Bobby Chaw & Ps. Cindy Ng - Renew Your Story (Shine Women Conference 2024)
- mdcsbysystem
- 11 Sep 2024
- 19 menit membaca
Diperbarui: 4 Jan
Catatan Khotbah: Renew Your Story. Ditulis ulang dari sharing Rev. Dr. Bobby Chaw dan Ps. Cindy Ng, di acara Shine Women Conference āRenewā Hari Pertama, yang diadakan di MDC Ciputra World Surabaya, pada Tgl. 30 Agustus 2024.
Sesi Pertama, Rev. Dr. Bobby Chaw.
āAkan terjadi pada hari-hari terakhir demikianlah firman Allah bahwa Aku akan mencurahkan Roh-Ku ke atas semua manusia; maka anak-anakmu laki-laki dan perempuan akan bernubuat, dan teruna-terunamu akan mendapat penglihatan-penglihatan, dan orang-orangmu yang tua akan mendapat mimpi. Juga ke atas hamba-hamba-Ku laki-laki dan perempuan akan Kucurahkan Roh-Ku pada hari-hari itu dan mereka akan bernubuat.ā (Kisah Rasul 2:17-18).
Ketika tiba hari Pentakosta, dikatakan bahwa Roh Kudus memenuhi semua orang percaya yang telah berkumpul di satu tempat (Kisah Rasul 2:1). Ketika Roh Kudus dicurahkan, Dia mematahkan segala penghalang dimulai dari kelas sosial, budaya, dan juga banyak penghalang lainnya.
Mengapa Dia melakukannya? Karena berbagai penghalang tersebut selama ini telah menghalangi, bahkan menggagalkan setiap rencana Allah yang terbaik bagi rekan perempuan, dan juga bagi anak-anakNya yang hidup di atas muka bumi ini.
Dalam Kisah 2:17-18 kita juga telah membaca pada hari-hari terakhir, Allah akan mencurahkan Roh Kudus-Nya ke atas semua manusia, dan hal ini memiliki arti sudah tidak ada lagi yang namanya diskriminasi / pembedaan perlakuan antara laki-laki dengan perempuan, anak-anak muda dan orang tua, bahkan hamba laki-laki dan perempuan.. semuanya berhak untuk menerima pencurahan Roh Kudus yang sama.
Melalui pencurahan Roh Kudus, Dia juga menghapus berbagai diskriminasi dari kelas sosial, baik yang kaya maupun yang miskin, dan apa pun pekerjaannya.. mereka berhak untuk mendapatkan pencurahan Roh Kudus yang sama.
āDalam hal ini tidak ada orang Yahudi atau orang Yunani, tidak ada hamba atau orang merdeka, tidak ada laki-laki atau perempuan, karena kamu semua adalah satu di dalam Kristus Yesus.ā (Galatia 3:28).
Kita semua adalah satu, di dalam Kristus Yesus, dan apa yang Roh Kudus kerjakan pada saat itu benar-benar menjungkirbalikkan segala sesuatu, bahkan melawan budaya yang berlaku di bangsa Israel yang selama ini telah melekat erat, membuat berbagai lapisan masyarakat menjadi terkotak-kotak, dan tidak mungkin lagi untuk dapat diubah.
Contohnya, orang-orang Yahudi pada saat itu tidak bergaul dan tidak makan di meja makan yang sama bersama dengan non-Yahudi. Bahkan untuk berdiri di depan pintu dan masuk ke dalam rumah, mereka sama sekali tidak menginginkannya. Tetapi dari atas kayu salib, penebusan yang telah diselesaikan Tuhan Yesus (Yohanes 19:30) telah mematahkan berbagai penghalang ini.
Oleh karena itu sebagai orang Kristen, kita tidak menoleransi sama sekali apa yang namanya rasialisme / perlakuan berat sebelah, yang membeda-bedakan berbagai suku bangsa.
Di masa penjajahan bangsa Romawi, kebanyakan dari bangsa Israel pada saat itu berprofesi sebagai budak. Mereka dianggap dan diperlakukan hanya sebagai barang yang dapat dipakai dan disalahgunakan. Tetapi saat Tuhan Yesus datang, Dia mengubah semuanya ini.
āRoh Tuhan ada pada-Ku, oleh sebab Ia telah mengurapi Aku, untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin; dan Ia telah mengutus Aku untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan penglihatan bagi orang-orang buta, untuk membebaskan orang-orang yang tertindas, untuk memberitakan tahun rahmat Tuhan telah datang.ā (Lukas 4:18-19).
Kisah untuk Diceritakan.
Pada masa itu, hak dan kewajiban yang dimiliki seorang perempuan tidak sama dengan pria. Perempuan dinilai tidak memiliki hak secara hukum, berpendidikan rendah, dianggap cukup baik hanya bila mereka telah menjadi istri dan ibu yang baik di dalam rumah mereka. Seorang perempuan yang tertangkap basah membuka cadar / kain penutup kepala atau muka di depan umum, suaminya bisa langsung menuntut di depan pengadilan dan menceraikannya. Bahkan di masa itu, kaum pria juga diperbolehkan untuk memiliki istri lebih dari satu.
