top of page

Gunawan Iskandar - Mengalami Berkat Tuhan

  • mdcsbysystem
  • 22 Jul 2024
  • 11 menit membaca

Catatan Khotbah: Mengalami Berkat Tuhan. Ditulis ulang dari sharing khotbah Bp. Pdt. Gunawan Iskandar, di Ibadah Minggu di MDC Graha Pemulihan pada Tgl. 14 Juli 2024.



Di bulan ini kita belajar tentang prosper / kelimpahan, yang berbicara tentang bagaimana Tuhan itu rindu untuk dapat memberkati keseluruhan hidup kita. Itulah sebabnya kita tidak perlu menaruh rasa curiga kepada Tuhan pada saat ada beberapa hal yang Dia izinkan terjadi di dalam hidup kita, karena Dia sesungguhnya menginginkan yang terbaik bagi setiap kita, sesuai dengan kehendak-Nya yang terbaik.


Firman Tuhan berkata,


“Pencuri datang hanya untuk mencuri dan membunuh dan membinasakan; Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan.” (Yohanes 10:10).


Tuhan Yesus itu rindu pada saat Dia datang di dalam hidup, kita mempunyai hidup dan mempunyainya di dalam segala kelimpahan. Dan ketika kita berbicara tentang berkat Tuhan, maka


Melalui kita mengalami berkat-berkat Tuhan di dalam hidup, kita dapat belajar ada tiga hal darinya.


Pertama. Tuhan mempercayakan segala ciptaan-Nya, agar kita dapat menjadi pengelola yang baik.


“Berfirmanlah Allah: “Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi.” Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka. Allah memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka: “Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi.”” (Kejadian 1:26-28).


Di taman Eden, Tuhan telah menyediakan segala sesuatu yang dijadikan-Nya itu lengkap dan sungguh amat baik di dalam hidup Adam dan Hawa (Kejadian 1:31). Dia menginginkan agar manusia pertama, dan setiap kita tentunya, untuk berkuasa dan menjadi pengelola yang baik atas segala ciptaan-Nya, bukan untuk memanipulasi dan menghancurkan, agar ada keberlangsungan hidup bagi generasi selanjutnya.


Kisah hidup Yusuf.


“Setelah dilihat oleh tuannya, bahwa Yusuf disertai TUHAN dan bahwa TUHAN membuat berhasil segala sesuatu yang dikerjakannya, maka Yusuf mendapat kasih tuannya, dan ia boleh melayani dia; kepada Yusuf diberikannya kuasa atas rumahnya dan segala miliknya diserahkannya pada kekuasaan Yusuf. Sejak ia memberikan kuasa dalam rumahnya dan atas segala miliknya kepada Yusuf, TUHAN memberkati rumah orang Mesir itu karena Yusuf, sehingga berkat TUHAN ada atas segala miliknya, baik yang di rumah maupun yang di ladang.” (Kejadian 39:3-5).


Di manapun Yusuf berada, apa yang dikerjakannya dibuat Tuhan berhasil. Ada berkat dan penyertaan dari-Nya atas hidup Yusuf, yang di mana Yusuf diberkati dengan kecakapan, kecerdasan dan penuh hikmat, dan juga dirinya bisa dipercaya. Sehingga kita dapat membaca di ayat di atas,


“..kepada Yusuf diberikannya kuasa atas rumahnya dan segala miliknya diserahkannya pada kekuasaan Yusuf.” (ayat 4).

Selain itu, Tuhan juga memberkati kehidupan Yusuf dengan karunia untuk dapat menerjemahkan apa arti mimpi dari Firaun, dan juga hikmat untuk menyampaikan jalan keluar atas apa yang nantinya akan dihadapi (Keluaran 41). Sehingga pada akhirnya, Firaun melantik Yusuf untuk menjadi kuasa atas seluruh tanah Mesir, sehingga dapat melewati tujuh tahun masa kelaparan.


