Andreas Rahardjo - Pertandingan Iman
- mdcsbysystem
- 24 Apr 2024
- 12 menit membaca
Catatan Khotbah: āPertandingan Iman.ā Ditulis ulang dari sharing Bp. Pdt. Andreas Rahardjo di Ibadah Minggu di MDC Graha Pemulihan, pada Tgl. 14 April 2024.
āKarena kita mempunyai banyak saksi, bagaikan awan yang mengelilingi kita, marilah kita menanggalkan semua beban dan dosa yang begitu merintangi kita, dan berlomba dengan tekun dalam perlombaan yang diwajibkan bagi kita.ā (Ibrani 12:1).
Sadarkah kita bahwa kita sesungguhnya sedang berada di dalam pertandingan iman? Kita sedang ditempatkan untuk berada di dalam sebuah pertandingan yang diwajibkan, dan hal ini tidak bisa diwakilkan orang lain. Tujuan akhir dari pertandingan iman ini bukanlah agar nantinya kita dapat meraih kekayaan dan ketenaran dari dunia, tetapi lebih dari itu agar hidup kita dapat mencapai kesempurnaan seperti Kristus, dan memiliki kedewasaan penuh di dalam iman.
Karena pertandingan iman, maka kita perlu untuk terus menambah effort / usaha agar tetap dapat bertahan, memajukan, dan bahkan menyelesaikan pertandingan iman yang diwajibkan untuk kita selesaikan ini.
Bila kita mau jujur, apakah dalam beberapa bulan terakhir kita sudah mengalami kemajuan di dalam hidup kerohanian? Apakah kita semakin dalam untuk membangun hubungan karib kita bersama dengan-Nya di dalam doa dan pembacaan firman-Nya, di dalam Alkitab? Tetaplah setia dan memegang teguh setiap janji yang terdapat di dalam firman-Nya, untuk menopang hidup kita.
Bila kita tidak mau membangun hidup kerohanian melalui memperbanyak jam doa dan juga membaca firman Tuhan, maka kita tidak akan memiliki hidup kerohanian yang kuat. Ke gereja hanya satu kali saja selama seminggu, tidaklah cukup. Kita harus membangun hidup kerohanian kita, dalam hidup keseharian.
Pertandingan Iman Vs. Kapal Pesiar.
Di manakah posisi kita sekarang berada? Apakah kita masih berjuang di dalam pertandingan iman? Atau kita malah sedang menjalani kehidupan kerohanian dengan bersantai-santai seperti menikmati āsuasana di kapal pesiarā?
Frederick K. C. Price seorang penginjil dan pendiri dari gereja Crenshaw Christian Centre (CCC) mengatakan bahwa jalan hidup kerohanian kita itu bukanlah menurun, tetapi seharusnya tetap naik. Kalau kita berhenti, kita tidak lagi mau untuk memberikan effort / usaha, maka hidup kerohanian kita lambat laun akan menurun.
Tidak ada hal yang dapat menambah iman kita selain dari terus melatihnya, sama seperti pada saat kita sedang berolahraga. Kita harus memperhatikan hidup kerohanian, dan menambah usaha untuk terus memajukannya.
Di dalam pertandingan iman yang diwajibkan ini, bisa saja kita memilih untuk mengabaikan dan tidak mengikutinya. Tetapi karena pertandingan ini sifatnya diwajibkan, maka di hasil akhir / ending-nya, setiap kita nantinya harus mempertanggungjawabkan setiap waktu dan kesempatan yang sudah Tuhan percayakan, selama kita masih hidup di dalam dunia ini.
Setiap talenta, kehidupan iman, dan hidup kerohanian.. semuanya harus kita pertanggungjawabkan di hadapan takhta-Nya.
āSebab itu juga kami berusaha, baik kami diam di dalam tubuh ini, maupun kami diam di luarnya, supaya kami berkenan kepada-Nya. Sebab kita semua harus menghadap takhta pengadilan Kristus, supaya setiap orang memperoleh apa yang patut diterimanya, sesuai dengan yang dilakukannya dalam hidupnya ini, baik ataupun jahat.ā (2 Korintus 5:9-10).
Halangan Pertandingan Iman.
Dua halangan terbesar dari pertandingan iman adalah beban dan dosa, keduanya sangat merintangi hidup kita dan harus dilepaskan, agar kita dapat menyelesaikan pertandingan iman kita dengan baik dan well done.
