Arthur Siagian - Sukacita dari Tuhan, itu Kekuatanku!
- mdcsbysystem
- 19 Jul
- 10 menit membaca
Catatan Khotbah: āSukacita dari Tuhan, itu Kekuatanku!ā Ditulis ulang dari sharing khotbah Bp. Pdt. Arthur Siagian, di Ibadah Minggu di MDC Graha Pemulihan pada Tgl. 13 Juli 2025.
Ayat Bacaan: Filipi 2:1-11.
Di dalam hidup ini, ada satu hal yang tidak akan pernah dapat diprediksi dengan tepat yakni apa yang akan terjadi di dalam hidup kita, dan bagaimana keadaan kita setelahnya.
Bisa jadi pada hari ini kita memulai sesuatu dengan baik, dan hati kita dipenuhi dengan ucapan syukur, damai sejahtera, dan sukacita atasnya. Tetapi kita tidak akan pernah tahu apa yang akan terjadi di hari esok dan selanjutnya, bisa jadi diizinkan ada beberapa peristiwa yang dapat menggantikan damai sejahtera dan sukacita di dalam hidup kita, dengan apa yang namanya dukacita.
Kita memang tidak akan pernah tahu apa yang Tuhan izinkan terjadi di dalam hidup ini, tetapi kita harus selalu menyadari bahwa,
Di tengah kesulitan yang sedang dialami, kita perlu menyadari beberapa perangkap yang dipakai si jahat untuk mencuri (menguras habis) sukacita yang dari Tuhan, dari dalam jiwa kita.
Mengapa sukacita ini begitu penting, dan si jahat berusaha untuk mencurinya? Karena dia tahu bahwa sukacita dari Tuhan itu adalah kekuatan kita. Saat kita kehilangan sukacita, maka kita akan mengalami banyak momen kekalahan di dalam hidup. Kita juga berubah menjadi seseorang yang suka bersungut-sungut, sama seperti bangsa Israel yang harus berkeliling di padang gurun selama empat puluh tahun karena telah bersungut-sungut kepada Tuhan (Bilangan 14:28-35).
Apa saja perangkap dari si jahat untuk mencuri sukacita di dalam hidup kita?
Pertama. Kita merasa harus menghadapi semuanya sendirian, ketika berbagai kesusahan diizinkan terjadi di dalam hidup kita.
āMerasa Sendirianā ini sangatlah berbahaya karena selain mencuri damai sejahtera, sukacita, dan juga merenggut harapan, bila kita tidak dapat mengatasinya dengan baik dan segera, maka dapat mengarah pada rasa ingin mengakhiri hidup.
Kedua. Ketika kita merasa sendirian dan tidak bisa memahami apa yang sedang terjadi, maka kecenderungan diri kita adalah mencoba menginterpretasi apa yang sedang terjadi dengan hikmat dan pikiran kita sendiri.
Di sinilah si jahat mulai berusaha mengingatkan semua pengalaman, kegagalan, dan keberhasilan yang pernah diraih selama ini, dan dia akan berusaha mengarahkan hati dan pikiran kita untuk menginterpretasi sendiri apa yang sedang kita alami hari-hari ini. Akibatnya kita menjadi condong dan keliru di dalam mengambil keputusan.
Ketiga. Di saat keadaan yang sukar itu menjadi seperti tidak ada akhirnya, kita merasa kalah dan menjadi tidak berdaya.
Tiga Kebenaran yang harus kita lakukan agar tetap hidup di dalam sukacita dari Tuhan.
Pertama. Terhubung dengan keluarga di dalam Tuhan.
āJadi karena dalam Kristus ada nasihat, ada penghiburan kasih, ada persekutuan Roh, ada kasih mesra dan belas kasihan, karena itu sempurnakanlah sukacitaku dengan ini: hendaklah kamu sehati sepikir, dalam satu kasih, satu jiwa, satu tujuan, dengan tidak mencari kepentingan sendiri atau puji-pujian yang sia-sia. Sebaliknya hendaklah dengan rendah hati yang seorang menganggap yang lain lebih utama dari pada dirinya sendiri; dan janganlah tiap-tiap orang hanya memperhatikan kepentingannya sendiri, tetapi kepentingan orang lain juga.ā (Filipi 2:1-4).
