Sermon Notes & E-book

Hari Tuhan tidak ada seorangpun yang tahu, yang kita tahu hanyalah tanda-tanda sebelum kedatangan-Nya yang kedua kali.

Tuhan Yesus berbeda, Dia melihat iman mereka, mau mengampuni dosa orang yang lumpuh, dan menyembuhkan penyakitnya.

Tetapi Tuhan itu mau mencari dan mengenal kita. Bukan secara rombongan, tetapi sebagai seorang pribadi. Tuhan mau kenal kamu.

Kata “mengenal” bukan hanya sebatas tahu, tetapi ada tindakan yang lebih dalam lagi dari sekadar tahu.

Di dalam masa penantian, kita mengharapkan kapan terjadinya apa yang didoakan dan diharapkan. Kita bisa lega, bila jawaban doa terjadi cepat

Jadilah terang, di manapun kita ditempatkan. Sama seperti Paulus yang taat, kemana pun Allah menyuruhnya untuk pergi dan memberitakan Injil.

Setiap kita akan mengalami perubahan hidup pada saat memiliki perjumpaan pribadi bersama-Nya.

Kadang kita merasa capai dan mau menyerah ketika menghadapi berbagai penderitaan yang tak kunjung henti di dalam hidup ini.

Masalah tetap saja bisa datang, karena melalui kesemuanya itu Tuhan dapat memproses dan mengajar, agar kita selalu mengandalkan Dia.

Jika kita hanya menaruh iman pada hasilnya, kita baru memutuskan untuk mau percaya ketika kita sudah melihat hasilnya.

Tuhan tidak memanggil kita hanya untuk hidup nyaman. Kita diberkati agar kita nantinya juga dapat menjadi berkat bagi orang lain.

Kita harus selalu mencocokkan dan memberikan rencana kita pada rencana dan kehendak-Nya, karena rencana kita bisa saja gagal.

Surat yang dikirim pada setiap jemaat merupakan cermin dan kebutuhan dari setiap gereja.

Kata Covenant / Ikat Janji pada hari-hari ini sudah sangat jarang kita dengar, terutama dalam hidup generasi milenial muda & juga generasi Z

Bersama dengan kuasa Roh Kudus yang terus bekerja dan selalu memampukan, marilah kita terus bergerak Maju ke Depan / Moving Forward.

Sekalipun Yosafat mengalami ketakutan, tetapi dirinya tidak mengizinkan ketakutan itu melumpuhkan hidupnya sehingga menjadi putus asa.

Ketika pandangan Petrus tetap tertuju pada Yesus, maka dirinya dimampukan untuk dapat berjalan di atas air dan melakukan perkara besar.

Sebenarnya hidup kita selama ini sudah penuh dengan belas kasihan Tuhan, dan kita hidup dalam naungan anugerah-Nya.

Apa pun yang kita lakukan motivasinya haruslah karena kita mengasihi Tuhan, karena Dia sudah terlebih dahulu mengasihi hidup kita.

Agar kemuliaan-Nya dapat dinyatakan di dalam hidup, kita harus memiliki persekutuan yang karib dengan-Nya, sehingga dapat mengenal suara dan