Betuel Himawan - Yeremia 29:11
- mdcsbysystem
- 27 Apr
- 14 menit membaca
Catatan Khotbah: āYeremia 29:11.ā Ditulis ulang dari sharing Bp. Pdt. Betuel Himawan di Ibadah Minggu di MDC Graha Pemulihan, pada Tgl. 13 April 2025.
Ada sebuah kisah suami dan istri yang saling mengirim pesan via aplikasi di whatsapp. Istrinya pada saat itu mengalami ketakutan dan keraguan atas sikap suaminya yang sepertinya sudah berubah, serta tidak sama seperti dahulu. Tanggap dengan hal tersebut, suaminya berkata bahwa tidak ada yang perlu ditakutkan dan dikuatirkan serta mengingatkan istrinya ayat di bawah ini, yang dengan segera dia kirimkan,
āDi dalam kasih tidak ada ketakutan: kasih yang sempurna melenyapkan ketakutan; sebab ketakutan mengandung hukuman dan barangsiapa takut, ia tidak sempurna di dalam kasih.ā (1 Yohanes 4:18).
Tak lama kemudian, istrinya menelepon sambil marah-marah. Suaminya heran, bukankah ayat di atas sangat bagus dan menguatkan iman? Ternyata setelah ditanya lebih jauh, suaminya kurang menyertakan angka (1), sehingga ayat yang dikirimkan berubah menjadi,
āsebab engkau sudah mempunyai lima suami dan yang ada sekarang padamu, bukanlah suamimu. Dalam hal ini engkau berkata benar.ā (Yohanes 4:18).
Di dalam mengikut Tuhan, sering kali kita juga berbuat hal sama. Kita membaca dan mendengar ayat firman Tuhan dibacakan, kita langsung mengatakan āAmin! Pasti terjadi,ā lalu kita dengan asal segera meng-klaim janji firman Tuhan tersebut tanpa melihat konteksnya ayat tersebut mau berbicara tentang apa. Sehingga selanjutnya tidak ada sesuatu pun yang terjadi di dalam hidup ini. Kita mengalami apa yang namanya,
Iman Kecele / Presumption Faith. Kita tidak mendapat apa yang kita duga pasti kita dapatkan. Hal ini sering terjadi karena kita asal klaim janji firman Tuhan di dalam Alkitab.
Ayat yang sering kali disalahpahami di dalam Alkitab adalah,
āSebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan.ā (Yeremia 29:11).
Apakah memang benar bahwa ayat di atas ini berbicara tentang kehidupan yang tanpa masalah, dan tak ada tangis kesedihan?
Marilah kita belajar bersama mengenai hal ini dimulai dari pasal 27, pada permulaan pemerintahan Zedekia, anak Yosia raja Yehuda, datanglah firman dari TUHAN kepada Yeremia.
Pasal 27 : Disuruh Memikul Kuk Babel.
Keadaan Yeremia pada saat pasal ini ditulis adalah dirinya sedang melayani di kota Yerusalem, pada saat itu kondisi Yehuda sedang kalah perang karena dikalahkan Raja Nebukadnezar dari Kerajaan Babel. Bait Suci di Yerusalem sudah dihancurkan, dan orang-orang Yahudi diasingkan ke Babilonia. Semua hanya tersisa reruntuhannya saja.
Kalau kita memiliki teman yang sedang diuji masalah yang berat, kita pasti akan memberi nasihat yang baik dan menguatkan imannya. Tetapi apa yang dilakukan Yeremia berbeda. Dirinya menyampaikan pesan Tuhan yang kesannya justru malah berlawanan dengan apa yang diharap ingin didengar oleh bangsanya,
āBeginilah firman TUHAN kepadaku: āBuatlah tali pengikat dan gandar (kuk), lalu pasanglah itu pada tengkukmu!ā (Yeremia 27:2).
