top of page

Andreas Rahardjo - Life Reminder

  • mdcsbysystem
  • 20 Mei
  • 11 menit membaca

Diperbarui: 5 Jun

Catatan Khotbah: “Life Reminder.” Ditulis ulang dari sharing Bp. Pdt. Andreas Rahardjo di Ibadah Minggu di MDC Graha Pemulihan, pada Tgl. 11 Mei 2025.



Masalah di dalam kehidupan tidak akan pernah berhenti, justru bisa jadi hari-hari ini malah diizinkan semakin bertambah banyak. Tetapi kalau kita mempersiapkan hati dan diri dengan baik dan benar, maka Tuhan yang akan membantu dan memampukan setiap kita untuk dapat melalui berbagai musim di dalam kehidupan ini. Jangan sampai di luar sudah ada banyak masalah, tetapi di dalam hati kita juga masih ada banyak masalah yang belum diselesaikan dengan tuntas.


Hal apa saja yang perlu untuk diingatkan selalu di dalam hidup kita / Life Reminder?


Pertama. Beriman.


Sebab di dalamnya nyata kebenaran Allah, yang bertolak dari iman dan memimpin kepada iman, seperti ada tertulis: “Orang benar akan hidup oleh iman.” (Roma 1:17).


Topik “iman” sudah sangat sering dikhotbahkan, dan karena terlalu seringnya, membuat kita ini lupa untuk mengaplikasikan dan lebih memilih untuk hidup dengan perasaan. Itulah sebabnya perspektif / sudut pandang kita selama ini menjadi goyah karena pemahaman iman kita mulai luntur.


Ketika kekuatiran akan hidup mulai naik dan menguasai, maka iman kita menjadi lemah dan menurun. Demikian pula sebaliknya, bila iman kita tetap kuat dan teguh di dalam Kristus dan firman-Nya.. memang yang namanya kekuatiran hidup itu masih ada selama kita masih hidup di dalam dunia, tetapi firman Tuhan yang terus menguatkan hati dan hidup kita untuk tetap setia mengiring-Nya.


Di dalam sesi konseling yang dilakukan Pdt. Andreas bersama dengan jemaat, banyak ditemukan bahwa akar permasalahan yang sedang dihadapi itu justru sumbernya berasal dari kekuatiran di dalam hidup mereka. Malahan masalah sesungguhnya yang dihadapi itu tidak seberapa besar, tetapi karena banyaknya kekuatiran yang menguasai hidup orang-orang yang melakukan konseling, pada akhirnya mereka menjadi gelisah dan tidak tenang hidupnya.


Melaluinya, tanpa disadari kita ini sedang hidup hanya dengan perasaan saja dan tidak lagi didasarkan iman. Padahal iman sendiri adalah keputusan yang harus diaktivasi, di setiap harinya. Keputusan untuk hidup di dalam iman harus diambil, dan selalu diusahakan untuk diaktifkan.


Karena membangun kehidupan kerohanian ini sama seperti kita mengendarai sepeda. Semakin jalannya menanjak, maka semakin besar pula kita membutuhkan tenaga untuk dapat mengayuh agar dapat segera sampai di atas. Tetapi kalau berhenti di tengah jalan, maka kita tidak akan ke mana-mana, justru dapat terjun bebas ke bawah.


Sering kali kita tidak menjaga dan memberi energi pada iman kita, sehingga pada akhirnya iman kita menurun dan terbawa hanyut oleh arus dunia. Ketika kita tidak menjaga iman dengan baik dan benar, maka kekuatiran hidup mulai masuk dan menggerogoti iman kita dan jalan berpikir kita pada akhirnya dapat disesatkan dengan cara berpikir dunia yang tidak benar.


Lalu Petrus berseru dan menjawab Dia: “Tuhan, apabila Engkau itu, suruhlah aku datang kepada-Mu berjalan di atas air.” Kata Yesus: “Datanglah!” Maka Petrus turun dari perahu dan berjalan di atas air mendapatkan Yesus. Tetapi ketika dirasanya tiupan angin, takutlah ia dan mulai tenggelam lalu berteriak: “Tuhan, tolonglah aku!” Segera Yesus mengulurkan tangan-Nya, memegang dia dan berkata: “Hai orang yang kurang percaya, mengapa engkau bimbang?” (Matius 14:28-31).


Kisah Petrus di ayat di atas adalah peringatan penuh kasih bagi setiap kita. Ketika Petrus memiliki iman yang teguh pada perkataan Tuhan Yesus, dia mulai berjalan di atas air dan mendapatkan-Nya. Tetapi ketika dirasanya tiupan angin,


“Takutlah ia dan mulai tenggelam.”