Pertama. Menanggalkan Dosa.
āKesalahanmu menghalangi semuanya ini, dan dosamu menghambat yang baik dari padamu.ā (Yeremia 5:25).
Jangan pernah meremehkan apa yang namanya dosa, sekecil apa pun bentuknya. Tidak ada orang yang merasa dirinya terlalu kuat, yang hidupnya tidak dapat dihancurkan oleh apa yang namanya dosa. Tidak peduli orang tersebut adalah orang kaya, pintar, dan terkenal.. tetapi kalau dirinya membuka celah dan mengizinkan ada dosa masuk, maka tinggal menunggu waktu saja kapan hidupnya akan dihancurkan sama dosa tersebut.
Kalau kita merasa aman, hidup baik-baik saja, memiliki segalanya, merasa tidak ada apa-apa dan tidak ada yang tahu kalau kita melakukan dosa.. maka berhati-hatilah.
Kita dapat belajar dari kehidupan Simson (Hakim 13-16). Ketika dirinya membuka celah dan bermain-main dengan dosa, maka kita dapat melihat bagaimana akhir dari hidupnya.
Sebab sekalipun,
āYang mati dibunuhnya pada waktu matinya itu lebih banyak dari pada yang dibunuhnya pada waktu hidupnya.ā (16:30)
Simson mengakhiri hidupnya dalam keadaan,
āOrang Filistin itu menangkap dia, mencungkil kedua matanya dan membawanya ke Gaza. Di situ ia dibelenggu dengan dua rantai tembaga dan pekerjaannya di penjara ialah menggiling.ā (16:21).
āDan ketika orang banyak melihat Simson, mereka memuji allah mereka, sambil berseru: āTelah diserahkan oleh allah kita ke dalam tangan kita musuh kita, perusak tanah kita, dan yang membunuh banyak teman kita.ā Ketika hati mereka riang gembira, berkatalah mereka: āPanggillah Simson untuk melawak bagi kita.ā Simson dipanggil dari penjara, lalu ia melawak di depan mereka, kemudian mereka menyuruh dia berdiri di antara tiang-tiang.ā (ayat 24-25).
Tetapi sekalipun dosa telah menjadi masalah utama yang paling sulit untuk dihadapi dan diselesaikan manusia, masalah ini sudah diselesaikan Tuhan Yesus melalui pengorbanan-Nya di atas kayu salib.
āJika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan.ā (1 Yohanes 1:9).
Tetapi ada dosa yang tidak bisa diampuni yakni, dosa yang tidak mau diakui di hadapan Tuhan. Mungkin tidak ada seorangpun yang tahu dosa-dosa apa saja yang sudah kita perbuat, tetapi Tuhan itu Mahatahu. Di ayat di atas dijelaskan pada kita bahwa Dia mau mengampuni dan menyucikan kita dari segala dosa dan kejahatan, jika kita mau mengakui dosa-dosa kita. Oleh karena itu, tutuplah segala celah dan pintu dosa, dan jangan berikan pijakan pada Iblis untuk menguasai hidup kita.
Kedua. Meringankan beban dengan: Memiliki Jati Diri yang benar.
āTetapi karena kasih karunia Allah aku adalah sebagaimana aku ada sekarang, dan kasih karunia yang dianugerahkan-Nya kepadaku tidak sia-sia. Sebaliknya, aku telah bekerja lebih keras dari pada mereka semua; tetapi bukannya aku, melainkan kasih karunia Allah yang menyertai aku.ā (1 Korintus 15:10).
Beban tidak sama dengan dosa, tetapi beban dapat menjurus menjadi dosa bila kita tidak berhati-hati dengannya. Sering kali perjalanan hidup kerohanian kita terasa bertambah berat karena kita memiliki jati diri yang kurang baik.
Kita dapat belajar dari kehidupan bangsa Israel. Mengapa tidak semua dari mereka bisa masuk ke dalam tanah Kanaan? Karena mereka salah dalam menilai dirinya sendiri. Firman Tuhan menceritakannya pada kita,
āTetapi orang-orang yang pergi ke sana bersama-sama dengan dia berkata: āKita tidak dapat maju menyerang bangsa itu, karena mereka lebih kuat dari pada kita.ā Juga mereka menyampaikan kepada orang Israel kabar busuk tentang negeri yang diintai mereka, dengan berkata: āNegeri yang telah kami lalui untuk diintai adalah suatu negeri yang memakan penduduknya, dan semua orang yang kami lihat di sana adalah orang-orang yang tinggi-tinggi perawakannya. Juga kami lihat di sana orang-orang raksasa, orang Enak yang berasal dari orang-orang raksasa, dan kami lihat diri kami seperti belalang, dan demikian juga mereka terhadap kami.āā (Bilangan 13:31-33).
