Benny Solihin - Saat Hidup Menjadi Target
- mdcsbysystem
- 12 Jul
- 20 menit membaca
Diperbarui: 9 Agu
Catatan Khotbah: āSaat Hidup Menjadi Target.ā Ditulis ulang dari sharing Bp. Pdt. Benny Solihin di MDC Ciputra World, pada Tgl. 6 Juli 2025.
Ayat Bacaan: Efesus 6:10-17.
Pernahkah kita melihat bagaimana cara bekerjanya sniper / penembak jitu? Apakah dirinya akan keluar di jalanan sambil berteriak-teriak membuka identitas jati diri, serta apa pekerjaannya? Pastinya tidak. Dirinya akan menanti dalam diam, dan terus bersembunyi di tempat yang tidak bisa diterka keberadaannya oleh orang lain. Membidik targetnya dengan sabar, tidak terburu-buru, bersembunyi di balik bayang-bayang.. bahkan bila diperlukan, menunggu selama berhari-hari.
Di dalam masa penantian, dia memanfaatkan untuk mengukur seberapa kecepatan angin guna menghitung, berapa persen tembakannya akan meleset. Harus dipastikan sekali dia menembak, pasti langsung kena sasarannya.
Sniper bisa disimpulkan adalah seorang ahli, sabar, penembak jitu, tidak dapat dilihat, dan bahkan hampir tidak disadari keberadaannya.
Bidikan Sniper 24/7.
Tetapi sadarkah diri kita bahwa ada āsniperā yang selalu membidik kita di setiap waktu, semenjak kita memutuskan untuk percaya pada Yesus? Sniper tersebut selalu memperhatikan bagaimana tingkah laku dan jalan di hidup kita, dia dengan sabar menunggu di saat yang tepat untuk āmenembak jatuh diri kita.ā Banyak tokoh dan pemimpin rohani yang selama ini dikenal luar biasa, bisa terjatuh ke dalam dosa karena tidak menyadari keberadaan sniper yang selalu membidik dirinya.
Sniper rohani adalah utusan Iblis yang selalu ingin merenggut bukan nyawa jasmani, melainkan iman kerohanian agar setiap kita meragukan keberadaan Tuhan dan tidak memiliki kerinduan agar dapat bertumbuh menjadi serupa seperti Kristus.
Ada seorang Kristen yang sebelumnya mudah tergerak untuk menolong seseorang yang mengalami kesulitan. Tetapi di zaman sekarang hatinya mengeras dan tidak peduli lagi pada sesamanya, dipenuhi kebencian, dan mudah tersinggung. Padahal seharusnya hidupnya dapat bertumbuh menjadi serupa seperti Kristus.
Ada yang pada mulanya rajin menginjil, tetapi setelah dipakai Tuhan luar biasa, dia tidak lagi memiliki kerinduan untuk mencari Allah dan hanya pandai bercerita hasil penginjilan di masa lalu.
Ada juga yang dipakai Tuhan untuk menjadi seorang penengah / pendamai. Tetapi ini dulu, sekarang malah jadi sumber provokator.
Kisah di atas adalah hasil bidikan dari sniper yang berhasil menggocoh hidup kita. Sniper yang tidak terlihat dan keberadaannya tidak disadari, tetapi dampaknya nyata sekali di dalam kehidupan. Orang-orang di atas adalah korban dari sniper rohani yang merusak iman, bisa jadi kita sering menemukan di dalam hidup keseharian.
Kita tidak ingin berada di pihak yang kalah, tetapi sebaliknya, yang menang. Karena itu selalu sadarilah tipuan Iblis yang membuat kita jatuh ke dalam dosa, dan menjauh dari Tuhan.
Bagaimana caranya kita dapat lolos dari sniper rohani?
Pertama. Berdiri teguh di dalam kekuatan kuasa Tuhan.
āAkhirnya, hendaklah kamu kuat di dalam Tuhan, di dalam kekuatan kuasa-Nya.ā (Efesus 6:10).
Di dalam Kekristenan, kita tidak memiliki dasar pengetahuan tentang bagaimana caranya kita dapat menjadi seorang yang kuat kerohaniannya, hanya dengan mengandalkan hikmat dan kekuatan diri sendiri. Hal ini tidak akan dapat sebanding dengan kelicikan Iblisākita tidak akan bisa menang melawannya dengan kekuatan sendiri. Kita baru bisa menang melawan Iblis ketika kita memutuskan untuk mengundang Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat pribadi, dan Roh Kudus yang memberi kita kuasa untuk dapat mengalahkannya.
Berdirilah teguh di dalam kuasa Allah, Pencipta dari alam semesta dan isinya. Kuasa Allah itu dahsyat dan ajaib, kekuatan Iblis tidak ada apa-apanya.
Yesus Kristus telah mati menebus dosa umat manusia, dan bangkit pada hari yang ketiga untuk mengalahkan kuasa maut dan kematian,
āKarena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.ā (Yohanes 3:16).
āHai maut di manakah kemenanganmu? Hai maut, di manakah sengatmu?ā (1 Korintus 15:55).
Kuasa Tuhan inilah yang Paulus inginkan, agar setiap kita dapat berdiri teguh di dalam-Nya.
Kalau di dalam peperangan jasmani kita masih bisa melihat musuh memakai senjata apa dan kita bisa memikirkan bagaimana caranya untuk menghindari senjata dari musuh tersebut. Tetapi peperangan yang sedang kita hadapi adalah peperangan rohani yang tidak terlihat wujudnya. Hal ini sesungguhnya adalah realita yang banyak membuat hamba Tuhan dan anak-anak Tuhan terjatuh ke dalam dosa, dan banyak gereja juga saling berseteru satu dengan lainnya.
