top of page

Hedwin Kadrianto - Excellent Life: Our Relationship

  • mdcsbysystem
  • 4 jam yang lalu
  • 14 menit membaca

Catatan Khotbah ā€œExcellent Life: Our Relationship.ā€ Ditulis ulang dari sharing Pdm. drg. Hedwin Kadrianto, Sp.PM., di Ibadah Minggu di MDC Graha Pemulihan pada Tgl. 12 Oktober 2025.



Adalah sebuah penelitian yang diadakan Harvard University, di mana penelitian ini membutuhkan waktu sekitar 80 tahun dan membuktikan bahwa, memiliki komunitas yang dapat mengasihi dan menerima diri kita / embracing community memiliki dampak menambah usia hidup lebih panjang, dan juga membuat kita lebih berbahagia.


Penelitian ini ditujukan pada orang-orang dewasa yang sedang berada di puncak kehidupan, di mana usia mereka berkisar antara 50-60 tahun. Mereka diberi pertanyaan untuk dijawab,


ā€œHal apakah yang membuat Anda berbahagia, di usia emas Anda pada saat ini?ā€

Mungkin kita menebak jawaban mereka ada pada karier yang bagus, berbagai prestasi dan juga pencapaian di dunia, serta menerima penghormatan. Tetapi menurut penelitian dari Harvard, jawaban nomor satunya adalah,


ā€œMemiliki Loving Relationship / relasi yang dipenuhi dengan kasih dan sayang.ā€

Lebih lanjut penelitian ini juga menemukan,


ā€œLoneliness kills. It’s as powerful as smoking or alcoholism.ā€ (Robert Waldinger, psychiatrist, Massachusetts General Hospital).

Dikatakan bahwa perasaan kesepian / loneliness ini sangatlah berbahaya karena sifatnya membunuh, dan dampaknya memiliki kekuatan yang sama seperti yang dihasilkan akibat dari merokok dan juga minuman keras / beralkohol.


Penelitian ini mengatakan ketika seseorang itu mendapat dukungan yang kuat dari lingkungan sosialnya, maka mereka dapat terhindar dari mengalami apa yang namanya less mental deterioration / ketidakstabilan mental, pada saat memasuki usia 50-60 tahun dan di atasnya.


ā€œGood relationships don’t just protect our bodies; they protect our brains.ā€ (Robert Waldinger).

Penelitian ini juga mengatakan,


ā€œWhen the study began, nobody cared about emphaty or attachment. But the key to healthy aging is relationships, relationships, relationships.ā€ (George Vaillant, psychiatrist).


Di dalam buku ā€œAging Wellā€, Vaillant menulis ada 6 faktor yang dapat memprediksi seseorang itu nantinya akan mengalami penuaan yang sehat / healthy aging. Faktor tersebut adalah,


  • Aktivitas fisik / physical activity,

  • menghindari penyalahgunaan alkohol dan merokok/ absence of alcohol abuse and smoking,

  • memiliki mekanisme yang baik dan bertanggung jawab pada saat mengatasi kondisi kehidupan yang ā€œnaik dan turunā€ / having mature mechanisms to cope with life’s ups and downs,

  • serta dapat menikmati dan menyeimbangkan berat badan ideal dan hubungan pernikahan stabil serta harmonis / enjoying both a healthy weight and a stable marriage.


Sehingga dapat dikatakan bahwa kunci dari penuaan yang sehat / healthy aging tidak hanya soal keputusan kita sendiri untuk menjaga kesehatan tubuh pribadi, tetapi juga menjaga relationship / hubungan yang dibangun baik dengan sesama.


Pada suatu hari, di ruang praktik drg. Hedwin kedatangan seorang nenek yang memiliki sariawan parah di dalam rongga mulutnya. Setelah diobati, sariawannya menjadi sembuh. Tetapi setelah sembuh, nenek ini tetap datang kembali di ruang praktik tersebut. Alasannya sederhana, karena nenek ini suka diajak mengobrol bersama drg. Hedwin dan juga rekan residen yang bertugas.