āDan sekarang, Aku menyerahkan segala negeri ini ke dalam tangan hamba-Ku, yakni Nebukadnezar, raja Babel; juga binatang di padang telah Kuserahkan supaya tunduk kepadanya.ā (27:6).
Kepada Zedekia, raja Yehuda, aku telah berbicara dengan cara yang sama, kataku: āTaruhlah tengkukmu ke bawah kuk raja negeri Babel, takluklah kepadanya dan kepada rakyatnya, maka kamu akan hidup.ā (27:12).
Alih-alih menyampaikan berita kelegaan dan pembebasan pada bangsanya, Yeremia malah membawa gandar (kuk) ke mana-mana, dan mengatakan bahwa mereka semua harus mau takluk pada Raja Nebukadnezar.
Bahkan di pasal 27:8 dikatakan,
āTetapi bangsa dan kerajaan yang tidak mau takluk kepada Nebukadnezar, raja Babel, dan yang tidak mau menyerahkan tengkuknya ke bawah kuk raja Babel, maka bangsa itu akan Kuhukum dengan pedang, kelaparan dan penyakit sampar, demikianlah firman TUHAN, sampai mereka Kuserahkan ke dalam tangannya.ā
Dengan kata lain, Yeremia berkata pada bangsanya saat itu agar menerima begitu saja keadaan yang sedang mereka alami, karena TUHAN sendiri yang memerintahkan untuk melakukannya.
Pasal 28 : Nabi Yeremia vs. Nabi Hananya.
Tetapi lalu kemudian ada seseorang yang mengaku mendapat firman dari Tuhan,
āDalam tahun itu juga, pada permulaan pemerintahan Zedekia, raja Yehuda, dalam bulan yang kelima tahun yang keempat, berkatalah nabi Hananya bin Azur yang berasal dari Gibeon itu kepadaku di rumah TUHAN, di depan mata imam-imam dan seluruh rakyat: āBeginilah firman TUHAN semesta alam, Allah Israel: Aku telah mematahkan kuk raja Babel itu. Dalam dua tahun ini Aku akan mengembalikan ke tempat ini segala perkakas rumah TUHAN yang telah diambil dari tempat ini oleh Nebukadnezar, raja Babel, dan yang diangkutnya ke Babel. Juga Yekhonya bin Yoyakim, raja Yehuda, beserta semua orang buangan dari Yehuda yang dibawa ke Babel akan Kukembalikan ke tempat ini, demikianlah firman TUHAN! Sungguh, Aku akan mematahkan kuk raja Babel itu!āā (Yeremia 28:1-4).
āKemudian nabi Hananya mengambil gandar itu dari pada tengkuk nabi Yeremia, lalu mematahkannya.ā (28:10).
Menanggapi perkataan nabi Hananya, Tuhan berfirman,
āMaka sesudah nabi Hananya mematahkan gandar dari pada tengkuk nabi Yeremia, datanglah firman TUHAN kepada Yeremia: āPergilah mengatakan kepada Hananya: Beginilah firman TUHAN: Engkau telah mematahkan gandar kayu, tetapi Aku akan membuat gandar besi sebagai gantinya! Sebab beginilah firman TUHAN semesta alam, Allah Israel: Kuk besi akan Kutaruh ke atas tengkuk segala bangsa ini, sehingga mereka takluk kepada Nebukadnezar, raja Babel; sungguh, mereka akan takluk kepadanya! Malahan binatang-binatang di padang telah Kuserahkan kepadanya.ā Lalu berkatalah nabi Yeremia kepada nabi Hananya: āDengarkanlah, hai Hananya! TUHAN tidak mengutus engkau, tetapi engkau telah membuat bangsa ini percaya kepada dusta. Sebab itu beginilah firman TUHAN: Sesungguhnya, Aku menyuruh engkau pergi dari muka bumi. Tahun ini juga engkau akan mati, sebab engkau telah mengajak MURTAD terhadap TUHAN.ā Maka matilah nabi Hananya dalam tahun itu juga, pada bulan yang ketujuh.ā (Yeremia 28:12-17).
