top of page

Elsypurnama A. Radjatadoe - Pentingnya Keyakinan

  • mdcsbysystem
  • 12 Jul
  • 7 menit membaca

Diperbarui: 9 Agu

Catatan Khotbah: “Pentingnya Keyakinan.” Ditulis ulang dari sharing Bp. Pdt. Elsypurnama A. Radjatadoe, di Ibadah Minggu di MDC Graha Pemulihan, pada Tgl. 6 Juli 2025.


ree

Ayat Bacaan: Filipi 1:3-26.


Mengapa Paulus menuliskan surat ini pada jemaat di kota Filipi? Karena pada saat itu dirinya sedang berada di dalam penjara di kota Roma, tidak bisa ke mana-mana, dan pastinya penjara bukanlah tempat yang nyaman untuk dapat dinikmati pada saat menuliskan surat ini. Paulus juga adalah seorang rasul yang menggembalakan banyak jemaat, dan dirinya tidak dapat mengunjungi satu per satu dari jemaat tersebut. Karena itulah dia menulis surat dengan penuh kesungguhan hati, dan terkadang ada yang sampai mencucurkan air mata.


Tetapi Filipi sendiri adalah kitab yang unik. Di dalam surat ini Paulus sama sekali tidak memberi teguran, malah dirinya bersukacita dan banyak memuji apa yang sudah diperbuat jemaat.


“Akan hal ini aku yakin sepenuhnya, yaitu Ia, yang memulai pekerjaan yang baik di antara kamu, akan meneruskannya sampai pada akhirnya pada hari Kristus Yesus.” (Filipi 1:6).


Mengapa di ayat di atas dikatakan pada kita begitu penuh keyakinan yang dimiliki Paulus, dan hal ini sangat penting untuk dapat kita pelajari bersama?


Pertama. Karena dunia / diri kita selalu diperhadapkan dengan banyak pilihan, dan semuanya itu membingungkan.


Pada saat kita bangun tidur di pagi hari, kita sudah diperhadapkan dengan banyak pilihan yang harus diambil, dan semuanya itu tidak selalu mudah diputuskan. Kalau hanya memilih mana yang benar atau salah saja, itu mudah. Tetapi bagaimana kalau kita harus memilih antara yang baik, atau benar? Kalau kita tidak memiliki keyakinan, maka akan sangat sulit untuk memilih mana yang terbaik.


Kedua. Karena keyakinan itu sifatnya menular, sama seperti kekuatiran yang juga menular.


Pada saat bangsa Israel pulang dari pengintaian, yang kisahnya mungkin sudah sering kita dengar dan sudah ditulis di dalam Bilangan 13-14.. kita dapat belajar bahwa 10 pengintai begitu kuatir atas apa yang sudah dilihat dan lalu menularkan kekuatiran tersebut pada bangsa Israel (13:28:29, 31-33). Tetapi Kaleb dan Yosua berbeda, mereka mencoba menularkan keyakinannya,


“Kemudian Kaleb mencoba menenteramkan hati bangsa itu di hadapan Musa, katanya: “Tidak! Kita akan maju dan menduduki negeri itu, sebab kita pasti akan mengalahkannya!”” (13:30).


“Tetapi Yosua bin Nun dan Kaleb bin Yefune, yang termasuk orang-orang yang telah mengintai negeri itu, mengoyakkan pakaiannya, dan berkata kepada segenap umat Israel: “Negeri yang kami lalui untuk diintai itu adalah luar biasa baiknya. Jika TUHAN berkenan kepada kita, maka Ia akan membawa kita masuk ke negeri itu dan akan memberikannya kepada kita, suatu negeri yang berlimpah-limpah susu dan madunya. Hanya, janganlah memberontak kepada TUHAN, dan janganlah takut kepada bangsa negeri itu, sebab mereka akan kita telan habis. Yang melindungi mereka sudah meninggalkan mereka, sedang TUHAN menyertai kita; janganlah takut kepada mereka.”” (14:6-9).


Pada hari-hari ini banyak berita yang membuat kita khawatir, tetapi kita harus belajar untuk menyebar keyakinan bahwa ada Allah yang masih memegang kendali atas segala sesuatu, dalam hidup ini.