āAllah memberi tempat tinggal kepada orang-orang sebatang kara, Ia mengeluarkan orang-orang tahanan, sehingga mereka bahagia, tetapi pemberontak-pemberontak tinggal di tanah yang gundul.ā (Mazmur 68:7).
āGod sets the lonely in families, he leads out the prisoners with singing; but the rebellious live in a sun-scorched land.ā (New International Version / NIV).
Tuhan memberikan keluarga agar kita tidak merasa sendirian di dalam dunia ini. Keluarga yang Tuhan berikan itu bisa berupa,
Pertama. Keluarga kandung tempat di mana kita dilahirkan dan dibesarkan. Ada orang tua dan juga saudara kandung kita.
Kedua. Gereja lokal tempat di mana kita tertanam, bertumbuh di dalam iman, dan juga berbuah lebat bagi kemuliaan nama-Nya.
Ketiga. Kelompok Sel / Contact, tempat di mana kita berkomunitas dan dimuridkan.
Terkadang pada saat kita berada di dalam komunitas, kita merasa dituntut untuk dapat menjadi seorang yang sempurna, yang dapat menerima dan menguatkan iman setiap orang yang baru bergabung di dalam komunitas. Setiap kita dipanggil tidak hanya untuk diberkati dan merasa nyaman saja, lalu berhenti. Tetapi kita juga harus melangkah ke tahap selanjutnya yakni, mengalami pertumbuhan rohani dan mau dipakai Tuhan untuk menjadi berkat bagi orang-orang di sekitar.
Hal ini adalah tanggung jawab yang Tuhan telah berikan, pada setiap kita masing-masing.
Dan keluarga adalah sarana yang Tuhan pakai untuk dapat menyatakan kasih dan penyertaan-Nya atas hidup kita, tetapi kita tidak boleh menaruh harapan untuk dapat menemukan dan memuaskan sukacita kita, hanya pada sarana keluarga ini.
Kita hidup dikelilingi orang-orang yang tidak sempurna, dan kalau menaruh harapan kita satu-satunya pada mereka.. maka bersiaplah untuk menjadi kecewa, karena hanya Tuhan sendiri Sumber sukacita kita dan hanya Dia yang dapat memenuhi dan memuaskan sukacita kita.
Kalau hidup kita dibangun di atas dasar Kristus, maka kita tidak akan pernah kekurangan sukacita. Sekalipun orang-orang di sekitar terus mengulang kesalahan sama yang mereka terus perbuat, Tuhan akan memberikan pada kita kasih dan hikmat-Nya agar kita tetap mengalami sukacita sejati. Dan semuanya ini dapat terjadi ketika kita terhubung pada Kristus, sebagai satu-satunya Sumber.
Itulah sebabnya Rasul Paulus memberikan nasihat pada jemaat yang ada di Filipi,
ākarena itu sempurnakanlah sukacitaku dengan ini: hendaklah kamu sehati sepikir, dalam satu kasih, satu jiwa, satu tujuan, dengan tidak mencari kepentingan sendiri atau puji-pujian yang sia-sia. Sebaliknya hendaklah dengan rendah hati yang seorang menganggap yang lain lebih utama dari pada dirinya sendiri; dan janganlah tiap-tiap orang hanya memperhatikan kepentingannya sendiri, tetapi kepentingan orang lain juga. Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus,ā (2:2-5).
Paulus menulis ayat di atas bukan agar mendapat belas kasihan dan penghiburan, karena sukacita di dalam hatinya terus berlimpah sekalipun dirinya masih mendekam di dalam penjara. Melalui ayat di atas, Paulus berharap sekalipun dirinya tidak dapat mengunjungi jemaat yang ada di Filipi, mereka tetap setia melakukan kebenaran firman Tuhan.
Jemaat di Filipi datang bukan hanya sekadar untuk berkumpul dan mendapat sesuatu yang baik untuk kenyamanan hidup mereka saja, tetapi mereka membagikan apa yang sudah Tuhan beri di dalam hidup mereka, dan sukacita di dalam hidup mereka dapat menjadi penuh dan berlimpah.