Jadi, dari ayat di atas kita dapat belajar bahwa seorang murtad itu tidak perlu menunggu dirinya mengubah iman dan keyakinannya dari percaya Tuhan Yesus berubah percaya ke lainnya.. tetapi ketika seseorang mengingkari rancangan Tuhan, apalagi sampai memakai ayat tertentu hanya untuk membenarkan dirinya sendiri.. maka itu sama saja dengan kita sudah memutuskan untuk murtad / tidak mempercayai, dan meninggalkan Dia. Oleh karena itu, berhati-hatilah!
Selain itu, Tuhan mengubah gandar kayu menjadi gandar besi untuk menunjukkan pada bangsa Yehuda bahwa, ketetapan Tuhan itu tidak bisa dilawan. Karena itu ketika kita berusaha untuk melawan dan mencoba keluar dari rencana dan ketetapan Tuhan dengan hikmat dan kekuatan kita yang terbatas, bisa jadi hidup kita nantinya justru malah semakin bertambah berat, bahkan diibaratkan sama seperti mengangkat gandar besi, dan dipenuhi berbagai kesulitan.
Pasal 29 : Surat Pastoral.
āBeginilah bunyi surat yang dikirim oleh nabi Yeremia dari Yerusalem kepada tua-tua di antara orang buangan, kepada imam-imam, kepada nabi-nabi dan kepada seluruh rakyat yang telah diangkut ke dalam pembuangan oleh Nebukadnezar dari Yerusalem ke Babel.ā (Yeremia 29:1).
āSungguh, beginilah firman TUHAN semesta alam, Allah Israel: Janganlah kamu diperdayakan oleh nabi-nabimu yang ada di tengah-tengahmu dan oleh juru-juru tenungmu, dan janganlah kamu dengarkan mimpi-mimpi yang mereka mimpikan! Sebab mereka bernubuat palsu kepadamu demi nama-Ku. Aku tidak mengutus mereka, demikianlah firman TUHAN. Sebab beginilah firman TUHAN: Apabila telah genap tujuh puluh tahun bagi Babel, barulah Aku memperhatikan kamu. Aku akan menepati janji-Ku itu kepadamu dengan mengembalikan kamu ke tempat ini.ā (ayat 8-10).
Pasal 27-28 kejadiannya saat di Yerusalem, dan nabi Yeremia harus melawan lubuat palsu nabi Hananya di pasal 28, yang pada saat itu mengajak orang-orang Yehuda untuk murtad dan mengingkari rencana Tuhan. Tetapi di dalam pasal 29 ini, Yeremia menuliskan surat pastoral untuk menguatkan iman jemaat yang pada saat itu berada di pembuangan Babel. Dari ayat di atas dikatakan kalau sudah genap tujuh puluh tahun waktunya (29:10), baru setelah itu ada pertolongan dan pembebasan dari Tuhan.
Kalau seandainya kita diberikan pilihan pada saat berada di reruntuhan Yerusalem, yang satu datang nabi Hananya yang mengatakan akan terjadi pemulihan dari Tuhan, kita hanya disuruh menunggu waktu 2 tahun saja (28:2-4, 10-11). Lalu yang kedua datanglah nabi Yeremia dan mengatakan bahwa kita harus bertahan selama 70 tahun (29:10).. manakah yang akan kita pilih?
Secara manusia, kita pasti akan lebih memilih untuk mendengar dan mempercayai apa yang dikatakan Hananya daripada Yeremia.