Melaluinya kita belajar bahwa kedua orang tua kita bisa saja selama ini mengalami kesepian karena tidak ada yang menemani. Oleh sebab itu, datangi dan kunjungilah mereka. Jangan biarkan mereka mengalami kesepian terlalu lama, sebab bisa memicu terkena psikomatis / kondisi di mana pikiran atau emosi yang negatif seperti mengalami stres, kecemasan, atau depresi di mana hal tersebut bisa menyebabkan atau memperburuk gejala fisik.. padahal pemeriksaan medis tidak menemukan kelainan organik yang jelas.


Harvard has been extensively following, studying and collecting data on over 700 men since the 1930’s. Following Harvard sophomores and inner city children throughout, their lives has provided insight into what keeps people happy and healthy. Over 90 of the men are still alive today, and still actively participating in the study. #nodeadbeatsociety.


ā€œThe clearest message that we get from this 75 year study is this, good relationships keep us happier and healthier. Period.ā€ (Robert Waldinger).

Mengapa Relationship Penting?


ā€œBerfirmanlah Allah: ā€œBaiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi.ā€ Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka.ā€ (Kejadian 1:26-27).


ā€œHe made us in His image as relational beings.ā€ (Michael E. Wittmer).

Tuhan menciptakan kita untuk berelasi / memiliki hubungan dengan sesama, karena Tuhan menciptakan kita serupa dan segambar dengan Dia. Dia kita sendiri adalah Allah Tritunggal, dan tidak loneliness / sendirian. Karena Allah kita adalah Allah yang relasional, maka kita pun sama. Kita tidak diciptakan soliter / hidup sendirian, tetapi relasional / memiliki hubungan dengan sesama.


Yesus sendiri memiliki komunitas:


Memiliki dua belas orang murid, ada tiga orang murid terdekat-Nya (Petrus, Yakobus, Yohanes), ada keluarga Lazarus, Maria, dan Marta. Memiliki komunitas bersama Maria Magdalena, Yohana, Susana, dll. (Lukas 8:2-3). Memiliki kelompok sejumlah 70 murid (Lukas 10:1), dan berbagai kelompok lainnya di dalam Alkitab.


Tuhan ingin agar setiap kita berakar di dalam sebuah komunitas rohani yang benar dan sehat. Milikilah sahabat rohani yang sepadan / memahami apa yang sedang kita kerjakan, dan dapat membuat diri kita semakin dekat dengan Kristus.


ā€œSesungguhnya, anak dara itu akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki, dan mereka akan menamakan Dia Imanuelā€ yang berarti: Allah menyertai kita. (Matius 1:23).


Bahkan Yesus sendiri juga memiliki Nama lain yakni, Imanuel, yang berarti: Allah menyertai kita. Karena itu tidak ada yang namanya kesepian di dalam hidup kerohanian, sebab Dia selalu bersama dengan kita di setiap musim kehidupan.


Pasangan hidup kita pada suatu hari dapat dipanggil Tuhan pulang, sahabat bisa berpindah kota, tetapi Tuhan tidak pernah meninggalkan kita sendirian di dalam menjalani kehidupan ini.


He led Himself. He confided in the three. He trained the twelve. He mobilized the seventy. He allowed many to follow. He taught the multitudes.

Spiritual & Community Disciplines.


Spiritual Disciplines.


Richard J. Foster di dalam bukunya ā€œCelebration of Discipline: The Path to Spiritual Growthā€ membagi spiritual disciplines ini menjadi 3 bagian,


Pertama. Inward Disciplines: Meditation, prayer, fasting, study.


Kedua. Outward Disciplines: Simplicity, solitude, submission, service.


Ketiga. Corporate Disciplines: Confession, worship, guidance, celebration.


Intentional Relationship of Jesus (Community Disciplines).


Pertama. Yesus berbagi hidup dengan para murid. Contohnya: Dari come and see (mari dan lihatlah) berubah menjadi follow Me (ikutlah Aku).


Kedua. Ada waktu Tuhan Yesus menarik diri / retreat dari keramaian untuk berdoa, tetapi juga ada waktu untuk percakapan bersama murid-murid dan juga melayani orang banyak.


Ketiga. Ada waktu berdoa karib bersama dengan Bapa yang dapat dilihat oleh 3 murid terdekat (saat di taman Getsemani, Yesus dimuliakan di atas gunung, dll.).


Keempat. Mempraktikkan sikap hidup dan keteladanan sebagai hamba. Ada momen pada saat makan malam terakhir bersama para murid, Dia membasuh kaki murid-muridNya.


