Andreas Rahardjo - Membangun Kehidupan yang Teguh
- mdcsbysystem
- 7 menit yang lalu
- 10 menit membaca
Catatan Khotbah: āMembangun Kehidupan yang Teguh.ā Ditulis ulang dari sharing Bp. Pdt. Andreas Rahardjo di Ibadah Minggu di MDC Graha Pemulihan pada Tgl. 10 Agustus 2025.
āSetiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan melakukannya, ia sama dengan orang yang bijaksana, yang mendirikan rumahnya di atas batu. Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu, tetapi rumah itu tidak rubuh sebab didirikan di atas batu. Tetapi setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan tidak melakukannya, ia sama dengan orang yang bodoh, yang mendirikan rumahnya di atas pasir. Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu, sehingga rubuhlah rumah itu dan hebatlah kerusakannya.ā (Matius 7:24-27).
Setiap dari kita pernah mendengar cerita di ayat di atas, di mana dikisahkan pada kita ada dua macam orang yang membangun rumahnya dengan dua macam dasar yang berbeda. Kita dapat melihat bagaimana keadaan rumah tersebut saat,
āturunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah..ā
Rumah yang dibangun di atas dasar batu tetap teguh, sedangkan di atas pasir dikatakan,
ārubuhlah rumah itu dan hebatlah kerusakannya.ā
Kata ārumahā di ayat di atas berbicara tentang kehidupan kita. Pada saat kita salah dalam menempatkan dasar untuk membangun rumah, maka dikatakan di ayat di atas rumah / hidup kita dapat rubuh dan mengalami kerusakan.
Mengapa kita harus memperhatikan cara kita di dalam membangun kehidupan ini?
Karena hari-hari ini kita sedang menghadapi masa di mana segala sesuatu sedang digoncang.
Firman Tuhan mengatakan,
āWaktu itu suara-Nya menggoncangkan bumi, tetapi sekarang Ia memberikan janji: āSatu kali lagi Aku akan menggoncangkan bukan hanya bumi saja, melainkan langit juga.ā Ungkapan āSatu kali lagiā menunjuk kepada perubahan pada apa yang dapat digoncangkan, karena ia dijadikan supaya tinggal tetap apa yang tidak tergoncangkan.ā (Ibrani 12:26-27).
Hari-hari ini kita semua sedang diuji.
Masa pandemi sebelumnya telah cukup mengajar bahwa segala sesuatu dapat berubah dengan singkat, bahkan termasuk apa yang sudah kita bangun selama ini. Melaluinya kita juga dapat belajar, apakah selama ini kita sudah membangun dasar kehidupan yang benar? Bisa jadi hari ini kita merasa baik-baik saja, tetapi untuk hari esok, tidak ada seorangpun yang mengetahui.
Setiap orang akan diuji, karena itu berbijaksanalah dalam menjalani hidup ini. Termasuk dalam hidup bergereja, kita bisa punah bila tidak berhati-hati dan bersungguh hati dalam mengikut Tuhan.
Hal apa saja yang akan diuji?
Bisa di dalam keluarga, relasi, pekerjaan, pelayanan, dalam segala aspek semuanya akan diuji.
Tetapi Tuhan mengizinkan semuanya terjadi bukan untuk menghancurkan kita melainkan untuk membuat kita merenung dan menata kembali, hal-hal apakah yang selama ini harus dibuang dan tetap dipertahankan, agar kita dapat tetap berdiri di tengah badai. Apa yang kita tabur selama ini akan kita tuai di masa depan. Karena itu perhatikanlah dengan sungguh, apa yang ditabur selama ini.
Pelajaran dari Matius 7:24 -27.
Bagian Pertama. Tuhan tidak memberi kehidupan yang sudah jadi, tetapi kehidupan di mana kita Harus Membangunnya.
Apakah kita sudah berjuang untuk membangun kehidupan selama ini? Banyak orang membiarkan hidupnya hanya sekadar berlalu begitu saja, tetapi mereka tidak mau membangun kehidupannya dengan nilai-nilai Ilahi. Kalau kita tidak mau membangunnya dengan baik dan benar, maka saat diizinkan terjadi badai, hal itu dapat meluluhlantakkan apa yang dibangun selama ini.
Karena itulah seorang sukses belum tentu dapat membangun hidupnya dengan baik, kita masih perlu belajar untuk melihatnya dari berbagai sisi. Bagaimana selama ini keadaan keluarganya? Bagaimana keadaan anak-anaknya? Apakah selama ini hidupnya sudah bisa menjadi teladan hidup, terutama bagi orang-orang yang berada di dalam rumah / anggota keluarganya?