Ketiga. Orang yang bimbang adalah orang yang sudah kalah duluan, sebelum dirinya bertanding.


Namanya orang hidup pasti ada pergumulannya tersendiri, tetapi jika kita menjadi bimbang dan ragu akan kehadiran, serta kuasa dari Tuhan yang masih sanggup untuk menolong setiap kita.. maka kita sudah kalah duluan sebelum bertanding.


Keempat. Keyakinan memberi kita rasa aman / secure, yang membawa kita tetap berfokus dalam mengerjakan setiap talenta / pemberian yang sudah Tuhan percayakan di dalam hidup.


Kalau kita memiliki keyakinan, maka kita tidak akan sempat memikirkan apa yang sudah diperbuat dan dipikirkan orang lain. Kita akan terus berfokus dan menyelesaikan apa yang Tuhan mau dan yang terbaik, serta mengembangkan setiap talenta yang sudah dipercayakan di dalam hidup ini.


Karena itulah identitas orang percaya adalah,


Kita adalah anak-anak Allah, yang sudah ditebus dan diselamatkan anugerah-Nya melalui pengorbanan Tuhan Yesus di atas kayu salib dan juga kebangkitan-Nya dari kematian. Tidak berhenti hanya sampai di sana, Roh Allah / Roh Kudus juga diberikan dan Dia tinggal di hidup kita, memberi kuasa untuk dapat menjadi saksi Kristus.


Karena itulah pengertian seorang Kristen tidak selalu seseorang yang memiliki segala sesuatu, tetapi pastinya seorang Kristen memiliki Kristus yang tinggal di dalam dan memerintah hidupnya.


Keyakinan Percaya untuk Memahami.


Bagian Pertama. Tuhan yang Memulai, maka Tuhan juga yang akan Meneruskan dan Menyelesaikan Karya-Nya sampai Akhir.


“Akan hal ini aku yakin sepenuhnya, yaitu Ia, yang memulai pekerjaan yang baik di antara kamu, akan meneruskannya sampai pada akhirnya pada hari Kristus Yesus.” (Filipi 1:6).


Elsypurnama A. Radjatadoe - Pentingnya Keyakinan (MDC Surabaya)

Di dalam setiap momen yang terjadi, kita harus percaya bahwa ada Allah yang masih terus bekerja.


“Tetapi Ia berkata kepada mereka: “Bapa-Ku bekerja sampai sekarang, maka Akupun bekerja juga.”” (Yohanes 5:17).


Melaluinya kita dapat belajar,


Pertama. Diizinkan terjadinya masalah merupakan pertanda bahwa, Tuhan masih belum selesai bekerja di dalam hidup kita masing-masing.


Kedua. Tuhan rindu untuk dapat bekerja sama dengan diri kita, untuk dapat menyelesaikan apa yang sudah direncanakan-Nya.


Ketiga. Kita dilibatkan Tuhan di dalam kisah-Nya (His-Story). Ini adalah arti kehidupan yang dicari oleh semua manusia.


Gereja Tuhan dipanggil untuk terlibat di dalam dan menyelesaikan apa yang sudah menjadi rencana-Nya. Inilah yang selalu dicari dan dirindukan umat manusia, yaitu ingin mencari arti diri dan dapat terlibat di dalam maksud dan rencana Allah yang indah, yang terjadi di dalam hidupnya.


Firman Tuhan mengatakan;


“Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan.” (Yeremia 29:11).


Apakah kita mau dan benar-benar ingin terlibat bersama dengan Allah, untuk dapat menggenapi ayat tersebut? Atau ayat tersebut hanya sekadar menjadi slogan saja? Apakah kita sudah menaruh di dalam hati dan pikiran, bila Allah merencanakan segala sesuatu, maka Dia masih sanggup untuk menyelesaikan apa yang sudah dimulai-Nya?