Pekerjaan mereka hanya terbatas pada urusan rumah tangga yakni, mengurus suami dan membesarkan anak-anak. Sebelum menikah, seorang perempuan hanya dianggap sebagai properti milik ayah. Tetapi sesudah menikah, mereka berganti menjadi properti milik suami.
Mereka tidak memiliki hak atas anak-anak mereka, tidak memiliki hak untuk dapat berdiri menjadi seorang saksi di depan pengadilan, tidak memiliki kesempatan sama sekali untuk memimpin dan menjadi seorang pemimpin, baik di dalam rumah maupun di depan khalayak umum. Mereka juga tidak memiliki hak untuk dapat berbicara, dan bertukar pikiran dengan pria.
Tetapi kisah perempuan Samaria yang dicatat di dalam Yohanes 4 telah mengubah segalanya, karena benar-benar melawan kebiasaan yang berlaku pada saat itu. Murid-muridNya yang melihat Tuhan Yesus merasa heran, karena Dia terlihat bercakap-cakap dengan seorang perempuan Samaria. Di masa tersebut, orang Yahudi tidak bergaul dengan orang Samaria (ayat 8 dan 27).
Suara perempuan pada masa itu sama sekali tidak dapat didengar dan diceritakan. Tetapi pada saat Pentakosta datang, ditulis pada kita bahwa Allah akan mencurahkan Roh-Nya ke atas semua manusia, maka anak-anakmu laki-laki dan perempuan akan bernubuat (Kisah Rasul 2:17).
Hal ini memiliki arti bahwa Dia menaikkan status perempuan, serta menyamakan kedudukan mereka dengan kaum pria, dan juga dengan semua orang percaya. Pria dan perempuan mendapat hak dan kesempatan yang sama untuk memiliki dan menjalani kehidupan yang dipenuhi Roh Kudus.
Bahkan di dalam kehidupan gereja mula-mula, banyak kisah perempuan yang aktif memimpin dan melayani di dalam Tubuh Kristus.
Contohnya. Dalam Kisah Rasul 16:14-15 ada Lidia, seorang penjual kain ungu dari Tiatira, yang beribadah kepada Allah. Tuhan membuka hatinya, sehingga ia memperhatikan apa yang dikatakan Paulus. Dirinya adalah perempuan pertama dalam sejarah yang bertobat dan menjadi pemimpin dari gereja di Filipi, yang merupakan gereja Kristen pertama di dataran Eropa.
Di Kisah Rasul 18:18-19, ada Priskila yang namanya disebut terlebih dahulu baru setelah itu Akwila, nama suaminya. Hal ini ada kemungkinan bahwa Priskila ini memiliki kehidupan yang jauh lebih rohani dibanding suaminya, dan memiliki otoritas rohani di dalam gereja lokal di Korintus.
Dalam Roma 16:7, Paulus memberi salam pada Yunias yang bersama Andronikus, merupakan orang-orang terpandang di antara para rasul dan yang telah menjadi Kristen sebelum Paulus. Dari sumber Wikipedia, menurut pandangan kebanyakan cendekiawan Perjanjian Baru (PB) modern menyatakan bahwa tokoh tersebut adalah seorang perempuan bernama Yunia, yang merupakan tokoh Kristen abad pertama.
Di Filipi 4:2 disebutkan bahwa Paulus menasihati Euodia dan Sintikhe, yang diperkirakan sebagai pemimpin dari gereja di Filipi dan dua orang perempuan yang memainkan peran utama dalam urusan salah satu jemaat awal. Nama mereka berdua juga disebut pertama kali oleh Paulus, di dalam suratnya di Filipi.
Bagi rekan perempuan, dan juga bagi kita semua, kita masih memiliki kisah untuk diceritakan.
Rencana Orisinal Allah.
Kalau kita runut / selidiki dari semula,
āMaka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka.ā (Kejadian 1:27).
Maka kita akan menemukan bahwa rencana orisinal dari-Nya yang semula adalah, Adam (laki-laki) dan Hawa (perempuan) diciptakan segambar dan serupa dengan Allah.
āAllah memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka: āBeranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi.āā (ayat 28).
Ketika Allah memberkati, berfirman, dan memberi otoritas pada manusia untuk memenuhi dan menaklukkan bumi.. maka otoritas-Nya ini tidak hanya diberikan pada Adam saja tetapi juga pada Hawa. Rencana-Nya dari semula adalah co-leadership / dua atau lebih individu yang memimpin suatu tim atau organisasi secara bersama-sama, untuk mengelola dengan bijak segala ciptaan Tuhan di atas muka bumi ini. Berkat yang Dia berikan adalah sama, yakni untuk Adam dan Hawa, untuk mereka dapat memimpin bersama-sama.
Tetapi pada waktu dosa masuk dan menguasai, kerusakan mulai datang dan mengubah apa yang telah Tuhan tetapkan sebelumnya.
āFirman-Nya kepada perempuan itu: āSusah payahmu waktu mengandung akan Kubuat sangat banyak; dengan kesakitan engkau akan melahirkan anakmu; namun engkau akan berahi kepada suamimu dan ia akan berkuasa atasmu.āā (Kejadian 3:16).
Ketika dosa masuk dan berkuasa, dampaknya adalah perempuan tidak lagi memiliki kesetaraan dengan pria dan kehilangan kesempatan untuk dapat memimpin serta mengelola dengan bijak seluruh ciptaan-Nya. Ini bukan rencana orisinal-Nya. Karena dampak dosa, kutuk berlaku atas segala budaya di dunia, dan di sepanjang sejarah.