Karena itulah jangan hanya melihat dari satu sisi saja, tetapi lihatlah dari berbagai macam sisi.
Keberadaan istri di dalam rumah tidak hanya untuk mendidik anak-anaknya saja, tetapi Tuhan juga memiliki panggilan spesial dalam hidup mereka. Saat anak-anak sudah besar dan menikah, banyak dari istri yang kebingungan harus berbuat apa. Karena itulah tugas dari suami harus berdiri di sebelahnya untuk terus mendukung, agar dia dapat memenuhi panggilan Tuhan atas hidupnya.
Jangan sampai kita menganggur dan tahun-tahun di hidup kita dimakan oleh zaman. Ciptakan dan bangunlah sesuatu agar hidup kita dapat menjadi lebih maksimal lagi, serta terus dimampukan Tuhan untuk dapat menjadi berkat bagi banyak orang.
Bagian Kedua. Cuma ada dua pilihan di dalam membangun kehidupan ini, dengan Bodoh atau Bijaksana.
Seseorang bisa saja memiliki keahlian untuk mendapat banyak uang, tetapi dirinya bisa menjadi seorang yang bodoh dalam membangun keluarganya. Termasuk juga dalam membangun kesehatan dan kehidupan pribadinya.
Kita bisa menjadi seorang yang sukses di mata dunia, tetapi kita bisa kehilangan keluarga karena kita tidak dapat membangunnya dengan baik.
Karena itulah firman Tuhan mengatakan,
āTetapi setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan tidak melakukannya, ia sama dengan orang yang bodoh, yang mendirikan rumahnya di atas pasir. Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu, sehingga rubuhlah rumah itu dan hebatlah kerusakannya.ā (Matius 7:26-27).
Dari ayat di atas kita belajar bahwa sudah tidak ada waktu lagi untuk memulai dari awal. Karena itu seharusnya kita merasa gentar kalau kita sampai salah langkah dalam membangun dan menjalani kehidupan ini. Selagi kita masih diberikan waktu untuk menjalani kehidupan, manfaatkanlah kesempatan tersebut untuk membangun sesuatu dan menjadi berkat bagi banyak orang.
Bagian Ketiga. Akan ada Badai.
āKemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu..ā (Matius 7:25).
Baik rumah yang dibangun di atas dasar batu maupun di atas dasar pasir, di ayat di atas dikatakan bahwa badai dan ujian pasti akan tetap datang. Setiap orang pasti mengalaminya.
Hujan yang turun untuk menguji seberapa kuat atap dari rumah dalam menahan derasnya air hujan yang turun. Banjir sendiri terjadi untuk menguji, seberapa kokoh dasar dari fondasi rumah tersebut dibangun. Sedangkan angin dari berbagai sisi untuk menguji, seberapa kuat dinding rumah dalam menahan terpaan angin tersebut.
Dalam setiap aspek di hidup kita, apakah kita selama ini sudah membangun kehidupan dengan benar dan bijaksana, sesuai dengan kebenaran firman Tuhan di dalam Alkitab?
Bagian Keempat. Rumah tidak roboh, karena didirikan di atas dasar batu.
Kata ābatuā ini berbicara tentang apa?
Pertama. Pengenalan akan Kristus.
āDan Akupun berkata kepadamu: Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku dan alam maut tidak akan menguasainya.ā (Matius 16:18).
Banyak orang menafsirkan bahwa gereja Tuhan dibangun di atas dasar Rasul Petrus, di mana nama Petrus sendiri berasal dari bahasa Yunani Ī ĪĻĻĪæĻ (Petros) yang berarti ābatuā atau ābatu karangā.
Tetapi Petrus sendiri adalah ābatu karangā yang berukuran kecil, sedangkan yang dimaksud Tuhan Yesus di ayat di atas tentang kata āBatu Karangā adalah Pribadi-Nya sendiri dan pewahyuan Kristus yang dimiliki Petrus. Inilah fondasi kuat yang seharusnya dimiliki gereja Tuhan, dan inilah yang membuat gereja Tuhan tetap kuat.
Jadi gereja Tuhan bisa menjadi kuat bukan karena figur dari hamba Tuhan tertentu saja, tetapi lebih kepada setiap jemaat yang memiliki pengenalan pada Pribadi Kristus dan juga pada pembacaan firman-Nya di dalam Alkitab, di setiap harinya. Hal inilah yang membuat gereja tetap solid.