Jesus and His Disciples.


Tuhan Yesus memperlihatkan kehidupan-Nya dengan sangat nyata kepada kedua belas murid-Nya, berjalan dan melayani bersama mereka, mengalami pengalaman hidup bersama-sama. Dia mengatakan kebenaran kepada mereka meskipun terkadang itu menyakitkan. Dia mengajar bagaimana caranya berdoa, bagaimana melayani sesama, bagaimana menghormati tradisi tetapi sekaligus tidak terikat kepadanya.


Dia memperlengkapi mereka dengan berbagai kemampuan untuk memimpin dan juga membangun relasi. Dia membebaskan mereka oleh kuasa-Nya, untuk menjawab panggilan-Nya dan membuat mereka bertumbuh. Dia mempersiapkan mereka untuk menjadi rasul-rasul yang sejati.


Discipleship is Relationship.


Karena itulah yang terpenting adalah relasi yang terus dibangun, bukan hanya sekadar mengejar untuk menyelesaikan materi dan mendapatkan sertifikat. Kita bisa memuridkan siapa saja, kalau kita memiliki relasi dengannya. Kita dapat menjadi teladan hidup dan juga menjadi sahabat bagi mereka. Karena itulah pemuridan yang sesungguhnya melibatkan adanya relasi yang dibangun secara terus-menerus.


ā€œTrue discipleship involves deep relationships. Jesus didn’t simply lead a weekly Bible study. He lived life with His disciples and taught through actions as well as words.ā€ (Francis Chan).


Sama seperti Tuhan Yesus yang tidak sekadar memimpin pendalaman Alkitab secara harian ataupun mingguan.. tetapi Dia hidup bersama dengan murid-muridNya, dan mengajar mereka melalui keteladanan yang hidup yakni melalui perkataan dan perbuatan-Nya sendiri.


Tinggallah di dalam Aku, dan Aku di dalam kamu.


Sebelum Tuhan Yesus ditangkap, ada pasal 13-17 yang ditulis di dalam kitab Yohanes, yang semuanya terjadi dalam waktu satu malam. Di dalam momen ā€œMakan Malam Terakhirā€ tersebut, Tuhan Yesus bercerita banyak hal pada murid-muridNya.


ā€œTinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu. Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada pokok anggur, demikian juga kamu tidak berbuah, jikalau kamu tidak tinggal di dalam Aku. Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa. Barangsiapa tidak tinggal di dalam Aku, ia dibuang ke luar seperti ranting dan menjadi kering, kemudian dikumpulkan orang dan dicampakkan ke dalam api lalu dibakar. Jikalau kamu tinggal di dalam Aku dan firman-Ku tinggal di dalam kamu, mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan menerimanya.ā€ (Yohanes 15:4-7).


ā€œDan bukan untuk mereka ini saja Aku berdoa, tetapi juga untuk orang-orang, yang percaya kepada-Ku oleh pemberitaan mereka; supaya mereka semua menjadi satu, sama seperti Engkau, ya Bapa, di dalam Aku dan Aku di dalam Engkau, agar mereka juga di dalam Kita, supaya dunia percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku. Dan Aku telah memberikan kepada mereka kemuliaan, yang Engkau berikan kepada-Ku, supaya mereka menjadi satu, sama seperti Kita adalah satu: Aku di dalam mereka dan Engkau di dalam Aku supaya mereka sempurna menjadi satu, agar dunia tahu, bahwa Engkau yang telah mengutus Aku dan bahwa Engkau mengasihi mereka, sama seperti Engkau mengasihi Aku. Ya Bapa, Aku mau supaya, di manapun Aku berada, mereka juga berada bersama-sama dengan Aku, mereka yang telah Engkau berikan kepada-Ku, agar mereka memandang kemuliaan-Ku yang telah Engkau berikan kepada-Ku, sebab Engkau telah mengasihi Aku sebelum dunia dijadikan.ā€ (17:20-24).


Di ayat di atas banyak dikatakan agar kita tinggal di dalam Tuhan dan Tuhan tinggal di dalam diri kita. Melalui hal ini kita diajar untuk terus menjaga api Loving Relationship / relasi yang dipenuhi dengan kasih sayang, bersama dengan Dia. Relasi inilah yang sifatnya kekal dan tak tergoncangkan.