Tetapi dua ribu tahun yang lalu pada saat Tuhan Yesus datang ke dalam dunia, Dia mati di atas kayu salib untuk menebus segala dosa kita, dan bangkit dari kematian pada hari yang ketiga.. Dia membasuh bersih segala dosa kita, dan mematahkan segala kutuk Iblis.
Di dalam Kisah Rasul 2:17-18, Roh Kudus dicurahkan dalam hidup manusia dan membawa mereka kembali pada rencana orisinal Allah. Pemisah gender dipatahkan, di dalam Kristus kini ada kesetaraan antara pria dengan perempuan.
Sesi Kedua, Ps. Cindy Ng.
Setiap dari kita memiliki kisah untuk diceritakan, memiliki tujuan Ilahi, dan memilikikontribusi yang penting di dalam kerajaan Allah.
Siapa kita adalah rangkuman dari perjalanan dan pengalaman hidup yang sudah dijalani semenjak kita dilahirkan di dalam dunia ini. Hal ini juga bercerita tentang bagaimana kepribadian yang kita miliki, latar belakang kehidupan, serta cara kita dibesarkan. Kisah hidup kita juga bisa menjadi narasi yang positif dan membangun iman, tetapi bisa pula menjadi narasi negatif dan merusak.
Kisah kita dapat membuat hidup sesama menjadi lebih baik lagi, atau justru malah menghambat mereka untuk menggenapi rencana Allah yang terbaik.
Memang di dalam hidup ini ada banyak perkara yang tidak bisa dikendalikan, contohnya adalah apa yang sudah terjadi di masa lalu. Tidak semuanya dapat kita kendalikan. Tetapi kebenarannya adalah, kita masih memiliki kuasa pilihan. Kita masih bisa memilih untuk melakukan apa yang akan kita lakukan, di hari ini. Kita masih bisa menulis kembali akan apa yang terjadi di masa depan.
Sejarah kita di masa lalu, tidak akan pernah menentukan bagaimana masa depan kita.
Dalam bahasa Inggris ada kata present, yang memiliki arti masa sekarang dan hari ini. Tetapi kata ini bisa juga memiliki arti sebagai hadiah / kado. Jadi ketika kita masih bisa bangun di pagi hari, maka artinya adalah kita mendapat hadiah / kado dari Tuhan. Setiap hari adalah kado pemberian dari-Nya, kita masih diberi kesempatan untuk memulai hari dan hidup yang baru.
Menulis Kisah Hidup Kita.
Pertama. Berlatih sikap penuh pengharapan dan selalu praktik melakukannya.
āDan pengharapan tidak mengecewakan, karena kasih Allah telah dicurahkan di dalam hati kita oleh Roh Kudus yang telah dikaruniakan kepada kita.ā (Roma 5:5).
Pengharapan di sini bukanlah berbicara tentang siapa kita ataupun apa usaha kita, tetapi lebih kepada Siapa Pribadi Roh Kudus yang selalu menguatkan dan memampukan setiap kita untuk dapat memiliki perspektif / sudut pandang yang berbeda, dalam memandang segala sesuatu yang diizinkan-Nya terjadi di dalam hidup ini.
Setiap hari bisa jadi ada sesuatu yang tidak baik, tetapi di setiap harinya pasti masih ada yang baik. Berbagai hal yang diizinkan-Nya terjadi juga dapat menjadi kekuatan dan menambah pengalaman di dalam hidup kita, atau justru malah memenjarakan dan mematikan potensi yang Tuhan sudah berikan, yang justru seharusnya bisa mendatangkan kemuliaan bagi nama-Nya.
Kita sesungguhnya masih memiliki pilihan, apakah kita akan menjadi korban dari segala keadaan yang diizinkan-Nya terjadi? Atau justru sebaliknya, membuat kita menjadi manusia yang lebih baik lagi, dan suka untuk menyebar harapan?
Kesaksian Dr. Jessica.
Setelah Ps. Cindy lulus dari Master of Counselling, dirinya menceritakan kisah tentang dosennya yang bernama Jessica, yang pada saat itu baru berusia sembilan tahun dan pulang ke rumah mendengar adiknya menangis. Dirinya heran mengapa tidak ada seorangpun yang mengurusi adiknya. Lalu dirinya masuk ke dalam rumah, membuka pintu dan semua jendela, dan menjumpai mamanya telah pergi dan membawa semuanya, meninggalkan Jessica dan adiknya, yang pada saat itu menderita celebral palsy / kelumpuhan otak.
Pada saat itu Jessica bertanya di dalam hatinya, mengapa dirinya tidak cukup baik untuk dibawa serta, dan ditinggalkan begitu saja di rumah bersama dengan adiknya yang sedang sakit?