Karena itu sangatlah penting untuk mengetahui Siapa yang kita kenal, pada saat diizinkan terjadi krisis dan juga pada saat menghadapi berbagai tantangan di hidup ini. Pengenalan inilah yang akan menolong dan menguatkan setiap kita.
Badai bisa saja diizinkan tetap terjadi di dalam kehidupan, tetapi milikilah pengenalan mendalam pada Pribadi Kristus. Kita tahu Dia dapat meneduhkan badai, sehingga kita dapat menjalani hidup ini dengan tenang. Kristus bersama dengan kita dan Dia tidak meninggalkan kita.
āIapun (Yesus) bangun, menghardik angin itu dan berkata kepada danau itu: āDiam! Tenanglah!ā Lalu angin itu reda dan danau itu menjadi teduh sekali.ā (Markus 4:39).
Karena itulah pada saat diizinkan terjadi masalah, teruslah mendekat pada Tuhan Yesus dan jangan menjauh.. agar kita mendapat kasih, hikmat, dan juga kekuatan di dalam hadirat-Nya untuk dapat menghadapi setiap tantangan di hidup ini.
Kedua. Hidup dalam Kebenaran yang merupakan hasil dari doa, membaca, dan melakukan kebenaran firman Tuhan di dalam Alkitab.
āMelakukan kefasikan adalah kekejian bagi raja, karena takhta menjadi kokoh oleh kebenaran.ā (Amsal 16:12).
āKebenaran meninggikan derajat bangsa, tetapi dosa adalah noda bangsa.ā (Amsal 14:34).
Kalau kita membangun prestasi dan bisnis di atas dasar kebenaran firman Tuhan, maka apa yang kita bangun selama ini dapat bertahan karena dijagai oleh kasih setia dan anugerah-Nya. Memang yang namanya masalah akan tetap ada, karena kita masih hidup di dalam dunia ini. Tetapi kita akan dimampukan untuk terus bertahan karena selama ini kita sudah berbuat benar sesuai kebenaran firman Tuhan, yang ada di dalam Alkitab.
Banyak orang menganggap bahwa membahas dan melakukan kebenaran firman Tuhan itu cukup dilakukan hanya di dalam gereja saja, tetapi di dunia bisnis, firman Tuhan tersebut tidak berlaku. Sehingga ada yang sampai menghalalkan segala macam cara dan jalan, sehingga membuat kita menjadi ābatu sandunganā bagi sesama.
Karena itu berhati-hatilah. Kalau kita memulai segala sesuatu dengan Tuhan dan juga berbuat benar, maka Dia sendiri yang akan memberi kasih dan hikmat-Nya agar kita dapat mengakhiri hal tersebut dengan tetap berbuat benar.
Selain itu berhati-hatilah dengan keinginan untuk cepat menjadi kaya, sehingga membuat kita mengambil berbagai ājalan pintas.ā Padahal Tuhan senang bila melihat kehidupan anak-anakNya itu diberkati. Semua berkat dari-Nya dapat dikelola dengan penuh tanggung jawab, untuk dapat memuliakan dan memperlebar kerajaan-Nya.
Kalau hidup kita rajin, kita juga diberkati Tuhan. Daripada berusaha cepat menjadi kaya dan dengan menghalalkan segala macam cara.. setialah pada perkara kecil, maka Tuhan yang akan memberi tanggung jawab untuk perkara lebih besar. Banyak orang sukses ketika diwawancarai, rahasia mereka dimulai dari kesetiaan mereka selama ini dalam melakukan hal yang sederhana.
Pada suatu hari ada sebuah penelitian di Inggris yang menyikapi kebiasaan warganya yang senang membeli lotre / undian. Di dalam penelitian tersebut ditemukan bahwa seseorang yang mendapat hadiah uang yang begitu besar, justru pada akhirnya menjadi lebih miskin dari keadaan sebelumnya.
Pemenang lotre tersebut tidak tahu bagaimana caranya mengelola hadiah uang sebesar itu, dia mendadak kaya dalam waktu super singkat, dan kebiasaan hidupnya ikut berubah sekejap.
Hal-hal seperti inilah yang harus kita sadari. Kalau kita tidak dapat setia dengan perkara yang kecil, maka jangan harap Tuhan mempercayakan perkara yang jauh lebih besar di dalam hidup kita.
Karena itulah pada saat kita diizinkan menghadapi masalah, maka renungkanlah apakah ada sesuatu yang harus diperbaiki di dalam hidup selama ini? Jangan sampai kita menghalalkan segala macam cara hanya karena ingin mendapatkan sesuatu, dan semuanya itu berujung pada kehancuran.