Setiap dari kita pastinya memiliki cara pandang berbeda, dan tidak mungkin bisa sama. Tetapi dalam nasihatnya Paulus mengatakan agar kita dapat sehati sepikir, dan memang hal ini tidaklah mudah untuk diwujudkan.. sampai kita memiliki kerelaan hati untuk mau mengorbankan apa yang ada di dalam hati dan pikiran, serta memiliki cukup kebesaran hati untuk belajar menerima setiap perbedaan yang ada di sekeliling kita.
Saat itulah yang namanya kehidupan rukun (Mazmur 133) dapat menjadi nyata, sukacita dari Tuhan di dalam kebersamaan dapat terawat, terpelihara, dan bertumbuh dengan baik.
Tuhan ingin agar kita selalu menyadari bahwa kita tidak akan pernah dibiarkan-Nya sendiri. Dia telah memberi kita keluarga. Jadi, terhubunglah!
Di dalam Gereja MDC terdapat kelompok sel / komunitas Contact, di mana teman-teman yang tergabung di dalamnya dapat menjadi teman seperjalanan kita di dalam mengiring Tuhan. Karena itu teruslah setia dalam melakukan setiap kebenaran firman Tuhan yang ada di dalam Alkitab, biarlah Roh Kudus yang terus memampukan setiap kita untuk menjaga dan merawat kerukunan, serta tidak terjebak di dalam perasaan sendiri.
Kedua. Mengenal Kristus lebih mendalam.
āHendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus, yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia. Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.ā (Filipi 2:5-8).
Sebenarnya kita memiliki pengetahuan firman Tuhan yang lebih dari cukup untuk dapat mengajar dan membagikan siapa Pribadi dan kebaikan yang sudah dikerjakan Kristus di dalam hidup kita, kepada sesama. Tetapi kita tidak dapat mengandalkan semua pengetahuan itu untuk tetap menjaga agar sukacita kita tidak tercuri.
Kita membutuhkan pertumbuhan dan pengenalan yang lebih mendalam pada Pribadi Kristus, dan semuanya ini dapat terjadi bila kita berani untuk meminta pada Tuhan untuk membawa setiap kita memiliki pengalaman pribadi berjalan bersama dengan Kristus, yang sesuai dengan apa yang Dia firmankan di dalam Alkitab.
Tetapi yang menjadi tantangannya adalah iya kalau hal itu terjadi, setiap situasi dan kondisi (sikon) yang diizinkan-Nya terjadi dapat dengan segera terselesaikan, menjadi kesaksian di dalam pengalaman pribadi kita bersama dengan Kristus, dan nama-Nya yang dipermuliakan.
Bagaimana kalau seandainya Tuhan mengizinkan kita bergumul dan masih belum ada jalan keluar yang terbaik dari-Nya? Bagaimana kalau di masa-masa itu, otot rohani kita diizinkan untuk dilatih, agar nantinya kita dapat menguatkan hidup orang lain yang membutuhkan pertolongan-Nya?
Apakah kita tetap setia mengiring-Nya, dan terus memperdalam hubungan karib dengan-Nya?
Yang menjadi masalah utamanya adalah,
āKita ini miskin akan pengenalan mendalam, dan juga kurangnya pengalaman pribadi kita berjalan bersama dengan Sang Pencipta.ā
Kalau kita memiliki pengenalan mendalam tentang siapa Pribadi Kristus di dalam hidup sama seperti yang didoakan rasul Paulus,
āAku berdoa, supaya kamu bersama-sama dengan segala orang kudus dapat memahami, betapa lebarnya dan panjangnya dan tingginya dan dalamnya kasih Kristus, dan dapat mengenal kasih itu, sekalipun ia melampaui segala pengetahuan. Aku berdoa, supaya kamu dipenuhi di dalam seluruh kepenuhan Allah.ā (Efesus 3:18-19).
Maka kita akan selalu memiliki alasan yang lebih dari cukup untuk tetap memiliki dan menjaga sukacita.. sekalipun masih banyak tantangan yang menghadang langkah di depan diri kita.

Mengapa kita harus memiliki pengenalan akan Pribadi Kristus yang lebih mendalam?