Jessica lalu bersekolah dan mengambil kuliah dengan jurusan counseling. Setelah lulus kuliah, dirinya bekerja di sebuah sekolah di Singapura. Dalam perjalanan pulang di bus, ada seorang anak laki-laki yang bertanya pada Jessica mau pergi ke mana setelah ini, dan dia menjawab bahwa dirinya hendak pulang ke rumah. Saat bertanya balik pada anak laki-laki tersebut hendak pergi ke mana, jawabannya membuat syok,
āMau mencari jalan untuk meninggalkan dunia ini selama-lamanya, pada malam hari ini.ā
Mendengar jawaban tersebut, Jessica tidak berani keluar dari bus, dia tetap duduk, dan mengikuti anak laki-laki ini. Sehingga pada akhirnya mereka berdua memutuskan untuk pergi ke taman, duduk bersama, dan berbicara berjam-jam lamanya. Anak laki-laki ini merasa bahwa hidupnya pada saat itu sudah tidak lagi memiliki harapan. Tetapi karena waktunya semakin larut malam, Jessica pun berkata pada anak laki-laki tersebut,
āKamu memang tidak dapat mengendalikan semua hal yang sudah terjadi di masa lalu. Tetapi di dalam hidupmu, kamu telah diberi pena sama Tuhan dan masih memiliki kuasa untuk kembali menulis ulang kisah di masa depanmu.ā
Jessica pulang dan semalaman tidak bisa tidur memikirkan bagaimana keadaan anak laki-laki tersebut. Besok paginya, dirinya bercerita pada bosnya mengenai perjumpaannya bersama dengan anak laki-laki tersebut. Mendengarnya, bosnya malah marah dan berkata seharusnya Jessica tetap memaksa anak tersebut bersamanya, dan tidak meninggalkannya sendirian.
Jessica mengatakan bahwa hal tersebut sudah dicobanya, tetapi terus ditolak oleh anak tersebut. Lalu bosnya berkata bahwa Jessica tidak memiliki kualitas dan telah gagal untuk menjadi seorang konselor yang baik.
Cobalah bayangkan. Pada saat berusia sembilan tahun ditinggalkan mamanya begitu saja bersama dengan adiknya yang sedang sakit, lalu Jessica belajar keras dan lulus menjadi seorang konselor.. hanya untuk mendengar bosnya marah dan mengatakan bahwa dirinya telah gagal untuk menjadi seorang konselor yang baik.
Tetapi Jessica memutuskan bahwa apa pun yang telah terjadi di masa lalunya tidak akan menentukan bagaimana masa depannya. Dirinya terus belajar dan praktik, sampai pada akhirnya Jessica membuka sekolah konseling, dan Ps. Cindy adalah angkatan ke-39 dari sekolahnya.
Di dalam kelas konselingnya, Dr. Jessica selalu menceritakan kisah anak laki-laki yang pernah dijumpainya, dan membagikan keputusan dirinya yang tidak mengizinkan apa yang dikatakan bosnya itu membatasi dirinya untuk terus belajar, dan berkembang menjadi jauh lebih baik lagi.
Ketika jam kelas tersebut berakhir, ada seorang pria yang mendatanginya dan mengatakan bahwa dirinya tersentuh dengan apa yang diceritakan Dr. Jessica di dalam kelas. Lebih lanjut pria ini mengungkap siapa identitas dirinya, yakni dia adalah anak laki-laki di dalam bus tersebut. Lalu mereka berdua berpelukan, dan menangis.
Anak laki-laki tersebut mengatakan bahwa memang dirinya tidak bisa mengingat semua perkataan mereka di taman, tetapi dirinya tidak akan pernah lupa perkataan terakhir sebelum berpisah. Karena setelah mendengarnya, anak laki-laki ini untuk pertama kalinya memiliki pengharapan, di dalam hati dan hidupnya.
Apa yang terjadi di dalam hidup ini bisa jadi membuat kita menjadi lebih baik / better, atau malah bisa membuat sakit dan menghancurkan hidup / bitter. Setiap dari kita memang pernah memiliki luka di dalam hidup, tetapi kita masih memiliki pilihan untuk dapat menjadi seorang penyembuh, yang nantinya dapat menguatkan mereka yang sedang terluka, yang lukanya bisa jadi sama seperti apa yang pernah kita alami.
Tuhan tidak pernah mencari bejana emas ataupun perak, tetapi Dia mencari bejana yang rela dan bersedia untuk terus dibentuk dan dipakai-Nya. Cerita kita dapat dipakai Tuhan untuk menjamah, dan mengubah hidup orang-orang di sekitar.
Jadilah seseorang yang memiliki, dan yang suka untuk menyebar harapan.
Kedua. Berlatih locus of control / cara pandang seseorang terhadap sebuah peristiwa, apakah dia dapat atau tidak dapat mengendalikan peristiwa yang terjadi di dalam dirinya.
Aplikasi praktisnya adalah,
Kita percaya bahwa kita ini masih memiliki pilihan atas segala sesuatu. Kita mengambil kepemilikan dan memutuskan untuk bertanggung jawab penuh, atas bagaimana cara kita merespon dan bereaksi. Selain itu, kita juga menerima kenyataan bahwa kita tidak selalu dapat mengubah orang lain, tetapi kita masih dapat mengubah diri sendiri.
Lawannya adalah pengendalian yang dilakukan dari luar, yang di mana kita merasa dan percaya bahwa kita sudah tidak lagi memiliki pilihan, dan selalu menjadi pihak korban. Kita menginginkan orang lain untuk berubah terlebih dahulu, baru kita mau berubah. Kita suka menyalahkan orang-orang sekitar, menyalahkan situasi dan juga kondisi.