Ketiga. Persekutuan bersama Orang Percaya.
āJanganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita, seperti dibiasakan oleh beberapa orang, tetapi marilah kita saling menasihati, dan semakin giat melakukannya menjelang hari Tuhan yang mendekat.ā (Ibrani 10:25).
Watchman Nee pernah mengatakan,
āAkan ada masa-masa yang sulit, di mana seorang Kristen tidak akan bisa hidup kalau tidak memiliki persekutuan dengan Tuhan, dan juga dengan sesama saudara / saudari seimannya.ā
Kita tidak akan pernah bisa menjadi kuat sendirian, kita dapat menjadi kuat baru ketika bersama dengan saudara / saudari seiman di dalam sebuah komunitas rohani yang benar.
Di dalam bukunya Peter Scazzero, āEmotionally Healthy Spirituality : Unleash a Revolution in Your Life in Christ.ā dituliskan bahwa kita tidak akan pernah bisa memiliki emosi yang sehat bila kita hidup sendirian, tanpa keberadaan orang lain. Kita tidak akan pernah bisa menjalani kehidupan ini dengan baik bila kita tidak memiiki keterkaitan dan ada interaksi dengan sesama kita.
Gereja Tuhan merupakan kumpulan dari orang percaya, bukan sekadar tempat arisan ataupun klub sosial. Ada keterkaitan yang sehat dan juga adanya akuntabilitas / tanggung jawab yang disertai kewajiban untuk mempertanggungjawabkan setiap tindakan, keputusan, atau hasil kerja kepada pihak lain. Semuanya harus terbangun sinergi yang terjalin dengan cukup apik, dan tentunya juga dapat saling menguatkan iman kita semua.
Tidak ada seorangpun yang bisa waras sendirian. Kalau dirinya terus mengisolasi diri, maka lama-kelamaan dapat muncul cara berpikir yang keliru. Selain itu mungkin saja dirinya sedang berada di dalam kumpulan orang banyak, tetapi dia terus mengisolasi diri dan tidak mau bergabung di dalam sebuah komunitas rohani yang benar.
Contoh praktisnya. Tertawa. Hal ini tentunya berkaitan dengan orang lain, ketika kita melihat dan mendengar sesuatu yang lucu yang sudah diperbuat mereka. Kalau tiba-tiba kita tertawa sendiri tanpa ada alasan dan kaitan dengan orang lain.. yaa berhati-hatilah dan segeralah sadar, agar kita tidak bertindak terlalu jauh mengenai hal ini.
Jangan sampai kita menjauhkan diri dari komunitas rohani yang dapat menguatkan dan membangun iman yang sehat, dan terus membuat kita bertumbuh ke arah Kristus. Kalau seandainya ada yang terus men-yapping dan memberikan kita ākuliahā di dalam kelompok sel, maka pandanglah hal tersebut sebagai tindakan care / perhatian sama kita. Mereka peduli, itulah sebabnya mereka terus memberikan saran dan masukan agar kita dapat menjadi jauh lebih baik dari sebelumnya.
Karena itulah mengajak setiap kita yang sampai hari ini masih belum mendapat komunitas rohani, untuk dapat bergabung bersama kami di dalam CONTACT (Covenant In Action), yang merupakan sebuah wadah bagi kita di dalam Gereja MDC untuk dapat bertumbuh bersama secara rohani, saling menguatkan di dalam kebenaran Firman Tuhan, dan juga di dalam perbuatan baik.
Ayoo Join Contact!
Keempat. Karakter Kristus.
āKarisma dapat membawa seseorang menuju puncak, tetapi hanya karakter yang membuat seseorang tetap berada di puncak.ā (John Wooden).
Zaman sekarang banyak orang begitu pandai tetapi kalau mereka tidak mau ditempa karakternya, maka hal ini seperti membangun kehidupan di atas dasar pasir dan tinggal menunggu kapan waktunya hidup mereka mengalami kehancuran.
Belum waktunya.
Ada cerita seseorang yang begitu disayang oleh majikannya, dan orang ini untuk mobilitas sehari-harinya diberi mobil dengan merek yang lama. Lalu pada suatu hari mobilnya ini rusak, lalu sama majikannya diajak ke rumah untuk disuruh memilih satu di antara banyak mobil mewahnya, sebagai pengganti mobilnya yang rusak.
Singkat cerita, orang ini memilih satu jenis mobil yang cukup mewah dan besoknya dipakai ke tempat pekerjaannya. Semua teman-teman begitu mengaguminya, dan ingin untuk mencoba mobil baru pemberian majikan tersebut.
