top of page

Budi Setiawan - Berjalan dalam Tuntunan Roh Kudus

  • mdcsbysystem
  • 6 jam yang lalu
  • 16 menit membaca

Catatan Khotbah: ā€œBerjalan dalam Tuntunan Roh Kudus.ā€ Ditulis ulang dari sharing Bp. Pdt. Budi Setiawan di Ibadah Minggu di MDC Ciputra World, pada Tgl. 22 Juni 2025.


Di waktu yang lalu kita telah belajar bersama ada empat prinsip kebenaran tentang pemeliharaan Tuhan di dalam hidup kita, anak-anakNya.


Pertama. Sesuai dengan Kebutuhan.


Dia akan memberkati sesuai dengan apa yang kita butuhkan. Apa pun status hidup kita, baik masih lajang, menikah, ataupun memiliki anak.. Dia mampu memelihara kita, sesuai dengan apa yang menjadi kebutuhan di dalam hidup.


ā€œAllahku akan memenuhi segala keperluanmu menurut kekayaan dan kemuliaan-Nya dalam Kristus Yesus.ā€ (Filipi 4:19).

Kedua. Pemeliharan Tuhan itu Tepat pada Waktu-Nya.


Dia tidak pernah terlalu cepat ataupun terlambat, Dia membuat segala sesuatu menjadi indah pada waktu-Nya. Secara manusia, kita ingin begitu selesai berdoa dan mengatakan ā€œAmin,ā€ doa kita langsung dijawab-Nya. Kita tidak mau menunggu terlalu lama hasil jawaban doa dari-Nya. Tetapi cara Tuhan bekerja itu tidak bisa kita atur waktu-Nya, tetapi percayalah, selalu indah pada waktu-Nya.


Kita perlu belajar untuk dapat memahami bagaimana cara kerja-Nya Tuhan agar kita tidak menjadi marah, kecewa, apalagi berkecil hati ketika jawaban dari-Nya tidak selalu sesuai dengan apa yang kita doa dan harapkan selama ini.


Ketiga. Pemeliharaan Tuhan itu sifatnya Berkesinambungan.


Di dalam 1 Raja 17:1-6 diceritakan pada kita saat Israel mengalami kekeringan, datanglah firman Tuhan dan Elia disuruh bersembunyi di tepi sungai Kerit. Di tempat tersebut, Elia dapat minum dari air sungai dan burung-burung gagak telah diperintahkan Tuhan untuk membawa roti dan daging, di setiap pagi dan petang (ayat 6).


Tetapi pada saat sungai Kerit menjadi kering, di ayat 7-16 Tuhan menyuruh Elia untuk pergi ke Sidon dan menemui seorang janda miskin. Di kota kecil tersebut, Tuhan memelihara Elia dan menyatakan kuasa serta mukjizat pemeliharaan-Nya di dalam situasi sulit / kelaparan pada saat itu.


Melalui kisah di atas kita dapat belajar bahwa mukjizat pemeliharaan Tuhan itu sifatnya berkesinambungan / terus-menerus, tidak terputus, dan saling berkaitan satu sama lain secara berurutan atau berkelanjutan.


Dia Tuhan yang sanggup untuk memelihara Elia di tepi sungai Kerit, tetapi tidak berhenti hanya sampai di sana saja, Dia juga melanjutkan tuntunan dan pemeliharaan-Nya dengan mempertemukan Elia bersama dengan seorang janda yang ada di Sarfat. Melaluinya kita dapat belajar bahwa di berbagai musim kehidupan yang sedang dilalui Elia, dan juga di dalam hidup kita pastinya, Tuhan itu setia dalam memelihara hidup anak-anakNya.


Firman Tuhan mengatakan,


ā€œSampai masa tuamu Aku tetap Dia dan sampai masa putih rambutmu Aku menggendong kamu. Aku telah melakukannya dan mau menanggung kamu terus; Aku mau memikul kamu dan menyelamatkan kamu.ā€ (Yesaya 46:4).


Keempat. Pemeliharaan Tuhan sering kali tidak masuk di akal pikiran manusia.


Di tepi sungai Kerit, Tuhan itu memakai burung gagak untuk mengirim roti dan daging buat Elia. Ketika sungai Kerit mengering, Tuhan menyuruh Elia untuk pergi ke Sarfat dan menemui janda miskin yang pada saat itu sedang bersiap untuk membuat makan malam terakhirnya.


Burung Gagak adalah burung yang memiliki sifat yang sangat rakus. Dia memakan apa saja yang tersedia di depan matanya, termasuk daging dari bangkai hewan yang sudah membusuk. Tetapi pada saat Tuhan mengirim roti dan daging buat Elia melalui perantaraan burung gagak, pasti keduanya masih segar dan tidak ada yang membusuk.


