Bertindaklah Hati-hati (Markus Simanjuntak)
- mdcsbysystem
- 13 Jan 2023
- 7 menit membaca
Catatan Khotbah: Bertindaklah Hati-hati.
Ditulis dari khotbah Bp. Pdt. Markus Simanjuntak di Ibadah Minggu, pada Tgl. 8 Januari 2023.
Masa Transisi Kepemimpinan.
“Hanya, kuatkan dan teguhkanlah hatimu dengan sungguh-sungguh, bertindaklah hati-hati sesuai dengan seluruh hukum yang telah diperintahkan kepadamu oleh hamba-Ku Musa; janganlah menyimpang ke kanan atau ke kiri, supaya engkau beruntung, ke manapun engkau pergi. Janganlah engkau lupa memperkatakan kitab Taurat ini, tetapi renungkanlah itu siang dan malam, supaya engkau bertindak hati-hati sesuai dengan segala yang tertulis di dalamnya, sebab dengan demikian perjalananmu akan berhasil dan engkau akan beruntung. Bukankah telah Kuperintahkan kepadamu: kuatkan dan teguhkanlah hatimu? Janganlah kecut dan tawar hati, sebab TUHAN, Allahmu, menyertai engkau, ke manapun engkau pergi." (Yosua 1:7-9).
Ketika Yosua menerima panggilan dan perkataan dari Tuhan ini, dia berada dalam keadaan yang tak mudah karena sedang dalam masa transisi pergantian kepemimpinan dari Musa. Dirinya menyadari bahwa selama ini hanyalah seorang asisten dan abdi, sehingga ketika Musa dipanggil Tuhan “pulang,” dia dipilih Tuhan untuk mengisi “kosongnya sepatu” yang ditinggalkan Musa. Pastinya bangsa Israel meragukan kepemimpinan dari Yosua yang tidak pernah melakukan banyak hal sama seperti yang telah diperbuat Musa bersama dengan Tuhan. Israel pastinya minimal akan menyamakan, bahwa Yosua harus bisa menyamai “prestasi” Musa.
Itulah sebabnya di dalam kitab Ulangan, Musa memberi “kuliah umum” pada Israel dan mengingatkan mereka kembali akan perbuatan-perbuatan besar yang dilakukan Tuhan pada saat mengeluarkan mereka dari perbudakan Mesir. Setelah keluar dari Mesir, Israel juga mengalami “lockdown” terlama di padang gurun yakni empat puluh tahun. Tetapi di masa-masa itu, Tuhan memelihara dan selalu mencukupkan,
“Empat puluh tahun lamanya Aku memimpin kamu berjalan melalui padang gurun; pakaianmu tidak menjadi rusak di tubuhmu, dan kasutmu tidak menjadi rusak di kakimu.” (Ulangan 29:5).
Dan Musa kembali mengingatkan ketika dirinya memanggil Yosua dan berkata kepadanya di depan seluruh orang Israel,
"Kuatkan dan teguhkanlah hatimu, sebab engkau akan masuk bersama-sama dengan bangsa ini ke negeri yang dijanjikan TUHAN dengan sumpah kepada nenek moyang mereka untuk memberikannya kepada mereka, dan engkau akan memimpin mereka sampai mereka memilikinya. Sebab TUHAN, Dia sendiri akan berjalan di depanmu, Dia sendiri akan menyertai engkau, Dia tidak akan membiarkan engkau dan tidak akan meninggalkan engkau; janganlah takut dan janganlah patah hati." (31:7-8).
Memerlukan Perjumpaan Pribadi-Nya.
Yosua memulai hidup dan pelayanannya dari nol, dengan menjadi abdi dari Musa. Tetapi setelah menggantikan Musa, Yosua memiliki beberapa beban pergumulan di dalam hati. Kenapa? Karena dirinya tidak memiliki pengalaman berperang sehebat dan sebanyak Musa. Selain itu, rakyat Israel yang bersamanya juga tidak memiliki pengalaman perang, dan alat persenjataan perang yang dimiliki juga sangat terbatas.