Kita menyalahkan orang lain sebagai penyebab mengapa kita marah dan tidak berbahagia, dan kita mulai sering meninggikan suara kita. Tetapi kebenarannya adalah, tidak ada seorangpun yang memaksa kita untuk berbuat seperti itu. Kita sendirilah yang memutuskan untuk marah.
Mungkin kita berkata bahwa pasangan kita yang memicu pertengkaran terlebih dahulu, dan kita harus membalasnya. Tetapi kita masih bisa memilih untuk melakukan hal yang berbeda. Kita masih bisa memilih untuk mengambil napas dalam-dalam terlebih dahulu, belajar menahan emosi dan menyingkir sebentar dari perdebatan sengit, serta melatih diri untuk memiliki penguasaan diri.
Jangan pernah menyalahkan orang lain atas masalah yang bersumber dari keputusan kita sendiri. Praktikkan selalu pengendalian diri secara internal, sehingga hidup kita dapat lebih lagi diberdayakan.
Selain itu kita juga dapat belajar untuk merenung, tetap setia bertekun di dalam proses, sadar diri, memproses pikiran dan terus mengatur diri.. kita masih dapat belajar untuk selalu menyeimbangkan diri, di dalam segala hal.
Bahkan ketika ada beberapa situasi yang membuat kita ingin untuk segera bereaksi, kita perlu belajar untuk menahan diri sejenak dan mencari tahu terlebih dahulu, hal apakah yang sesungguhnya terjadi? Bertanyalah pada diri sendiri, apakah kita mungkin masih memiliki luka yang perlu untuk disembuhkan, kalau kita rasanya ingin marah dan segera membalas perlakuan sekitar?
Apakah selama ini kita telah dihakimi sepihak, dan merasa disingkirkan oleh sekitar? Apakah mungkin ada trauma dan perlakuan tidak adil yang pernah terjadi di masa lalu, di mana tidak ada seorangpun yang menggubris kita? Apakah mungkin karena tidak ada seorangpun yang menyetujui dan mau memahami bagaimana perasaan kita selama ini, sehingga kita memutuskan untuk ātidak dilihatā orang-orang di sekitar kita?
Karena semua trauma tersebut, bisa jadi kita memutuskan untuk berbuat sesuatu dan ābersuara lebih kerasā agar kita dapat menonjolkan diri, dan dapat didengar oleh lingkungan di sekitar.
Hal apakah yang dapat dipelajari, agar kita dapat sembuh dari semua hal ini?
Adalah hal yang sangat penting bagi setiap kita untuk menerapkan jeda / berhenti sejenak, merenung, berdoa, banyak belajar, menjadi sembuh, dan pada akhirnya kita dapat berubah menjadi lebih baik. Memang kita masih belum sempurna, tetapi kita masih bisa belajar untuk terus bertumbuh semakin menyerupai Kristus.
Ketiga. Berlatih untuk menentang pikiran negatif, yang ada di dalam diri kita.
Di samping Iblis dan berbagai pekerjaannya, hal yang perlu kita perjuangkan dengan sungguh adalah menjaga apa yang berada di dalam pikiran kita, yang sering kali didasari oleh asumsi, ketakutan, dan juga berbagai rasa tidak aman. Padahal hidup bisa berubah menjadi lebih baik, karena pola pikir yang kita miliki.
āSebab seperti orang yang membuat perhitungan dalam dirinya sendiri demikianlah ia.ā (Amsal 23:7a).
Daripada berpikir negatif dan pikiran kalah, setiap kali pikiran itu datang, jangan biarkan pikiran tersebut āmembangun tempat tinggalā terlalu lama dan harus segera kita lawan. Ganti dan hapuslah pikiran negatif tersebut dengan memikirkan kebenaran firman Allah, memikirkan betapa banyak berkat Allah di dalam hidup kita, sampai semuanya itu tidak bisa dihitung.
āDan bagiku, betapa sulitnya pikiran-Mu, ya Allah! Betapa besar jumlahnya! Jika aku mau menghitungnya, itu lebih banyak dari pada pasir.ā (Mazmur 139:17-18a).
Mungkin kita berpikir bahwa kita sudah mencoba banyak hal untuk memperbarui pikiran, tetapi tidak ada satupun yang berhasil dan bertahan lama. Kalau hari ini kita sudah berusia 45th dan memiliki pikiran negatif, lalu kita berusaha melawan pikiran tersebut dan mencoba praktik selama satu bulan, tetapi tidak berhasil. Mengapa?
Jawabnya adalah karena kita mempraktikkannya masih belum cukup lama. Selama ini kita telah hidup bersama pikiran negatif selama 45 tahun, dan dibanding usaha satu bulan, waktu rentangnya berbeda cukup jauh. Jangan menyerah!
Teruslah berlatih dan praktik, sampai hal tersebut nantinya berubah menjadi habit / kebiasaan, dan menjadi otomatis kita lakukan untuk melawan pikiran negatif yang mencoba masuk kembali, dengan memperkatakan kebenaran firman Tuhan.
āDan apa yang telah kamu pelajari dan apa yang telah kamu terima, dan apa yang telah kamu dengar dan apa yang telah kamu lihat padaku, lakukanlah itu. Maka Allah sumber damai sejahtera akan menyertai kamu.ā (Filipi 4:9).