Mereka kalah sebelum bertanding, padahal Tuhan ingin melakukan perkara yang besar, tetapi mereka mempunyai citra diri yang salah yakni menganggap mereka hanya seperti belalang di hadapan raksasa. Mereka lupa bahwa Tuhan yang mereka sembah selama ini adalah Tuhan yang jauh lebih besar dari raksasa yang mereka hadapi pada saat itu.
āKemudian Kaleb mencoba menenteramkan hati bangsa itu di hadapan Musa, katanya: āTidak! Kita akan maju dan menduduki negeri itu, sebab kita pasti akan mengalahkannya!āā (13:30).
Sehingga akibatnya,
āHanya, demi Aku yang hidup dan kemuliaan TUHAN memenuhi seluruh bumi: Semua orang yang telah melihat kemuliaan-Ku dan tanda-tanda mujizat yang Kuperbuat di Mesir dan di padang gurun, namun telah sepuluh kali mencobai Aku dan tidak mau mendengarkan suara-Ku, pastilah tidak akan melihat negeri yang Kujanjikan dengan bersumpah kepada nenek moyang mereka! Semua yang menista Aku ini tidak akan melihatnya.ā (14:21-23).
Pdt. Yeremia Rim pernah berkata bahwa dirinya sangat membenci model doa yang pada mulanya kelihatan rohani seperti,
āSiapakah aku ini Tuhan, aku seperti cacing di hadapan-Mu..ā
Mengapa? Agar jangan sampai kita memiliki mental rendah diri / minder, sehingga kita mengerdilkan kemampuan Tuhan yang Mahakuasa, karena Dia masih sanggup untuk mengerjakan sesuatu di dalam dan melalui hidup kita.
Kalau kita memiliki mental rendah diri seperti cacing, bisa-bisa kita akan kalah sebelum bertanding dan menjadi seperti cacing yang dipatok burung. Tetapi lihatlah diri kita sebagai seorang yang spesial, di mana Tuhan ingin mewujudkan rencana-Nya yang besar di dalam diri kita.
Goliat adalah pendekar dari tentara orang Filistin. Alkitab mencatat pada kita bagaimana rupa fisiknya pada saat mendatangi orang Israel,
āLalu tampillah keluar seorang pendekar dari tentara orang Filistin. Namanya Goliat, dari Gat. Tingginya enam hasta sejengkal. Ketopong tembaga ada di kepalanya, dan ia memakai baju zirah yang bersisik; berat baju zirah ini lima ribu syikal tembaga. Dia memakai penutup kaki dari tembaga, dan di bahunya ia memanggul lembing tembaga. Gagang tombaknya seperti pesa tukang tenun, dan mata tombaknya itu enam ratus syikal besi beratnya. Dan seorang pembawa perisai berjalan di depannya.ā (1 Samuel 17:4-7).
Alih-alih melihat siapa dirinya di hadapan Goliat, Daud melihat dan mempercayai siapa dirinya yang sebenarnya di hadapan Allah, yang selalu menyertai dirinya. Dia berkata pada raksasa Goliat,
āTetapi Daud berkata kepada orang Filistin itu: āEngkau mendatangi aku dengan pedang dan tombak dan lembing, tetapi aku mendatangi engkau dengan nama TUHAN semesta alam, Allah segala barisan Israel yang kautantang itu. Hari ini juga TUHAN akan menyerahkan engkau ke dalam tanganku dan aku akan mengalahkan engkau dan memenggal kepalamu dari tubuhmu; hari ini juga aku akan memberikan mayatmu dan mayat tentara orang Filistin kepada burung-burung di udara dan kepada binatang-binatang liar, supaya seluruh bumi tahu, bahwa Israel mempunyai Allah, dan supaya segenap jemaah ini tahu, bahwa TUHAN menyelamatkan bukan dengan pedang dan bukan dengan lembing. Sebab di tangan Tuhanlah pertempuran dan Iapun menyerahkan kamu ke dalam tangan kami.āā (17:45-47).