Tetapi justru di dalam masa penantian 70 tahun itu, Tuhan malah memberikan firman-Nya kepada semua orang buangan yang diangkut ke dalam pembuangan dari Yerusalem ke Babel,
āDirikanlah rumah untuk kamu diami; buatlah kebun untuk kamu nikmati hasilnya; ambillah isteri untuk memperanakkan anak laki-laki dan perempuan; ambilkanlah isteri bagi anakmu laki-laki dan carikanlah suami bagi anakmu perempuan, supaya mereka melahirkan anak laki-laki dan perempuan, agar di sana kamu bertambah banyak dan jangan berkurang!ā (29:5-6).
Bahkan selain mengelola dan menikmati tempat buangan tersebut, Tuhan juga menyuruh orang-orang Yehuda untuk,
āUsahakanlah kesejahteraan kota ke mana kamu Aku buang, dan berdoalah untuk kota itu kepada TUHAN, sebab kesejahteraannya adalah kesejahteraanmu.ā (29:7).
Marilah kita menjadi jemaat yang bertumbuh dewasa secara kerohanian, menjadi berkat dan terang Kristus di manapun kita berada, tidak anti terhadap masalah, tetapi juga jangan mencari masalah, apalagi menjadi pembuat masalah.
Iman Kecele / Presumption Faith.
Tanpa sadar ketika membaca dan menyampaikan Yeremia 29:11 pada sesama, kita juga membagikan pesan bahwa kita semua harus belajar bersabar dan juga bertekun di dalam proses yang Tuhan izinkan terjadi di dalam hidup kita. Sampai kapan? Sampai waktu dan kehendak-Nya yang terbaik itu dapat digenapi di dalam hidup kita.
Bagi orang-orang Yehuda, Tuhan tahu bahwa waktu 70 tahun (29:10) adalah rancangan-Nya yang terbaik dan sempurna bagi mereka.
Itulah sebabnya Dia mengatakan,
āSebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan.ā (Yeremia 29:11).
Tetapi dari ayat di atas, banyak orang pada akhirnya terjebak pada iman kecele. Kita tidak mendapatkan apa yang kita duga pasti kita dapatkan. Hal ini sering terjadi karena kita asal klaim janji firman Tuhan di dalam Alkitab.
Banyak orang merasa bahwa pertolongan Tuhan itu instan, karena ārancangan-Nya damai sejahtera dan bukan kecelakaan,ā maka ketika hari ini berdoa meminta, tidak lama kemudian Tuhan harus dengan bersegera memberi jawab-Nya pada kita.
Ketika membaca Tuhan menetapkan waktu 70 tahun bagi bangsa Yehuda, bisa jadi orang-orang Yehuda pada saat itu memiliki kesan bahwa Tuhan itu dengan sengaja membiarkan mereka berlarut-larut menderita, dan Dia tidak mau menolong. Padahal kenyataannya Tuhan sedang mendisiplinkan dan menguduskan bangsa Yehuda agar mereka mau mencari wajah Tuhan lebih dalam lagi. Tuhan mau agar melalui rancangan-Nya, mereka mempercayai hal ini dapat menjadi babak pemakaian Tuhan atas bangsa tersebut.
Karena itu melalui ayat Yeremia 29:11, Tuhan itu sedang membentuk kita sesuai dengan rancangan-Nya. Kita ada bukanlah sebuah kebetulan, Tuhan pasti memiliki rencana dan tujuan. Tuhan Yesus menebus kita dengan darah yang mahal, agar kita memiliki tujuan hidup yang dapat memuliakan nama-Nya. Dia memiliki rancangan yang mahal atas hidup kita, yakni ketika dalam perjalanan hidup kita ini, kita mau untuk selalu dibentuk Tuhan.
Tuhan Yesus sendiri berkata,
Kata-Nya kepada mereka semua: āSetiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari dan mengikut Aku.ā (Lukas 9:23).
Semuanya ini jelas tidak mengenakkan bagi daging kita, apalagi bangsa Yehuda yang pada saat itu jelas diberitahu bahwa mereka harus menunggu kurun waktu 70 tahun untuk mendapat masa pembebasan. Tetapi bila ini semua adalah cara Tuhan untuk membentuk kita, mungkin harus ditarik dan ditekan di bagian tertentu.. maka milikilah cukup kerelaan hati untuk selalu mau dibentuk oleh-Nya.