Di alam kekuatiran, Tuhan tidak dapat bekerja dengan maksimal. Seolah-olah Tuhan itu menanti kapan iman kita ini mau bangkit untuk mempercayai-Nya, dan kita mulai berjalan bersama dengan kasih dan hikmat-Nya yang pasti akan menuntun hidup kita. Di alam iman adalah keadaan di mana Tuhan dapat bekerja dengan maksimal, di dalam kehidupan di keseharian kita.


Karena itu, aktifkanlah selalu iman kita di setiap harinya. Orang benar akan hidup karena iman, bukan karena perasaannya.


Hari-hari ini kita bahkan mendapati,


“Kalau bukan bad news, maka itu bukanlah berita yang sesungguhnya.”

Betapa banyak berita negatif yang ada di sekitar kita. Dan kalau kita tidak sadar dan tidak berhati-hati menjaga hati kita, maka damai sejahtera kita akan dicuri dan lambat laun akan mempengaruhi gaya bahasa dan percakapan sehari-hari kita.


“Jadi, iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman Kristus.” (Roma 10:17).

Ketika memenuhi hati dan hidup kita dengan firman Kristus, maka cara kita dalam memandang setiap momen yang diizinkan-Nya terjadi di hidup kita akan menjadi berbeda. Kita tidak lagi memandangnya dari sisi negatif tetapi,


“Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.” (Roma 8:28).

Apakah hari-hari ini kita merasa kuatir dan melihat masa depan di dalam hidup kita begitu suram? Marilah kita belajar untuk hidup oleh iman dan mengenal lebih dalam siapa Pribadi-Nya melalui membaca kebenaran firman Tuhan di dalam Alkitab.. maka setiap kita akan diberikan hikmat dan kekuatan untuk dapat menghadapi setiap musim di dalam hidup ini dengan tenang, dan juga penuh dengan ucapan syukur.


Ingatkan selalu diri kita untuk tetap hidup di dalam kebenaran firman Tuhan di dalam Alkitab, agar setiap janji firman itu dapat digenapi satu per satu melalui iman percaya kita kepada Tuhan.


Kedua. Berjuang.


“Hati si pemalas penuh keinginan, tetapi sia-sia, sedangkan hati orang rajin diberi kelimpahan.” (Amsal 13:4).

Iman ya iman, tetapi iman tidak akan pernah meniadakan apa yang namanya perjuangan dan kerja keras. Kalau selama ini kita hanya memiliki iman tanpa adanya perbuatan yang menyertai maka firman Tuhan mengatakan,


“Hai manusia yang bebal, maukah engkau mengakui sekarang, bahwa iman tanpa perbuatan adalah iman yang kosong?” (Yakobus 2:20).

Karena itu perjuangan juga merupakan salah satu faktor yang penting, di dalam perjalanan hidup kerohanian kita. Berhati-hatilah juga dengan prinsip yang selama ini ada, yang mengatakan bahwa tujuan bekerja itu hanya sekadar untuk fun / bersenang-senang. Sebab bila semuanya itu hanya untuk sekadar fun, maka bisa jadi hasilnya tidak akan fun / tidak menyenangkan.


Jangan sampai terkena pressure / tekanan sedikit, kita menjadi seseorang yang mudah menyerah. Daya juang kita selama ini harus selalu ditambah, dan sumbernya harus berasal dari kebenaran firman Tuhan di dalam Alkitab.


Pada saat krisis moneter / krismon yang terjadi pada tahun 1998, saat itu Pdt. Andreas bersama dengan temannya sedang berada di Kuala Lumpur. Ketika hari menjelang subuh, mereka berdua mulai merasa lapar dan lalu mencari makanan di sebuah depot. Saat mereka sampai, mereka menemukan bahwa depot tersebut memiliki AC tetapi yang dinyalakan hanyalah kipas anginnya saja.


Mendapat info dari temannya, selama ini orang-orang yang bekerja di Malaysia biasanya buka 12 jam, tetapi selama krismon, mereka buka lebih panjang yakni selama 24 jam. Dan untuk menghemat biaya listrik, pada malam hari mereka memutuskan untuk tidak menyalakan AC.


Melaluinya kita dapat belajar, masalahnya memang masih ada, tetapi daya juangnya tidak memudar.


when the going gets tough, the tough get going!

Suasana yang ada bisa jadi malah semakin bertambah berat hari-hari ini, tetapi orang-orang yang memiliki daya juang dan semangat yang tangguh akan terus maju dan berkarya.