Ketika Yusuf dijual oleh saudaranya pada saudagar-saudagar Midian yang lewat dengan harga dua puluh syikal perak, dan lalu dibawa ke Mesir (37:27-28).. bisa jadi Yusuf muda pada saat itu belum memahami keseluruhan dari rencana Allah. Tetapi pada saat Yusuf melihat sepuluh orang saudaranya membeli gandum di Mesir (Kejadian 42), teringatlah Yusuf akan mimpi-mimpinya di masa muda (37:5-10). Dan pada akhirnya, Yusuf dapat berkata kepada saudara-saudaranya,


“Akulah Yusuf, saudaramu, yang kamu jual ke Mesir. Tetapi sekarang, janganlah bersusah hati dan janganlah menyesali diri, karena kamu menjual aku ke sini, sebab untuk memelihara kehidupanlah Allah menyuruh aku mendahului kamu. Karena telah dua tahun ada kelaparan dalam negeri ini dan selama lima tahun lagi orang tidak akan membajak atau menuai. Maka Allah telah menyuruh aku mendahului kamu untuk menjamin kelanjutan keturunanmu di bumi ini dan untuk memelihara hidupmu, sehingga sebagian besar dari padamu tertolong. Jadi bukanlah kamu yang menyuruh aku ke sini, tetapi Allah; Dialah yang telah menempatkan aku sebagai bapa bagi Firaun dan tuan atas seluruh istananya dan sebagai kuasa atas seluruh tanah Mesir.” (45:4-8).


“Memang kamu telah mereka-rekakan yang jahat terhadap aku, tetapi Allah telah mereka-rekakannya untuk kebaikan, dengan maksud melakukan seperti yang terjadi sekarang ini, yakni memelihara hidup suatu bangsa yang besar. Jadi janganlah takut, aku akan menanggung makanmu dan makan anak-anakmu juga.” Demikianlah ia menghiburkan mereka dan menenangkan hati mereka dengan perkataannya.” (50:20-21).


Ketika mengalami hal yang sulit dan bagi kita mungkin terasa seperti menghadapi jalan buntu.. Tuhan itu masih memiliki rencana yang terbaik. Pastinya, Dia tidak mungkin memiliki rencana untuk mencelakakan hidup kita. Tuhan percaya bahwa setiap kita adalah pengelola yang baik atas segala ciptaan-Nya, dan melalui berbagai peristiwa yang diizinkan-Nya terjadi.. Dia memiliki rencana agar kita dapat menjadi pengelola yang baik, dan hidup kita dapat memuliakan nama-Nya.


Perumpamaan talenta.


Di dalam Matius 25:14-30, banyak yang mengira bahwa satu talenta itu sangat sedikit sehingga, hamba yang menerima satu talenta itu pergi dan menggali lubang di dalam tanah lalu menyembunyikan uang tuannya (ayat 18), dan berkata pada tuannya,


“Tuan, aku tahu bahwa tuan adalah manusia yang kejam yang menuai di tempat di mana tuan tidak menabur dan yang memungut dari tempat di mana tuan tidak menanam. Karena itu aku takut dan pergi menyembunyikan talenta tuan itu di dalam tanah: Ini, terimalah kepunyaan tuan!” (ayat 24-25).


Tetapi ukuran satu talenta itu sama harganya dengan enam ribu Dinar, di mana satu Dinar adalah ukuran upah bangsa Israel pada saat itu selama satu hari. Jadi bisa diartikan bahwa satu talenta ini nilainya sama dengan upah 18,5 tahun bekerja.


Terkadang kita merasa kurang dan tidak adil atas berbagai sikap Tuhan di dalam hidup kita, dan bisa jadi hal ini dikarenakan kita terlalu sibuk untuk membandingkan hidup kita dengan orang lain. Kita merasa bahwa hidup kita tidak sebanding dengan berkat yang Tuhan berikan di dalam hidup sesama. Tetapi talenta tidak hanya berbicara tentang harta dan kemampuan saja. Semua yang kita miliki, diberikan Tuhan dengan tujuan untuk dikelola dengan baik dan dapat digunakan semaksimal mungkin bagi kemuliaan nama-Nya.