Dan kita bisa membaca hasil akhirnya,
ālalu Daud memasukkan tangannya dalam kantungnya, diambilnyalah sebuah batu dari dalamnya, diumbannya, maka kenalah dahi orang Filistin itu, sehingga batu itu terbenam ke dalam dahinya, dan terjerumuslah ia dengan mukanya ke tanah. Demikianlah Daud mengalahkan orang Filistin itu dengan umban dan batu; ia mengalahkan orang Filistin itu dan membunuhnya, tanpa pedang di tangan. Daud berlari mendapatkan orang Filistin itu, lalu berdiri di sebelahnya; diambilnyalah pedangnya, dihunusnya dari sarungnya, lalu menghabisi dia. Dipancungnyalah kepalanya dengan pedang itu. Ketika orang-orang Filistin melihat, bahwa pahlawan mereka telah mati, maka larilah mereka.ā (17:49-51).
Tuhan rindu untuk dapat melakukan hal yang luar biasa di dalam hidup kita, tetapi jangan sampai kita tidak percaya diri dan menjadi minder. Dia masih lebih dari sanggup untuk menggenapi setiap rencana-Nya, di dalam hidup kita.
Ada seorang pelatih golf yang sering memotivasi para atlet yang dilatihnya untuk terus menyadari bahwa lawan yang mereka hadapi akan selalu meremehkan, dan bahkan menjatuhkan mental mereka melalui berbagai psywar / Psychological Warfare atau perang psikologis. Ini adalah teknik atau strategi yang digunakan dalam perang atau konflik untuk mempengaruhi persepsi, sikap, dan perilaku orang atau kelompok tertentu dengan tujuan mencapai tujuan yang diinginkan.
Tetapi para atlet harus memiliki kepercayaan diri penuh dan tidak minder, karena selama ini mereka juga sudah bekerja keras dalam berlatih golf. Selain itu jangan meremehkan kekuatan dari pihak lawan, karena mereka juga berlatih tidak kalah kerasnya selama ini. Kalau dari semula kita sudah berhasil dibuat down / tidak percaya diri, maka hal itu sama saja dengan kita sudah kalah sebelum bertanding.
Bagaimana kita melihat dan menilai siapa diri kita akan menentukan apa yang akan terjadi selanjutnya di dalam hidup kita. Katakan perkataan positif dan membangun iman untuk membentuk self image / gambar diri yang sehat di dalam hidup. Jangan minder. Percayalah bahwa Tuhan masih sanggup untuk melakukan hal-hal yang besar di dalam hidup kita
.
āOur self image, determines what we become. Gambar diri yang kita miliki, menentukan akan menjadi siapa diri kita.ā (Maxwell Meltz).
Ketiga. Meringankan beban dengan: Mengampuni.
āSabarlah kamu seorang terhadap yang lain, dan ampunilah seorang akan yang lain apabila yang seorang menaruh dendam terhadap yang lain, sama seperti Tuhan telah mengampuni kamu, kamu perbuat jugalah demikian.ā (Kolose 3:13).
Banyak orang Kristen memulai hidup Kekristenannya dengan sangat baik, tetapi di dalam perjalanannya, mereka mengalami pengalaman disakiti, dikecewakan, dikhianati, dan menyimpan berbagai kesalahan orang lain.. sehingga perjalanan iman mereka menjadi terseok-seok, karena tidak mau mengampuni sesamanya.
Kalau kita tidak mau mengampuni, maka beban yang harus kita tanggung semakin lama dapat menjadi semakin berat. Mengapa?
Bisa jadi ketika kita melihat orang yang tidak kita sukai, lalu karena dasarnya sudah tidak suka, maka ketika dirinya memiliki teman-teman, kita juga menjadi tidak suka sama teman-temannya. Melihat orang yang tidak kita sukai dan teman-temannya yang berbahagia dan terlihat menikmati hidup, kebencian kita jadi menumpuk bertambah banyak. Sehingga pada akhirnya sukacita kita jadi menghilang, dan tidak ada lagi ucapan syukur di dalam hidup kita. Hanya karena pada awalnya kita menyimpan kesalahan seseorang dan tidak mau mengampuni, kita sekarang kehilangan sukacita.
āDarkness cannot drive out darkness, only light can do that. Hate cannot drive out hate, only love can do that.