Ketika Pdt. Jeremia Rim berpulang ke rumah Bapa di Surga, banyak orang meremehkan dan mengatakan Gereja Kristen Perjanjian Baru (GKPB) sudah tidak ada lagi dan berganti nama menjadi Gereja Kristen Perjanjian Lama (GKPL). Tetapi pada hari ini kita dapat melihat adanya pembelaan dan pemeliharaan-Nya yang setia, di mana Tuhan masih terus bekerja untuk menyelesaikan apa yang sudah dimulai-Nya atas gereja GKPB MDC ini.


Secara fisik Paulus tidak dapat hadir mengunjungi jemaat satu per satu di kota Filipi. Tetapi surat yang ditulisnya itu, telah dibagikan dan dibacakan di dalam setiap pertemuan di rumah jemaat maupun di acara pertemuan lainnya. Karena itu keyakinan Paulus juga harus menjadi keyakinan kita,


Mempercayai bahwa Allah yang sudah memulai, maka Dia masih sanggup untuk meneruskan dan menyelesaikan karya-Nya sampai akhirnya.


Bagian Kedua. Tuhan masih dapat memakai setiap keadaan yang diizinkan-Nya terjadi, untuk dapat menyatakan kemuliaan-Nya.


“Aku menghendaki, saudara-saudara, supaya kamu tahu, bahwa apa yang terjadi atasku ini justru telah menyebabkan kemajuan Injil,” (Filipi 1:12).

Paulus ingin menyampaikan pada jemaat di Filipi dan juga pada setiap kita tentunya, bahwa apa yang sedang dialaminya telah membuat Injil mengalami kemajuan untuk diberitakan.


Terkadang pada saat ada masalah, kita merasa kehilangan semangat, tetapi Paulus meyakini keberadaannya di dalam penjara adalah untuk menyatakan kebesaran Tuhan, dan agar Injil Kristus dapat semakin lebih maju diberitakan.


Semakin orang Kristen dihambat, maka semakin merambat pertumbuhannya. Semakin orang Kristen diberi tekanan, maka semakin terus bertumbuh menjadi sesuatu yang yang luar biasa. Dan melalui semua tantangan tersebut, hal ini menjadi kesempatan agar Injil Kristus dapat diberitakan.


Melaluinya kita dapat belajar,


Pertama. Tuhan bisa mengubah masalah menjadi berkat. Bahkan di dalam penjara, Tuhan dapat membangkitkan keberanian di dalam hati Paulus untuk terus memberitakan Injil Kristus.


Tidak berhenti hanya sampai di Paulus saja, orang-orang yang selama ini dimuridkan juga memiliki keberanian untuk menyatakan bahwa Yesus adalah Tuhan yang hidup, yang telah mati menebus setiap dosa manusia, dan yang sudah bangkit dari kematian mengalahkan kuasa maut.


Setiap kita adalah misionaris, dan tugas kita adalah memberitakan Injil Kristus di manapun kita berada. Bisa jadi kita mengalami rasa takut dan gentar, tetapi di dalam kondisi paling sulit sekalipun, harus ada kebenaran Injil yang terus diberitakan.


Kedua. Ada yang seolah “membantu” memberitakan Injil, tetapi mereka melakukannya dengan motif yang keliru / palsu. Tetapi hal itu tetap berguna bagi kemajuan pemberitaan Injil Kristus.


“Ada orang yang memberitakan Kristus karena dengki dan perselisihan, tetapi ada pula yang memberitakan-Nya dengan maksud baik. Mereka ini memberitakan Kristus karena kasih, sebab mereka tahu, bahwa aku ada di sini untuk membela Injil, tetapi yang lain karena kepentingan sendiri dan dengan maksud yang tidak ikhlas, sangkanya dengan demikian mereka memperberat bebanku dalam penjara. Tetapi tidak mengapa, sebab bagaimanapun juga, Kristus diberitakan, baik dengan maksud palsu maupun dengan jujur. Tentang hal itu aku bersukacita. Dan aku akan tetap bersukacita,” (Filipi 1:15-18).


Marilah kita belajar untuk melihat segala sesuatu yang diizinkan-Nya terjadi, semuanya untuk menyatakan kemuliaan nama Tuhan.