Demikian juga pertemuan Elia dengan seorang janda miskin. Firman Tuhan mengatakan,


ā€œDemi TUHAN, Allahmu, yang hidup, sesungguhnya tidak ada roti padaku sedikitpun, kecuali segenggam tepung dalam tempayan dan sedikit minyak dalam buli-buli. Dan sekarang aku sedang mengumpulkan dua tiga potong kayu api, kemudian aku mau pulang dan mengolahnya bagiku dan bagi anakku, dan setelah kami memakannya, maka kami akan mati.ā€ (1 Raja 17:12).


Tetapi di ayat-ayat selanjutnya kita menemukan ketika perempuan ini mau taat dan mengolah makanan untuk Elia terlebih dahulu,


ā€œLalu pergilah perempuan itu dan berbuat seperti yang dikatakan Elia; maka perempuan itu dan dia serta anak perempuan itu mendapat makan beberapa waktu lamanya. Tepung dalam tempayan itu tidak habis dan minyak dalam buli-buli itu tidak berkurang seperti firman TUHAN yang diucapkan-Nya dengan perantaraan Elia.ā€ (ayat 15-16).


Bahkan ketika anak dari janda tersebut pada suatu hari menderita sakit dan sampai mengakibatkan kematian, Tuhan menyatakan kuasa-Nya dan membangkitkan anaknya (ayat 22).


Dari kisah pemeliharaan Tuhan melalui burung gagak dan pertemuan Elia bersama dengan seorang janda di Sarfat, kita dapat belajar bahwa secara manusia apa yang dilakukan Tuhan itu tidak masuk di akal manusia. Tetapi Tuhan dapat memakai apa saja untuk dapat menyatakan kuasa dan mukjizat-Nya, untuk memelihara hidup Elia dan juga setiap kita. Teruslah mempercayai-Nya!


Bagaimana caranya kita dapat mengalami pemeliharaan Tuhan di dalam hidup kita?


Pertama. Belajar hidup dalam tuntunan Tuhan.


Melalui kisah Elia dan janda di Sarfat kita dapat belajar ketika mereka berdua mau bersepakat untuk berjalan di dalam tuntunan dan kehendak Tuhan.. maka mereka dapat melihat adanya berkat, penyertaan, dan pemeliharaan Tuhan yang dinyatakan di dalam hidup mereka.


Kedua. Tetap percaya dan taat.


Banyak orang itu tahu dan percaya tentang kebenaran firman Tuhan yang ada di dalam Alkitab, tetapi tidak banyak yang mau taat untuk melakukannya di dalam hidup mereka. Bahkan tak sedikit yang memakai ayat firman Tuhan hanya sekadar untuk berdebat dengan sesamanya, dan memakai ayat firman tersebut hanya untuk membenarkan pendapat pribadinya saja.


Jangan lupakan bahwa setan juga tahu dan percaya secara intelektual tentang kebenaran firman Tuhan yang ada di dalam Alkitab, tetapi mereka tidak mau taat, berserah, dan melakukan ayat firman Tuhan tersebut. Firman Tuhan mengatakan,


ā€œEngkau percaya, bahwa hanya ada satu Allah saja? Itu baik! Tetapi setan-setanpun juga percaya akan hal itu dan mereka gemetar.ā€ (Yakobus 2:19).

Ketiga. Peduli pada orang lain.


Walau apa yang ada pada janda di Sarfat tersebut hanya tersisa untuk membuat satu makan malam terakhir bagi dirinya dan juga anaknya, tetapi kita dapat membaca di 1 Raja 17:15-16 dia mau taat dan peduli pada apa yang dikatakan Elia. Kita dapat melihat bagaimana kuasa serta mukjizat Tuhan itu dinyatakan, dan memelihara hidupnya.


Ketika kita mau belajar untuk taat dan peduli pada sesama, maka berkat Tuhan akan mengalir di dalam dan melalui hidup kita. Tuhan melihat bahwa hidup kita dapat dipercaya tidak hanya untuk mengelola setiap berkat-Nya saja, tetapi juga mengembangkan dan menjadi saluran berkat-Nya, bagi sesama kita yang membutuhkan pertolongan-Nya.


Keempat. Mengerjakan bagian kita.


Janda di Sarfat tidak hanya berdiam diri pada saat mendengar permintaan dari Elia, tetapi dia mau memasak dan mengolah bahan makanan untuk diberikan pada Elia. Melalui ketaatan janda tersebut di dalam mengerjakan bagiannya, kita dapat melihat di masa kekeringan, Tuhan itu memelihara dan mencukupkan kebutuhannya.