Firman Tuhan sendiri telah mengajar kita untuk melakukan apa yang selama ini telah kita pelajari dan terima, apa yang telah kita dengar dan lihat. Jangan hanya menjadi pendengar firman Tuhan yang setia saja, tetapi jadilah pelaku firman Tuhan yang terus memiliki ketekunan untuk melakukannya dengan setia. Amin!
āSetiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan melakukannya, ia sama dengan orang yang bijaksana, yang mendirikan rumahnya di atas batu. Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu, tetapi rumah itu tidak rubuh sebab didirikan di atas batu.ā (Matius 7:24-25).
Firman Tuhan menyamakan setiap orang yang mendengar perkataan firman-Nya dan juga melakukannya itu disamakan dengan seseorang yang membangun rumahnya di atas dasar batu. Selain membutuhkan waktu, membangun rumah juga harus dirawat agar rumah tersebut dapat berdiri teguh dan tahan lama.
Bila untuk membangun rumah saja kita membutuhkan waktu, demikian hal yang sama dengan membangun pikiran dan juga kehidupan yang sesuai dengan kebenaran firman Tuhan. Hal ini juga membutuhkan waktu dan perlu diuji. Dengan demikian akan terlihat apakah yang selama ini menjadi dasarnya, apakah dasarnya kebenaran firman Tuhan? Atau hanya didasarkan pada hikmat dan kekuatan kita sendiri?
āKarena keinginan daging adalah maut, tetapi keinginan Roh adalah hidup dan damai sejahtera.ā (Roma 8:6).
Kita harus praktik di setiap hari untuk menentang pikiran negatif, sebab kesehatan tubuh jasmani dimulai dari kesehatan pikiran. Oleh karena itu, kesehatan tubuh kita tidak hanya diukur dari timbangan berat badan, dari massa otot, ataupun lebar ikat pinggang saja. Kesehatan tubuh sejati diukur dari bagaimana kualitas pikiran, dan juga kedamaian di dalam pikiran kita.
Ada banyak suara yang berbicara di dalam pikiran, dan kita sendiri yang harus memutuskan topik pembicaraan seperti apa yang boleh berada di dalamnya. Kitalah yang harus menentukan arahnya. Kalau suaranya negatif, kita yang harus menentukan kapan suara ini harus berhenti. Kita masih memiliki pilihan, pilihlah untuk memikirkan kebenaran firman Tuhan, apa yang sehat, dan yang membangun iman serta hidup kerohanian.
Apa yang kita praktikkan di setiap hari, itulah yang nantinya menjadi kisah kita. Memang benar kita tidak akan bisa mengubah sejarah di masa lalu yang sudah terjadi, tetapi kita masih diberi pena sama Tuhan untuk menulis kisah yang baru, dan mengubah masa depan. Dimulai hari ini.
Kesaksian Ps. Cindy Ng.
Pada usia 16 tahun, Ps. Cindy menemukan ada surat yang tergeletak di atas piano, di dalam rumahnya. Selama ini kedua orang tuanya sering bertengkar, dan malah hubungan mereka berdua semakin memburuk. Di dalam surat itu, ayahnya meminta maaf karena dia harus pergi meninggalkan keluarga tersebut. Padahal Ps. Cindy dan ayahnya pernah berjanji bersama (dengan janji jari kelingking!), kalau ayahnya pergi pada suatu hari kelak, maka dirinya juga harus diajak.
Selesai membaca surat tersebut, Ps. Cindy merasa begitu buruk dan tidak layak karena ayahnya tidak mengajak pergi, dirinya merasa sedih dan dikhianati, dan terkejut atas keputusan mendadak yang diambil ayahnya. Dirinya lalu masuk ke kamar ibunya, memberikan surat tersebut, masuk ke dalam kamarnya sendiri, dan tidak mau keluar seharian, dari pagi hingga larut malam.
Ps. Cindy telah menjadi seorang Kristen yang bersungguh hati, yang usia kerohaniannya masih baru satu tahun. Malam itu tidak peduli apa pun keadaannya, Ps. Cindy memutuskan untuk tetap melakukan Saat Teduh.
Duduk di tempat tidurnya dalam kegelapan malam, ingin berdoa tetapi tidak ada kata-kata yang terlontar keluar. Ingin menangis, tetapi air matanya sudah kering, karena terlalu banyak menangis. Ingin memuji Tuhan, tetapi di tengah perasaan yang sedang tidak baik, tidak ada nada yang keluar.
Yang bisa dilakukan pada saat itu hanyalah berdoa di dalam bahasa Roh. Ps. Cindy merasa digerakkan Tuhan untuk membuka Alkitabnya dan membaca,
āSekalipun ayahku dan ibuku meninggalkan aku, namun TUHAN menyambut aku.ā (Mazmur 27:10).
Mungkin saja hari-hari ini kita merasa ditinggalkan kedua orang tua kita, tetapi melalui pembacaan ayat firman Tuhan di atas dikatakan bahwa Dia masih menyambut kita. Dia mau mengadopsi kita. Dia memahami dan berempati terhadap apa yang kita alami. Perjumpaan secara pribadi bersama firman-Nya, inilah yang mengubah hidup Ps. Cindy.