Tetapi Yosua ingat akan peristiwa kemenangan orang Israel melawan Amalek (Keluaran 17:8-16). Dikatakan bahwa,
“Lalu Yosua melakukan seperti yang dikatakan Musa kepadanya dan berperang melawan orang Amalek; tetapi Musa, Harun dan Hur telah naik ke puncak bukit. Dan terjadilah, apabila Musa mengangkat tangannya, lebih kuatlah Israel, tetapi apabila ia menurunkan tangannya, lebih kuatlah Amalek. Maka penatlah tangan Musa, sebab itu mereka mengambil sebuah batu, diletakkanlah di bawahnya, supaya ia duduk di atasnya; Harun dan Hur menopang kedua belah tangannya, seorang di sisi yang satu, seorang di sisi yang lain, sehingga tangannya tidak bergerak sampai matahari terbenam. Demikianlah Yosua mengalahkan Amalek dan rakyatnya dengan mata pedang.” (ayat 10-13).
Yosua tahu bahwa kemenangan yang pernah diraihnya atas orang Amalek bukan hanya peran dari Musa, Harun, Hur, dan dirinya saja. Tetapi lebih dari itu ada peran serta dari Tuhan, sebagai pemilik dari peperangan. Tuhan-lah yang berperang bagi bangsa Israel. Dan Yosua perlu untuk berjumpa secara pribadi bersama-Nya. Yosua perlu memiliki pengenalan secara pribadi, siapa Allah yang disembah Musa pemimpinnya, yang telah memimpin dan melakukan banyak perkara besar selama ini bersama-Nya.
Kita juga memerlukan perjumpaan pribadi bersama dengan-Nya, di setiap hari. Menaruh Dia sebagai prioritas yang paling utama. Mengalami Tuhan, di sepanjang kehidupan kita.
Kuatkan dan Teguhkan Hati.
Kedua hal ini yang pertama kali disebutkan Tuhan dan selalu diulang-Nya. Mengapa? Karena untuk menguatkan dan meneguhkan hati adalah sebuah ketetapan yang harus kita pilih. Kita harus memiliki courageous (keberanian hati). Warisan Tuhan memang sudah dibagikan oleh-Nya, tetapi warisan tersebut dijaga ketat oleh bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah.
“Terpujilah Allah dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus yang dalam Kristus telah mengaruniakan kepada kita segala berkat rohani di dalam sorga.” (Efesus 1:3).
Melalui ayat di atas dikatakan, segala berkat rohani di dalam sorga itu sudah dikaruniakan Allah kepada kita. Tetapi Iblis tidak akan dengan begitu mudahnya membiarkan kita menerima semua berkat rohani / warisan janji Tuhan tersebut. Menjadi kuat dan teguh hati sangatlah penting bagi kita untuk dapat menikmati warisan ilahi yang telah dijanjikan di bagi kita.
Sama seperti bangsa Indonesia yang secara tanggal, merdekanya Tgl. 17 Agustus 1945. Tetapi baru setelah Konferensi Meja Bundar yang diselenggarakan Tgl. 23 Agustus 1949, Belanda baru mau mengakui Indonesia sebagai negara yang berdaulat, yang di mana efektifnya Tgl. 27 Desember 1949.
Hal yang sama pun berlaku bagi kita yang harus melakukan peperangan rohani, untuk mendapat penggenapan penuh kemerdekaan dan menerima janji-janji Tuhan tersebut. Selama ini kita terlalu nyaman berada di dalam gereja, dan kita harus kembali mengobarkan roh pejuang,
Seberapa seriusnya kita berdoa dan juga berpartisipasi dalam setiap pertemuan doa? Apakah kita masih excited untuk berperan serta dalam Gerakan Doa Puasa?
Perintah untuk menjadi kuat dan teguh hati untuk memastikan ketaatan umat Allah dalam melakukan seluruh ketetapan-Nya. Oleh karena itu, jangan mencari tempat ibadah sambil lalu, apalagi hanya sekadar “setor muka”. Kalau kita jarang beribadah hanya karena tidak mendapat tempat parkir, tidak ada mall ataupun tempat makan sepulang ibadah.. maka bagaimana caranya kita mendapat warisan Ilahi?
Kunci keberhasilan Yosua dan Israel adalah berakar di dalam firman Tuhan, bukan pada kekuatan militer dan alat perangnya. Mereka memiliki sumber daya terbatas, tetapi peperangan adalah milik Tuhan.
Tahun ini Tahunnya Tuhan.