Berjalan dalam tuntunan Roh Kudus.


Lalu berkatalah Elia, orang Tisbe, dari Tisbe-Gilead, kepada Ahab: ā€œDemi Tuhan yang hidup, Allah Israel, yang kulayani, sesungguhnya tidak akan ada embun atau hujan pada tahun-tahun ini, kecuali kalau kukatakan.ā€ (1 Raja 17:1).


Karena Israel di bawah pemerintahan raja Ahab telah melakukan apa yang jahat di mata Tuhan, mereka menyembah Baal, serta menyakitkan hati-Nya (1 Raja 16:29-33), maka Tuhan menghukum mereka dengan masa kekeringan dan terjadi banyak krisis di dalam bangsa tersebut.


Saat terjadi krisis, yang mengalaminya tidak hanya orang yang hidupnya tidak mengenal Tuhan saja. Yang hidupnya benar sekalipun, bahkan termasuk Elia, juga mengalaminya. Tetapi yang menjadi perbedaannya adalah, di dalam hidup orang benar masih mengalami pemeliharaan dari Tuhan. Dia memberi solusi dan jalan keluar terbaik, sekalipun kita masih berada di dalam masa krisis.


Tuhan memberikan firman dan tuntunan-Nya agar hidup Elia dapat dipelihara-Nya. Di dalam 1 Raja 17 kita mendapati kata ā€œfirman TUHANā€ diulang beberapa kali untuk menunjukkan bahwa Tuhan ingin menuntun Elia agar dapat mengalami kelepasan dan mengalami pemeliharaan-Nya.

20250622 Quote - Budi Setiawan - Berjalan dalam Tuntunan Roh Kudus

Melaluinya kita dapat belajar untuk memastikan sikap kita untuk terus belajar dan taat di dalam mendengarkan suara Tuhan, dan tetap tinggal di dalam tuntunan-Nya. Tetaplah setia untuk melakukan kehendak Tuhan, agar kita dapat mengalami pemeliharaan-Nya dan melihat bahwa, Tuhan itu selalu menuntun umat-Nya.


Secara umum Alkitab mencatat ungkapan seperti ā€œTuhan berfirmanā€, ā€œdemikian firman Tuhanā€, atau ā€œfirman Tuhan datang kepadaā€¦ā€ muncul di dalam Alkitab (versi Ibrani dan Yunani asli) sebanyak lebih dari 2.000 kali. Melaluinya kita dapat belajar bahwa Dia begitu peduli dan perhatian pada setiap kita. Saat kita mau taat, maka kita akan melihat pemeliharan-Nya di dalam hidup. Dia sangat mengasihi dan peduli, dan masih sanggup untuk memberi tuntunan dan memelihara hidup kita.


Kepedulian-Nya pada kita jauh lebih besar dari sikap kita selama ini kepada-Nya. Dia sangat menginginkan agar hidup kita dapat berjalan dengan baik-baik saja, dan selalu berada di dalam pemeliharaan-Nya yang terbaik.


Namun sering kali kita yang tidak mau taat, kita sering berbuat dosa dan melawan-Nya, sehingga hal ini yang membuat kita tidak dapat lagi mengalami pertolongan-Nya. Firman Tuhan mengatakan,


ā€œSesungguhnya, tangan TUHAN tidak kurang panjang untuk menyelamatkan, dan pendengaran-Nya tidak kurang tajam untuk mendengar; tetapi yang merupakan pemisah antara kamu dan Allahmu ialah segala kejahatanmu, dan yang membuat Dia menyembunyikan diri terhadap kamu, sehingga Ia tidak mendengar, ialah segala dosamu.ā€ (Yesaya 59:1-2).


Betapa pentingnya kita hidup di dalam ketaatan. Tuhan rindu agar hidup kita berjalan baik-baik saja dan selalu mengalami pemeliharaan-Nya.


Tiang Awan dan Tiang Api.


Saat bangsa Israel keluar dari Mesir, di padang gurun Tuhan memberi tuntunan-Nya,


ā€œTUHAN berjalan di depan mereka, pada siang hari dalam tiang awan untuk menuntun mereka di jalan, dan pada waktu malam dalam tiang api untuk menerangi mereka, sehingga mereka dapat berjalan siang dan malam. Dengan tidak beralih tiang awan itu tetap ada pada siang hari dan tiang api pada waktu malam di depan bangsa itu.ā€ (Keluaran 13:21-22).


Mengapa Dia memberi tiang awan dan tiang api? Karena kondisi iklim padang gurun bisa mencapai titik cuaca yang ekstrim. Kalau siang hari panasnya bisa mencapai maksimal, sehingga membutuhkan tiang awan untuk membuatnya sejuk. Demikian pula sebaliknya bila malam tiba, cuaca dingin juga terasa menusuk, sehingga Tuhan mengirim tiang api supaya cuacanya tetap hangat.


