah mereka kenyang Ia berkata kepada murid-murid-Nya: ā€œKumpulkanlah potongan-potongan yang lebih supaya tidak ada yang terbuang.ā€ Maka merekapun mengumpulkannya, dan mengisi dua belas bakul penuh dengan potongan-potongan dari kelima roti jelai yang lebih setelah orang makan.ā€ (Yohanes 6:5-13).


Di ayat 5 Dia mengatakan,


ā€œDi manakah kita akan membeli roti, supaya mereka ini dapat makan?ā€

Tuhan Yesus bertanya di mana, seharusnya Filipus menjawab dan menunjukkan nama tempat / lokasi. Tetapi Tuhan itu adalah Tuhan yang baik. Di ayat 6 dikatakan bahwa Dia mencobai Filipus tujuan-Nya bukan untuk mempermalukan, tetapi karena Dia tahu Filipus ini mewakili kita semua.


Di ayat 7 Filipus menjawab,


ā€œRoti seharga dua ratus dinar tidak akan cukup untuk mereka ini, sekalipun masing-masing mendapat sepotong kecil saja.ā€

Dari ayat di atas, jawaban Filipus ini mewakili kebanyakan kita yang ingin tahu apa rencana Tuhan, tetapi kita hanya berfokus pada berapa biayanya, sama seperti Filipus yang sudah keblinger duluan terhadap besarnya biaya yang dibutuhkan. Dari berbagai sumber mencatat bahwa 200 dinar di zaman Yesus setara dengan sekitar 200 kali gaji seorang pekerja harian di Israel.


Tetapi karena Tuhan kita adalah Tuhan yang besar, maka rencana-Nya besar, dan biaya yang dibutuhkan juga besar pula.


Rencana Tuhan ini besar, tetapi kebanyakan kita berfokus hanya memikirkan berapa banyak biaya yang harus dikeluarkan. Seharusnya kita bisa berfokus pada rencana Tuhan, dan memiliki sudut pandang yang jauh lebih tinggi nilainya daripada uang. Tetaplah mempercayai bahwa,


ā€œBila Tuhan yang memiliki rencana, maka Tuhan pula yang memastikan bahwa rencana tersebut akan Dia genapi dan selesaikan.ā€

Seberapa sering kita juga mengubur mimpi anak-anak hanya karena kita berpikir kita tidak ada biaya, dan pada akhirnya kita membatalkan janji Tuhan di dalam hidup mereka?


Sebagai Tuhan dan Guru, Yesus pasti tahu dengan detail berapa banyak uang yang ada di kas mereka. Tetapi Dia mau mengatakan melalui tes kedua ini, rencana Tuhan tidak bergantung dari seberapa besar uang yang mereka miliki pada saat itu. Kalau Tuhan yang memiliki rencana, biarkan Dia yang repot dan mengurus segala sesuatu sesuai dengan rencana-Nya yang terbaik. Dia pasti sanggup untuk menggenapi semua rencana-Nya.


Jakarta Praise Community Church (JPCC) didirikan Ps. Jeffrey Rachmat pada tanggal 4 Juli 1999. Selama 25 tahun, JPCC berada di bawah kepemimpinan Ps. Jeffrey dan Angela Rachmat sebagai Senior Pastor. Sejak semula didirikan, gereja ini tidak pernah mengedarkan kantong kolekte pada jemaat yang hadir. Tetapi Tuhan tetap setia memelihara dan menyertai gereja ini, hingga sekarang JPCC memiliki 10 kebaktian di 3 tempat.


Kalau kita melayani Tuhan dengan bersungguh hati, maka Dia memiliki rencana yang tidak pernah kita pikirkan sebelumnya. Jangan pernah membatasi rencana Tuhan dengan rencana manusia terbatas, yang kita pikirkan.


Seorang dari murid-murid-Nya, yaitu Andreas, saudara Simon Petrus, berkata kepada-Nya: ā€œDi sini ada seorang anak, yang mempunyai lima roti jelai dan dua ikan; tetapi apakah artinya itu untuk orang sebanyak ini?ā€ (ayat 8-9).