Ini adalah dampak dari peperangan rohani, peperangan yang tidak kelihatan. Ini bukanlah peperangan secara jasmani.
ākarena perjuangan kita bukanlah melawan darah dan daging, tetapi melawan pemerintah-pemerintah, melawan penguasa-penguasa, melawan penghulu-penghulu dunia yang gelap ini, melawan roh-roh jahat di udara.ā (Efesus 6:12).
Ketika Paulus menulis ayat di atas, dirinya tidak hanya sekadar melihat sosok manusia / prajurit Romawi yang berjaga atas dirinya saja.. tetapi di balik itu ada Iblis yang bekerja, lengkap dengan sniper dan juga berbagai tipu muslihatnya.
Perjalanan Paulus dari Yerusalem ke Roma.
Ketika Paulus menulis surat ini, dirinya sedang berada di dalam penjara di Roma karena dituduh,
Pertama. Mengajarkan ajaran yang melawan hukum Taurat dan bangsa Yahudi.
Orang Yahudi dari Asia yang melihat Paulus di Bait Allah menuduhnya mengajar orang-orang Yahudi di perantauan supaya meninggalkan hukum Musa, tidak menyunat anak-anak mereka, dan tidak hidup menurut adat istiadat Yahudi (Kisah 21:28). Hal ini menimbulkan kemarahan besar, karena hukum Taurat sangat penting bagi identitas mereka.
Kedua. Menajiskan Bait Allah dengan membawa orang non-Yahudi (Trofimus orang Efesus) masuk ke dalam kawasan Bait Allah yang kudus, sehingga dianggap menajiskan (Kisah 21:28ā29).
Padahal itu hanya dugaan mereka karena sebelumnya mereka melihat Paulus bersama Trofimus di kota, dan mengira Paulus juga membawa ke Bait Allah.
Ketiga. Adanya kebencian lama terhadap pelayanan Paulus pada bangsa-bangsa lain.
Paulus dikenal sebagai rasul bagi orang-orang non-Yahudi (bangsa-bangsa lain) dan mengajarkan bahwa keselamatan tidak bergantung pada hukum Taurat, tetapi hanya pada iman kepada Kristus. Hal ini membuat sebagian orang Yahudi yang fanatik memusuhinya karena mereka menganggap Paulus menghina adat, dan iman nenek moyang mereka.
Pada awalnya di Yerusalem, Paulus hanya ditahan selama beberapa hari (Kisah Rasul 21-23). Lalu dipindah ke Kaisarea (markas Romawi di Yudea) untuk keselamatannya (Kisah Rasul 24). Di bawah pemerintahan Gubernur Feliks, Paulus dipenjara selama 2 tahun tanpa kepastian hukum.
Saat Feliks diganti oleh Festus, kasusnya diproses (Kisah Rasul 25). Walau Paulus sendiri adalah orang Yahudi (Filipi 3:5), tetapi dia juga adalah warga negara Rum (Kisah Rasul 22:27-29). Paulus kemudian naik banding ke Kaisar di Roma, sehingga dirinya dikirim untuk diadili di sana.
Kalau kita dimasukkan ke dalam penjara, hanya karena alasan yang tidak pasti dari orang-orang yang tidak menyukai kita, dan kita juga tidak tahu sampai kapan kita harus menanggung semua penderitaan ini. Bagaimana respon kita?
Dari berbagai sumber mencatat setelah perjalanan panjang dari Kaisarea yang penuh badai dan kapal karam di Malta, Paulus pada akhirnya tiba di kota Roma (Kisah 27-28). Di Roma ini dirinya menjadi tahanan rumah dan diberi seorang tentara Romawi untuk menjaganya. Selama 2 tahun berikutnya Paulus menerima banyak orang yang datang mengunjungi rumahnya (Kisah Rasul 28:30-31).
Paulus mengajar tentang Yesus Kristus dengan berani, dan menulis surat penjara untuk jemaat di Efesus, Filipi, Kolose, dan Filemon.
Apa yang terjadi setelah itu?
Dari tradisi gereja dan sejarah kita mendapat info, bahwa Paulus dibebaskan sementara setelah penahanan rumah 2 tahun itu. Dia kemungkinan melanjutkan pelayanan ke wilayah lain (ada tradisi yang mengatakan sampai ke Spanyol). Tetapi kemudian dia ditangkap lagi saat penganiayaan Kaisar Nero terhadap orang Kristen (sekitar tahun 64ā67 M). Tradisi menyebut bahwa Paulus dipenggal di Roma karena dia adalah warga negara Romawi (hukuman salib hanya untuk non-warga).
Saat ditahan di Kaisarea oleh Gubernur Feliks, usia Paulus kira-kira 55 tahun, ketika tiba di Roma sebagai tahanan rumah kemungkinan berusia 57-60 tahun, usianya pada saat mati martir di Roma (dipenggal) pada masa penganiayaan Kaisar Nero, usia Paulus diperkirakan 60-65 tahun.
Bagaimana respon kita kalau menjadi Paulus yang harus berpindah-pindah seperti itu? Apakah kita menjadi marah, dan siapa yang kita marahi?
Pertama. Bangsa Yahudi, karena sudah memfitnah. Kedua. Para tentara Romawi yang setiap hari dilihatnya. Paulus sudah umur 60 tahun, dan dirinya bukan seorang penjahat. Ketiga. Kaisar Roma, yang terus menggantung lama kasusnya.
Tetapi apakah ini semua yang berada di dalam kepala Paulus? Kita sama sekali tidak menjumpai di dalam banyak suratnya. Sebaliknya dia menulis,
ākarena perjuangan kita bukanlah melawan darah dan daging, tetapi melawan pemerintah-pemerintah, melawan penguasa-penguasa, melawan penghulu-penghulu dunia yang gelap ini, melawan roh-roh jahat di udara.ā (Efesus 6:12).