Pembagian waktu di sepanjang sejarah umat manusia dibagi menjadi dua, yakni BC / Before Christ / Sebelum Kristus lahir dan AD / Anno Domini / tahun dari Tuhan kita / tahun Masehi. Dan hal ini memiliki arti bahwa di balik setiap prediksi dan ramalan yang kita dengar hari-hari ini, tahun 2023 tetap merupakan dan menjadi tahun dari tahunnya Tuhan kita. Janji-Nya itu Imanuel. Mengapa kita harus takut dan kuatir? Sadarilah bahwa Dia tidak pernah meninggalkan kita sendirian. Dia selalu menyertai kita.
Keberhasilan orang percaya adalah perkara rohani, yang di mana secara langsung berhubungan dengan tingkat ketaatan kita pada Allah dan Firman-Nya.
“Hanya, kuatkan dan teguhkanlah hatimu dengan sungguh-sungguh, bertindaklah hati-hati sesuai dengan seluruh hukum yang telah diperintahkan kepadamu oleh hamba-Ku Musa; janganlah menyimpang ke kanan atau ke kiri, supaya engkau beruntung, ke manapun engkau pergi.” (Yosua 1:7).
Tuhan mengingatkan Yosua, dan juga setiap kita agar selalu bertindak dengan hati-hati. Ada observing / mengamati firman Tuhan dan juga doing / melakukan firman-Nya. Kita harus kuat di dalam Tuhan dan memiliki ketetapan hati untuk mau melakukan firman-Nya.
Alkitab / firman Tuhan bukanlah “Restoran Padang” yang di mana kita dapat memilih makanan yang kita suka kita ambil, yang tidak suka tidak kita ambil. Tetapi kita harus belajar untuk melakukan seluruh kebenaran firman Tuhan. Kalau kita hanya “memakan firman Tuhan” yang disukai, maka kapan kita dapat melatih otot-otot rohani kita?
“Karena akan datang waktunya, orang tidak dapat lagi menerima ajaran sehat, tetapi mereka akan mengumpulkan guru-guru menurut kehendaknya untuk memuaskan keinginan telinganya. Mereka akan memalingkan telinganya dari kebenaran dan membukanya bagi dongeng.” (2 Korintus 4:3-4).
Bila kita hanya memilih firman yang disukai untuk kita lakukan, maka Iblis akan menawarkan dan berusaha menghasut hidup kita dengan yang namanya cocoklogi. Setiap peristiwa yang terjadi berusaha dicocok-cocokkan, padahal sebelumnya tidak ada hubungannya sama sekali. Berapa banyak dari kita yang jauh lebih tertarik untuk membaca dan merenungkan berbagai teori konspirasi, daripada membaca, merenungkan, memahami, dan melakukan firman Tuhan di dalam Alkitab? “Memakan firman-Nya” dari kitab Kejadian sampai di kitab Wahyu.
Jangan menyimpang ke kanan dan kiri, di sekitar bangsa Israel hanyalah bangsa asing, tidak ada yang dapat dipelajari. Saringlah setiap peristiwa yang terjadi di dalam hidup kita dengan kebenaran firman Tuhan di dalam Alkitab. Hal ini adalah saringan yang terbaik.
“Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan pencemooh,” (Mazmur 1:1).
Melalui ayat firman Tuhan di atas kita dapat belajar urutan dari kejatuhan ke dalam dosa. Pertama, Berjalan menurut nasihat orang fasik. Kedua, Berdiri di jalan orang berdosa. Dan yang terakhir, Duduk dalam kumpulan pencemooh.
Kejatuhan selalu dimulai dari keputusan kita untuk tidak mau menyaring segala sesuatu yang terjadi dengan firman Tuhan. Fokuskan hidup kita hanya kepada atribut-Nya Tuhan: Dia benar, adil, dan suci. Renungkan firman Tuhan dan juga karya-karyaNya di sepanjang hidup kita.
“Janganlah engkau lupa memperkatakan kitab Taurat ini, tetapi renungkanlah itu siang dan malam, supaya engkau bertindak hati-hati sesuai dengan segala yang tertulis di dalamnya, sebab dengan demikian perjalananmu akan berhasil dan engkau akan beruntung.” (ayat 8).