Semua pasti memiliki tujuan-Nya.

Kedua. Tuhan mempunyai tujuan atas setiap berkat yang dipercayakan, agar kita dapat menjadi saluran berkat dan memuliakan-Nya.


Berkat Tuhan itu tidak hanya berupa kekayaan secara materi saja, tetapi bisa juga berbicara tentang kesehatan, kekuatan, kemampuan, kecerdasan, dan banyak hal baik lainnya yang Tuhan berikan di dalam hidup kita.


“Berdirilah TUHAN di sampingnya dan berfirman: “Akulah TUHAN, Allah Abraham, nenekmu, dan Allah Ishak; tanah tempat engkau berbaring ini akan Kuberikan kepadamu dan kepada keturunanmu. Keturunanmu akan menjadi seperti debu tanah banyaknya, dan engkau akan mengembang ke sebelah timur, barat, utara dan selatan, dan olehmu serta keturunanmu semua kaum di muka bumi akan mendapat berkat. Sesungguhnya Aku menyertai engkau dan Aku akan melindungi engkau, ke manapun engkau pergi, dan Aku akan membawa engkau kembali ke negeri ini, sebab Aku tidak akan meninggalkan engkau, melainkan tetap melakukan apa yang Kujanjikan kepadamu.”” (Kejadian 28:13-15).


Tuhan memberkati kehidupan Yakub bukan hanya sekadar untuk pamer betapa hebatnya Dia telah memberkati dirinya, tetapi agar nantinya semua kaum di muka bumi ini mendapat berkat Tuhan, melalui kehadiran Yakub dan juga keturunannya, yakni setiap kita. Itulah sebabnya kita diminta dan dipercaya Tuhan untuk dapat menjadi pengelola berkat-Nya yang baik, agar hidup kita terus dimampukan-Nya untuk dapat menjadi saluran berkat Tuhan bagi sesama.


“Sebab segala sesuatu adalah dari Dia, dan oleh Dia, dan kepada Dia: Bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya!” (Roma 11:36).

Di ayat di atas dijelaskan bahwa sebenarnya kita tidak memiliki apa-apa karena segala sesuatu adalah dari Dia, oleh Dia, dan kepada Dia. Hal ini termasuk kesehatan, kekayaan, hidup dan napas, dan semua hal yang melekat di dalam diri kita. Itulah sebabnya kita tidak pernah berkorban apa-apa ketika kita memberi pada-Nya, tetapi kita mengembalikan apa yang seharusnya menjadi milik-Nya, kepada-Nya.


Karena segala sesuatu adalah milik-Nya. Kita sama sekali tidak memiliki apa-apa.

Demikian juga dengan kesehatan, kita harus belajar untuk mengucap syukur atasnya dan mengelola dengan baik. Sebab bila tubuh kita sudah tidak sehat lagi, maka apa yang akan kita persembahkan kepada Tuhan? Itulah sebabnya dengan kasih dan hikmat Tuhan yang selalu menuntun, kita harus mengelola dengan baik kesehatan, keluarga, dan juga banyak hal yang Tuhan sudah percayakan di dalam hidup kita.


Kalau kita tidak pernah berpikir dan mulai untuk mengelolanya dengan baik, maka sesungguhya kita sedang merencanakan untuk menghancurkan hidup kita, dan hal ini termasuk kesehatan kita. Disiplin dan melakukan dengan konsisten bangun di pagi hari, berolahraga, dan juga menjaga makanan. Memang untuk menjaga jauh lebih sulit, karena tubuh kita harus dijaga agar dapat melayani dan memberi yang terbaik bagi kemuliaan-Nya.


Ketiga. Ketaatan kita pada setiap perintah Tuhan di dalam firman-Nya akan memimpin kita pada hidup yang diberkati, berpengaruh pada keselamatan jiwa, dan juga membuahkan keberhasilan serta pertolongan Tuhan.