Perjuangan Paulus bukan melawan bangsa Yahudi, tentara Romawi, atau Kaisarnya sendiri.
Tuhan Yesus juga tidak murka terhadap orang-orang yang sudah menyalibkan-Nya. Dia malah berkata kepada Bapa-Nya,
āYesus berkata: āYa Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat.ā Dan mereka membuang undi untuk membagi pakaian-Nya.ā (Lukas 23:34).
Umat yang menyalibkan-Nya begitu bodoh pada saat itu, karena mereka mau dipakai sniper untuk melukai hati dari Sang Penciptanya sendiri.
Hidup kita sedang berada di dalam peperangan rohani, dan lawan kita bukanlah sesama kita manusia. Di balik mereka ada roh jahat dan kuasanya. Kita harus belajar untuk mendoakan, memaafkan, dan mengampuni, karena di balik semua itu ada kuasa kegelapan yang menguasai hati mereka.
Kalau kita tidak mau belajar mengampuni dan terus menyimpan amarah dan kepahitan, maka kita dapat menjadi sasaran empuk dari sniper, dan hidup kita menjadi seorang pecundang yang selalu menjadi bahan tertawaan Iblis dan kerajaannya. Tuhan tidak ingin kita menjadi seorang Kristen yang menjadi bulan-bulanan Iblis.
Karena itu firman Tuhan mengingatkan,
āSadarlah dan berjaga-jagalah! Lawanmu, si Iblis, berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya.ā (1 Petrus 5:8).

Berhati-hatilah! Karena kita tidak tahu kapan dan di mana sniper dari Iblis akan membidik serta menjatuhkan iman kerohanian kita. Sniper Iblis tak pernah lelah menunggu kita yang lengah, menunggu kapan kita tidak berhati-hati menjaga hidup kerohanian dan tidak setia, menunggu kapan seorang ayah mulai berkompromi terhadap dosa dan tidak mau lagi menjadi teladan bagi keluarganya, menunggu pelayan Tuhan tidak mau berkomitmen dan tidak setia mengiring-Nya, dll.
Dahulu kita begitu mudah untuk mengampuni kesalahan sesama, kini terasa berat hati. Dahulu kita lebih mengutamakan persatuan, kini berlomba-lomba mencari pengakuan pribadi. Banyak dari antara kita yang terjatuh, bukan karena tidak tahu firman Tuhan, tetapi karena kita lengah dan tidak mengenakan perlengkapan senjata Allah.
Karena itulah bahaya terbesar bagi anak-anak Tuhan bukanlah serangan rohani yang terlihat, melainkan ketika kita menjadi lengah secara rohani. Ketika kita mengira masih berjalan bersama dengan Tuhan, masih merasa diberkati dan bahkan dipakai Tuhan.. tetapi sesungguhnya tanpa disadari hati dan hidup kita sudah mulai menyimpang sedikit demi sedikit, dan menjauh dari-Nya.
Inilah sebabnya Paulus mengingatkan kita untuk tetap kuat di dalam Tuhan, di dalam kekuatan kuasa-Nya (Efesus 6:10).
Kedua. Mengenakan seluruh perlengkapan senjata Allah.
āKenakanlah seluruh perlengkapan senjata Allah, supaya kamu dapat bertahan melawan tipu muslihat Iblis;ā (Efesus 6:11).
Kata kenakanlah di dalam bahasa aslinya menggunakan kata į¼Ī½Ī“ĻĻαĻθε (endýsasthe). Ini adalah bentuk kata kerja aorist imperative middle, dari kata dasar į¼Ī½Ī“ĻĻ (endýÅ), yang berarti āmemakaiā atau āmengenakan.ā Bentuk imperatif memiliki arti sebuah perintah: āKenakanlah!ā atau āBerpakaianlah!ā dengan cepat dan lengkap, agar kita tidak menjadi pecundang serta menjadi bulan-bulanan dari Iblis.
Karena itu demi kebaikan hidup kita segeralah memakai perlengkapan senjata rohani, karena bidikan sniper itu selalu mengarah ke kita, menunggu kapan kita lengah menghadapinya.
Paulus di dalam ayat Efesus 6:11 memilih kata yang pas dan runut. Mengenakan itu berbicara tentang semua perlengkapan tersebut dipakai dengan lengkap, tidak hanya sebagian, atau salah satu.
Dari mana Paulus menyadari tentang perlengkapan senjata Allah ini?
Di dalam penjara, Paulus menanti tanpa kejelasan. Di setiap pagi dirinya selalu melihat bagaimana keadaan di dalam kamar tahanan,
Pertama. Penjara di Yerusalem (sekitar tahun 57 M).
Pada saat ditahan di benteng Antonia, Yerusalem (Kisah Rasul 21:31-34). Benteng ini adalah markas garnisun Romawi yang mengawasi Bait Allah.
Ruang tahanannya bukan berupa sel bawah tanah yang gelap, tetapi lebih seperti ruang jaga para tentara. Ruangannya sempit, berdinding batu, dengan jeruji besi atau pintu kayu yang diperkuat. Penerangan hanya dari lubang angin kecil atau obor, lantai dan dindingnya terbuat dari batu berwarna pucat. Ada kemungkinan Paulus dirantai ke tentara penjaga (Kisah Rasul 21:33).
Kedua. Penjara di Roma (sekitar tahun 60ā62 M).
Paulus ditahan di kota Roma sebanyak dua kali. Yang pertama, dia berada di dalam tahanan rumah (Kisah Rasul 28:30-31). Yang kedua, kemungkinan dipenjara di Mamertine Prison (penjara bawah tanah) sebelum dieksekusi.