Tetapi satu minggu kemudian orang ini menyadari betapa banyak biaya yang harus dikeluarkan, untuk mengisi bahan bakarnya. Bila harus memakai kendaraan ini selama satu bulan, maka hal ini bisa menghabiskan seluruh gajinya.
Akhirnya orang ini mengembalikan mobil mewah kepada bosnya. Orang ini menyadari bahwa masih belum waktunya untuk dirinya dapat menggunakan mobil mewah tersebut. Gaji yang dirinya terima sekarang, masih belum waktunya untuk dapat mengisi bahan bakar mobil tersebut.
Ada kisah lainnya tentang kehidupan seorang bapak sopir truk yang membawa bahan bakar. Dirinya hidup benar selama ini dan ingin menyenangkan hati Tuhan, sementara teman-temannya hidupnya tidak benar dan suka mengoplos / mencampur bahan bakar yang mereka bawa. Rumah mereka juga dibangun cukup mewah, sedangkan bapak sopir yang hidupnya benar ini rumahnya sangatlah sederhana.
Singkat cerita ada pemeriksaan dari bagian pusat, dan semua sopir truk diselidiki mengenai hal ini. Pada akhirnya ketahuan bagaimana ulah dari semua sopir truk tersebut dan mereka dipecat, kecuali bapak sopir yang hidupnya benar.
Rumah mewah yang selama ini dimiliki, lama-kelamaan juga mengalami kerusakan karena membutuhkan biaya perawatan yang tidak sedikit jumlahnya. Melaluinya kita dapat menyimpulkan, memang masih belum waktunya untuk semua sopir truk itu memiliki rumah mewah.
Kembali ke bapak sopir truk yang hidupnya benar.
Memang rumahnya sederhana, dan dirinya masih berjuang menyelesaikan pendidikan anak-anaknya yang sedang menempuh perkuliahan. Tetapi sekalipun mereka masih belum menyelesaikan, banyak perusahaan yang berebut dan sudah booking ingin mempekerjakan mereka.
Mengapa?
Karena selama ini mereka semua melihat ada integritas yang dimiliki Ayahnya, yang justru telah menjaga dan memberkati anak-anaknya.
Kelima. Visi yang memiliki Nilai Kekekalan.
āBertandinglah dalam pertandingan iman yang benar dan rebutlah hidup yang kekal.ā (1 Timotius 6:12).
Apa pun rencana yang dimiliki dan dibangun selama ini di dalam kehidupan, kaitkanlah semua itu dengan nilai kekekalan yang sesuai dengan kebenaran firman Tuhan di dalam Alkitab.
Aplikasi praktisnya. Ketika kita bekerja keras agar dapat meraih kesuksesan di dalam dunia ini. Memang tidaklah salah dengan semuanya itu, tetapi jangan berhenti hanya untuk dinikmati diri kita sendiri saja. Rindukan agar setelah kita menjadi sukses, apa yang ada pada kita dapat dipakai Tuhan untuk menjadi berkat bagi banyak orang, dan kerajaan-Nya semakin diperluas.
Marilah kembali untuk membangun kehidupan kita di atas dasar yang benar, yang sesuai dengan kebenaran firman Tuhan di dalam Alkitab.
Mungkin segala sesuatu diizinkan Tuhan berjalan tidak dengan instan / segera sesuai dengan waktu yang kita inginkan, tetapi kita akan mendapat berkat yang luar biasa melaluinya. Daripada kita meraih dengan cepat dan instan, akhirnya justru kita akan kehilangan dengan cepat juga.
Firman Tuhan mengatakan,
āMilik yang diperoleh dengan cepat pada mulanya, akhirnya tidak diberkati.ā (Amsal 20:21).
Karena itu belajarlah untuk hidup menyesuaikan dengan kapasitas diri kita sendiri. Puji Tuhan kalau orang tua kita sukses dan diberkati Tuhan, tetapi gaya hidup kita jangan disesuaikan dengan kesuksesan orang tua kita. Belajarlah untuk hidup dengan sederhana, dan belajarlah dari pengalaman kedua orang tua kita pada saat mereka baru merintis pekerjaan dari awal, tetap ulet dan telaten, sampai mereka dapat meraih kesuksesan.
Berbahagialah seseorang yang mau mendengar, merenungkan, dan juga melakukan kebenaran firman Tuhan di dalam hidupnya.
Amin. Tuhan Yesus memberkati..
Comments