top of page

Lydia CSES - Bukan Waktunya Tidur Rohani

  • mdcsbysystem
  • 24 Agu
  • 13 menit membaca

Catatan Khotbah: “Bukan Waktunya Tidur Rohani.” Ditulis ulang dari sharing Ibu Pdt. Lydia CSES di Ibadah Minggu di MDC Ciputra World, pada Tgl. 10 Agustus 2025.


Pada suatu hari Ibu Pdt. Lydia bertemu dengan seorang turis Jerman yang tinggal cukup lama di pulau Lombok. Setelah berbincang cukup lama, ternyata turis ini adalah putra dari seorang hamba Tuhan, di mana Ayahnya memutuskan untuk tidak lagi melayani Tuhan dalam waktu yang cukup lama. Karena keputusan Ayahnya, anak ini menjadi kecewa dan memutuskan untuk meninggalkan Tuhan dan juga keluarganya, serta hidup di luar pernikahan bersama dengan kekasihnya.


Tetapi karena anak muda ini semenjak kecil sudah dididik agama Kristen, maka dirinya masih memiliki dorongan untuk tetap beribadah ke gereja pada hari Minggu. Tetapi sepulang dari beribadah, dirinya tetap kembali tinggal berdua, bersama dengan kekasihnya di pulau tersebut.


Hingga suatu hari anak muda ini mengalami kesulitan sehingga Ibu Pdt. Lydia tidak lagi bisa menemuinya, dan menitipkan pada jemaat untuk terus mendoakan dengan tekun, serta mematahkan roh perzinahan yang menguasai jiwanya.


Singkat cerita pada saat Ibu Pdt. Lydia kembali melakukan pelayanan di Lombok, dirinya menemukan bahwa anak muda ini hidupnya sudah diubahkan total. Anak muda ini memutuskan untuk bangkit dan memenuhi panggilan Tuhan di dalam hidupnya yakni dengan jalan,


Memberitakan Injil dan menjangkau para turis yang bertempat tinggal di daerah di sekitar pantai, memberitakan karya dan kebaikan Tuhan pada teman-temannya yang atheis / yang tidak mempercayai karya dan keberadaan Tuhan, dan pada mereka yang menjalani kehidupan bebas.


Anak muda ini berbagi kisah hidupnya sehingga banyak jiwa dimenangkan bagi Kristus. Melalui kesaksiannya telah lahir kelompok yang siap untuk dibuat perintisan.


Ketika ditanya di mana kekasihnya, Aaron, nama dari anak muda tersebut menjawab,


“Nanti, Tuhan sedang mempersiapkan dirinya. Tetapi untuk saat ini, saya mau setia menyelesaikan panggilan Tuhan terlebih dahulu di dalam hidup, dengan berbagi kisah hidup saya pada orang-orang yang membutuhkan pertolongan-Nya.”


Ibu Pdt. Lydia terus menguatkan iman dan semangat Aaron untuk tetap setia mengiring Tuhan Yesus, dan dirinya memang harus menebus waktu yang selama ini hilang karena telah dipakai untuk hidup bergelimang penuh dosa.


Ibu Pdt. Lydia juga berpesan untuk terus mendoakan kekasihnya dan tetap berhati-hati, karena panggilan Tuhan dapat menjadi rusak gara-gara kita salah dalam memilih pasangan hidup.


Dapat dikatakan bahwa Aaron sudah terbangun dari “tidur rohaninya” yang cukup lama.


Jadilah Terang / Bersinarlah.


Adalah tema dari Gereja MDC Surabaya di bulan ini. Firman Tuhan juga mengatakan,


“Kamu adalah terang dunia. Kota yang terletak di atas gunung tidak mungkin tersembunyi.” (Matius 5:14).
“You are the light of the world. A town built on a hill cannot be hidden.” (New International Version).

Di ayat di atas kita mendapati ada kata you are / kamu adalah, yang berbicara tentang present tense / keadaan yang terjadi di masa kini. Bukan past tense / terjadi di masa lampau, ataupun future tense / baru terjadi di masa yang akan datang. Kata ini mengungkapkan siapa identitas diri kita sebagai orang percaya, yakni sebagai terang dunia.