Kegelapan tidak dapat mengusir keluar kegelapan, hanya terang yang mampu melakukannya. Kebencian tidak dapat mengusir keluar kebencian, hanya kasih yang mampu melakukannya.ā (Martin Luther King, Jr.)
Mintalah kekuatan pada Tuhan agar hidup kita selalu dimampukan untuk dapat mengampuni sesama yang telah berbuat salah pada kita. Kalau kita sadar betapa banyak dosa kita yang sudah diampuni-Nya, maka kita juga akan belajar untuk melepas pengampunan dalam hidup sesama. Lepaskan segala kebencian, amarah, dan tindakan menyimpan kesalahan orang lain. Maka kita akan menjadi orang Kristen yang hidupnya dipenuhi dengan kasih dan sukacita dari Tuhan.
Keempat. Meringankan beban dengan: Mengerti Prioritas.
āTetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.ā (Matius 6:33).
Banyak orang hebat, tetapi prioritas di dalam hidupnya tidak tepat. Sehingga pada akhirnya hidupnya menjadi terbebani dengan berbagai keputusan yang keliru.
Pdt. Andreas Rahardjo mengajar anak-anaknya sejak kecil tentang prioritas hidup bahwa sepulang sekolah mereka harus makan siang terlebih dahulu, beristirahat, baru membuat PR (pekerjaan rumah) dan belajar. Tetapi kalau urutannya dibalik dengan bermain terlebih dahulu, baru makan siang, dan belajar.. maka ketika belajar, anak akan menjadi mengantuk dan kecapaian.
Di dalam ilmu konseling, kita mesti melihat bagaimana prioritas yang sudah dilakukan oleh pihak konseli / pihak yang dibantu untuk mengatasi masalahnya. Bagaimana dengan pengeluaran keuangannya, apakah salah prioritas? Membeli hal-hal yang sebenarnya masih bisa ditunda, sehingga kita tidak sampai kekurangan uang gara-gara kita salah dalam menempatkan prioritas.
Mengapa ada seseorang yang kesehatannya sampai terganggu? Bisa jadi karena prioritas makannya kurang tepat. Makanlah makanan yang dapat menjadi obat dan membawa manfaat yang baik bagi tubuh kita. Semuanya kembali lagi tentang prioritas. Mengapa ada yang sampai sakit? Karena bisa jadi dirinya kurang beristirahat.
Jangan sampai kita salah dalam mengambil prioritas, karena dapat menjadi beban dan membuat kita kolaps dalam pertandingan iman yang sedang kita hadapi.
āYour life will be a blessed and balanced experience if you first honor your identity and priority. Hidup kita akan diberkati dan memiliki keseimbangan di dalam setiap pengalaman hidup, bila kita pertama-tama mau menghormati siapa identitas jati diri kita, dan apa prioritas di dalam hidup kita.ā (Russel M. Nelson).
Kelima. Meringankan beban dengan: Memiliki Sahabat Sejati.
āSeorang sahabat menaruh kasih setiap waktu, dan menjadi seorang saudara dalam kesukaran.ā (Amsal 17:17).
Pertanyaannya, apakah kita memiliki sahabat sejati pada waktu kita mengalami kesusahan? Seseorang yang mau mendengar, memberi nasihat, menegur pada saat kita salah (bukan hanya menjadi yes men saja), dan mendukung hidup kita?
Kalau semua masalah kita pikul sendiri secara pribadi, maka kita tidak akan kuat dalam menjalani hidup ini. Hidup akan terasa berat kalau kita tidak mau sharing / berbagi pada sesama kita.
āI cannot even imagine where I would be today were it not for that handful of friends who have given me a heart full of joy. Letās face it, friends make life a lot more fun. Saya tidak bisa membayangkan di mana diri saya sekarang berada, bila saya tidak mendapat pertolongan dari teman-teman yang sudah memberi saya hati yang dipenuhi sukacita. Marilah menghadapi kenyataan ini, dengan memiliki banyak teman akan membuat hidup kita menjadi lebih menyenangkan.ā (Charles R. Swindoll).
Keenam. Meringankan beban dengan: EGP (Emang Gue Pikirin).
āSebab itu janganlah kamu kuatir akan hari besok, karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari.ā (Matius 6:34).