Kalau kita menjadi Andreas, secara manusia kita tahu bahwa apa yang dibawa anak kecil ini tidak akan pernah cukup. Bayangkan saja bila Tuhan Yesus memberi jawaban sesuai dengan akal dan cara manusia, ketika Andreas bertanya ā€œapa artinya ituā€. Secara manusia jawaban-Nya adalah,


ā€œYaa pikirkan sendiri saja. Kalau dibuat makan pribadi satu orang, tidak mungkin kenyang. Itu porsi makanan anak kecil.ā€


Tetapi Andreas tetap membawanya kepada Yesus, siapa tahu bisa Dia pakai untuk memberi makan ribuan orang. Inilah yang perlu kita contoh.


Terkadang tidak apa-apa memiliki keraguan, tetapi teruslah maju dan mendekat pada Yesus. Serahkan semua hal yang menjadi doa dan kerinduan, serta segala kekuatiran kita kepada-Nya. Percayalah bahwa Dia masih sanggup untuk menggenapi rencana-Nya, dan jangan biarkan keraguan kita menggagalkan semua rencana-Nya.


Melihat dan Memultiplikasikan.


ā€œLalu disuruh-Nya orang banyak itu duduk di rumput. Dan setelah diambil-Nya lima roti dan dua ikan itu, Yesus menengadah ke langit dan mengucap berkat, lalu memecah-mecahkan roti itu dan memberikannya kepada murid-murid-Nya, lalu murid-murid-Nya membagi-bagikannya kepada orang banyak.ā€ (Matius 14:19).


Dari ayat di atas kita mendapati bahwa setelah Yesus memecah-mecahkan roti, memberikan pada para murid-Nya, baru setelah itu murid-muridNya membagikannya pada orang banyak. Melalui tindakan-Nya ini menggenapi perkataan,


ā€œTidak perlu mereka pergi, kamu harus memberi mereka makan.ā€ (Matius 14:16).

Roti dan ikan itu dapat dimultiplikasikan di tangan para murid, dan Alkitab mencatat bahwa mereka semua makan sampai kenyang, semua kebagian dari yang duduk bagian depan sampai belakang. Dikasih roti lagi, mereka sudah tidak mau.


ā€œLalu Yesus mengambil roti itu, mengucap syukur dan membagi-bagikannya kepada mereka yang duduk di situ, demikian juga dibuat-Nya dengan ikan-ikan itu, sebanyak yang mereka kehendaki.ā€ (Yohanes 6:11).


Dari kata di atas, mereka memiliki keleluasaan untuk menawarkan, sebanyak yang mereka kehendaki. Apakah yang diberi makan itu mau makan lagi? Atau sudah cukup? Kalau memang tidak mau lagi, akan diberikan pada yang lain.


ā€œDan setelah mereka kenyang Ia berkata kepada murid-murid-Nya: ā€œKumpulkanlah potongan-potongan yang lebih supaya tidak ada yang terbuang.ā€ Maka merekapun mengumpulkannya, dan mengisi dua belas bakul penuh dengan potongan-potongan dari kelima roti jelai yang lebih setelah orang makan.ā€ (Yohanes 6:12-13).


Kira-kira lima ribu orang lelaki (ayat 10) makan sampai kenyang, bahkan masih ada sisa 12 bakul. Rencana Tuhan digenapi dengan sempurna, dan uang 200 dinar Filipus tidak terpakai sama sekali.


Kalau kita melayani Tuhan, maka kita harus belajar untuk menyerahkan segala kekuatiran yang kita miliki kepada Tuhan. Hal ini juga ditekankan Tuhan Yesus setelah mengajar kita untuk tidak dapat mengabdi pada Allah dan Mamon di Matius 6:24, Dia melanjutkannya dengan,


ā€œKarena itu Aku berkata kepadamu: Janganlah kuatir akan hidupmu, akan apa yang hendak kamu makan atau minum, dan janganlah kuatir pula akan tubuhmu, akan apa yang hendak kamu pakai. Bukankah hidup itu lebih penting dari pada makanan dan tubuh itu lebih penting dari pada pakaian?ā€ (Matius 6:25).


Ini adalah jaminan dari Tuhan bagi orang-orang yang setia mengiring dan melayani-Nya. Masih ada jalan lain yang dapat dibukakan oleh Tuhan, ketika kita mengabdi pada-Nya, bukan pada Mamon.


Cara Berpikir yang Diperbarui.