Ayat ini tidak mengajar kita bagaimana caranya untuk menjadi terang, tetapi merupakan sebuah perintah bagi kita untuk melepas terang Kristus yang selama ini sudah tinggal di dalam diri kita, sehingga orang lain dapat merasa dan diberkati melalui keberadaan hidup kita.


Karena itu sekarang adalah saat yang tepat bagi kita untuk bangkit dari tidur rohani yang panjang, dan berjuang bersama dengan banyak orang yang selama ini sudah dipakai Tuhan terlebih dahulu melalui berbagai profesi dan juga kedudukan mereka.. untuk menjadi terang Kristus.


Sekarang ini bukan lagi waktunya bagi kita untuk “tidur secara rohani” dan bermalas-malasan. Saatnya kita bangun secara rohani, karena banyak anak Tuhan selama ini tertidur secara rohani, tanpa mereka sadari. Bagaimana caranya?


Banyak yang mengalami kekecewaan dan terus berkutat di dalamnya, banyak yang berfokus hanya di dalam permasalahan mereka saja. Selama ini mereka juga merasa mengapa harus mengalami semuanya ini, penuh banyak pertanyaan sehingga dirinya tidak lagi dapat melihat bahwa,


Masih ada panggilan Tuhan yang harus diselesaikan di dalam hidup masing-masing.

Pernahkah kita ketiduran, sehingga lewatlah momen yang sudah kita tunggu selama ini?


Padahal kita sudah mengatur waktu dengan sedemikian rupa, agar kita tidak ketinggalan momen tersebut. Demikian pula dengan apa yang terjadi di dalam hidup Kekristenan. Banyak dari kita selama ini tertidur rohani, bukan karena kita tidak tahu siapa Pribadi Tuhan, tetapi kita tidak memahami musim kehidupan yang terus berubah.


Kalau memahami bagaimana terjadinya tanda zaman, maka kita akan diberi hikmat untuk dapat mengetahui kita ini sedang berada di tahap mana, terutama pada apa yang tertulis di dalam Matius 25. Kalau kita memahami apa yang menjadi tugas dan tanggung jawab kita selama ini, maka kita dengan otomatis akan dengan segera menyelesaikan semuanya itu dengan well done dan nama-Nya dipermuliakan. Kita tidak menyia-nyiakan waktu dan kesempatan yang sudah diberikan-Nya.


Bangkitlah, Menjadi Teranglah.


“Bangkitlah, menjadi teranglah, sebab terangmu datang, dan kemuliaan TUHAN terbit atasmu.” (Yesaya 60:1).
“Arise, shine; for thy light is come, and the glory of the LORD is risen upon thee.” (King James Version).

Sebenarnya teks ini memiliki nada keras, walau bahasa tulisannya terbaca sepertinya nadanya terkesan datar. Kalau kita memahami bagaimana konteksnya, maka kita akan memahami bagaimana cara membacanya. Sebab kitab Yesaya ini ditulis bagi bangsa Israel yang pada saat itu sedang mengalami masa pembuangan, di mana mereka terperosok ke dalam kekecewaan, dan tidak lagi memiliki motivasi dan juga pengharapan.


Yesaya 60:1 ditulis untuk membangunkan umat-Nya yang selama ini sedang tertidur secara rohani. Demikian pula ayat ini juga membangunkan setiap kita yang selama ini tertidur secara rohani, terbuai dengan nyamannya isi dunia. Bisa jadi ada di antara kita yang terus bertanya mengapa semua diizinkan terjadi menimpa hidup kita, mengalami kekecewaan, ketidakadilan, penderitaan, dan banyak hal lainnya di hidup kita.


Di bawah langit ini memang ada banyak hal yang bisa terjadi, tetapi bila kita tidak dapat melihat masih ada Pribadi Tuhan yang berada di atas Surga.. maka pengharapan kita dapat tenggelam dengan derasnya arus kekuatiran yang ada di dunia.