Ketika Tuhan Yesus mengajak untuk kita tinggal di dalam Dia, dan Dia di dalam kita.. maka hal ini menimbulkan pertanyaan di dalam hati,


ā€œApakah selama ini kita sudah benar-benar tinggal di dalam Kristus? Atau jangan-jangan selama ini kita hanya menginap di dalam Dia?ā€

Kata ā€œtinggal di dalam Kristusā€ berbicara tentang kita benar-benar masuk ke dalam Pribadi-Nya, mengizinkan Dia untuk mengubah dari dalam ke luar sehingga setiap aspek di dalam hidup kita, perkataan dan perbuatan juga turut berubah.


Karena itu tinggal di dalam Kristus sifatnya jauh lebih dalam dari hubungan pernikahan bersama dengan suami / istri kita. Ada komitmen mendalam yang dibangun secara terus-menerus sehingga seharusnya hidup kita, orientasi kita, dan cara memandang setiap peristiwa yang terjadi di dalam kehidupan.. seharusnya juga ikut berubah.


Kita tidak lagi memandang dari sudut pandang kita yang terbatas, tetapi melihatnya dengan..


ā€œKita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.ā€ (Roma 8:28).


Jadi apabila kita pada hari Minggu saja bersungguh-sungguh dekat dengan Tuhan, sedangkan di hari Senin sampai Sabtu apa yang kita lakukan berbeda dengan di hari Minggu.. maka dapat dikatakan bahwa kita masih belum tinggal di dalam Kristus. Kita hanya ā€œmenginapā€ di dalam Kristus pada hari Minggu, setelah tiba hari Senin, sikap kita bisa jadi tidak ada bedanya dengan orang yang belum pernah mendengar tentang Injil Kristus.


Apakah kita selama ini tetap tinggal di dalam Kristus? Apakah kita terus membangun dan tinggal di dalam hubungan karib bersama-Nya di dalam doa dan pembacaan firman di Alkitab, serta menjadi pelaku firman, di setiap harinya?


Our Mission as a Community.


Tuhan ingin supaya ada misi di dalam setiap komunitas kita yakni, agar dunia tahu tentang Kristus dan dapat mengalaminya di dalam hidup.


Ada sebuah kisah drg. Hedwin pada saat dirinya bersama dengan Persekutuan Kristen Antar Universitas / Perkantas. Saat itu ada salah satu mahasiswanya yang kebagian untuk menyampaikan renungan firman Tuhan, tetapi di dalam perjalanan dirinya mengalami kecelakaan parah yang mengakibatkan adanya pergeseran tulang di rongga dada bagian atas.


Tetapi yang dilakukan mahasiswa ini adalah tetap menyelesaikan khotbahnya sampai selesai, baru setelah itu dirinya mencari pengobatan.


Ketika para mahasiswa mengetahui kecelakaan yang menimpa rekannya, mereka berusaha mengumpulkan dana untuk biaya operasi. Usaha mereka membuahkan hasil hingga terkumpul donasi sebanyak 200 orang. Tidak berhenti sampai di sana, beberapa mahasiswa juga bergantian menjaga rekan tersebut selama proses operasi dan pemulihan. Mereka memang bukan anggota keluarga kandung, tetapi hubungan pertemanan sudah seperti anggota keluarga sendiri.


Demikian pula dengan hubungan yang dijalin di dalam Contact / kelompok sel yang ada di Gereja MDC. Milikilah kedalaman relasi, tidak hanya sebagai pengunjung yang datang setelah itu selesai.. jadilah seperti saudara dan saudari seiman yang mau peduli dengan apa yang rekan kita alami. Tidak hanya lewat perkataan, tetapi ada kasih dan hikmat Tuhan yang menuntun dalam perbuatan.


ā€œDemikianlah kamu bukan lagi orang asing dan pendatang, melainkan kawan sewarga dari orang-orang kudus dan anggota-anggota keluarga Allah, yang dibangun di atas dasar para rasul dan para nabi, dengan Kristus Yesus sebagai batu penjuru.ā€ (Efesus 2:19-20).


Komunitas dengan sebuah Misi:


Pertama. Penciptaan / Creation. Dimulai dari kitab Kejadian ketika Tuhan menciptakan bumi dan isinya, termasuk manusia (Kejadian 1-2).