Tetapi kedua hal tersebut fungsinya bukan hanya sekadar memberi perlindungan, tetapi juga pimpinan bagi bangsa Israel yang sedang berjalan di padang gurun. Agar mereka ini tahu ke arah mana mereka harus melangkah.


Baik ke arah kanan ataupun kiri, mereka harus belajar taat dan mengikuti arah tiang tersebut. Kalau tiang tersebut diam, maka mereka dapat membuka tenda dan memulai aktivitas. Tetapi kalau tiang tersebut mulai bergerak, maka mereka harus meringkas tenda dan cepat bergerak memperhatikan kedua tiang tersebut. Kalau mereka tidak mau taat dan memperhatikan, maka mereka dapat mengalami kematian di padang gurun.


Hal yang sama pula supaya di dalam hidup ini kita dapat bertahan serta melihat bagaimana penyertaan dan pemeliharaan dari Tuhan, maka pastikan hidup kita selama ini sudah taat dan mau bergerak mengikuti tuntunan-Nya.


Yang namanya masalah pasti tetap ada, tetapi pada saat kita bergerak bersama dengan penyertaan dan tuntunan dari Tuhan, kita mau taat melakukan kebenaran firman-Nya.. maka pasti ada solusi dan jalan keluar terbaik bagi setiap kita.


Bagaimana cara Tuhan menuntun umat-Nya?


Pertama. Melalui membaca kebenaran firman Tuhan di dalam Alkitab.


ā€œBerbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan pencemooh, tetapi yang kesukaannya ialah Taurat TUHAN, dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam. Ia seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buahnya pada musimnya, dan yang tidak layu daunnya; apa saja yang diperbuatnya berhasil.ā€ (Mazmur 1:1-3).


Alkitab adalah Sumber kebenaran dan juga hikmat, di dalamnya berisi banyak prinsip serta nilai kehidupan. Kalau kita menjalani hidup ini sesuai dengan prinsip kebenaran firman Tuhan di dalam Alkitab maka hidup kita akan diubahkan. Karena itu teruslah berjalan di dalam kehendak Tuhan, maka kita akan melihat penyertaan dan pemeliharaan-Nya yang setia dalam hidup kita.


Tetapi bagaimana caranya kita dapat mengetahui apakah hal ini kehendak Tuhan atau bukan? Caranya adalah, bacalah firman Tuhan šŸ™‚


ā€œFirman-Mu itu pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku.ā€ (Mazmur 119:105).

Hari-hari ini kita sedang hidup di dalam masa yang gelap, di mana seseorang itu sudah tidak dapat lagi membedakan mana yang benar dan mana yang tidak. Kalau selama ini kita tidak pernah membaca kebenaran firman Tuhan di dalam Alkitab, maka kita akan mudah ditipu dan terhanyut dengan arus dunia yang ada, karena kita tidak pernah membaca kebenaran sejati / Alkitab.


Tujuan dari firman Tuhan adalah sebagai pelita yang dapat menerangi jalan-jalan kita, dan membebaskan kita dari segala kegelapan.


Firman Tuhan mengatakan,


ā€œJanganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.ā€ (Roma 12:2).


Dengan membaca kebenaran firman Tuhan di dalam Alkitab, akan memperbarui budi kita sehingga dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah, dan yang sempurna. Amin!


ā€œJikalau bukan TUHAN yang membangun rumah, sia-sialah usaha orang yang membangunnya; jikalau bukan TUHAN yang mengawal kota, sia-sialah pengawal berjaga-jaga.Sia-sialah kamu bangun pagi-pagi dan duduk-duduk sampai jauh malam, dan makan roti yang diperoleh dengan susah payah—sebab Ia memberikannya kepada yang dicintai-Nya pada waktu tidur.ā€ (Mazmur 127:1-2).


Bukan berarti orang tersebut malas dan tidak melakukan apa-apa, tetapi kalau kita dekat dan karib dengan Tuhan, maka kita dapat mengenal dan melakukan apa yang menjadi kehendak Tuhan. Sehingga akibatnya, kita akan mengalami penyertaan dan pemeliharaan Tuhan yang setia.


Kalau Tuhan mengasihi seseorang, maka saat kita tidur-pun, berkat-Nya akan selalu menyertai kita. Tetapi kalau posisi kita bermusuhan dengan-Nya, kita tidak mau mengasihi dan hidup sesuai dengan kehendak Tuhan.. maka kita sedang menempatkan diri untuk menjadi musuh-Nya. Semua kerja keras kita menjadi sia-sia, bahkan segala pendapatan yang kita terima akan terbuang percuma.