Yesaya menghadapi umat yang sudah kehilangan motivasi, tetapi dirinya terus menyerukan agar umat Tuhan mau bangkit dan tidak meratapi keadaannya yang pada saat itu begitu terpuruk. Sebab yang namanya orang hidup pasti memiliki masalahnya tersendiri.


Demikian pula Tuhan ingin agar setiap kita,


“Bangkitlah, menjadi teranglah..”

Di dalam dunia konseling, Ibu Pdt. Lydia tidak hanya sekadar memberikan nasihat pada setiap orang yang meminta nasihatnya, tetapi juga mengajak mereka untuk dapat berjumpa dengan Pribadi Kristus. Selain itu, mereka juga harus memilih untuk mengambil keputusan terbaik bagi hidup mereka sendiri. Berani dan bertanggung jawab terhadap setiap keputusan yang sudah diambil, dan tidak menyalahkan orang lain atas keputusan yang sudah diambilnya.


Tuhan memang lembut dan penuh kasih, tetapi Dia juga ingin agar setiap kita mulai melangkah.


Kalau melihat teks Yesaya, dirinya berbicara pada bangsa Israel di bagian selatan yakni Kerajaan Yehuda yang dibuang ke Babel. Menurut catatan Yeremia, Kerajaan Yehuda dibuang selama kurun waktu 70 tahun, yakni selama dua generasi.


Masa tersebut cukup panjang di mana umat Tuhan hidup di dalam masa pembuangan yang Dia izinkan terjadi dalam hidupnya, akibat dari dosa dan pelanggaran yang sudah diperbuat.


Hari-hari ini bisa jadi kita tidak berada di dalam masa pembuangan / penjajahan bangsa lain.. tetapi kita bisa mengalami tekanan di dalam berbagai pergumulan hidup. Bisa jadi selama ini kita sudah bersungguh hati, yakin, dan berdoa bahwa Tuhan sanggup melakukan mukjizat. Tetapi kenyataannya justru terjadi kebalikannya, seolah Tuhan berdiam diri dan tidak melakukan apa-apa.


Yesaya berbicara pada umat yang mengalami kelelahan secara rohani dan tidak lagi memiliki harapan buat hidup. Selama ini mereka pernah mendengar bahwa Allah di masa lalu berkuasa dan melakukan banyak perkara luar biasa, tetapi di masa kini seolah Dia diam dan tidak memiliki kesanggupan untuk menolong umat-Nya.


Bisa jadi apa yang sedang kita hadapi sepertinya sudah tidak ada harapan lagi, tetapi Yesaya mengajak kita untuk terus bangkit dan bersinar. Sekalipun keadaannya terpuruk dan sedang menghadapi banyak pergumulan, kita sepertinya tidak lagi melihat penggenapan janji Tuhan.. tetapi melalui Yesaya kita diingatkan bahwa kita masih memiliki Masa Depan Cerah. Masih tersimpan tujuan Tuhan, di balik semuanya itu.


“Angkatlah mukamu dan lihatlah ke sekeliling..” (Yesaya 60:4).

Seseorang kalau sudah menanggung beban yang sangat berat, yang dipandang hanya dirinya saja dan kebanyakan kepalanya menunduk ke bawah. Dirinya sudah mengalami kekecewaan dan tidak dapat mengangkat kepalanya lagi. Terpuruk dalam berbagai kekecewaan, mengurung diri dalam kemarahan, dan juga berbagai pertanyaan “mengapa” yang belum ada jawabannya.


Tidaklah salah bila selama ini kita melihat diri untuk evaluasi apa kelebihan dan kekurangan, potensi yang dimiliki, dsb. agar kita dapat bergerak sesuai dengan panggilan Tuhan di dalam hidup kita. Sekalipun yang namanya masalah tetap harus kita hadapi, tetapi kita harus belajar untuk melihat bahwa masih ada Allah yang terus bekerja—tidak ada yang namanya kebetulan—di balik setiap hal yang diizinkan terjadi di dalam hidup kita.


Masih ada tujuan-Nya yang dapat kita pelajari,


“Setelah kita mengalami semuanya itu, apa yang sudah kita alami dapat diurapi dan dipakai Tuhan untuk dapat menjadi berkat yang menguatkan iman sesama yang membutuhkan pertolongan-Nya.”