Pada waktu itu ada pula orang banyak di situ yang besar jumlahnya, dan karena mereka tidak mempunyai makanan, Yesus memanggil murid-murid-Nya dan berkata: ā€œHati-Ku tergerak oleh belas kasihan kepada orang banyak ini. Sudah tiga hari mereka mengikuti Aku dan mereka tidak mempunyai makanan. Dan jika mereka Kusuruh pulang ke rumahnya dengan lapar, mereka akan rebah di jalan, sebab ada yang datang dari jauh.ā€ Murid-murid-Nya menjawab: ā€œBagaimana di tempat yang sunyi ini orang dapat memberi mereka roti sampai kenyang?ā€


Yesus bertanya kepada mereka: ā€œBerapa roti ada padamu?ā€ Jawab mereka: ā€œTujuh.ā€ Lalu Ia menyuruh orang banyak itu duduk di tanah. Sesudah itu Ia mengambil ketujuh roti itu, mengucap syukur, memecah-mecahkannya dan memberikannya kepada murid-murid-Nya untuk dibagi-bagikan, dan mereka memberikannya kepada orang banyak. Mereka juga mempunyai beberapa ikan, dan sesudah mengucap berkat atasnya, Ia menyuruh supaya ikan itu juga dibagi-bagikan. Dan mereka makan sampai kenyang. Kemudian orang mengumpulkan potongan-potongan roti yang sisa, sebanyak tujuh bakul. Mereka itu ada kira-kira empat ribu orang. Lalu Yesus menyuruh mereka pulang.ā€ (Markus 8:1-9).


Mukjizat 7 roti untuk 4.000 orang ini hanya ditulis di kitab Markus, dan jarang sekali dikhotbahkan. Tetapi hal ini menunjukkan adanya progress / kemajuan iman dari para murid. Untuk kali ini para murid tidak lagi berpikir bahwa 5 roti dan 2 ikan adalah ide yang tidak masuk di akal, menyuruh mereka pulang dan membeli makan sendiri. Tidak ada juga yang menyebut berapa biayanya, serta mencari anak kecil yang mau berkorban untuk memberikan makan malamnya. Kali ini para murid yang berkorban, untuk membeli rotinya.


Kali ini mereka sudah belajar. Cara berpikir mereka juga sudah diperbarui. Agar Tuhan Yesus dapat melakukan mukjizat-Nya, harus ada ā€œbenihā€ yang siap dikorbankan. Karena tanpa ā€œbenihā€, tidak ada yang dapat dimultiplikasi. Sama seperti pada mulanya ada anak kecil yang membawa 5 roti dan 2 ikan, kali ini para murid menyediakan roti / benih untuk Yesus melakukan mukjizat-Nya.


Selain itu, kalau di momen ā€œ5 Roti + 2 Ikanā€ serta ā€œ7 Roti = 4.000 + 7 Bakulā€ mereka tidak pernah belajar tentang apa itu namanya crowd management, maka mereka tidak akan bisa meng-handle 3.000 orang yang bertobat setelah mendengar khotbah Petrus di Kisah Rasul 2. Karena mereka sudah belajar, maka 3.000 orang yang bertobat dapat mereka follow up, dan kita dapat melihat bagaimana cara hidup jemaat pertama di Kisah Rasul 2:41-47.


Tuhan Yesus sudah memberi mereka pengajaran dan pengalaman untuk mempraktikkan apa yang telah mereka pelajari, dan Dia juga memberikan Roh Kudus-Nya, yang menyertai hidup mereka.


Hari ini kita kembali diingatkan tentang Mamon, yang di mana berbicara tentang uang ataupun harta benda, dan itu semua hanya sekadar alat, bukan tuan atas hidup kita. Bagaimana caranya agar kita tidak mengabdi pada Mamon, tetapi pada Tuhan?


ā€œTetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.ā€ (Matius 6:33).

Kalau kita mau hidup bebas dari rasa kuatir, carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, layanilah Dia dengan segenap hati. Perbesar cara kita berpikir dan milikilah iman yang teguh hanya kepada Tuhan Yesus. Melalui semuanya itu kita tidak hanya bebas dari rasa kuatir saja, tetapi kita akan belajar kalau kita melayani Tuhan yang limitless / tidak terbatas, maka kita juga memiliki limitless resources / sumber daya tak terbatas. Semuanya hanya untuk kemuliaan nama-Nya saja. Amin!


Jangan pernah membatasi Tuhan. Lihatlah bahwa Dia adalah Allah yang luar biasa, sebab di dalam Dia ada kemenangan.


Amin. Tuhan Yesus memberkati..

Comments


GKPB Masa Depan Cerah Surabaya

©2025 by GKPB Masa Depan Cerah Surabaya

bottom of page