Kalau menyadari hal ini, maka kita dapat bertumbuh menjadi seorang pribadi yang mawas diri dan menyadari bahwa semua hanyalah anugerah-Nya semata yang selama ini telah memampukan dan memelihara hidup kita. Bukan karena hikmat dan kekuatan kita sendiri.
Melalui semuanya itu Tuhan ingin memastikan bahwa rancangan-Nya atas hidup kita tidak sekadar selesai, tetapi selesai dengan sempurna.
Sama seperti pada saat kita potong rambut di salon. Dari sisi kita sebagai konsumen, pasti tidak ada seorangpun dari antara kita yang mau rambutnya dipotong separuh, sekalipun diberi diskon setengah harga. Dari sisi hairdresser-nya sendiri, pasti dirinya juga ingin membuat karya yang sempurna, agar nanti jasanya juga dapat dipakai banyak orang.
Bila secara manusia saja, kita rindu untuk dapat membuat karya yang sempurna dan terbaik.. terlebih lagi Tuhan sebagai Pencipta hidup kita yang menyayangi setiap kita. Dia pasti memiliki rencana terbaik untuk menyempurnakan hidup kita.
Karena itu berapapun usia yang kita miliki sekarang, jangan pernah merasa minder apalagi merasa tidak percaya diri. Percayalah bahwa Tuhan masih sanggup memakai kita, apa pun bidang yang sedang kita jalani. Jangan terlalu dini untuk pensiun melayani Tuhan, karena kita masih bisa dipakai-Nya, kapan pun dan di mana pun juga.
Dalam kedaulatan-Nya, Tuhan itu tahu berapa lama waktu yang terbaik untuk membentuk hidup kita, sama seperti Dia tahu kapan waktu yang terbaik untuk mendidik bangsa Yehuda selama 70 tahun. Sabar dan bertekunlah! Dia yang akan terus menyempurnakan karya-Nya di hidup kita.
Pelajaran Yeremia 29:11.
āSebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan.ā (Yeremia 29:11).
Melalui pesan Yeremia dari ayat di atas, yang ditujukan kepada umat di pembuangan Babel mengingatkan setiap kita tentang,
Pertama. Jadilah pribadi yang siap dibentuk Tuhan.
āSebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN,ā (Yeremia 29:11).
Latihlah diri kita untuk berdoa tidak hanya meminta Tuhan untuk menyelesaikan berbagai permasalahan yang sedang kita hadapi, namun mintalah agar Dia menyelesaikan karya-Nya yang sempurna, di hidup kita.
Sekalipun di dalam keadaan sulit, mintalah resilience / ketangguhan dari Tuhan untuk berani menghadapi dan menyelesaikan setiap tantangan yang menghadang di dalam hidup kita.
Milikilah sikap ketika Tuhan mengizinkan berbagai tantangan datang di dalam hidup, kita tahu bahwa ini semua adalah pembentukan dari Tuhan. Bisa jadi melalui tantangan tersebut, kita dilatih untuk dapat mengasihi dan mengampuni sesama. Karena itu berikan hidup kita untuk selalu siap sedia dibentuk dan dipakai Tuhan, agar kita dapat dipakai untuk menyatakan kemuliaan-Nya.
Kedua. Jadilah pribadi yang penuh sekaligus menjadi pembawa damai sejahtera-Nya Tuhan yang melampaui segala akal.
ā..rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan.ā (Yeremia 29:11).
āDamai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus.ā (Filipi 4:7).