Tahanan rumah (Kisah Para Rasul 28) merupakan rumah sewaan, di mana Paulus di tempat ini dijaga seorang prajurit. Dirinya bebas menerima tamu dan mengajar. Keadaannya tidak seperti penjara gelap, lebih seperti status tahanan kota.
Mamertine Prison (penahanan kedua, menurut tradisi). Ruang tahanannya berupa ruang bawah tanah berbentuk lubang batu (carcer). Akses hanya melewati lubang di langit-langit (Paulus mungkin diturunkan dengan tali). Keadaannya lembap, gelap, disertai bau busuk karena adanya saluran air di bawah tanah. Lantainya tanah atau berbatu kasar. Tahanan biasanya dirantai ke dinding.
Paulus mengamati setiap prajurit yang menjaga di tempat tahanannya, dari bagian alas kaki sampai kepala.
Di bagian dasar alas kaki ditanam paku-paku logam untuk mencengkeram di tanah supaya tidak licin pada saat berbaris atau bertempur di medan berlumpur, berpasir, atau berbatu.
Di bagian lutut setiap tentara Romawi biasanya diberi pelindung lutut yang disebut genouilliĆØre (dalam bahasa Prancis) atau dalam istilah Latin disebut genuclium. Sekuat apa pun fisik seorang prajurit akan rontok bila lututnya dipukul.
Namun di dalam praktiknya, pelindung lutut / knee guard bukanlah bagian standar dari semua perlengkapan tentara Romawi karena lebih sering digunakan oleh tentara berkuda / auxilia cavalry atau perwira tertentu, dan tidak dipakai semua legioner / prajurit Romawi karena dianggap membatasi gerakan saat baris-berbaris.
Di bagian ikat pinggang selain untuk menyatukan pakaian di bagian atas dan bawah supaya pergerakan tidak terganggu, juga terdapat..
Pugioābelati pendek yang diselipkan di ikat pinggang mereka, yang digunakan sebagai senjata cadangan pertarungan jarak dekat jika pedang utama / gladius hilang atau tidak bisa digunakan.
Cingulum Militareāini adalah sabuk khas tentara Romawi yang diperlengkapi dengan hiasan logam dan pelat-pelat. Pada bagian depannya sering terdapat tali-tali kulit dengan hiasan logam (terkadang disebut balteus atau cingulum) yang berfungsi sebagai pelindung selangkangan, sekaligus simbol status sebagai tentara.
Gladius / pedang pendekābiasanya digantung di sabuk di sisi kanan (untuk centurion di sisi kiri).
Di bagian baju zirah tentara Romawi, setiap tentara tidak hanya diberi pelindung tubuh tapi juga perlengkapan standar lain yang mendukung pertempuran. Di dalam baju zirah / armor biasanya ada beberapa komponen yang menjadi standar:
Lorica Segmentataā baju zirah dari lempengan besi yang disusun bertumpuk / segmented armor, menutupi dada, punggung, dan bahu. Biasanya dipakai oleh legionnaire (tentara reguler). Lempeng besi ini dilapisi kain atau kulit di bagian dalam, agar tidak langsung mengenai kulit tentara.
PterugesāLapisan tali kulit atau kain tebal di bawah zirah yang menggantung di bahu dan pinggang, untuk melindungi bagian tubuh yang tidak tertutup lempengan besi.
TunicaāKaos atau baju dalam dari kain wol atau linen yang dipakai langsung di tubuh sebelum mengenakan zirah. Ini berfungsi agar logam zirah tidak menggesek kulit.
Balutan kain atau padding (Subarmalis)āLapisan bantalan di bawah zirah sebagai pelindung tambahan antara tubuh dengan logam supaya tidak lecet dan meminimalisir dampak benturan, serta membuat baju zirah lebih nyaman.
Cingulum Militare (ikat pinggang militer).
Di bagian ketopong / helm bahannya terbuat dari perunggu atau besi. Bagian dalam biasanya dilapisi kulit atau kain sebagai bantalan. Ada tempat untuk menaruh rambut kuda atau bulu plume sebagai hiasan (biasanya untuk perwira).
Terdapat juga pelindung leher / neck guard untuk melindungi leher dari tebasan. Ada pelindung pipi / cheek guards untuk melindungi sisi wajah, dan lubang untuk pendengaran / ear cut-outs agar tentara bisa mendengar perintah dengan jelas.
Di tangan prajurit Romawi ada perisai yang berfungsi untuk melindungi, terbuat dari bahan kayu berlapis kulit atau linen, di bagian tepi diperkuat dengan besi atau perunggu agar tidak mudah patah, di bagian tengah ada bos logam (umbo) untuk menahan dan memukul musuh.
Di tangan kanan prajurit memegang tombak tidak hanya untuk bertahan saja, tetapi juga menyerang. Kalau tombak terlepas dari genggaman, masih ada cadangan pedang yang siap digunakan.
Pemandangan inilah yang kemungkinan besar menginspirasi Paulus untuk menulis ayat tentang perlengkapan senjata Allah. Dirinya setiap hari melihat adanya prajurit Romawi yang menggunakannya lengkap. Bisa jadi pada saat itu Paulus juga berpikir di dalam hatinya,
āAku ini hanyalah seorang biasa, bukan penjahat perang yang berbahaya. Mengapa aku harus dijaga oleh belasan prajurit Romawi?ā
Di saat yang sama dari sisi prajurit mungkin tak sedikit dari antara mereka juga mengeluh,
āMengapa tidak ada kejelasan terhadap status tahanan Paulus ini? Sudah dua tahun kita harus menjaga orang yang sudah tua dan lemah ini, sampai kapan kita harus menjaganya? Apalagi kita harus memakai perlengkapan senjata yang lengkap dan berat, di setiap harinya ini?ā
Mengapa mereka harus memakai perlengkapan senjata lengkap? Karena hal itu adalah Standar Operasional Prosedur / SOP / panduan atau aturan tertulis yang berisi langkah-langkah standar yang harus diikuti dalam menjalankan suatu pekerjaan atau aktivitas tertentu agar hasilnya konsisten, aman, dan sesuai standar yang ditetapkan.