Kalau kita hidup dekat dengan Tuhan, maka akan ada tuntunan dan penyertaan-Nya yang setia.


ā€œSegala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran. Dengan demikian tiap-tiap manusia kepunyaan Allah diperlengkapi untuk setiap perbuatan baik.ā€ (2 Timotius 3:16-17).


Karena itu pastikan agar kita menyediakan waktu untuk terus membaca firman-Nya. Carilah waktu terbaik, kalau bisa jangan pada saat tengah malam karena biasanya kita di jam tersebut sudah sangat kelelahan dan mudah tertidur. Kalau kita menganggap penting firman Tuhan, maka kita akan menghargainya lebih. Kita akan memberikan perhatian lebih kepadanya, agar dapat membaca kebenaran firman Tuhan dengan lebih jelas.


Kata ā€œmerenungkan Taurat Tuhan siang dan malamā€ memiliki pengertian agar kita mengendapkan firman yang kita baca di dalam hati dan pikiran. Ibarat makanan yang terus dikunyah sampai lembut, baru kita telan. Ketika kita membacanya berulang-ulang, maka kita akan menemukan banyak permata berharga di dalam Alkitab. Tuhan dapat memberikan hikmat dan tuntunan-Nya di dalam hidup kita.


By His Spirit / bersama Roh Kudus-Nya, Dia akan menerangi hati dan pikiran sehingga kita dapat memahami kebenaran firman Tuhan yang sedang kita baca. Selain itu kita juga akan diberikan sukacita dan semangat melaluinya. Inilah yang disebut Alkitab sebagai prinsip kebenaran, melaluinya kita juga dapat belajar dari berbagai keteladanan tokoh di dalam Alkitab.


Kedua. Melalui bisikan hati nurani.


Hati nurani adalah tempat di mana Tuhan sering kali berbicara di dalam hidup kita. Karena itu sangatlah penting mengapa kita harus menjaganya supaya tetap bersih dan murni di hadapan Tuhan dan sesama. Firman Tuhan mengatakan,


ā€œSebab itu aku senantiasa berusaha untuk hidup dengan hati nurani yang murni di hadapan Allah dan manusia.ā€ (Kisah Rasul 24:16).

Diceritakan sebelumnya bahwa rasul Paulus pada saat itu sedang memberitakan Injil di Yerusalem. Dia memberitakan Injil dengan hati nurani yang murni dan tidak ada maksud lain, namun orang-orang Yahudi menangkap dan menuduhnya dengan banyak tuduhan palsu. Tetapi Paulus membela dirinya dan mengatakan kalau dia tidak memiliki maksud lain, ataupun membesarkan dirinya, membuat kekacauan, dan lain sebagainya.


Pastikan kita hidup dengan hati yang murni.


ā€œBeberapa orang telah menolak hati nuraninya yang murni itu, dan karena itu kandaslah iman mereka,ā€ (1 Timotius 1:19).


Banyak orang imannya kandas karena pada saat mereka beribadah ataupun menjalani hidup Kekristenannya, mereka memiliki motivasi hati yang tidak benar. Mereka beribadah hanya sekedar untuk mencari pasangan, mungkin untuk bisnis, dll. Padahal firman Tuhan mengingatkan,


ā€œTetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu. Sebab itu janganlah kamu kuatir akan hari besok, karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari.ā€ (Matius 6:33-34).


Jangan sampai kita memiliki hati nurani yang tercemar. Untuk menjaga hati nurani yang murni apa yang harus kita lakukan?


Ketika Tuhan berbicara, maka kita harus taat untuk dengan segera melakukannya.


Ini adalah cara yang paling baik, sebab bila kita tidak mau melakukannya, maka kita dapat lupa akan suara-Nya atau mungkin Tuhan tidak berbicara lagi kedua kalinya di dalam hidup kita.


Bagaimana cara Tuhan berbicara?


Dengan memberi bisikan hati nurani, impresi / kesan yang Tuhan berikan di dalam hati, Tuhan mengingatkan baik melalui suara hati ataupun peringatan dari sesama.


Kalau kita mau taat pada suara Tuhan, tidak hanya hidup kita saja yang akan diberkati namun nantinya nama Tuhan juga yang dapat dipermuliakan. Selain itu kalau kita mau taat, hal ini akan melatih kepekaan telinga rohani kita untuk dapat mendengar suara-Nya di dalam hidup kita.


ā€œJagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan.ā€ (Amsal 4:23).