Kedua. Kegagalan / Fail. Ketika manusia pertama lebih mempercayai dusta yang diperkatakan oleh Iblis, dan mereka tidak lagi mempercayai kasih Allah di dalam hidup mereka (Kejadian 3).


Ketiga. Pemberian Janji / Promise. Tuhan tetap mengasihi manusia ciptaan-Nya. Dia tidak membiarkan mereka selamanya hidup di dalam kuasa dosa, dan menjanjikan hadirnya Mesias.


ā€œAku akan mengadakan permusuhan antara engkau dan perempuan ini, antara keturunanmu dan keturunannya; keturunannya akan meremukkan kepalamu, dan engkau akan meremukkan tumitnya.ā€ (Kejadian 3:15).


Keempat. Penebusan Dosa / Redemption. Mesias yang dijanjikan datang,


ā€œKarena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.ā€ (Yohanes 3:16).


Kelima. Misi / Mission. Kita berada di tahap ini. Ketika gereja Tuhan mau bersatu dan saling mengasihi maka,


ā€œsupaya mereka semua menjadi satu, sama seperti Engkau, ya Bapa, di dalam Aku dan Aku di dalam Engkau, agar mereka juga di dalam Kita, supaya dunia percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku.ā€ (Yohanes 17:21).


Pada suatu hari ada tiga orang mahasiswa yang memutuskan bertemu sebulan sekali di sebuah kota di Indonesia. Ketika bertemu, mereka saling bercerita, saling mendukung satu dengan lainnya, dan ditutup dengan saling mendoakan.


Melalui pertemuan intens sebulan sekali, Tuhan menanamkan benih kebangunan rohani di dalam hati ketiga mahasiswa tersebut. Mereka mulai berdoa dan bertanya pada Tuhan dengan penuh kerinduan, akan apa yang harus mereka perbuat? Lalu Tuhan memberi hikmat dan membuka mata mereka mengenai keadaan anak-anak muda di kota tersebut, yang sangat suka dengan alkohol dan mabuk, serta banyak terjadi kejahatan.


Ketiga orang ini lalu berdoa dan Tuhan menuntun mereka untuk dapat bekerjasama dengan beberapa gereja lokal di kota tersebut, untuk mengadakan Kebaktian Kebangunan Rohani (KKR) dan menjangkau anak-anak muda di sana.


Tuhan mengerjakan perkara luar biasa, banyak anak muda yang hatinya dijamah Tuhan dan mengalami pertobatan. Banyak dari antara mereka yang memutuskan untuk menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat pribadi di dalam hidup, dan meninggalkan perbuatan mereka yang selama ini telah mendukakan hati Tuhan.


Berdoalah dan rindukan agar setiap komunitas yang kita hadiri, nama Kristus dapat dipermuliakan. Kita perlu go to the next level, berbuatlah sesuatu dan jangan berdiam diri saja. Bertanyalah pada Tuhan apa yang mau Dia perbuat melalui kehadiran kita, melalui komunitas yang kita hadiri. Jangan sampai kehadiran kita di sebuah komunitas tidak membawa dampak perubahan apa-apa.


Firman Tuhan mengatakan,


ā€œTetapi kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib: kamu, yang dahulu bukan umat Allah, tetapi yang sekarang telah menjadi umat-Nya, yang dahulu tidak dikasihani tetapi yang sekarang telah beroleh belas kasihan.ā€ (1 Petrus 2:9-10).


Judul Lagu: Jadikan Kami Satu.

Oleh: JHCC Worship.


Kami rendahkan diri di hadapan-Mu,

membawa hancur hati saat berseru,

agar kami saling melengkapi tubuh-Mu..

seperti Kau dan Yesus adalah satu.


Reff:

Jadikan kami satu seperti kerinduan-Mu,

agar dunia tahu bukti nyata dari kasih-Mu.

Sebelum kami pergi membritakan kasih-Mu,

mulailah dari kami lebih dulu..

Jadikan kami satu.


ā€œDan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan dalam pekerjaan baik. Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita, seperti dibiasakan oleh beberapa orang, tetapi marilah kita saling menasihati, dan semakin giat melakukannya menjelang hari Tuhan yang mendekat.ā€ (Ibrani 10:24-25).