Bertindaklah hati-hati dalam: Menaati Firman, menaati seluruh Firman, agar tidak menyimpang, dan tetap merenungkan Firman. Merenungkan firman Tuhan melibatkan dua hal: Memfokuskan perhatian pada Allah, pada firman Tuhan / Alkitab dan juga pada karya-Nya. Dan kedua adalah memperkatakan firman Tuhan tersebut dengan suara yang lantang / keras.
Keberhasilan, keberuntungan, dan penyertaan Tuhan adalah hasil langsung dari bertindak hati-hati melakukan ketetapan seluruh firman Tuhan. Dan hal itu terjadi ketika hidup kita dipusatkan sepenuhnya pada Allah dan ketaatan kepada-Nya. Fokus orang yang berupaya hidup benar bukanlah keberhasilan dan keberuntungan finansial, melainkan kesucian dan ketaatan. Keberhasilan dan keberuntungan dalam usaha seorang percaya, hampir selalu dikarenakan kemurahan dan penyertaan Allah.
Zafnat-Paaneah.
“Lalu Firaun menamai Yusuf: Zafnat-Paaneah, serta memberikan Asnat, anak Potifera, imam di On, kepadanya menjadi isterinya. Demikianlah Yusuf muncul sebagai kuasa atas seluruh tanah Mesir.” (Kejadian 41:45).
Dari sumber Wikipedia, para ahli Mesir (egyptolog) modern telah mencoba banyak etimologi untuk bagian "Zaf-nath," tetapi kebanyakan setuju "paaneah" berisi kata Mesir "p-ônḫ," yang berarti "hidup". Penjelasan Steindorff agak berbeda, yaitu dari kata Mesir "ṣe(d)-p-nute(r)-ef-onḫ" = "dewa berbicara, [dan] ia hidup."
Tujuan Yusuf berada di Mesir bukanlah untuk mendapat kuasa atas seluruh tanah Mesir, karena dirinya sendiri berada di sana pada mulanya karena dijual saudaranya di saudagar-saudagar Midian (Kejadian 37:28). Tetapi Yusuf berada di sana untuk melakukan setiap perintah Tuhan, di setiap peristiwa yang diizinkan-Nya terjadi. Sehingga melalui hidup yang dapat memuliakan nama-Nya, Firaun dan juga bangsa Mesir dapat melihat bahwa Tuhan yang disembah Yusuf itu hidup dan Dia dapat berbicara melalui hidupnya. Semua yang diraih Yusuf bukan karena kuat dan hebatnya, tetapi karena ada kemurahan dan penyertaan-Nya semata.
“Sebab segala sesuatu adalah dari Dia, dan oleh Dia, dan kepada Dia: Bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya!” (Roma 11:36).
Segala sesuatu dari Tuhan, oleh Tuhan, untuk Tuhan, dan pada akhirnya untuk kemuliaan hanya bagi nama Tuhan. Bukan untuk kemuliaan kita. Kunci sukses dalam hidup terletak pada fokus yang intens kepada Allah, konsisten setia kepada-Nya, dan firman yang dinyatakan-Nya.
Apa yang Tuhan sampaikan, baik melalui renungan harian kita di dalam membangun hubungan karib bersama-Nya di setiap hari di dalam doa dan juga pembacaan firman / Alkitab, pemberitaan firman di setiap ibadah di gereja, materi edifikasi yang dibagikan di dalam Kelompok Sel / Contact.. itu semua yang berusaha kita perjuangkan dan hidupi sampai menjadi kenyataan.
Online Service hanyalah opsi / pilihan bagi yang mengalami sakit, tidak bisa berdiri dari tempat tidur, dan mungkin tidak dapat datang karena sedang berada di luar kota. Tetapi Online Service hanyalah fasilitas gereja, pilihan kita tetaplah datang secara ragawi. Yang terpenting kita dapat bertemu dan beribadah bersama jemaat, dapat menaikkan pujian dan penyembahan bersama, serta mendengarkan firman Tuhan.
Dan tujuan hidup kita pada akhirnya dimampukan di setiap harinya untuk dapat menjadi serupa dengan Kristus. Soli Deo Gloria. Tidak ada yang dapat menandingi-Nya, hanya Allah yang layak untuk dipuji dan disembah sampai selama-lamanya. Amin. Tuhan Yesus memberkati..
Comments