Dari ayat di atas, kita diingatkan bahwa hati kita adalah sumber kehidupan. Kita harus menjaganya dengan baik, sama seperti yang tertulis di ayat di atas ada kata waspada.. hal ini menunjukkan bahwa ayat ini sangat penting untuk diperhatikan. Ketika hati nurani kita bersih dan murni, maka kita dapat mendengar suara Roh Kudus dengan mudahnya. Tetapi kalo hati nurani kita sudah tercemar, misal kita tidak suka dengan orang lain karena dia sudah menyakiti perasaan kita.. maka kita akan susah untuk mendengar suara Roh Kudus dan taat melakukannya, karena hati kita sudah tercemar sebelumnya.


Karena itu bukalah selalu hati kita dan izinkan Tuhan untuk berbicara serta mengerjakan banyak hal di dalam hidup kita, hari demi hari. Kita akan mendengar Tuhan berbicara di dalam hati kita, untuk orang-orang yang ada di sekitar. Kita harus belajar taat untuk menyampaikannya, tentunya dengan kasih dan hikmat Tuhan yang pasti akan selalu menuntun setiap kita.


Tetapi masalahnya kita terlalu sibuk hari-hari ini, sehingga kita tidak dapat lagi mendengar suara Tuhan dengan baik dan jelas. Kita sibuk dengan agenda kita sendiri, kita disibukkan dengan banyak hal sehingga pada akhirnya kita menjadi lupa akan suara Tuhan dan Dia tidak lagi berbicara di dalam hidup kita. Karena itu ketika Tuhan berbicara, maka kita harus taat untuk melakukannya. Hal ini juga melatih kepekaan telinga rohani kita untuk dapat mendengarkan suara-Nya.


Ketiga. Melalui peristiwa di dalam hidup.


ā€œAku hendak mengajar dan menunjukkan kepadamu jalan yang harus kautempuh; Aku hendak memberi nasihat, mata-Ku tertuju kepadamu.ā€ (Mazmur 32:8).


ā€œKita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.ā€ (Roma 8:28).


Segala peristiwa yang terjadi di dalam hidup, baik itu yang menyenangkan ataupun tidak, pasti ada maksud Tuhan di balik semua peristiwa yang diizinkan terjadi. Kalau kita peka dan mau belajar mendengar suara Tuhan dengan semua peristiwa yang diizinkan terjadi.. maka semuanya itu diizinkan untuk mengajar sesuatu di dalam hidup kita. Sama seperti yang ditulis di dalam Mazmur 32:8, dikatakan mata-Nya selalu tertuju pada setiap kita dan Dia siap menuntun hidup kita. Tetapi sering kali kita sendiri yang tidak peka, dan tidak mau lagi mendengar suara Tuhan.


Pada suatu hari ada sebuah video yang dikirimkan di whatsapp Pdt. Budi Setiawan. Di dalam video tersebut diperlihatkan ada seseorang yang meremehkan Tuhan Yesus dengan mengatakan kalau Dia hidup dan berkuasa, maka Dia dapat mengambil nyawanya pada saat itu juga. Tetapi setelah dia berbicara, tiba-tiba dia pingsan dan nyawanya sudah tidak ada lagi.


Melaluinya kita dapat belajar bahwa, jangan pernah bermain-main dan dengan sembarangan mengucapkan nama Tuhan. Bahkan bangsa-bangsa di hadapan Tuhan sama seperti,


ā€œSesungguhnya, bangsa-bangsa adalah seperti setitik air dalam timba dan dianggap seperti sebutir debu pada neraca. Sesungguhnya, pulau-pulau tidak lebih dari abu halus beratnya.ā€ (Yesaya 40:15).


Siapa pun kita, sekuat dan sehebat apa pun kita, sekaya apa pun kita merasa.. tetapi kalau Tuhan yang menyuruh kita pulang, maka kita tidak akan pernah bisa untuk menolak-Nya.


Kemudian Ia mengatakan kepada mereka suatu perumpamaan, kata-Nya: ā€œAda seorang kaya, tanahnya berlimpah-limpah hasilnya. Ia bertanya dalam hatinya: Apakah yang harus aku perbuat, sebab aku tidak mempunyai tempat di mana aku dapat menyimpan hasil tanahku. Lalu katanya: Inilah yang akan aku perbuat; aku akan merombak lumbung-lumbungku dan aku akan mendirikan yang lebih besar dan aku akan menyimpan di dalamnya segala gandum dan barang-barangku.


Sesudah itu aku akan berkata kepada jiwaku: Jiwaku, ada padamu banyak barang, tertimbun untuk bertahun-tahun lamanya; beristirahatlah, makanlah, minumlah dan bersenang-senanglah! Tetapi firman Allah kepadanya: Hai engkau orang bodoh, pada malam ini juga jiwamu akan diambil dari padamu, dan apa yang telah kausediakan, untuk siapakah itu nanti? Demikianlah jadinya dengan orang yang mengumpulkan harta bagi dirinya sendiri, jikalau ia tidak kaya di hadapan Allah.ā€ (Lukas 12:16-21).