Bisa jadi kita tergores ketika menjalani hidup ini, dan goresan itu meninggalkan tanda / luka membekas di hidup kita. Tetapi perjumpaan secara pribadi bersama dengan Allah dan kasih-Nya, juga menandai dan memulihkan hidup kita.
āmaka Ia menjadi Juruselamat mereka dalam segala kesesakan mereka. Bukan seorang duta atau utusan, melainkan Ia sendirilah yang menyelamatkan mereka; Dialah yang menebus mereka dalam kasih-Nya dan belas kasihan-Nya. Ia mengangkat dan menggendong mereka selama zaman dahulu kala.ā (Yesaya 63:8-9).
Dalam segala kesesakan yang kita alami, Tuhan itu mau menebus hidup kita di dalam kasih dan juga belas kasihan-Nya. Dia mau mengangkat dan menggendong hidup kita. Saat Ps. Cindy ditinggalkan ayahnya di usia 16th, dirinya tahu bahwa dia menghadapi semuanya ini tidak sendirian. Ada Allah yang mau berempati untuk turut merasakan apa yang dialaminya, dan Dia berdiri mendampinginya.
āDan kita semua mencerminkan kemuliaan Tuhan dengan muka yang tidak berselubung. Dan karena kemuliaan itu datangnya dari Tuhan yang adalah Roh, maka kita diubah menjadi serupa dengan gambar-Nya, dalam kemuliaan yang semakin besar.ā (2 Korintus 3:18).
āAnd we all, with unveiled face, continually seeing as in a mirror the glory of the Lord, are progressively being transformed into His image from [one degree of] glory to [even more] glory, which comes from the Lord, [who is] the Spirit.ā (Amplified Bible Version).
Di dalam versi bahasa Inggrisnya, kita diajak untuk selalu melihat kemuliaan Allah. Apa pun yang terjadi, apa pun goresan yang sudah kita terima, teruslah memandang Allah dan kemuliaan-Nya. melihat dan memperhatikan hidup kita dengan kasih, dan juga dengan belas kasihan-Nya.
Izinkan Allah selalu mengasihi dan memenuhi hati dan hidup kita dengan kasih-Nya. Biarlah Dia di setiap hari selalu mentransformasi, agar kita dimampukan untuk dapat menjadi seseorang yang penuh harapan, dan juga penuh kasih.
Konklusi, Rev. Dr. Bobby Chaw.
Dari apa yang dibagikan Ps. Bobby dan Ps. Cindy, mereka berdua berbicara tentang topik āRenew Your Story.ā Ini adalah kisah tentang kita semua, dan kita hidup di dalam dunia yang sudah jatuh di dalam dosa. Itulah sebabnya tidak semua dapat kita kendalikan, termasuk kita mau lahir di keluarga seperti apa, dan bisa saja kita sudah berdoa sebaik mungkin, tetapi tetap saja hal buruk masih bisa diizinkan datang.
Contohnya Ayub. Di dalam firman Tuhan, kita diberitahu bagaimana kesalehannya,
Orang itu saleh dan jujur; ia takut akan Allah dan menjauhi kejahatan (1:1).
Setiap kali, apabila hari-hari pesta telah berlalu, Ayub memanggil mereka (anak-anaknya), dan menguduskan mereka; keesokan harinya, pagi-pagi, bangunlah Ayub, lalu mempersembahkan korban bakaran sebanyak jumlah mereka sekalian, sebab pikirnya: āMungkin anak-anakku sudah berbuat dosa dan telah mengutuki Allah di dalam hati.ā Demikianlah dilakukan Ayub senantiasa (1:5).
Lalu bertanyalah TUHAN kepada Iblis: āApakah engkau memperhatikan hamba-Ku Ayub? Sebab tiada seorangpun di bumi seperti dia, yang demikian saleh dan jujur, yang takut akan Allah dan menjauhi kejahatan.ā (1:8).
Maka berdirilah Ayub, lalu mengoyak jubahnya, dan mencukur kepalanya, kemudian sujudlah ia dan menyembah, katanya: āDengan telanjang aku keluar dari kandungan ibuku, dengan telanjang juga aku akan kembali ke dalamnya. TUHAN yang memberi, TUHAN yang mengambil, terpujilah nama TUHAN!ā Dalam kesemuanya itu Ayub tidak berbuat dosa dan tidak menuduh Allah berbuat yang kurang patut (1:20-22).
Sekalipun malapetaka masih tetap bisa diizinkan menimpa, tetapi putuskan hal yang sama seperti yang dilakukan Ayub, yakni tetap memandang Allah dan kemuliaan-Nya. Izinkan diri kita untuk selalu terbuka pada Roh Kudus, Dia dapat memperbarui dan memulihkan kisah di hidup kita.
Kesaksian Rev. Dr. Bobby Chaw.
Pada suatu hari ketika Ps. Bobby di gerejanya di City Harvest Church di Singapura sedang berdoa dan menyembah Tuhan, ada seorang jemaat yang datang menghampirinya dan mendoakan dirinya dengan kata-kata,
āTuhan itu ada di sana..ā
Setelah selesai mendengar kata-kata tersebut didoakan, Ps. Bobby menangis seperti anak kecil karena dijamah Tuhan. Dirinya kembali diingatkan mengenai pengalamannya saat berusia empat tahun, di mana pada saat itu orang tuanya tidak bisa merawat dan Ps. Bobby dititipkan pada pamannya yang memiliki tiga anak laki-laki. Di manapun pamannya ditanya orang, dia selalu menjawab bahwa anaknya hanya tiga, Ps. Bobby adalah keponakan dan bukan anaknya.