Karena sering kali kita mencoba untuk menginterpretasikan segala sesuatu yang terjadi hanya menurut pemikiran manusia kita yang terbatas, dan hanya berdasar pada apa yang kita rasakan saja. Dan sebagai hasil akhirnya kita akan menjumpai berbagai momen penyesalan. Mengapa hal ini bisa terjadi? Karena kita mendapati keputusan dan tindakan kita tidak hanya merugikan diri kita sendiri, tetapi juga orang lain yang berada di sekitar hidup kita.
Tetapi di dalam kasih karunia-Nya, setiap penyesalan akan dituntun pada pertobatan yang sejati dan mendalam. Inilah pentingnya mengapa kita perlu untuk terus-menerus menyelaraskan pikiran dan perasaan di hidup kita, dengan pikiran dan perasaan yang dimiliki Kristus, yang sesuai dengan apa yang tertulis di dalam Alkitab.
Melaluinya kita akan diberi hikmat dan dapat memahami, mengapa Tuhan mengizinkan sikon tertentu terjadi di dalam hidup kita. Dan pada saat kita dapat memahami apa maksud Tuhan di balik Dia mengizinkan semuanya itu terjadi di dalam hidup kita.. maka kita akan diberikan cukup kekuatan oleh-Nya untuk bertindak sesuai dengan kebenaran firman-Nya, dan pertolongan-Nya dapat dinyatakan lebih lagi di dalam diri kita.
Ketika Daud memiliki dua kali kesempatan untuk membunuh raja Saul di dalam 1 Samuel 24 dan 26, orang-orangnya Daud menginterpretasikan hal yang salah, di mana dua kesempatan ini dianggap sebagai kesempatan yang sangat berharga bagi Daud dan orang-orangnya untuk dapat mengakhiri semua pelarian yang melelahkan selama ini.
Tetapi kita mendapati bahwa takut akan Tuhan itu terus menjagai hati Daud,
āLalu berkatalah orang-orangnya kepada Daud: āTelah tiba hari yang dikatakan TUHAN kepadamu: Sesungguhnya, Aku menyerahkan musuhmu ke dalam tanganmu, maka perbuatlah kepadanya apa yang kaupandang baik.ā Maka Daud bangun, lalu memotong punca jubah Saul dengan diam-diam. Kemudian berdebar-debarlah hati Daud, karena ia telah memotong punca Saul; lalu berkatalah ia kepada orang-orangnya: āDijauhkan Tuhanlah kiranya dari padaku untuk melakukan hal yang demikian kepada tuanku, kepada orang yang diurapi TUHAN, yakni menjamah dia, sebab dialah orang yang diurapi TUHAN.ā Dan Daud mencegah orang-orangnya dengan perkataan itu; ia tidak mengizinkan mereka bangkit menyerang Saul. Sementara itu Saul telah bangun meninggalkan gua itu hendak melanjutkan perjalanannya.ā (24:5-8).
āLalu berkatalah Abisai kepada Daud: āPada hari ini Allah telah menyerahkan musuhmu ke dalam tanganmu, oleh sebab itu izinkanlah kiranya aku menancapkan dia ke tanah dengan tombak ini, dengan satu tikaman saja, tidak usah dia kutancapkan dua kali.ā Tetapi kata Daud kepada Abisai: āJangan musnahkan dia, sebab siapakah yang dapat menjamah orang yang diurapi TUHAN, dan bebas dari hukuman?ā Lagi kata Daud: āDemi TUHAN yang hidup, niscaya TUHAN akan membunuh dia: entah karena sampai ajalnya dan ia mati, entah karena ia pergi berperang dan hilang lenyap di sana. Kiranya TUHAN menjauhkan dari padaku untuk menjamah orang yang diurapi TUHAN. Ambillah sekarang tombak yang ada di sebelah kepalanya dan kendi itu, dan marilah kita pergi.ā Kemudian Daud mengambil tombak dan kendi itu dari sebelah kepala Saul, lalu mereka pergi. Tidak ada yang melihatnya, tidak ada yang mengetahuinya, tidak ada yang terbangun, sebab sekaliannya tidur, karena TUHAN membuat mereka tidur nyenyak.ā (26:8-12).