Latihlah anak-anak kita, doakan selalu mereka. Percayalah bahwa damai sejahtera Allah yang melampaui segala akal itu yang dapat membuat mereka tenang dan berpikir jernih dalam menghadapi keadaan apa pun juga. Tuhan yang akan terus menolong mereka di setiap musim di kehidupan mereka, apa pun tantangan yang nantinya mereka akan hadapi.
Kita mungkin tidak selalu tahu jalan keluarnya, tetapi ketika kita menghadapinya bersama dengan Yesus, maka ada damai sejahtera yang pasti akan menyertai dan mewarnai hidup kita.
āLalu mengamuklah taufan yang sangat dahsyat dan ombak menyembur masuk ke dalam perahu, sehingga perahu itu mulai penuh dengan air. Pada waktu itu Yesus sedang tidur di buritan di sebuah tilam.ā (Markus 4:37-38a).
Marilah menyerahkan kepada Tuhan semua permasalahan yang sedang kita hadapi, mintalah damai sejahtera dari-Nya. Hanya Tuhan Yesus yang dapat menjadi Juruselamat di hidup kita, bukan figur pribadi tertentu di dalam dunia ini.
Mungkin masalahnya masih belum selesai, tetapi ada damai sejahtera yang melampaui segala akal, yang terus memampukan kita untuk dapat melalui semuanya itu. Tuhan bisa memberkati kita di tempat yang terasa paling sulit dan terasa paling berat sekalipun.
Harapan akan bertumbuh kuat jika ada damai sejahtera, sama seperti yang tertulis di dalam Yeremia 29:11,
ārancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan.ā
Kemrusung nggarai masalah tambah akeh. Dengan kita merasa panik dan tergesa-gesa, akan membuat masalah justru semakin bertambah banyak.
Ada seseorang yang terlambat bangun di pagi hari, seharusnya bangun jam 7 pagi, tetapi malah terbangun jam 7.30. Karena terlambat bangun, orang ini menjadi panik dan dengan tergesa-gesa segera mandi, bersiap diri, dan berangkat kerja. Di jalan ternyata dirinya bertemu dengan kemacetan luar biasa, dan sampai di tempat pekerjaan akhirnya terlambat. Sesampainya di ruang kantor, dirinya sudah ada janji dengan rekan kerja tetapi ternyata laptop-nya ketinggalan di rumah.
Akhirnya meeting berjalan tidak sempurna, deal pada hari itu batal, pimpinannya marah dan tidak jadi memberikan bonusnya.
Sesampainya di rumah, setelah menghadapi jalan yang macet luar biasa tentunya, orang ini mendapati anaknya sedang sakit. Istrinya terus mengomel karena seharian sibuk mengurus rumah, dan belum sempat membuat makan malam.
Ada kalanya kita menghadapi masalah yang diizinkan datang dengan bertubi-tubi. Kita menjadi kemrusung / mudah panik dan tergesa-gesa, mudah terpancing emosi, masalah semakin bertambah banyak, dan seluruh rencana jadi berantakan.
Tetapi firman Tuhan mengatakan,
āKesudahan segala sesuatu sudah dekat. Karena itu kuasailah dirimu dan jadilah tenang, supaya kamu dapat berdoa.ā (1 Petrus 4:7).
Karena itu ketika bangsa Israel menjadi budak di Babel, setiap mereka bangun pagi sudah ada pekerjaan yang menanti mereka, dan mereka sama sekali tidak berani memiliki cita-cita.
Tuhan tidak pernah menjanjikan semuanya berjalan dengan sempurna, tetapi pada saat menghadapi masa sulit, Dia menjanjikan agar kita menghadapinya dengan damai sejahtera dari-Nya. Ketika hidup terasa sulit, masalah semakin bertambah berat, Dia menyediakan,
āDamai sejahtera Kutinggalkan bagimu. Damai sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu, dan apa yang Kuberikan tidak seperti yang diberikan oleh dunia kepadamu. Janganlah gelisah dan gentar hatimu.ā (Yohanes 14:27).