“Inilah perintah, yakni ketetapan dan peraturan, yang aku ajarkan kepadamu atas perintah TUHAN, Allahmu, untuk dilakukan di negeri, ke mana kamu pergi untuk mendudukinya, supaya seumur hidupmu engkau dan anak cucumu takut akan TUHAN, Allahmu, dan berpegang pada segala ketetapan dan perintah-Nya yang kusampaikan kepadamu, dan supaya lanjut umurmu. Maka dengarlah, hai orang Israel! Lakukanlah itu dengan setia, supaya baik keadaanmu, dan supaya kamu menjadi sangat banyak, seperti yang dijanjikan TUHAN, Allah nenek moyangmu, kepadamu di suatu negeri yang berlimpah-limpah susu dan madunya.” (Ulangan 6:1-3).


Di ayat di atas, kata-kata “suatu negeri yang berlimpah-limpah susu dan madunya” yang berbicara tentang prosper / kelimpahan.. dapat kita alami ketika kita mengelola dengan benar, dan juga hidup di dalam ketaatan kepada-Nya.


Tuhan telah memberi kita resources / sumber daya, dan setiap kita memiliki potensi. Tetapi semuanya ini kembali lagi, apakah kita mau taat / tidak pada setiap perintah-Nya? Apakah kita bisa dipercaya / tidak untuk menjadi pengelola yang baik? Bahkan, berkat yang kita terima itu bergantung dari ketaatan kita pada setiap perintah Tuhan.


Kesaksian Pdt. Gunawan Iskandar (1).


Untuk kita bisa menjadi berkat, tidak perlu menunggu untuk melakukan sebuah perbuatan yang besar dan spektakuler. Dengan hal yang sederhana, nama Tuhan dapat dipermuliakan.


Pada suatu hari Pdt. Gunawan terjebak di dalam antrian parkir yang cukup panjang di dalam area Newton Food Centre, di Singapura. Ternyata di depan kendaraannya ada seorang bapak yang sudah cukup senior usianya, yang sedang mengalami kesulitan dalam memakirkan kendaraannya. Singkat cerita, Pdt. Gunawan digerakkan hatinya untuk menawarkan diri dalam membantu memarkirkan kendaraan bapak senior tersebut, kendaraannya sudah parkir dengan rapi di area parkir, dan Pdt. Gunawan segera masuk mencari tempat duduk di rumah makan tersebut.


Tak jauh dari tempat duduk Pdt. Gunawan, ternyata ada bapak berusia senior yang sedang merayakan hari ulang tahun anaknya yang seharusnya dirayakan bulan lalu, tetapi karena anaknya harus melakukan tindakan operasi, pada akhirnya perayaan tersebut dilakukan pada saat itu.


Anak dari bapak senior tersebut datang menghampiri Pdt. Gunawan untuk menyatakan ucapan terima kasihnya, dan memberitahukan bahwa sebenarnya ayahnya sudah dilarang untuk datang dikarenakan usianya sudah sangat senior untuk menyetir kendaraan sendiri—tetapi tetap saja ayahnya mau datang, dan mengajak Pdt. Gunawan untuk bergabung di mejanya dan merayakan hari ulang tahunnya. Pada malam itu Pdt. Gunawan pulang ke rumah dengan membawa kue ulang tahun, yang diberi teman barunya, dan pulang dengan hati sangat berbahagia karena sudah menjadi berkat Tuhan yang sangat disyukuri oleh keluarga besar dari bapak berusia senior tersebut.


“..dan harus mengingat perkataan Tuhan Yesus, sebab Ia sendiri telah mengatakan: Adalah lebih berbahagia memberi dari pada menerima.” (Kisah Rasul 20:35).

Ketaatan kita atas setiap perintah dari Tuhan agar dapat menjadi berkat bagi sesama, bisa berwujud kita memberi saran dan masukan bagi sesama, menolong orang lain lewat hikmat Tuhan yang kita miliki, dan masih banyak lagi hal-hal baik lainnya yang di mana Tuhan izinkan melekat di dalam diri kita, agar nama-Nya semakin dipermuliakan.