Hidup kita tidak bergantung dari banyaknya harta, kekuatan, dan kehebatan. Tetapi hidup dan mati manusia berada di dalam tangan Tuhan. Karena itu jangan bermain-main terhadap-Nya.


Di setiap peristiwa, pasti ada maksud Tuhan yang hendak mengajarkan kita sesuatu.


Pada saat Daud dikejar-kejar oleh raja Saul, Daud memutuskan untuk bersembunyi di Filistin. Daud merasa hal ini adalah jalan terbaik, karena Saul tidak mungkin mengejar Daud sampai di Filistin, yang merupakan musuh dari Israel. Di Filistin Daud diberi Ziklag untuk tinggal bersama 600 orang pengikutnya, beserta istri dan anak-anak mereka.


Saat berperang, Daud tidak diajak oleh raja Filistin untuk melawan Israel. Semua panglimanya takut bila Daud nantinya akan berkhianat, karena Daud sendiri pernah mengalahkan Goliat, salah satu pahlawan dari Filistin.


ā€œKetika Daud serta orang-orangnya sampai ke Ziklag pada hari yang ketiga, orang Amalek telah menyerbu Tanah Negeb dan Ziklag; Ziklag telah dikalahkan oleh mereka dan dibakar habis. Perempuan-perempuan dan semua orang yang ada di sana, tua dan muda, telah ditawan mereka, dengan tidak membunuh seorangpun; mereka menggiring sekaliannya, kemudian meneruskan perjalanannya.ā€ (1 Samuel 30:1-2).


Diceritakan bahwa Daud dan semua rakyat yang mengikutinya menangis dan bersedih hati.


ā€œDan Daud sangat terjepit, karena rakyat mengatakan hendak melempari dia dengan batu. Seluruh rakyat itu telah pedih hati, masing-masing karena anaknya laki-laki dan perempuan.ā€ (ayat 6a).


Orang orang yang selama ini setia menjadi pengikut Daud berubah jadi musuh, karena melihat istri dan anak-anak mereka telah ditawan musuh. Tetapi menarik di ayat selanjutnya dikatakan,


ā€œTetapi Daud menguatkan kepercayaannya kepada TUHAN, Allahnya.ā€ (ayat 6b).

Lalu Daud memberi perintah kepada imam Abyatar bin Ahimelekh: ā€œBawalah efod itu kepadaku.ā€ Maka Abyatar membawa efod itu kepada Daud. Kemudian bertanyalah Daud kepada TUHAN, katanya: ā€œHaruskah aku mengejar gerombolan itu? Akan dapatkah mereka kususul?ā€ Dan Ia berfirman kepadanya: ā€œKejarlah, sebab sesungguhnya, engkau akan dapat menyusul mereka dan melepaskan para tawanan.ā€ (ayat 7-8).


Dan pada keesokan harinya Daud menghancurkan mereka dari pagi-pagi buta sampai matahari terbenam; tidak ada seorangpun dari mereka yang lolos, kecuali empat ratus orang muda yang melarikan diri dengan menunggang unta. Daud melepaskan semua apa yang dirampas oleh orang Amalek itu; juga kedua isterinya dapat dilepaskan Daud. Tidak ada yang hilang pada mereka, dari hal yang kecil sampai hal yang besar, sampai anak laki-laki dan anak perempuan, dan dari jarahan sampai segala sesuatu yang telah dirampas mereka; semuanya itu dibawa Daud kembali. Daud mengambil segala kambing domba dan lembu; semuanya itu digiring mereka di hadapannya, serta berkata: ā€œInilah jarahan Daud.ā€ (ayat 17-20).


Kuncinya di sini bukan karena Daud hebat, tetapi ada Tuhan yang selalu menyertai kehidupannya. Pada saat Tuhan berkata untuk mengejar musuh mereka, Daud mau bertanya terlebih dahulu dan mau taat melakukan perintah Tuhan, maka hasilnya semua anak dan istri dapat kembali dan bahkan Daud mendapat jarahan musuhnya. Apa yang sudah hilang Tuhan mampu untuk mengembalikannya kembali, bahkan mendapat jarahan, karena Daud mau taat melakukan suara dari Tuhan.


Sejak hari itu, Daud selalu bertanya kepada Tuhan dan dia mendapat kemenangan mana pun dia pergi. Melaluinya kita dapat belajar, di dalam segala aspek hidup kita tanyalah kepada Tuhan terlebih dahulu. Jangan hanya melihat besarnya keuntungan yang akan kita dapatkan, karena apa yang kita pikirkan baik belum tentu itu apa yang Tuhan mau.