Kalau orang-orang di sekitar melihat hidup kita mengalami dan menerima mukjizat dari Tuhan, maka dampaknya akan menjadi jauh berbeda kalau mereka melihat kita masih harus menghadapi banyak pergumulan, tetapi kita memutuskan tetap setia untuk berdoa dan datang beribadah mencari wajah Tuhan. Sekalipun kita masih belum menerima jawaban doa, tetapi kita memutuskan untuk tetap setia mengiring Tuhan Yesus 🙂


Kesetiaan seperti inilah yang dapat menjadi berkat, dan menguatkan iman sesama.


Hari-hari ini kondisi perekonomian juga susah diprediksi, tetapi kita memilih untuk tetap setia mengiring Tuhan Yesus, tetap bersemangat, bersukacita dan tidak dipengaruhi situasi dan keadaan yang ada.. inilah yang dapat menjadi berkat, bagi orang-orang di sekitar kita.


Kalau sukacita kita hanya ditentukan oleh situasi dan keadaan, maka iman kita akan mudah digoyahkan. Demikian pula dengan cara kita dalam menyembah Tuhan, biarlah hal itu dipengaruhi oleh sukacita Tuhan yang tinggal di dalam hidup kita.


Selain itu, kalau kita memiliki masalah dan kita terus menyendiri, maka Iblis dapat datang untuk menerkam dan menghabisi kita.. sama seperti hewan buas yang menunggu kapan saatnya satu domba keluar dari kawanannya.


Bisa jadi hari-hari ini kita sudah lelah menanti kapan pertolongan dari Tuhan akan datang, dan kita terus bertanya apakah masih ada gunanya kita beribadah di gereja dan berkumpul dalam komunitas rohani. Tetapi saat kita mengasingkan diri, kita sudah memposisikan diri untuk dapat menjadi sasaran empuk dari si jahat.


Pdt. Jeremia Rim berpesan,


“Jangan menunggu kapan masalah kita akan selesai, baru kita memutuskan mau melayani. Ketika kita melayani orang lain, maka kita menyadari bahwa masalah orang lain sebenarnya jauh lebih besar dari masalah yang sedang kita hadapi.”


Mengapa jangan tertidur secara rohani?


Tubuh jasmani kita bisa saja bangun dan beraktivitas, tetapi tubuh rohani kita dapat tertidur. Tetapi Tuhan ingin agar kita bangkit dan bersinar, sebab bukan waktunya lagi bagi kita untuk tertidur secara rohani. Mengapa?


Pertama. Karena Terang Tuhan sudah datang.


“Bangkitlah, menjadi teranglah, sebab terangmu datang, dan kemuliaan TUHAN terbit atasmu.” (Yesaya 60:1).

Seseorang bisa saja tenggelam dalam pergumulannya dan tidak bisa bangkit kembali. Tetapi jangan tinggal terlalu lama di dalam keadaan meratapi permasalahan yang ada.


Ada seorang jemaat yang merasa kecewa terhadap Tuhan karena sebelumnya tahu bahwa Dia adalah Jehovah Rapha / Tuhan Sang Penyembuh. Dia Allah Mahakuasa yang masih sanggup menyembuhkan umat-Nya. Selama ini dirinya sudah bersungguh hati di dalam melayani Tuhan, tetapi mamanya sakit keras dan diizinkan tidak disembuhkan, malah dipanggil Tuhan pulang menghadap-Nya.


Selama ini dirinya memiliki pemahaman kalau sudah setia melayani Tuhan, maka Tuhan akan mengabulkan semua permintaan doanya. Tetapi dirinya lupa bahwa Tuhan itu berdaulat atas kehidupan umat-Nya. Selain itu, pelayanan yang sudah dipersembahkan bagi Tuhan selama ini adalah sebuah privilege / kesempatan yang sangat berharga, untuk kita dapat melayani Tuhan Yesus sebagai Raja di atas segala raja.


Tetapi karena kecewa kepada Tuhan yang tidak menyembuhkan mamanya, dirinya mengizinkan kekecewaan tersebut “menidurkan” secara rohani dan lalu memutuskan mengabaikan semua panggilan Tuhan, di dalam hidupnya.