“Obedience is the mother of success and is wedded to safety.” (Aeschylus).

Ketika kita mau taat pada setiap perintah dari Tuhan di dalam firman-Nya, maka kita tidak hanya menerima berkat-berkatNya saja tetapi juga berpengaruh pada keselamatan jiwa kita.


Contoh sederhananya. Kalau kita mau menuju dan sampai dengan selamat di kota Batu.. maka hal tersebut tidak bergantung dari merek mobil dan hebatnya driver yang mengendarai mobil tersebut. Tetapi lebih karena driver-nya mau taat dan mengikuti setiap aturan lalu lintas yang harus diikuti, di sepanjang perjalanan ke kota Batu.


Ketaatan kita pada setiap perintah Tuhan akan berpengaruh pada kesuksesan dan juga tujuan yang akan kita capai. Hal ini adalah satu-satunya cara Tuhan untuk memberkati hidup kita. Ketaatan kita pada setiap perintah Tuhan, juga akan melahirkan favor / perkenanan dari Tuhan.


“Hanya, kuatkan dan teguhkanlah hatimu dengan sungguh-sungguh, bertindaklah hati-hati sesuai dengan seluruh hukum yang telah diperintahkan kepadamu oleh hamba-Ku Musa; janganlah menyimpang ke kanan atau ke kiri, supaya engkau beruntung, ke manapun engkau pergi.” (Yosua 1:7).


Lakukanlah dengan taat dan setia setiap perintah Tuhan di dalam firman-Nya / Alkitab dan jangan pernah menyimpang ke arah kanan dan kiri, agar hidup kita dapat mengalami keberuntungan dan juga keberhasilan dari Tuhan.


Kesaksian Pdt. Gunawan Iskandar (2).


Ada masa di dalam penggembalaan di tahun 2005, pada saat itu di Singapura banyak jemaat yang sebagian besar terdiri dari anak-anak muda yang bersekolah, mahasiswa, dan juga kaum profesi muda. Pada saat itu, Pdt. Gunawan mengadakan workshop / bentuk pembelajaran yang berfokus pada interaksi langsung antara peserta dengan instruktur / pembicaranya yang pada saat itu adalah Bp. Soetjipto Koesno, yang membahas tentang bagaimana caranya untuk mencapai kesuksesan dan keberhasilan di dalam hidup, sesuai dengan kebenaran firman Tuhan di dalam Alkitab.


Lalu ada seorang anak muda yang bertanya pada Bp. Tjipto bagaimana caranya agar kita dapat mencapai keberhasilan, ketika memulai sebuah bisnis? Padahal modal awal dan pinjaman yang dimiliki sebagai pemula tidaklah banyak. Saat itu Bp. Tjipto memberikan saran kalau memulai usaha yang bergantung dari supplier / pihak yang menjual atau memasok sumber daya berbentuk bahan mentah kepada pihak lain, baik perorangan maupun perusahaan, untuk kemudian diolah menjadi barang atau jasa tertentu.. untuk membangun relasi yang baik dan juga menjaga trust / kepercayaan dengan pihak supplier.


Biasanya seorang yang berbisnis, memiliki kebiasaan ketika membayar hutangnya dirasa semakin lama semakin baik, karena dapat mengatur cashflow / perputaran uang di dalam bisnis tersebut. Tetapi Bp. Tjipto memberikan saran pada saat membayar, untuk mempercepat satu sampai dua hari lebih awal, sebelum jatuh tempo pembayaran. Sama seperti yang tertulis di dalam firman Tuhan yang mengatakan,


“Dan sebagaimana kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah juga demikian kepada mereka.” (Lukas 6:31).