Bisa jadi perkataan dan sikap Daud pada saat itu dianggap bodoh oleh orang-orangnya karena melepas kesempatan yang sangat berharga. Tetapi pada saat Daud melepas haknya untuk membalas dendam pada cara-Nya Tuhan, bukan pada cara-Nya sendiri.. Tuhan pada waktu-Nya mengangkat dirinya menjadi seorang raja, dan bangsanya juga dapat mengetahui bahwa Daud sama sekali tidak memiliki niat jahat pada raja Saul.
Ketiga. Nama Yesus berkuasa! Dengan iman, pergunakanlah hal itu.
āItulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama, supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi, dan segala lidah mengaku: āYesus Kristus adalah Tuhan,ā bagi kemuliaan Allah, Bapa!ā (Filipi 2:9-11).
Sering kali kita merasa kalah karena kita tidak selalu menyadari apa yang Tuhan sudah anugerahkan di dalam hidup kita, dan kita mau melakukannya. Salah satunya adalah,
āKuasa di dalam nama Yesus!ā
Hal inilah yang perlu dilakukan di setiap harinya, dalam keseharian di hidup kita. Tidak hanya untuk sikon tertentu saja, tetapi juga berbagai pikiran dan tipu daya dari si jahat yang terus menyerang untuk mencuri damai dan sukacita kita.
Pertanyaan selanjutnya adalah,
āKapan terakhir kalinya kita menggunakan nama Yesus, di dalam setiap hal yang terjadi di dalam hidup kita? Pada saat kita menghadapi banyaknya masalah, apakah kita masih meyakini bahwa di dalam nama Yesus! pasti masih ada pertolongan dan jalan keluar terbaik dari Dia?ā
Hal inilah yang perlu kita praktikkan di setiap hari, di dalam hidup kita. Saat kita menjalaninya, maka hidup kita pasti akan diubahkan di dalam nama Yesus! Firman Tuhan mengingatkan,
ākarena senjata kami dalam perjuangan bukanlah senjata duniawi, melainkan senjata yang diperlengkapi dengan kuasa Allah, yang sanggup untuk meruntuhkan benteng-benteng. Kami mematahkan setiap siasat orang dan merubuhkan setiap kubu yang dibangun oleh keangkuhan manusia untuk menentang pengenalan akan Allah. Kami menawan segala pikiran dan menaklukkannya kepada Kristus,ā (2 Korintus 10:4-5).
Nama Yesus penuh dengan kuasa, gunakan otoritas ini dan alamilah kemenangan yang Tuhan sudah selesaikan di dalam hidup kita melalui karya salib-Nya, apa pun keadaan kita pada hari-hari ini.
Perkataan āmeruntuhkan benteng, mematahkan siasat, merobohkan setiap kubuā tidak hanya berbicara pikiran tidak benar yang dimiliki orang-orang di sekitar kita saja.. tetapi juga pikiran kita yang harus ditaklukkan di dalam nama Yesus! dan ditaklukkan di bawah kebenaran firman-Nya.
Sukacita dari Tuhan, itu Kekuatan kita.
Sukacita yang dari Tuhan adalah kekuatan di dalam hidup kita, karena itu teruslah menjaga dan merawat agar kita tetap dapat berfungsi sebagaimana yang Dia kehendaki atas hidup kita, di dalam situasi dan keadaan apa pun.
Sehingga dalam keadaan apa pun kita akan tetap bisa melihat bagaimana kuasa-Nya itu terus bekerja dan memampukan setiap kita, untuk dapat menjadi berkat dan terang Kristus bagi orang-orang di sekitar yang membutuhkan pertolongan-Nya.
Sesungguhnya, kasih dan kebaikan Tuhan tidak akan pernah habis di dalam hidup kita. Tanpa disadari selama ini, kita banyak diluputkan dari hal-hal yang bukan menjadi rencana dan kehendak terbaik-Nya. Hidup kita juga terus dipelihara dengan cara-Nya yang ajaib. Tuhan Yesus sendiri yang akan memenuhi dan memuaskan kebutuhan di dalam jiwa kita yakni damai sejahtera, sukacita, dan rasa nyaman. Kita tidak akan pernah berkekurangan di dalam hal ini.
Amin. Tuhan Yesus memberkati..
Comments