Yesaya mengajak setiap kita untuk bangkit dan menyadari panggilan-Nya. Bukan nanti, tapi sekarang, karena terang Kristus itu sudah hadir. Saat kita menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat pribadi, maka Dia sebagai Terang itu sudah hadir dan memenuhi hidup kita.


Jadi kita perlu bangkit dan melepas Terang yang selama ini tinggal di dalam hidup kita.


“Kamu adalah terang dunia. Kota yang terletak di atas gunung tidak mungkin tersembunyi.” (Matius 5:14).

Tuhan Yesus mengatakan ayat di atas dan memberi identitas di dalam hidup kita, sebelum kita berbuat apa-apa, ada Terang yang sudah tinggal di dalam diri kita yang harus dilepaskan.


“Lagipula orang tidak menyalakan pelita lalu meletakkannya di bawah gantang, melainkan di atas kaki dian sehingga menerangi semua orang di dalam rumah itu.” (ayat 15).


Memang terang tersebut harus bersinar, tetapi berapa banyak dari kita yang selama ini justru “menutupinya dengan gantang,” yang berbicara tentang adanya rasa malu, luka di masa lalu, banyak alasan, kurang percaya diri, dsb. Tetapi melalui ayat di atas kita kembali diingatkan identitas diri kita yang sebenarnya, yakni terang dunia.


Ingatkan selalu pada diri kita sendiri, apa pun musim kehidupan yang sedang dilalui hari-hari ini. Sebab kita digerakkan oleh apa yang kita percayai dan selalu perkatakan di dalam hidup.


Terang Kristus itu tinggal di dalam diri kita, inilah saatnya bagi kita untuk bangkit dan melepaskan Terang tersebut. Jangan disimpan hanya untuk diri kita sendiri saja, karena banyak orang yang membutuhkan Terang tersebut.


Selain itu, seseorang yang “tertidur rohani” tidak menyadari siapa identitas jati dirinya, ada Terang yang tinggal di dalam hidupnya, dan tidak tahu apa yang sudah Tuhan investasikan selama ini di dalam hidupnya. Kalau kita menyadari hal ini, maka kita tidak akan hidup dengan sembarangan.


Kita akan melepas Terang yang ada di dalam diri kita, apa pun situasi dan kondisi yang sedang kita hadapi, apa pun profesi pekerjaan kita. Sebab kata-kata di dalam Yesaya 60:1 merupakan sebuah perintah untuk bersinar, bukan pilihan.


Kedua. Karena dunia sedang mengalami kegelapan.


“Sebab sesungguhnya, kegelapan menutupi bumi, dan kekelaman menutupi bangsa-bangsa;” (Yesaya 60:2).

Kalau kita diizinkan berada “di tempat gelap,” di mana di tempat tersebut banyak orang melakukan perbuatan yang mendukakan hati Tuhan.. Dia menghendaki agar setiap kita dapat menjadi Terang-Nya di tempat tersebut.


Terang dibutuhkan di tempat yang semakin gelap, tetapi terang fungsinya sama sekali tidak tampak ketika terang tersebut sedang berada di tempat yang banyak terangnya.


Kita beribadah di gereja adalah untuk merayakan kebesaran dan kemenangan dari Tuhan, hidup kita dikuatkan, dan juga diperlengkapi dengan kebenaran firman Tuhan. Tetapi tidak berhenti hanya sampai di sana saja. Setiap dari kita nantinya diutus kembali untuk dapat menjadi berkat yang menguatkan iman dari orang-orang yang membutuhkan terang Kristus, yang selama ini telah tinggal di dalam diri kita.


Dunia yang kita hidupi pada hari-hari ini sudah semakin gelap, tetapi kita yang memiliki Terang Kristus malah bersembunyi dan tidak menyalakan terang tersebut. Gereja Tuhan seharusnya hadir untuk dapat menerangi lingkungan, di manapun gereja Tuhan tersebut ditempatkan.