Kita tetap dapat mengalami ketenangan, di tengah ganasnya badai kehidupan.
Ketiga. Jadilah pribadi yang terlibat menjadi berkat bagi bangsa-bangsa (Gereja Local ā Global) melalui doa, dana, dan daya kita.
āBeginilah firman TUHAN semesta alam, Allah Israel, kepada semua orang buangan yang diangkut ke dalam pembuangan dari Yerusalem ke Babel:
Dirikanlah rumah untuk kamu diami; buatlah kebun untuk kamu nikmati hasilnya; (ayat 4 ini berbicara tentang diberkati dan dipelihara Tuhan di tempat musuh).
Ambillah isteri untuk memperanakkan anak laki-laki dan perempuan; ambilkanlah isteri bagi anakmu laki-laki dan carikanlah suami bagi anakmu perempuan, (ayat 5 tentang diberkati Tuhan menjadi bangsa yang besar).
Supaya mereka melahirkan anak laki-laki dan perempuan, agar di sana kamu bertambah banyak dan jangan berkurang!ā (ayat 6 berbicara tentang tempat pembuangan Babel justru diberkati Tuhan melalui keberadaan bangsa Yehuda).
Ayat di atas di dalam Yeremia 29:4-6 adalah sesuatu yang seharusnya tidak masuk di akal, karena bangsa Yehuda sendiri posisinya menjadi budak di pembuangan Babel. Tetapi Tuhan malah menyuruh mereka untuk menikmatinya. Mengapa sesuatu yang tidak masuk di akal ini dapat terjadi?
āBerfirmanlah TUHAN kepada Abram: āPergilah dari negerimu dan dari sanak saudaramu dan dari rumah bapamu ini ke negeri yang akan Kutunjukkan kepadamu; Aku akan membuat engkau menjadi bangsa yang besar,dan memberkati engkau serta membuat namamu masyhur; dan engkau akan menjadi berkat. Aku akan memberkati orang-orang yang memberkati engkau, dan mengutuk orang-orang yang mengutuk engkau, dan olehmu semua kaum di muka bumi akan mendapat berkat.ā (Kejadian 12:1-3).
Karena Allah terikat dengan perjanjian-Nya bahwa keturunan Abram, yang namanya diubah menjadi Abraham nantinya, diberkati supaya semua bangsa nantinya juga dapat diberkati.
Kalau kita membaca Alkitab jangan hanya sepotong-potong, atau memperlakukannya sama seperti kotak obat, kita membutuhkan obat apa, kita hanya mengambil jenis obat itu saja. Tuhan sudah berjanji pada Abraham, tetapi ketika bangsa Yehuda berbuat salah, di tempat pembuangan tersebut tetap ada berkat Tuhan yang menyertai hidup mereka.
āDan jikalau kamu adalah milik Kristus, maka kamu juga adalah keturunan Abraham dan berhak menerima janji Allah.ā (Galatia 3:29).
Karena karya Salib Kristus hidup kita sudah diberkati, agar semua bangsa nantinya juga diberkati. Janji Abraham itu berlaku buat kita, dan hidup kita sendiri juga akan diberkati, ketika kita memutuskan mau untuk hidup di dalam Kristus dan kita mau menjadi berkat bagi sesama.
Bagaimana Gereja MDC dapat menjadi gereja yang misioner / bersifat misi / mengutus untuk menjadi berkat bagi sebuah wilayah?
Karena gereja ini memiliki kerinduan ketika hidupnya diberkati agar dapat menjadi berkat bagi sesama yang membutuhkan pertolongan-Nya.
Ada 3 hal yang pernah disampaikan Pdt. Andreas Rahardjo, bagaimana caranya agar Gereja MDC dapat menjadi gereja yang misioner.
Pertama. Mempedulikan Kondisi Bangsa ini.