Ps. Bobby di masa usia anak-anak memiliki jenis kepribadian introvert / lebih berfokus dan nyaman pada pikiran dan perasaan diri sendiri, serta hidup dengan penuh ketakutan. Dirinya bertumbuh besar walau bersama keluarga pamannya, tetapi dia merasa tidak memiliki keluarga karena statusnya tidak pernah diakui sebagai seorang anak, dan dia tumbuh dengan rasa tidak aman.
Pernah pada suatu hari ketika sekolah usai, bibinya lupa menjemput di sekolah. Semua guru dan warga sekolah sudah pulang ke rumah, Ps. Bobby yang pada saat itu masih berusia empat tahun duduk sendirian di taman. Keadaan sudah gelap, yang dilakukannya hanya bisa menangis.
Ketika jemaat tersebut mendoakan Ps. Bobby di gereja, dirinya seperti diberi impresi / kesan oleh Tuhan dan melihat seperti ada Seseorang yang memeluk dan melindunginya dari belakang, pada saat sendirian di taman, saat berusia empat tahun. Kata-kata āTuhan ada di sanaā berbicara tentang Pribadi Tuhan sendiri yang memeluknya.
Doa dan impresi tersebut benar-benar mengubah hidupnya. Ps. Bobby dikuatkan, Tuhan tidak pernah meninggalkan hidupnya sendirian.
Dari seorang anak penakut, Tuhan mengubah cara berpikirnya. Memang Ps. Bobby tidak dapat mengubah apa yang telah terjadi di masa lalu, tetapi dia masih bisa menulis kembali kisah yang baru bersama Kristus. Demikian pula dengan hidup kita yang masih bisa diubah-Nya. Izinkan Roh Kudus sendiri yang datang dan menjamah hidup kita. Dia akan memberikan visi yang baru, dan juga memampukan kita untuk kembali menulis kisah yang baru, bersama dengan-Nya.
Dalam Kisah Rasul 2:17-18, Roh Kudus dijanjikan dan sudah dicurahkan di dalam hidup setiap pria dan perempuan yang merindukan dan yang mengasihi-Nya. Dia itu sangat mengasihi dan memiliki tujuan bagi hidup kita.
Mungkin selama ini kita menjadi kecewa dengan beberapa hal yang sudah diizinkan-Nya terjadi di dalam hidup kita. Mungkin saja selama ini kita telah marah pada-Nya, mengapa ada situasi dan kondisi yang tidak kita harapkan, tetapi tetap diizinkan-Nya terjadi di dalam hidup kita.
Roh Kudus ingin untuk selalu mencurahkan Diri-Nya di dalam hidup kita. Sekalipun kita masih hidup di dalam dunia yang sudah jatuh di dalam dosa, Roh Kudus rindu untuk selalu mengatakan pada kita bahwa masih ada pengharapan, Dia selalu rindu menyertai, dan memberi kita kekuatan untuk kembali menulis kisah di hidup kita.
Mungkin kisah di hidup kita bukanlah kisah yang sempurna, karena masih ada rasa sakit, berbagai goresan akibat trauma, dan juga ada luka. Tetapi Dia adalah Penyembuh kita. Hanya Dia yang sanggup untuk memulihkan dan memperbarui hidup kita, bukan lainnya, sehingga kita dimampukan untuk bisa menceritakan kembali kisah hidup kita pada sesama yang membutuhkan pertolongan-Nya.
Kalau Tuhan bisa menolong dan memperbarui Ps. Bobby dan istri, di dalam setiap tekanan yang hari-hari ini sedang diizinkan-Nya terjadi..
Maka Dia selalu bersama kita. Dia ada di sana, dan tidak pernah meninggalkan kita sendirian.
Berapa banyak dari antara kita yang memerlukan harapan yang baru, perlu disembuhkan, dan membutuhkan pertolongan dari Roh Kudus? Dia mendoakan dan menubuatkan masa depan kita, lebih cerah dan lebih cemerlang. Dia masih sanggup untuk menyembuhkan dan memulihkan kita.
Sebuah Doa.
Father, I give to You all my heart. You have a destiny in my life, and I believe. So I surrender all of my brokenness, all my anger, all my hurt.. I give to You now. Feel me with Your love. Help me to see You in every situation. In Jesus name I pray. Amen.
Bapa, aku menyerahkan kepada-Mu seluruh hatiku. Engkau memiliki tujuan di dalam hidupku, dan aku mempercayainya. Jadi aku menyerahkan kepada-Mu seluruh kehidupanku yang hancur, segala kemarahanku, semua luka batin yang aku pernah dapatkan.. Aku serahkan pada-Mu sekarang. Penuhi aku dengan kasih-Mu. Tolong aku untuk dapat melihat-Mu, di setiap situasi dan keadaan yang Engkau izinkan terjadi di dalam hidupku. Dalam nama Yesus aku sudah berdoa. Amin.
Tuhan Yesus memberkati..
Comments