Apakah di dalam hidup kita selama ini masih ada sesuatu yang terus diperjuangkan? Atau selama ini kita malah sudah menyerah, dan yang dilakukan hanyalah sekadar mengikuti arus dunia?


Seorang yang sukses itu tidak dapat kita nilai hanya dari tampak luarnya saja / don’t judge book by its cover, tetapi dari kerja keras dan perjuangannya selama ini, yang bisa jadi tidak pernah diperlihatkan. Inilah yang membuat seseorang meraih keberhasilan di dalam hidupnya.


We do the possible and let God do the impossible.

Memang, masih ada bagian yang menjadi tugas dan bagian yang harus diperjuangkan dan diselesaikan, tidak cukup hanya dengan memiliki iman saja. Karena itulah teruslah berjuang untuk memberikan yang terbaik, agar nama Tuhan nantinya semakin dipermuliakan melalui hidup kita. Amin!


Kevin Rahardjo, putra dari Pdt. Andreas yang mendapat gelar Doctor of Musical Arts pada tahun 2021 yang silam mengatakan bahwa keterampilan dirinya dalam bermain piano berasal dari 90 persen yang terus diasah melalui kerja keras berlatih, dan sisanya 10 persen adalah talenta dari Tuhan.


Karena itu yang bisa mengalahkan talenta adalah kerja keras, dan Tuhan itu memberkati orang-orang yang rajin. Oleh sebab itu, teruslah berjuang di dalam menjalani setiap musim di hidup ini.


“Orang-orang yang menabur dengan mencucurkan air mata, akan menuai dengan bersorak-sorai. Orang yang berjalan maju dengan menangis sambil menabur benih, pasti pulang dengan sorak sorai sambil membawa berkas-berkasnya.” (Mazmur 126:5-6).


Setiap orang tua memiliki perjuangannya masing-masing dalam menghadapi anak-anak mereka. Ada yang masih di dalam tahap mendidik, ada yang masih sibuk menyekolahkan, bahkan ada yang mulai menata hidup mereka.. kalau memang kita harus berjuang dan meneteskan air mata, maka percayalah pada suatu hari kelak kita akan menuai apa yang kita sudah tabur di dalam doa selama ini.


Teruslah berdoa, bekerja dengan keras, dan jangan pernah patah semangat dalam mendidik dan menata anak-anak kita. Bersama dengan kasih dan hikmat Tuhan yang selalu menuntun, marilah kita membentuk anak-anak menjadi generasi yang tangguh, di dalam musim kehidupan mereka.


Ketiga. Berhikmat.


“Janganlah meninggalkan hikmat itu, maka engkau akan dipeliharanya, kasihilah dia, maka engkau akan dijaganya.” (Amsal 4:6).

Beriman dan Berjuang memang penting, tetapi Berhikmat juga tidak kalah pentingnya. Sebab bila kita tidak dapat Berhikmat di dalam setiap aspek di hidup ini, maka lama-kelamaan hidup kita dapat mengalami kehancuran. Baik hal itu berwujud menata keuangan yang kita miliki dengan bijaksana, menjaga apa yang kita makan, dan banyak hal di dalam kehidupan ini yang di mana kita membutuhkan hikmat-Nya. Selain itu,


Bila kita tidak Berhikmat di dalam satu area, maka akan menuntun kita pada permasalahan hidup di area lainnya.


“Berbahagialah orang yang mendapat hikmat, orang yang memperoleh kepandaian, karena keuntungannya melebihi keuntungan perak, dan hasilnya melebihi emas. Ia lebih berharga dari pada permata; apapun yang kauinginkan, tidak dapat menyamainya. Umur panjang ada di tangan kanannya, di tangan kirinya kekayaan dan kehormatan. Jalannya adalah jalan penuh bahagia, segala jalannya sejahtera semata-mata. Ia menjadi pohon kehidupan bagi orang yang memegangnya, siapa yang berpegang padanya akan disebut berbahagia.” (Amsal 3:13-18).


Di ayat di atas dikatakan “menjadi pohon kehidupan” karena ada hikmat dan kasih Tuhan yang selalu menuntun hidupnya.