Gereja MDC menyelenggarakan PAUD / Pendidikan Anak Usia Dini di Terminal Joyoboyo di kota Surabaya, dan terlibat aktif di dalam memperjuangkan pendidikan dan kesejahteraan anak-anak.
Kedua. Memiliki Misi dalam Pendidikan.
Gereja MDC melalui Benih Kasih sampai Sekolah SMA MDC memiliki kerinduan untuk mendidik tidak hanya menjadi orang sukses saja tetapi juga agar anak-anak dapat menjadi berkat di manapun mereka berada. Dididik karakternya dan dapat berjumpa dengan Pribadi Kristus, yang mengubah hidup mereka. Beberapa anak-anak MDC sudah menjadi dampak bagi orang-orang di sekitarnya.
Ketiga. Terlibat pada Suku yang Terabaikan.
Di dalam dunia ada sekitar 5.000 sampai 7.000 suku, sedangkan Indonesia sendiri memiliki lebih dari 1.300 suku bangsa. Dan tidak semua dari suku tersebut pernah mendengar Injil Kristus diberitakan pada mereka. Tidak semuanya memiliki Alkitab terjemahan di dalam bahasa mereka.
Itulah sebabnya Gereja MDC mengutus anak-anak muda untuk pergi dan memberitakan Injil Kristus, menjadi berkat dan terang Kristus melalui profesi yang sedang mereka kerjakan, di tempat mereka diutus. Kita juga dapat mendukung melalui dana misi 50K yang tersedia di dalam gereja.
Marilah meyakini apa yang tertulis di dalam Yeremia 29:11. Walaupun saat itu bangsa Yehuda dalam keadaan sulit dan menjadi budak di tempat pembuangan di Babel, tetapi mereka tetap tidak kehilangan identitasnya untuk menjadi berkat bagi sekitarnya. Demikian pula dengan kita,
āWalau di tengah masa yang sulit sekalipun, kita tidak hanya sekadar survive / bertahan hidup saja, tetapi kita juga diberkati agar dapat menjadi berkat, di mana pun kita berada.ā
Karena itu marilah bertumbuh dewasa secara rohani dan memiliki pemahaman hidup yang benar. Di tengah masa sulit sekalipun, Dia tidak akan pernah meninggalkan hidup kita. Dia selalu menyertai, dan memberi damai sejahtera yang melampaui segala akal, di hidup kita.
Seberat apa pun masalah yang sedang kita hadapi, bahkan mungkin kita merasa sudah tidak dapat maju lagi, kekuatan dan sumber daya kita sudah habis, pengharapan sudah berubah menjadi ratapan, bahkan tidak ada lagi jalan keluar yang tersedia di depan langkah kita..
Tuhan itu masih sanggup untuk memberi jalan keluar terbaik bagi hidup kita. Tetapi jika seandainya kita masih diizinkan untuk terus mempergumulkannya maka masih ada janji-Nya,
Janganlah kamu menjadi hamba uang dan cukupkanlah dirimu dengan apa yang ada padamu. Karena Allah telah berfirman: āAku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau.ā (Ibrani 13:5).
Hidup kita dipegang tangan Tuhan yang kuat, tidak ada satupun yang dapat memisahkan kita dari kasih-Nya. Damai sejahtera dari Tuhan yang melampaui segala akal itulah yang akan menyertai dan memelihara hidup kita. Membangkitkan kembali pengharapan, dan memberikan sukacita serta kemenangan di dalam hidup kita.
āSebab aku yakin, bahwa baik maut, maupun hidup, baik malaikat-malaikat, maupun pemerintah-pemerintah, baik yang ada sekarang, maupun yang akan datang, atau kuasa-kuasa, baik yang di atas, maupun yang di bawah, ataupun sesuatu makhluk lain, tidak akan dapat memisahkan kita dari kasih Allah, yang ada dalam Kristus Yesus, Tuhan kita.ā (Roma 8:38-39).
Amin. Tuhan Yesus memberkati..




Komentar