Selain itu serangan musuh juga bisa datang dari mana saja, karena itu setiap prajurit Romawi harus siap sedia di setiap saat, dan memakai perlengkapan senjatanya dengan lengkap.
Bila prajurit Romawi harus siap sedia, demikianlah pula dengan hidup kita yang juga harus siap sedia, karena kita tidak akan pernah tahu di mana dan kapan utusan sniper dari Iblis itu menyerang hidup kita. Pakailah selalu perlengkapan senjata Allah dengan lengkap, di setiap harinya.
Kapan sniper / musuh itu menyerang?
Barangkali saat mengalami duka dan hilang kepercayaan pada Tuhan, ada sniper yang berkata tidak ada Tuhan. Kalau Dia ada, mengapa Dia mengizinkan ada kedukaan dan banyak masalah?
Ketika kita mengalami keadaan yang tidak berdaya, ilmu pengetahuan masih terbelakang, ada gempa bumi, banjir besar, tsunami.. semua dikatakan karena Tuhan sedang murka dan ada pembalasan terhadap dosa-dosa yang sudah kita lakukan.
Tetapi ketika science bisa menjelaskan, mereka mengatakan lagi bahwa sesungguhnya tidak ada Tuhan. Agama hanya dianggap sebagai hasil dari pemikiran orang-orang yang secara kejiwaan ingin berlindung, supaya merasa dapat merasa nyaman dari penderitaan, kesulitan, dan juga kematian. Lalu kalau kita mati, yaa sudah habis dan selesai. Tidak ada lagi hal lainnya yang perlu dipikirkan.
Apakah kita melihat tembakan sniper Iblis? Semuanya untuk menggoyahkan pikiran kita, untuk mengikuti tipuannya yakni tidak ada Tuhan.
Hukum Allah memang tertulis, tetapi moralitas itu dianggap relatif. Agama yang ada di dunia sangatlah banyak, yang satu memiliki pendapat menikah itu hanya satu kali, pendapat lainnya memperbolehkan lebih dari satu, bahkan ada yang ingin merasa bebas saja. Kalau Allah memang ada dan satu, mengapa standar-Nya sangat bermacam-macam?
Tidak ada yang dapat dipegang, karena agama hanya dianggap sebatas hasil dari pemikiran orang-orang supaya keadaan di masyarakat tidak menjadi kacau balau. Tetapi kita tidak bisa memungkiri, sering kali atas nama agama, banyak keadaan menjadi kacau. Sehingga muncul pernyataan,
āYang penting jadi manusia itu hatinya harus baik, daripada menjadi orang beragama tetapi hatinya sama sekali tidak baik.ā
Anak-anak muda juga memiliki pendapat mengapa harus menikah secara resmi? Kalau Tuhan ada, Dia pasti tahu dan dapat memahami bahwa hati mereka adalah baik adanya. Sehingga kita mulai melihat ada pergeseran moral dan nilai yang dibuat Iblis, dengan alasan āyang penting hatinya baik.ā Iblis berusaha mengaburkan yang salah menjadi terlihat baik dan benar. Ada lagi cerita lainnya..
Sebelum menikah, ada seorang pria yang sangat rajin pergi ke gereja. Lalu berdoa supaya mendapat istri, dan berjanji kalau sudah menikah akan membentuk keluarga yang melayani dan memuliakan nama Tuhan. Memang setelah berkeluarga keduanya tambah giat melayani Tuhan, tetapi ini hanya sebentar saja. Setelah pekerjaannya diberkati, suaminya mulai memperpanjang jam di tempat pekerjaan dan melupakan Tuhan.
Lalu suaminya mengajak istrinya untuk mempersiapkan masa depan dengan semakin giat bekerja, memiliki banyak tabungan, investasi, dan bahkan tabungan di masa tua.. akhirnya mereka menjadi budak Mamon. Kita menghambakan diri pada Mamon dengan alasan untuk tabungan di hari tua. Sekalipun tidak salah dan kita juga harus mempersiapkan masa depan dengan serius, tetapi berbijaksanalah. Sebab hari depan yang terdepan itu adalah kematian di dunia fana, baru setelah itu kita akan menghadapi kekekalan.
Pertanyaan sesungguhnya adalah,
āApa saja yang sudah kita persiapkan, untuk menghadapi kekekalan setelah kematian di dalam dunia yang fana ini?
Karena itulah jangan mau ditipu oleh Iblis. Kita bekerja dengan keras siang dan malam, hanya sekadar untuk menanti kematian yang dikaburkan, sehingga kita menjadi lupa untuk menjalani hidup yang memberi makna dan menjadi berkat.
Ada kisah seorang muda yang sangat jenius di bidang pekerjaan yang dikuasainya, dan menjadi tangan kanan seorang kaya di Indonesia. Dirinya datang di tempat pekerjaan mulai jam 7 pagi, pulangnya selalu jam 11 malam. Sering telepon istrinya untuk meminta izin lembur, karena bosnya hendak membuat satu proyek lagi.
Pada saat menikah, bosnya memberi rumah mewah sebagai bonus dari kerjanya yang super semangat. Saudara dan teman-temannya juga berkata bahwa masa depannya luar biasa bagus.