Di awal pemerintahannya, Raja Salomo meminta hikmat dari Tuhan (1 Raja 3:5-9) dan kita mendapati Tuhan memandangnya baik seraya berkata,


“Oleh karena engkau telah meminta hal yang demikian dan tidak meminta umur panjang atau kekayaan atau nyawa musuhmu, melainkan pengertian untuk memutuskan hukum, maka sesungguhnya Aku melakukan sesuai dengan permintaanmu itu, sesungguhnya Aku memberikan kepadamu hati yang penuh hikmat dan pengertian, sehingga sebelum engkau tidak ada seorangpun seperti engkau, dan sesudah engkau takkan bangkit seorangpun seperti engkau. Dan juga apa yang tidak kauminta Aku berikan kepadamu, baik kekayaan maupun kemuliaan, sehingga sepanjang umurmu takkan ada seorangpun seperti engkau di antara raja-raja. Dan jika engkau hidup menurut jalan yang Kutunjukkan dan tetap mengikuti segala ketetapan dan perintah-Ku, sama seperti ayahmu Daud, maka Aku akan memperpanjang umurmu.” (ayat 11-14).


Inilah yang harus dikhotbahkan gereja Tuhan pada hari-hari ini, tidak selalu tentang berkat Tuhan saja tetapi juga tentang meminta hikmat Tuhan agar kita dapat mengelola berkat dan apa yang sudah dipercayakan-Nya di dalam hidup ini dengan baik.


Keempat. Karakter yang Berubah.


“Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.” (Roma 12:2).

Kita harus berubah dari waktu ke waktu. Ayat firman Tuhan di atas mengingatkan kita untuk berubah sesuai dengan pembaruan budi.


Ada pasangan suami dan istri yang 15 tahun lalu topik dan kata-kata pada saat mereka berdua bertengkar selalu sama di setiap tahunnya. Melaluinya kita seharusnya bertanya,


“Mengapa tidak pernah terjadi perubahan?”

Kalau ada seseorang tidak suka dengan kita, memang kita tidak bisa memaksa semua orang untuk suka dengan kita. Tetapi kalau banyak yang tidak suka dengan sikap kita, maka kita sendiri yang harus merenung dan mengevaluasi apakah ada sikap kita yang kurang tepat selama ini?


Bagaimana caranya agar kita dapat menjadi berkat bagi sesama? Jadilah the best version / versi terbaik dari diri kita, menjadi lebih baik dari sebelumnya. Dari waktu ke waktu, berubahlah menjadi lebih baik untuk orang-orang yang kita sayangi. Baik itu berubah di dalam perkataan, perbuatan, dan banyak hal yang perlu diubah dari hidup kita.


People change from time to time.


Setiap orang berubah dari waktu ke waktu, menjadi lebih baik dan untuk memuliakan nama-Nya.


Kelima. Berdoa


“Doa orang yang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya.” (Yakobus 5:16b).

Secara manusia kita lebih suka mendapat apa yang kita inginkan tanpa harus berdoa terlebih dahulu, padahal Tuhan ingin agar kita selalu berdoa dan membangun hubungan yang karib bersama-Nya. Bisa jadi masalah yang sedang kita hadapi hari-hari ini begitu besar, tetapi kita tidak boleh lupa bahwa di balik masalah yang besar tersebut masih ada Tuhan yang jauh lebih besar, dan Dia masih sanggup memberikan hikmat dan jalan keluar terbaik bagi anak-anak yang disayangi-Nya.


Melalui sesi konseling yang dilakukan Pdt. Andreas bersama dengan banyak orang, banyak dari antara mereka yang mengeluh dan membesarkan masalah yang sedang mereka hadapi. Tetapi tidak sedikit yang mau mengucap syukur dan membesarkan Tuhan yang mereka sembah, yang masih sanggup mengadakan mukjizat terbaik-Nya di dalam hidup mereka. Firman Tuhan mengatakan,


“Sampai sekarang kamu belum meminta sesuatupun dalam nama-Ku. Mintalah maka kamu akan menerima, supaya penuhlah sukacitamu.” (Yohanes 16:24).

Marilah kita berdoa dan membaca firman Tuhan lebih dalam lagi, agar kita dapat belajar mengenal kehendak terbaik-Nya, bagi hidup kita.


Keenam. Bersekutu.


“Berdua lebih baik dari pada seorang diri, karena mereka menerima upah yang baik dalam jerih payah mereka. Karena kalau mereka jatuh, yang seorang mengangkat temannya, tetapi wai orang yang jatuh, yang tidak mempunyai orang lain untuk mengangkatnya!” (Pengkhotbah 4:9-10).


Persekutuan bersama saudara seiman itu sangatlah penting. Watchman Nee mengatakan,


“Akan ada masa-masa yang sulit, di mana seorang Kristen tidak akan bisa hidup kalau tidak memiliki persekutuan dengan Tuhan dan juga persekutuan dengan sesamanya.”