Jangan pernah tergesa-gesa mengambil keputusan hanya berdasar keinginan, pola pikir manusia. Bertanyalah kepada Tuhan terlebih dahulu. ļæ¼


Sampai hari ini Dia masih rindu untuk dapat berbicara dan memberi tuntunan di dalam hidup kita. Pastikan ada damai dan sukacita di dalam hati, kalau merasa ragu tahanlah terlebih dahulu dan berdoalah bertanya pada Tuhan, sama seperti yang dilakukan raja Daud. Dengan cara seperti ini, kita dapat melihat tuntunan dan penyertaan-Nya.


Keempat. Melalui keberadaan orang lain.


ā€œJikalau tidak ada pimpinan, jatuhlah bangsa, tetapi jikalau penasihat banyak, keselamatan ada ada.ā€ (Amsal 11:14).

Sering kali kita begitu mudahnya melihat kesalahan orang lain, daripada melihat kesalahan yang ada di diri kita. Ada peribahasa yang mengatakan,


ā€œKuman di seberang lautan tampak, gajah di pelupuk mata tidak tampak.ā€

Melaluinya kita dapat belajar bahwa, konflik bisa terjadi karena masing-masing pihak tidak ada yang mau mengakui kesalahannya. Semuanya saling ribut untuk membenarkan dirinya sendiri. ļæ¼


Kita masih memerlukan kehadiran orang lain untuk mengingatkan, bahwa kita masih bisa bersalah dan masih membutuhkan saran dan masukan dari sesama. Baik hal itu berwujud kehadiran dari orang tua, pemimpin rohani, teman Contact, ataupun bahkan orang yang tidak kita kenal, yang bisa dipakai Tuhan untuk dapat menegur kita dan memperbaiki kesalahan kita.


ā€œJanganlah ada perkataan kotor keluar dari mulutmu, tetapi pakailah perkataan yang baik untuk membangun, di mana perlu, supaya mereka yang mendengarnya, beroleh kasih karunia.ā€ (Efesus 4:29).


Ketika kita belajar untuk memberi saran dan masukan pada sesama kita, lakukanlah dengan motivasi hati yang benar dan tulus. Melaluinya, kita juga akan disempurnakan untuk menjadi serupa dengan Kristus. Firman Tuhan mengingatkan,


ā€œBesi menajamkan besi, orang menajamkan sesamanya.ā€ (Amsal 27:17).

ā€œJanganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita, seperti dibiasakan oleh beberapa orang, tetapi marilah kita saling menasihati, dan semakin giat melakukannya menjelang hari Tuhan yang mendekat.ā€ (Ibrani 10:25).


Kata ā€œpertemuan ibadahā€ di ayat di atas memiliki arti bisa berwujud ibadah raya minggu, pertemuan gereja, ataupun komunitas Contact yang diadakan seminggu sekali. Bp. Pdt. Budi Setiawan juga mengikuti Contact senior, dan di dalamnya dia mendapatkan banyak nasihat dan sharing pengalaman dari jemaat. Hal ini berupa bagaimana caranya dalam menghadapi krisis keuangan, harus tetap berolahraga agar menjaga tubuh tetap sehat, dll. Semua kesaksian tersebut dapat memperkaya wawasan yang ada di dalam hidup kita, sehingga hari demi hari, hidup kita dapat diproses dan dibentuk agar kita dapat semakin serupa menjadi seperti Kristus. Amin!


Jadi jangan marah bila kita mendapatkan teguran atau nasihat dari sesama, karena kita masih memerlukan nasihat dari mereka.


ā€œSampai masa tuamu Aku tetap Dia dan sampai masa putih rambutmu Aku menggendong kamu. Aku telah melakukannya dan mau menanggung kamu terus; Aku mau memikul kamu dan menyelamatkan kamu.ā€ (Yesaya 46:4).


Ayat di atas adalah janji Tuhan bagi hidup kita. Marilah kita mengimani menjadi milik kita masing-masing. Sampai di masa tua kita, Dia tetap Tuhan yang masih sanggup untuk memberkati, memelihara, dan menyertai hidup kita. Marilah kita berintrospeksi, apakah kita selama ini sudah taat terhadap perintah-perintahNya, apakah kita sudah mendengarkan suara Tuhan, apakah ada ketidaktaatan di dalam hidup kita?


Amin. Tuhan Yesus memberkati..

Komentar


GKPB Masa Depan Cerah Surabaya

©2025 by GKPB Masa Depan Cerah Surabaya

bottom of page