Tetapi pada suatu hari dirinya merasa ada sesuatu yang aneh di dalam tubuhnya. Setelah melakukan banyak pemeriksaan, ditemukan kanker ganas. Dibawa ke rumah sakit terbaik di Singapura, dan dibiayai selama satu tahun. Kanker mereda, dan masuk kerja kembali. Sniper Iblis itu berkata,
āIni demi masa depanmu dan keluarga. Tidak ada orang sepertimu yang dikagumi dan dipercaya oleh bosmu, kamu harus bekerja lebih keras lagi..ā
Lalu kankernya kambuh kembali, dan tak lama waktu berselang Tuhan memanggilnya pulang di usia 37 tahun.
Sering kali kita memutuskan untuk terus bekerja, tetapi tak ada seorangpun yang benar-benar menyayangi diri kita. Kita hanya diperlakukan sebagai alat, padahal kita tidak diciptakan dan tidak berhutang apa-apa pada bos kita. Mengapa kita harus bekerja mati-matian, dan mengorbankan kesehatan dan anggota keluarga kita? Bekerja adalah anugerah, tetapi penyembahan kita hanya pada Tuhan Yesus, Sang Penebus kita. Jangan ditukar hormat dan pengabdian pada bos kita.
Waktu muda memang terlihat cemerlang, tetapi tunggu pada saat usia kita mulai menginjak 40 tahun ke atas. Pasti ada kinerja yang tidak akan sama lagi seperti dahulu, generasi muda juga jauh lebih pintar dari kita.. bisa jadi akan ada pergeseran. Lalu kalau kita sudah digeser, berapa bulan paling banyak perusahaan mau menanggung biaya sakit penyakit kita? Berapa banyak pesangon maksimal yang kita terima?
Bukan berarti kerja tidak penting, tetapi adalah hal keliru bila kita menukar hubungan kita dengan Tuhan Yesus dan menghabiskan waktu kita seumur hidup untuk mengejar Mamon. Jangan biarkan kita ditipu Iblis. Selama kita masih sehat dan cerdas, berikan waktu dan pikiran kita untuk Allah. Ini adalah kebahagiaan yang sejati.
Tetapi Iblis itu bapa dusta dan pintar menipu (Yohanes 8:44). Karena itulah Paulus berkata,
āSebab itu ambillah seluruh perlengkapan senjata Allah, supaya kamu dapat mengadakan perlawanan pada hari yang jahat itu dan tetap berdiri, sesudah kamu menyelesaikan segala sesuatu.ā (Efesus 6:13).
Paulus mengingatkan kita untuk memakai seluruhnya, bukan sebagian.
āKenakanlah seluruh perlengkapan senjata Allah, supaya kamu dapat bertahan melawan tipu muslihat Iblis;ā (Efesus 6:11).
Kata tipu muslihat berasal dari kata dasar μεθοΓεία (methodeĆa), yang berarti: cara, rencana licik, siasat, dan, tipu daya penuh strategi. Catatan tentang kata methodeĆa: Dipakai hanya 2 kali di PB (Efesus 4:14 & 6:11). Akar katanya adalah μĪĪøĪæĪ“ĪæĻ (mĆ©todos) yakni, cara atau jalan terencana. Konotasinya negatif dan memiliki arti: perangkap, dan strategi curang yang tidak bisa diselami karena terlalu canggih.
Ibarat musuh yang berhasil masuk ke dalam sebuah daerah dan tidak tertangkap keberadaannya, berarti musuh tersebut teknologinya sangatlah canggih.
Pahamilah bahwa tipu muslihat Iblis itu sangatlah canggih dan tidak terdeteksi oleh rasio manusia. Bahkan ketika kita sudah dibidik sekalipun, kita tidak akan dapat menyadari keberadaannya.
Ada kisah suami dan istri yang sudah bersiap hendak beribadah ke gereja. Ketika sampai di parkiran mobil, parkirnya terlalu jauh dari gedung gereja. Karena terlalu jauh, istrinya komplain. Istrinya berkata capai dan panas karena berjalan terlalu jauh dan parkirannya juga terlalu jauh. Suaminya menjawab dengan bercanda,
āDari dulu kamu selalu malas berjalan kaki, sehingga badanmu jadi melebar.ā
Mendengar jawaban tersebut istrinya menjadi tersinggung dan berkata pada suaminya,
āDari dulu kata-katamu selalu tajam. Kamu memang sulit untuk berubah.ā
Singkat cerita, suami istri tersebut bertengkar dan tidak jadi ke gereja hanya karena persoalan sepele. Padahal Alkitab telah mengatakan,
āHai saudara-saudara yang kukasihi, ingatlah hal ini: setiap orang hendaklah cepat untuk mendengar, tetapi lambat untuk berkata-kata, dan juga lambat untuk marah; sebab amarah manusia tidak mengerjakan kebenaran di hadapan Allah.ā (Yakobus 1:19-20).
Kisah di atas adalah kisah yang berawal dari mood / perasaan yang tidak dapat dikendalikan? Atau karena sniper Iblis yang telah menembakkan senjatanya? Bisa jadi karena keduanya. Kita juga harus belajar untuk tetap tenang, dan tidak terpancing emosi kita pada saat itu.
Apa saja perlengkapan senjata Allah?
āJadi berdirilah tegap, berikatpinggangkan kebenaran dan berbajuzirahkan keadilan, kakimu berkasutkan kerelaan untuk memberitakan Injil damai sejahtera; dalam segala keadaan pergunakanlah perisai iman, sebab dengan perisai itu kamu akan dapat memadamkan semua panah api dari si jahat, dan terimalah ketopong keselamatan dan pedang Roh, yaitu firman Allah,ā (Efesus 6:14-17).
Berikatpinggangkan Kebenaran.
Hal ini memiliki arti bahwa kita harus hidup di dalam integritas, apa yang ada di dalam hati dan apa yang kita perkatakan di luar itu sama,
āTetapi yang terutama, saudara-saudara, janganlah kamu bersumpah demi sorga maupun demi bumi atau demi sesuatu yang lain. Jika ya, hendaklah kamu katakan ya, jika tidak hendaklah kamu katakan tidak, supaya kamu jangan kena hukuman.ā (Yakobus 5:12).