Lalu Pdt. Gunawan bercerita kepada Ibundanya, agar merubah cara bisnisnya. Dan pada saat memberikan cek pada pihak marketing untuk membayar hutang, pihak marketing-nya malah curiga dan merasa tidak seperti biasanya karena tanggal pembayarannya sekarang maju dua hari. Tetapi Ibundanya meyakinkan pihak marketing bahwa di saldo bank-nya ada cukup uang untuk membayar hutang-hutangnya sesuai tempo.


Pada Tgl. 26 Februari 2007, Toko Harapan, yang merupakan toko dari orang tua Pdt. Gunawan kedatangan banyak barang baru / restock yang berupa kain karpet, kasur busa, spring bed / tempat tidur, kain penutup kursi mobil, lem, dan juga cairan thinner. Tetapi pada Tgl. 27 Februari 2007, terjadi kebakaran hebat. Semua isi toko habis terbakar. Selama lima hari berturut-turut, api tidak pernah berhenti melalap, karena isi toko penuh dengan bahan yang mudah terbakar.


Pada saat itu Pdt. Gunawan untuk pertama kalinya mendengar di telepon papanya berbicara sambil menangis, dan menjelaskan bahwa sudah habis semuanya. Tidak tahu harus berbuat apa lagi.


Tetapi Ibundanya tidak menyerah. Dirinya menelepon semua supplier, memberitahu bahwa tokonya memang sudah habis terbakar, dan hal ini sudah dimuat kejadiannya di koran harian Radar Cirebon. Tetapi dirinya mau untuk mencoba dan memulai sekali lagi dalam membuka toko.


Apakah pihak supplier berkenan untuk mempercayai dirinya, dan mengirim barang-barang agar dirinya dapat berjualan kembali?


Pihak supplier-nya menjawab,


“Jangan kuatir. Tante membutuhkan barang apa saja, nanti akan kita kirimkan. Tante nanti dapat membayar pelan-pelan kalau sudah memiliki uang. Kita percaya bahwa tante bisa membayar, dan bisa bangkit kembali dari keterpurukan. Tante membutuhkan barang apa saja?”


Ketaatan sekecil apa pun yang kita lakukan untuk menjadi pengelola yang baik di hadapan-Nya, dapat menuntun hidup kita pada pertolongan dan mukjizat terbaik dari Tuhan.


“Maka kata tuannya itu kepadanya: Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia; engkau telah setia dalam perkara kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu.” (Matius 25:21).


Marilah kita berdiri di hadapan Tuhan sebagai seseorang yang bisa dipercaya, bisa diandalkan, dan bisa bertanggung jawab atas semua berkat yang sudah dipercayakan di dalam hidup kita, sehingga nama-Nya pada akhirnya dapat dipermuliakan. Biarlah hidup kita terus dimampukan Tuhan untuk dapat menjadi pengelola yang baik dan menjadi saluran berkat-Nya, serta mensyukuri segala berkat-Nya di dalam hidup ini baik hal itu berupa kesehatan, keluarga, bisnis, dan banyak hal baik lainnya yang tidak kita sadari selama ini.


“Dahulu aku muda, sekarang telah menjadi tua, tetapi tidak pernah kulihat orang benar ditinggalkan, atau anak cucunya meminta-minta roti; tiap hari ia menaruh belas kasihan dan memberi pinjaman, dan anak cucunya menjadi berkat.” (Mazmur 37:25-26).


Kita melayani Allah yang hidup dan yang berkuasa, dan janji firman-Nya adalah keturunan orang benar tidak akan pernah meminta-minta, sebab nama Tuhan akan dipermuliakan melalui hidup mereka.


Marilah kita bersyukur sebab Tuhan itu baik, dan Dia sudah mempercayakan banyak berkat-Nya di dalam hidup kita. Semuanya adalah milik Tuhan, dan kembalikan hanya bagi kemuliaan nama-Nya.


Amin. Tuhan Yesus memberkati..

Comentários


GKPB Masa Depan Cerah Surabaya

©2025 by GKPB Masa Depan Cerah Surabaya

bottom of page