Keenam. Ciptaan Baru / New Creation.


ā€œLalu aku melihat langit yang baru dan bumi yang baru, sebab langit yang pertama dan bumi yang pertama telah berlalu, dan lautpun tidak ada lagi. Dan aku melihat kota yang kudus, Yerusalem yang baru, turun dari sorga, dari Allah, yang berhias bagaikan pengantin perempuan yang berdandan untuk suaminya. Lalu aku mendengar suara yang nyaring dari takhta itu berkata: ā€œLihatlah, kemah Allah ada di tengah-tengah manusia dan Ia akan diam bersama-sama dengan mereka. Mereka akan menjadi umat-Nya dan Ia akan menjadi Allah mereka. Dan Ia akan menghapus segala air mata dari mata mereka, dan maut tidak akan ada lagi; tidak akan ada lagi perkabungan, atau ratap tangis, atau dukacita, sebab segala sesuatu yang lama itu telah berlalu.ā€ā€ (Wahyu 21:1-4).


Kualitas dalam Komunitas.


Pertama. Apakah komunitas tersebut dapat membantu kita untuk menjadi serupa dengan Kristus?


ā€œDialah yang kami beritakan, apabila tiap-tiap orang kami nasihati dan tiap-tiap orang kami ajari dalam segala hikmat, untuk memimpin tiap-tiap orang kepada kesempurnaan dalam Kristus. Itulah yang kuusahakan dan kupergumulkan dengan segala tenaga sesuai dengan kuasa-Nya, yang bekerja dengan kuat di dalam aku.ā€ (Kolose 1:28-29).


Bila selama ini kita merasa kesulitan untuk menjalani hidup menyukakan hati Tuhan, kita perlu cek apakah ada dosa-dosa yang selama ini masih belum dibereskan di dalam hidup kita?


Kedua. Apakah komunitas tersebut dapat membuat kita lebih saling mengasihi?


ā€œSeorang sahabat menaruh kasih setiap waktu, dan menjadi seorang saudara dalam kesukaran.ā€ (Amsal 17:17).


ā€œInilah perintah-Ku, yaitu supaya kamu saling mengasihi, seperti Aku telah mengasihi kamu.ā€ (Yohanes 15:12).


ā€œSuffering is not a question which demands an answer, it’s not a problem which demands a solution.. it’s a mystery which demands a presence.ā€ (Anonymous).


Ketiga. Apakah komunitas tersebut membuat kita dapat saling memperhatikan, dan juga menopang kebutuhan satu sama lain?


ā€œDan semua orang yang telah menjadi percaya tetap bersatu, dan segala kepunyaan mereka adalah kepunyaan bersama, dan selalu ada dari mereka yang menjual harta miliknya, lalu membagi-bagikannya kepada semua orang sesuai dengan keperluan masing-masing.ā€ (Kisah Rasul 2:44-45).


Di dalam penderitaan dan kesusahan, yang terpenting bukan hanya nasihat tetapi juga kehadiran. Kalau ada yang susah, kita dapat hadir di sebelahnya. Kalau misal tidak dapat hadir, kita bisa mengirimnya pesan atau mungkin menelepon. Bertanyalah bagaimana kabar serta keadaannya, pembicaraan kita lalu dapat ditutup dengan mendukung dan mendoakan dirinya.


Jadilah seorang sahabat yang bisa hadir di dalam kesusahan, yang sedang dihadapi orang lain.


Salah satu dampak yang dihadirkan Kekristenan adalah para murid-Nya yang dapat menghadirkan Kristus, di manapun dirinya berada.


Keempat. Apakah komunitas tersebut dapat membuat kita saling melayani?


ā€œTetapi yang terutama: kasihilah sungguh-sungguh seorang akan yang lain, sebab kasih menutupi banyak sekali dosa. Berilah tumpangan seorang akan yang lain dengan tidak bersungut-sungut. Layanilah seorang akan yang lain, sesuai dengan karunia yang telah diperoleh tiap-tiap orang sebagai pengurus yang baik dari kasih karunia Allah.ā€ (1 Petrus 4:8-10).


Kelima. Apakah melalui komunitas tersebut, membuat kita dapat saling mengingatkan kesalahan dan juga menanggung beban satu sama lainnya?