Apa yang kita ucapkan itu sesuai dengan apa yang kita lakukan. Tidak ada dusta dan kemunafikan. Kalau integritas di dalam hidup kita mudah digoyahkan, maka hal itu adalah celah buat Iblis untuk masuk dan menyerang.
Berbajuzirahkan Keadilan.
Baju zirah melindungi organ tubuh paling penting, yakni jantung atau hati kita. Melindungi pusat dari perasaan kita. Melaluinya kita belajar agar jangan sampai rasa keadilan di dalam hati kita berkurang.
Saat mengantar anak-anaknya yang masih kecil bersekolah di sebuah sekolah Kristen, Pdt. Benny mendengar ada percakapan ibu-ibu yang memperdebatkan keahlian satu dan lainnya.
Ibu pertama menceritakan kelebihan yang dimiliki Ibu kedua pada suaminya, mengenai pintarnya Ibu kedua memberi upah seorang asisten rumah tangga (ART) dengan harga murah, tetapi bisa bekerja di bagian apa saja. Sedangkan Ibu pertama menceritakan pada suaminya bahwa mereka memberi upah hampir sebanyak dua kali lipat pada ART yang bekerja di rumahnya.
Ibu kedua mengatakan, semua itu bergantung dari cara kita bagaimana penyampaian kata-katanya.
āMengapa kita harus membayar mahal, kalau kita bisa memberi upah yang murah?ā Kata Ibu kedua.
Hati Pdt. Benny teriris mendengarnya. Bayaran yang diberikan begitu rendah, tetapi di mana rasa keadilan yang dimiliki Ibu kedua tersebut? Malah dirinya merasa bangga sekali. Pdt. Benny memiliki anggapan ketika dirinya memberi upah UMR, itu artinya kita sama dengan orang-orang dunia. Apa lebihnya berkat Tuhan bagi hidup kita?
Ada juga seorang Kristen yang tidak suka melihat ART-nya tidak berbuat apa-apa. Padahal sudah selesai melakukan semua pekerjaannya, masih saja disuruh me-lap jendela kaca, padahal ini sudah ketiga kalinya dilakukan.
Sniper Iblis sudah melakukan serangannya, tetapi orang tersebut masih tidak bisa merasakannya.
Kakimu berkasutkan kerelaan untuk memberitakan Injil damai sejahtera.
Ketika kita memiliki kerelaan untuk memberitakan Injil, maka hasilnya adalah orang yang hidupnya selama ini di dalam kegelapan dapat berpindah hidup di dalam terang Kristus. Orang-orang yang selama ini hidupnya jahat, dapat diubah Kristus menjadi lebih baik. Melaluinya kita akan dibuat kagum dengan kekuatan Injil,
āSebab aku mempunyai keyakinan yang kokoh dalam Injil, karena Injil adalah kekuatan Allah yang menyelamatkan setiap orang yang percaya, pertama-tama orang Yahudi, tetapi juga orang Yunani.ā (Roma 1:16).
Karena itu, ayo jangan malas dan berat lidah untuk memberitakan Injil, pada setiap orang yang belum pernah mendengarnya.
dalam segala keadaan pergunakanlah perisai iman, sebab dengan perisai itu kamu akan dapat memadamkan semua panah api dari si jahat,
Yang paling membuat lelah adalah ketika hidup kita penuh dengan ujian dan cobaan, dan kita tidak tahu kapan itu semua akan berakhir. Ada seorang pengusaha yang bertanya tentang apa yang harus dilakukan, sebab selama satu tahun ini usahanya terus merugi. Apakah harus bertahan dan dibiarkan merugi? Tetapi kalau ditutup, kasihan juga setiap pegawai yang bekerja di dalamnya.
Lalu kita mulai ragu dan mempertanyakan di manakah keberadaan Tuhan? Ketika kita mulai meragukan kehendak-Nya, hal ini sama seperti kita menaruh dan melepas beberapa dari perlengkapan senjata rohani kita, dan kita membiarkan Iblis untuk masuk dan menyerang kita.
Tetapi perisai iman mengatakan,
āSekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku; gada-Mu dan tongkat-Mu, itulah yang menghibur aku. Engkau menyediakan hidangan bagiku, di hadapan lawanku; Engkau mengurapi kepalaku dengan minyak; pialaku penuh melimpah. Kebajikan dan kemurahan belaka akan mengikuti aku, seumur hidupku; dan aku akan diam dalam rumah TUHAN sepanjang masa.ā (Mazmur 23:4-6).
Tuhan memang tidak kelihatan, tetapi berilah Dia tempat untuk berperang bagi hidup kita.
dan terimalah ketopong keselamatan.
Ketika sniper iblis berusaha menyerang kita, maka yang diserang pertama kali adalah pikiran dan paradigma. Ada sebuah kisah tentang dua orang kakek yang saling berdiskusi. Kakek pertama memulai pertanyaannya dengan,
āAnak dan cucu datang berapa kali?ā
Kakek kedua menjawabnya,
āOh sebulan sekali.ā
Kakek pertama merespon jawabannya,
āKalau cuma datang sebulan sekali, apakah itu sayang? Seharusnya seminggu sekali..ā
Bila pada mulanya tidak ada kepikiran apa-apa bila dikunjungi hanya sebanyak satu bulan sekali, kakek kedua kini jadi kepikiran apakah benar anak dan cucunya menyayangi dirinya? Mulai saat itu, kakek kedua ini terkena tembakan sniper dari Iblis, dan dirinya kini menjadi sakit hati hanya karena dikunjungi sebanyak sebulan sekali saja oleh anak-anak dan juga cucunya.