Melalui apa yang dialaminya di dalam penjara, Paulus menilai sekalipun ada beberapa pihak yang memberitakan Kristus dengan maksud lain, dirinya tetap yakin bahwa hal itu masih dapat menyatakan kemuliaan nama-Nya. Paulus tidak mau bersusah hati, tetapi dirinya terus bekerja keras dan memberitakan Injil, serta tetap menjaga damai dan sukacita yang ada di dalam hatinya.


Apakah kita juga memiliki keberanian untuk dapat melihat hal ini, sama seperti Paulus melihatnya?


Terkadang ada orang-orang tertentu yang berpura-pura baik sama kita, tetapi mintalah hikmat dan kasih Tuhan untuk dapat memandang segala sesuatu agar nama Kristus tetap diberitakan, dan kita tetap mengalami sukacita di dalam hati.


Bagian Ketiga. Tuhan menghendaki agar hidup kita terus menghasilkan buah.


“Dan dalam keyakinan ini tahulah aku: aku akan tinggal dan akan bersama-sama lagi dengan kamu sekalian supaya kamu makin maju dan bersukacita dalam iman,” (Filipi 1:25).


Jangan berhenti hanya sampai pada masalah dan tantangan hidup saja, tetapi milikilah keyakinan bersama dengan Kristus yang selalu memampukan, setiap kita akan terus menghasilkan buah—apa pun musim kehidupan yang diizinkan-Nya terjadi di dalam hidup kita. Kalau keadaan kita sedang baik-baik saja, jangan hanya sekadar menikmati dan berdiam diri saja, tetapi hasilkanlah buah!


Hidup kita menghasilkan buah.


“Aku didesak dari dua pihak: aku ingin pergi dan diam bersama-sama dengan Kristus itu memang jauh lebih baik; tetapi lebih perlu untuk tinggal di dunia ini karena kamu.” (Filipi 1:23-24).


Melalui ayat di atas kita belajar,


Pertama. Lebih Baik—Kerinduan Paulus untuk segera bertemu dengan Kristus adalah pilihan yang menguntungkan, dibanding pilihan lainnya.


Namun,


Kedua. Lebih Perlu—Ada keharusan / kewajiban yang lebih mendesak yakni, tetap hidup dan melayani, serta menghasilkan buah.


Kita sering mendengar ada orang berkata bahwa dirinya berani mati bagi Yesus, dan dengan cara apa pun berani untuk memberitakan Injil Kristus. Tetapi Tuhan Yesus berbisik pada setiap kita,


“Daripada berani mati bagi-Ku, jauh lebih diperlukan untuk berani hidup bagi-Ku.”

Dan yang menjadi pertanyaannya,


“Apakah setiap kita berani untuk terus hidup, dan menghidupi setiap nilai yang Tuhan Yesus hidupi?”

Kalau kita tidak memiliki kerinduan untuk berani hidup bagi Dia dan memuliakan nama-Nya, maka hidup kita perlu dikoreksi. Persembahkan hidup kita hanya bagi kemuliaan nama-Nya saja.


Marilah kita berani hidup bagi Tuhan, dan memiliki keyakinan yang sama seperti Paulus.


Dia ingin agar setiap kita terus bertumbuh dan berbuah. Pertumbuhan sejati itu lahir dari sebuah kesadaran bahwa Tuhan yang memulai, maka Dia yang akan meneruskan dan menyesaikan karya-Nya sampai akhir. Tuhan masih dapat memakai segala sesuatu dan juga di setiap keadaan, untuk dapat menyatakan kemuliaan-Nya. Tuhan juga menghendaki agar hidup kita terus menghasilkan buah, apa pun musim di dalam hidup kita.


Supaya akhirnya kita dapat menyanyikan lagu “Bukti Kebesaran-Mu,” oleh NDC Worship ini,


Tuhan Kau sempurna, dalam rencana-Mu dan karya-Mu. Kuserahkan hidupku, murnikan dengan Roh-Mu.


Hidupku menggenapi firman-Mu. Tanda mukjizat sertai tiap langkahku. Kau bersamaku, di dalamku. Jadi bukti kebesaran-Mu..


Amin. Tuhan Yesus memberkati..

Komentar


bottom of page