Yang perlu dipikir, haruslah kita pikir. Tetapi yang menjadi bagian untuk dipikir Tuhan, janganlah kita memaksa untuk memikirkannya karena kita manusia masih memiliki banyak keterbatasan. Lakukanlah bagian kita yang memungkinkan untuk dilakukan, dan serahkan apa yang seharusnya menjadi bagian Tuhan untuk Dia lakukan. Dia masih sanggup untuk mengerjakan jauh melebihi dari apa yang kita pikirkan sebelumnya,
āApa yang tidak pernah dilihat oleh mata, dan tidak pernah didengar oleh telinga, dan yang tidak pernah timbul di dalam hati manusia: semua yang disediakan Allah untuk mereka yang mengasihi Dia.ā (1 Korintus 2:9).
Let Go. Let God.
Yang bisa kita lakukan, lakukanlah yang terbaik yang dapat kita lakukan. Tetapi apa yang tidak bisa kita lakukan dan kendalikan, Let Go and Let God. Serahkan kekuatiran kita pada Tuhan.
Bila anak-anak kita mau bersekolah di luar kota atau luar negeri, kita akan memberi banyak bekal nasihat seperti, jangan sampai memilih pergaulan yang salah, jangan boros dalam hal keuangan, yang rajin dalam mengikuti dan menyelesaikan setiap materi pelajaran, tetap bersemangat karena kita sebagai orang tua pasti bekerja keras dalam menyediakan dana untuk mereka bersekolah.
Tetapi bagaimana kehidupan anak-anak kita selanjutnya, kita bawa dalam doa di hadapan Tuhan, karena ada banyak hal yang tidak selalu kita bisa jangkau dengan kekuatan manusia kita yang terbatas. Jangan sampai anak-anak kita merasa bahwa hidupnya sudah diawasi dan diperhatikan Tuhan, sekarang jadi malah terbebani dengan diawasi orang tuanya 24 jam karena tidak mempercayai anak-anaknya yang bisa menjaga hidupnya tetap berbuat benar di hadapan-Nya.
Demikian juga pada saat kita bekerja keras, bagaimana dengan hasil akhirnya? Kita sudah melakukan bagian kita dengan yang terbaik. Selanjutnya serahkan pada Tuhan. Let Go. Let God. Izinkan Dia menjadi Tuhan dan Bapa yang baik bagi kita anak-anakNya untuk memelihara dan menjagai hidup kita dan anak-anak kita. Waktunya tidur ya tidur. Jangan sampai kekuatiran hidup mencuri waktu tidur kita, mencuri kesehatan, dan pada akhirnya mencuri kepercayaan kita pada Allah yang masih sanggup untuk mewujudkan rencana-Nya yang terbaik dalam hidup anak-anakNya.
Bagaimana dengan hasil akhirnya?
Hidup kita akan mendapat keserupaan seperti Kristus. Banyak berdoa, banyak membaca dan melakukan kebenaran firman Tuhan di dalam Alkitab. Di dalam proses hidup yang kita lalui, kita akan semakin berkurang dan Kristus yang semakin bertambah dan tampak melalui hidup kita.
Orang-orang di sekitar perlu untuk melihat Kristus yang ada di dalam hidup kita. Hasil akhirnya adalah kita akan mencapai kedewasaan rohani karena kita sudah menjalani pertandingan iman ini dengan tekun, dan wajah Kristus yang akan terus menjadi semakin nyata di dalam hidup kita.
Ambillah komitmen untuk bertanding dengan tekun, sehingga iman kerohanian kita dapat terus bertumbuh. Hidup Kristus dapat menjadi semakin nyata di dalam diri kita, tutuplah semua celah dan pintu dosa agar Iblis dan dosa tidak dapat masuk dan mendapat pijakan di dalam hidup kita.
Dia adalah Allah yang setia dan adil, yang sanggup untuk menyucikan kita dari segala dosa dan kejahatan bila kita mau mengakui dosa-dosa kita. Jangan lagi kita memikul unnecessary burdens / beban yang tidak perlu kita pikul dan yang dapat menghalangi iman kerohanian kita.
Milikilah jati diri yang benar, maka hidup kita dapat dipenuhi damai dan sukacita dari Tuhan. Belajarlah untuk melepas pengampunan pada sesama kita, dan menata kembali prioritas di dalam hidup kita yang selama ini kurang tepat. Milikilah sahabat-sahabat yang dapat membuat hidup kita menjadi lebih baik, dan tidak semua hal dapat kita pikirkan di dalam hidup ini. Let Go. Let God.
Amin. Tuhan Yesus memberkati..




Komentar