Ada kisah seorang jemaat yang pekerjaannya diizinkan mengalami kebangkrutan, lalu dirinya merasa malu dan memutuskan tidak lagi pergi ke gereja. Ditambah lagi dirinya kini juga tidak rajin untuk mencari kehendak Tuhan dalam doa pribadi maupun di dalam pertemuan doa di gereja. Padahal kita seharusnya semakin rajin mencari Tuhan untuk mendapatkan kekuatan di dalam hadirat-Nya yang mulia, agar kita terus dikuatkan untuk kembali bangkit dan menjalani kehidupan.


Target yang paling mudah dan menyenangkan bagi predator / pemangsa untuk mendapatkan buruannya adalah pada saat targetnya sedang sendirian, dan terpisah dari kelompoknya.


Bagaimana caranya orang-orang di sekitar dapat memperhatikan, bila selama ini kita terus menjauh? Saat kita terus menjauh dari Tuhan dan juga komunitas, bisa jadi keadaan yang kita alami tidak bertambah baik tetapi justru bertambah buruk.


Firman Tuhan mengingatkan setiap kita,


“Jagalah supaya jangan ada seorangpun menjauhkan diri dari kasih karunia Allah, agar jangan tumbuh akar yang pahit yang menimbulkan kerusuhan dan yang mencemarkan banyak orang.” (Ibrani 12:15).


Salah satu pertimbangan kalau ada orang tua yang mau menyekolahkan anak-anaknya di luar negeri juga harus mencari, apakah ada komunitas rohani yang dapat menjaga dan membuat anak-anak kita bertumbuh secara rohani? Buat apa anak-anak kita nantinya berhasil meraih gelar prestisius, tetapi justru kehilangan iman dan pada akhirnya mereka memutuskan untuk meninggalkan Tuhan?


Firman Tuhan mengingatkan,


“Janganlah kamu sesat: Pergaulan yang buruk merusakkan kebiasaan yang baik.” (1 Korintus 15:33).

Selain itu kita juga dapat belajar dari apa yang dialami Rasul Tomas,


Tetapi Tomas, seorang dari kedua belas murid itu, yang disebut Didimus, tidak ada bersama-sama mereka, ketika Yesus datang ke situ. Maka kata murid-murid yang lain itu kepadanya: “Kami telah melihat Tuhan!” Tetapi Tomas berkata kepada mereka: “Sebelum aku melihat bekas paku pada tangan-Nya dan sebelum aku mencucukkan jariku ke dalam bekas paku itu dan mencucukkan tanganku ke dalam lambung-Nya, sekali-kali aku tidak akan percaya.” (Yohanes 20:24-25).


Saat kita tidak lagi berada di dalam komunitas rohani yang menguatkan dan membuat kita bertumbuh di dalam Tuhan, maka keraguan dapat masuk serta menguasai hidup kita, dan bila kita tidak dengan segera mengatasinya maka kita dapat menjauh dari Tuhan dan juga dari persekutuan bersama dengan orang-orang percaya..


Ketujuh. Bersaksi.


“Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi.” (Kisah 1:8).


Selama ini hidup kita sudah diberkati Tuhan, tetapi berapa banyak dari antara kita yang mau untuk membagikan kembali kasih dan kebaikan Tuhan yang sudah kita terima itu pada sesama? Ceritakanlah, agar orang lain juga dapat merasakan dan mengenal Tuhan yang kita sembah selama ini.


Sering kali kita hanya mau menerima berkat-berkatNya saja, tetapi enggan untuk menceritakan kembali berbagai kebaikan Tuhan yang sudah Dia kerjakan di sepanjang hidup kita. Dengan kita mau bersaksi pada sesama, maka hal ini terus mengingatkan setiap kita akan,


“Pada saat ada masalah datang, kita tidak akan pernah takut untuk menghadapinya karena kita tahu bahwa kita menghadapinya bersama dengan Tuhan yang masih jauh lebih besar dari semua permasalahan yang sedang kita hadapi. Selain itu, Dia masih sanggup untuk memberikan hikmat dan jalan keluar terbaik bagi setiap kita. Amin.”


Biarlah Roh Kudus yang terus mengoreksi hati dan hidup kita. Bagian kita adalah terus membangkitkan daya juang dan iman, supaya kita dapat menata kehidupan ini menjadi lebih baik lagi dari sebelumnya, serta menghasilkan kehidupan yang bermakna dan penuh dengan nilai.


Ubahlah karakter kita di setiap harinya untuk mau diproses, agar kita dimampukan untuk dapat menjadi serupa dengan Kristus. Hidup kita akan diberi hikmat dan dituntun oleh-Nya, untuk dapat menjadi lebih baik lagi dari sebelumnya.


Amin. Tuhan Yesus memberkati.

Komentar


bottom of page