ā€œSaudara-saudara, kalaupun seorang kedapatan melakukan suatu pelanggaran, maka kamu yang rohani, harus memimpin orang itu ke jalan yang benar dalam roh lemah lembut, sambil menjaga dirimu sendiri, supaya kamu juga jangan kena pencobaan. Bertolong-tolonganlah menanggung bebanmu! Demikianlah kamu memenuhi hukum Kristus.ā€ (Galatia 6:1-2).


Keenam. Apakah di dalam komunitas tersebut, kita dapat saling mengaku dosa dan juga saling mendoakan?


ā€œKarena itu hendaklah kamu saling mengaku dosamu dan saling mendoakan, supaya kamu sembuh. Doa orang yang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya.ā€ (Yakobus 5:16).


Dengan kita saling mengaku dosa dan memutuskan untuk meninggalkan perbuatan dosa, maka kita sedang membuat pernyataan pada Iblis bahwa kita tidak mau lagi dikuasai, mau meninggalkan segala perbuatan dosa, dan sekarang kita memutuskan untuk menyukakan hati Tuhan.


Ketujuh. Apakah dengan mengikuti komunitas tersebut, dapat menambah kekuatan rohani di dalam hidup kita? Bukan untuk menjadi sakti, melainkan menjadi saksi Kristus?


ā€œBerdua lebih baik dari pada seorang diri, karena mereka menerima upah yang baik dalam jerih payah mereka. Karena kalau mereka jatuh, yang seorang mengangkat temannya, tetapi wai orang yang jatuh, yang tidak mempunyai orang lain untuk mengangkatnya! Juga kalau orang tidur berdua, mereka menjadi panas, tetapi bagaimana seorang saja dapat menjadi panas? Dan bilamana seorang dapat dialahkan, dua orang akan dapat bertahan. Tali tiga lembar tak mudah diputuskan.ā€ (Pengkhotbah 4:9-12).


Kedelapan. Apakah melalui komunitas tersebut membuat kita dapat saling menajamkan, agar kita dapat menjadi pribadi yang lebih baik lagi?


ā€œBesi menajamkan besi, orang menajamkan sesamanya.ā€ (Amsal 27:17).

Kesembilan. Apakah dengan mengikuti komunitas tersebut, dapat melatih kerendahan hati dan kita tetap memilih untuk mengutamakan kesehatian pada saat diizinkan terjadi adanya konflik?


ā€œTetapi aku menasihatkan kamu, saudara-saudara, demi nama Tuhan kita Yesus Kristus, supaya kamu seia sekata dan jangan ada perpecahan di antara kamu, tetapi sebaliknya supaya kamu erat bersatu dan sehati sepikir.ā€ (1 Korintus 1:10).


Dr. Tan Soo-Inn di dalam bukunya ā€œ3-2-1: Following Jesus in Threesā€ memberikan formulanya,


Berkumpul maksimal 3-4 orang (yang terinspirasi dari hubungan karib antara Tuhan Yesus bersama Petrus, Yakobus, dan Yohanes), pertemuan tersebut diadakan maksimal selama dua jam lamanya, dan diadakan selama sebulan satu kali.


Sejumlah Pertanyaan Refleksi.


Sudahkah saya berada di dalam sebuah komunitas rohani yang benar dan kuat, yang dapat menguatkan iman dan membuat saya bertumbuh menjadi serupa dengan Kristus?


Sudahkah saya dimuridkan di dalam gereja lokal, dan saya kembali memuridkan orang lain?


Apakah saya memiliki sahabat rohani yang erat, yang dapat membuat saya semakin dekat dengan Kristus?


Alih-alih menuntut orang lain untuk menjadi sahabat yang baik, sudahkah selama ini saya bersikap menjadi sahabat rohani yang baik?


Apakah komunitas yang saya ikuti memiliki visi dan misi, yakni mengenalkan Kristus pada dunia yang belum pernah mendengar nama-Nya?


Apakah dampak komunitas gereja bagi hidup saya selama ini?


Bagaimana saya bisa menjadi berkat di dalam komunitas gereja ini?


Bagaimana saya juga bisa menjadi berkat, bagi banyak orang di sekitar?


Amin. Tuhan Yesus memberkati..

Komentar


bottom of page