“Kamu berasal dari Allah, anak-anakku, dan kamu telah mengalahkan nabi-nabi palsu itu; sebab Roh yang ada di dalam kamu, lebih besar dari pada roh yang ada di dalam dunia.” (1 Yohanes 4:4).


Iblis memang memiliki kekuatan, tetapi dibanding Tuhan, dia tidak ada bandingannya. Senjata Iblis adalah intimidasi dan ketakutan, tetapi Yesus adalah seorang Pemenang. Pagar pelindungan Tuhan sangatlah nyata, kalaupun diizinkan terbuka sedikit.. semua pasti seizin Tuhan dan pasti memiliki tujuan-Nya yang jelas untuk mendidik dan mendatangkan kebaikan di dalam hidup kita.


Kristus yang tinggal di dalam diri kita jauh lebih besar dan berkuasa dari segala roh di dunia ini. Inilah saatnya bagi kita untuk melepas terang Kristus yang tinggal dalam diri kita. Jangan disimpan hanya untuk diri kita saja.


Keadaan yang terjadi hari-hari ini tidak semakin baik, tetapi firman Tuhan memberitahukan..


“Dan Injil Kerajaan ini akan diberitakan di seluruh dunia menjadi kesaksian bagi semua bangsa, sesudah itu barulah tiba kesudahannya.” (Matius 24:14).

Karena itu jangan tidur secara rohani. Kita tidak harus menjadi seorang Pendeta, tetapi di manapun kita berada, tawarkan doa bagi orang-orang yang Tuhan izinkan bertemu dengan kita, di mana mereka membutuhkan pertolongan-Nya.


Dunia memang semakin mengalami kegelapan, tetapi terang Kristus harus semakin bersinar.


Kita memang tidak selalu memiliki semua jawaban atas setiap permasalahan, tetapi sebuah tawaran doa bagi yang membutuhkan Tuhan dapat mendatangkan kuasa dan mukjizat-Nya yang terbaik, bagi orang-orang yang kita doakan.


Di bawah langit banyak terjadi ketidakadilan, tetapi jangan berhenti hanya menatap di bawah langit karena masih ada di atas langit. Apa pun yang kita kerjakan memiliki dampak kekekalan.


Rindukan agar Tuhan selalu mengurapi dan memakai hidup kita, di manapun kita berada.


Ketiga. Karena Tuhan sedang bekerja.


“Kita harus mengerjakan pekerjaan Dia yang mengutus Aku, selama masih siang; akan datang malam, di mana tidak ada seorangpun yang dapat bekerja.” (Yohanes 9:4).

Selama kita masih diberikan waktu dan kesempatan untuk hidup di dunia ini, teruslah berkarya terbaik dan muliakanlah nama Tuhan. Dia terus bekerja. Terang Tuhan di dalam hidup kita juga harus terus bersinar. Mungkin kita merasa lagi terpuruk, tidak ada sesuatu yang dapat kita persembahkan bagi kemuliaan-Nya. Tetapi Tuhan berkata,


“Bangkitlah, menjadi teranglah, sebab terangmu datang, dan kemuliaan TUHAN terbit atasmu.” (Yesaya 60:1).

Meskipun dunia semakin gelap, sampai hari ini Dia masih terus bekerja dan belum berhenti. Dia bekerja dengan cara-Nya tersendiri, bukan dengan cara kita. Tidak tampak, tetapi pasti. Kemuliaan-Nya sedang dinyatakan melalui dan atas umat-Nya.


Firman Tuhan berkata,


Beginilah firman TUHAN semesta alam: “Pada waktu itu sepuluh orang dari berbagai-bagai bangsa dan bahasa akan memegang kuat-kuat punca jubah seorang Yahudi dengan berkata: Kami mau pergi menyertai kamu, sebab telah kami dengar, bahwa Allah menyertai kamu!” (Zakharia 8:23).


Orang-orang di sekitar memang melihat kita masih menghadapi masalah, tetapi mereka melihat kita masih bisa mengucap syukur dan bersukacita. Melaluinya kita bisa berbagi kesaksian pada mereka tentang adanya Kristus yang tinggal di dalam diri kita selama ini. Kita bisa melepaskan terang Kristus bagi mereka yang membutuhkan kuasa dan pertolongan-Nya.