Melalui kisah di atas, kita belajar bahwa paradigma kita yang pertama kali diserang dan dihancurkan terlebih dahulu. Setelah paradigma hancur, panah Iblis dengan lebih mudah lagi menyerang.
dan pedang Roh, yaitu firman Allah,
Ayoo kita membuat benteng dengan firman Allah, yang merupakan pedang Roh. Bukan hanya pasif untuk kita bertahan, tetapi juga agresif untuk menyerang lawan. Seharusnya kakek kedua tersebut menjawab pada kakek pertama,
āTidak. Biarpun aku hanya dikunjungi sebulan sekali, aku percaya mereka tetap mencintai aku. Aku tidak perlu juga untuk menuntut mereka datang tiap seminggu sekali.ā
Jangan menjadi seseorang yang selalu kalah di dalam peperangan rohani.
Iblis tidak selalu membuat kita hancur berkeping-keping, tetapi dia cuma mengubah fokus di hidup kita untuk membuat kita menjadi seorang ayah yang tidak lagi mendidik anak-anak kita untuk rajin berdoa baik secara pribadi, berkeluarga bersama-sama, dan juga beribadah di gereja.
Jangan sampai kita ingin pergi ke luar kota pada hari Minggu, sehingga kita tidak mau ke gereja, lalu kita berusaha merayu anak-anak kita untuk tidak usah ke gereja dan pergi bersama kita. Kelak kalau mereka sudah tidak mau lagi ke gereja, mereka bisa saja mengatakan pada kita,
āāKan Papa yang dahulu pernah mengajari kita untuk tidak pergi ke gereja?ā
Sekalipun Iblis begitu lihai, tetapi kekuatan Allah itu pasti selalu menyertai kita.
Semenjak Adam dan Hawa jatuh ke dalam dosa, yang kisahnya ditulis di dalam Kejadian 3, Allah telah memberikan janji-Nya..
āAku akan mengadakan permusuhan antara engkau dan perempuan ini, antara keturunanmu dan keturunannya; keturunannya akan meremukkan kepalamu, dan engkau akan meremukkan tumitnya.ā (Kejadian 3:15).
Sejak itulah banyak terjadi peperangan rohani yang tidak kelihatan, antara kekuatan Allah dan Iblis..
Tetapi Allah terus mengawal Israel untuk melahirkan Yehuda, Daud, berbagai keturunan sampai Yusuf dan Maria, dan lahirlah Tuhan Yesus. Pada saat Sang Juruselamat hendak lahir, semua pintu penginapan tertutup sehingga hanya menyisakan kandang hewan.
Setelah Tuhan Yesus kira-kira berumur dua tahun, Herodes menjadi marah dan menyuruh untuk membunuh anak-anak berusia dua tahun ke bawah (Matius 2:16), supaya Sang Juruselamat, Raja yang baru itu juga ikut mati (2:2-6). Tetapi tangan Allah yang Mahakuasa itu melindungi-Nya.
Di atas salib Yesus mati untuk menebus dosa manusia, dan orang-orang di sekitar menganggap bahwa misi-Nya telah gagal total, dengan kematian-Nya. Tetapi pada hari yang ketiga Dia bangkit. Dia hendak mengatakan pada setiap kita,
āAku telah menebus engkau, setiap manusia yang berdosa. Siapa yang percaya, Aku akan menyelamatkannya.ā
āKarena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.ā (Yohanes 3:16).
Kekuatan Allah inilah yang menyertai setiap kita. Jadi kita tidak berperang sendiri, Tuhan Yesus telah berperang dan memberi kemenangan-Nya pada setiap kita. Dan Dia meminta pada kita untuk mengenakan dengan lengkap, kekuatan Allah dan juga perlengkapan senjata rohani kita.
Hidup yang kita jalani di setiap saat adalah peperangan rohani yang tidak kelihatan, dan bidikan sniper dari Iblis itu selalu mengarah untuk menunggu kapan kita lengah, dan dia akan menembak jatuh iman Kekristenan kita.
Sniper tersebut dapat membidik kita melalui kelebihan dan kekurangan yang dimiliki keluarga, maupun sahabat baik kita. Bidikan tersebut juga menargetkan agar hidup kita menjadi tidak berfungsi, baik di keluarga, sekolah / tempat kuliah, pekerjaan, pelayanan, dan di manapun kita berada. Dia ingin agar hidup kita menjadi drama dan stand-up comedy yang dapat menjadi tontonan yang membuat Iblis dan seisi neraka tertawa.
Firman Tuhan mengingatkan kita untuk,
āAkhirnya, hendaklah kamu kuat di dalam Tuhan, di dalam kekuatan kuasa-Nya. Kenakanlah seluruh perlengkapan senjata Allah, supaya kamu dapat bertahan melawan tipu muslihat Iblis; karena perjuangan kita bukanlah melawan darah dan daging, tetapi melawan pemerintah-pemerintah, melawan penguasa-penguasa, melawan penghulu-penghulu dunia yang gelap ini, melawan roh-roh jahat di udara.ā (Efesus 6:10-13).
Biarlah Tuhan dan kekuatan kuasa-Nya, lengkap dengan memakai perlengkapan senjata Allah.. kita terus dimampukan Roh Kudus dan juga kuasa-Nya untuk dapat menjadi seorang pemenang, dan mengalahkan segala tipu muslihat iblis. Di dalam kemenangan yang Tuhan Yesus sudah berikan, Iblis sudah tidak mempunyai kekuatan lagi.
Karena itu selalu datanglah pada Tuhan Yesus, hanya Dia yang sanggup untuk memberikan kepada kita kekuatan dan kemenangan, yang sanggup untuk mengalahkan Iblis dan juga kuasanya.
Amin. Tuhan Yesus memberkati..




Komentar