“Angkatlah mukamu dan lihatlah ke sekeliling, mereka semua datang berhimpun kepadamu; anak-anakmu laki-laki datang dari jauh, dan anak-anakmu perempuan digendong.” (Yesaya 60:4).


Melalui ayat di atas Tuhan juga memberitahu melalui kesetiaan kita dalam menjadi terang Kristus, hal itu akan membawa anak-anak kita (baik anak kandung maupun rohani) yang selama ini sudah menjauh dari Kristus, dapat berbalik dan bersungguh hati kepada-Nya.


Jangan lupa untuk terus mendoakan mereka, kuasa Tuhan masih sanggup untuk melembutkan hati mereka yang selama ini mengeraskan hati.


“Pada waktu itu engkau akan heran melihat dan berseri-seri, engkau akan tercengang dan akan berbesar hati, sebab kelimpahan dari seberang laut akan beralih kepadamu, dan kekayaan bangsa-bangsa akan datang kepadamu.” (Yesaya 60:5).


Kekurangan dan kelimpahan tidak ada urusannya dengan kehidupan kerohanian seseorang. Tetapi kalau kita diberkati tujuan-Nya adalah, agar kita dapat menjadi berkat bagi sesama.


Sebab teologi kemakmuran itu hanya ingin diberkati dan menjadi semakin kaya sebatas untuk dirinya sendiri saja. Tetapi masih ada tujuan dan panggilan Tuhan, jadilah berkat bagi sesama.


Saat ini adalah musim kebangkitan dan penuaian. Jangan sampai di musim ini, kita justru tertidur secara rohani. Bangkitlah. Bersinarlah.


Memang masih diizinkan terjadi tantangan, dan bisa jadi kita malah mengalami penurunan. Tetapi umat Tuhan harus bangkit. Dia tidak meminta kita untuk membuat terang, karena sesungguhnya terang Kristus itu sudah ada di dalam diri kita.


Tuhan meminta agar kita mau bangkit dan menyalakan terang di dalam diri kita.


“Sekarang sudah tiba saatnya kamu bangun dari tidur, sebab waktunya untuk kamu diselamatkan sudah lebih dekat sekarang daripada ketika kamu baru mulai percaya.” (Roma 13:11, Terjemahan Sederhana Indonesia / TSI).


Jangan merasa terus terpuruk oleh masalah kita, ataupun kecewa oleh beban pergumulan.. Tuhan masih bisa memakai semua yang sedang kita alami untuk dapat menjadi berkat dan menguatkan iman sesama yang membutuhkan pertolongan-Nya.


Dedikasikan hidup kita yang hanya sekali di dunia ini, agar bisa menjadi berkat bagi banyak orang.


Terang Kristus sudah ada di dalam hidup kita, jangan menunggu masalah selesai baru kita mau bergerak. Rindukan kita mendengar-Nya,


“Baik sekali perbuatanmu itu, hai hamba-Ku yang baik dan setia; engkau telah setia dalam perkara kecil, Aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan Tuanmu.” (Matius 25:21).


Kata “baik dan setia” bukan hanya sekadar bertanggung jawab terhadap apa yang sudah Tuhan percayakan di dalam hidup kita saja, tetapi juga menjalani kehidupan yang produktif dan memberi dampak pada orang-orang di sekitar.


Jangan menjadi seseorang yang diberi satu talenta, tetapi hanya menyimpannya saja dan tidak berbuat apa-apa. Tuhan menyebut di dalam firman-Nya,


“Hai kamu, hamba yang jahat dan malas..”

Lydia CSES - Bukan Waktunya Tidur Rohani (MDC Surabaya)

Bangunlah dari tidur dan tanggalkan segala kemalasan rohani, jangan menyimpan terang Kristus hanya untuk diri kita sendiri saja. Bangkitlah. Menjadi Teranglah. Teruslah setia untuk menyelesaikan setiap tanggung jawab yang Tuhan sudah berikan di dalam hidup kita.


Amin. Tuhan Yesus memberkati.

Komentar


bottom of page